AKU SELINGKUHI ISTRI TEMAN KU SAAT AKU BERTAMU KE RUMAH NYA dan MESUM JADI SIMPANAN JANDA KAYA

Author:

Cerita Bokep Indonesiacerita mesum ini memang lah cerita bokep yang terinti sari dari pengalaman asli. Kita mulai saja ya cerita dewasa ini. Kisah ini bermula bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi badanya semok dan payudaranya besar sekali. Penasaran ? mari kita simak kisah ini..  Di keluagaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita & aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porn yg ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dgn orangtuaku & menikah aku hidup secara mandiri jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran , maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap istriku.  Kami coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak berubah. 

Kami masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula
untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot
saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta
terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh
siapapun termasuk kedua orangtua & saudara-saudaraku. Entah pengaruh setan
dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober 
aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami
sama-sama di sma dulu. Sebut saja namanya Andik.  Dia baru saja pulang dari Kalimantan bersama
dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak
majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka
juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas
dasar jasa & balas budi.  Sekitar
pukul 16.00 sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya
sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah
kontrakan, namun agak

besar dibanding rumah yg kami kontrak.  Maklum mereka sedikit membawa modal dgn
harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati
tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral
kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah
itu, ternyata dalam keadaan tertutup. 
“Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg
saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya,
namun tetap tidak ada jawaban dari dalam.

Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah itu.  hanya saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari dalam.  Akhirnya saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya itu.  Saya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit wanita.  Dalam keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang lain.  Apa orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg diputar. 

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : ngentot-di-rumah-orang-tua-dan-gairah-sex-wanita-berjilbab/">NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA

dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB

Pertanyaan-pertanyaan itulah yg selalu mengganggu pikiranku
sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya
kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar,
sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg
berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian
sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian
bawahnya saja.  “Selamat siang,” kembali
saya ulangi kalimat penghormatan itu. 
“Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut &
kaget.  “Dari mana Pak & cari siapa,”
tanya wanita itu.  “Maaf dik, numpang
tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya. 
“Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.  “Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya
ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk
di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya.
Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit
hangat.  “Oh, yah, syukur kalau begitu.
Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,”
ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi
plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu,
termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu
mengintip tadi  Setelah saya duduk, saya
berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke
dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi&gan. 

Hanya berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar
kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia
membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu
mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum. 
“Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?”
tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi
menduga kalau wanita itu

adalah istri Andik. 
“Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan
pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya
dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang
perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota ini.  Setelah saya menyimak ulasannya mengenai
dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa
wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal
dari suku di Sulawesi.  Ia kawin dgn
Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta
& kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap
berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka
berdua siapa tahu kelak bisa dibangun. 
Anehnya, meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan
segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan
kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg
kami tutup-tupi.  Lebih heran lagi,
selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan
diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya
perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana
suaminya saat ini.

Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya
sayapun menanyakan Andik (suaminya itu). 
“Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak
kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.  “Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil
beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam
kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah
tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.  “Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di
sini,” tanyaku lebih lanjut.  “Sekitar
jam 8.00 atau 9.00 malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung
dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum

jam sudah menunjukkan
pukul 7.00 malam.  Tak lama setelah itu,
ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan
malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah &
melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan malam.  Tapi ia tetap menyalakan kompornya lalu
memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu,
iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak
kehabisan bahan untuk menemaninya.

Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu
kecil hingga soal rumah tangga kami masing-masing.  Karena nampaknya kami saling terbuka, maka
sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali
baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari
selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita
gembira yg ingin disampaikan padaku. 
jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?”
tanyanya sambil tertawa.  “Sekitar 30
menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali
mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.  “Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton
acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.  “Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping
rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,”
tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat
melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg
mencurigakan.  “Ti.. Ti.. Dak mungkin
saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku
terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong. 
“Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana,
terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku
lewat jendela sewaktu aku tidur.

Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.  “M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela

jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.  “Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.  “Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.  “Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau belum.  Waktu di jam dinding menunjukkan sudah pukul 8.00, namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,  “Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di rumahnya. 

Tak lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang
dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat
pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat
menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah
kenyg & baru

saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.  “Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin
tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau
Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku
tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg sekali.  Apalagi saya mulai terayu atau tersanjung oleh
seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus &
putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah
istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam
terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai
miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya “Bolehlah, apa saja
panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku.
Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan
kebebasan.  “Terima kasih Kak atau Mas
atas kesediaan & keterbukaannya” balasnya. 

Setelah selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana tadi.  Ternyata betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu konsentrasiku.  Setelah aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,  “Kak,

suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.  “Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.  “Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh harap.  Lalu saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya.

Baca Juga Cerita Bokep seks : ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali
nonton film itu.  Awalnya kami
biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam
acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg
katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga
aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir
kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg
kuharapkan.  Setelah ia masukkan
kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku
bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul &
terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat,
sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film itu.  Baru saja aku bermaksud meminta mengganti
filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu
berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat
mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi
& meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara
bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku
mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu
sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman
lamaku.  Secara bersamaan iapun sempat
menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar.
Tentu aku

tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku
tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku. 

“Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar
kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik
menikmatinya.  “Iiyah, bolehlah, suka
juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu
tapi mau & suka sekali.  “Saya dari
dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena
kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala
sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan,
syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan. 
“Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan
baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film
seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam
seperti di film itu,” keteranganku terus terang.  “Tapi kakak suka nonton & permainan
seperti itu khan?” tanyanya lagi.  “Suka
sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.  “Jika istri kakak tidak suka & tidak mau
melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk
memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas &
berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya
terasa hangat nafasnya dipipiku.  Tanpa
sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil
menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan
ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam
mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn
lahap sekali.  Aku memulai memasukkan
tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah
tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah
hafal tempatnya & sudah sering memegangnya. 

Tapi kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih
mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg
dikenakannya,

tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal
itu tergantung dgn menantang.  Akupun
memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat &
mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya.
Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong
kepalaku sebagai tanda a&ya rasa sakit. 
Selama hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali
di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg
dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata
memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap
sejenak kebersihan vagina wanita itu. 
Putih, mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat
aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri
membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di
antara kedua bibirnya dgn warna agak kemerahan. 
Ingin rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi
sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu
sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya,
apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam. 
“Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa
menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg
kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan
lagi berlama-lama meman&gnya. 

Ia langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku,
namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku
bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan
penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang,
sampai-sampai terasa spermaku mau muncrat. 
Untung saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat
tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, &
menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun
mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku
masukkan ujung penisku ke dalam

vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri &
ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.  “Dik, model yg bagaimana kita terapkan
sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku
berbisik.  “Terserah kak, aku serahkan
sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat &
lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah.
Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok
terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku. 

“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok
terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah &
berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.  “Dik, gimana kalau saya berbaring & adik
mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.  “Aku ini sudah hampir memuncak & sudah
mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan
beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam itu.  Tanpa kami rasakan & pikirkan lagi
suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul 9.40 malam
itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati
pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku itu.  Namun saygnya, karena keasyikan &
keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit
berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri
kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun
kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya.
Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh
& tidur terlentang hingga pagi. 

Setelah kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya perbuat.  Saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali

& kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada kesempatan.  Saya keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : NIKMAT TAPI DOSA

MESUM JADI SIMPANAN janda KAYA

Termenung menatap langit kamar kost 4 x 4 meter itu.
Sekeliling ruang warna cokelat muda dihiasi poster ‘hot’ Madonna, Britney Spear
dan Angelina Jolie. Pria ganteng ini dirundung bingung, perjalanan hidupnya tak
beruntung. DI BUFET sisi meja belajar berdekatan televisi LG layar datar 32
inc, bertumpuk novel karangan penulis terkenal. Ada ‘Ketika Cinta Bertasbih’
dan ‘Ayat-ayat Cinta’ karya Habiburrahman El Shirazy, lalu novel usang ‘Asmara
Jaya’ dan ‘Melawat ke Barat’ karya Adinegoro (Djamaludin, Datuk Madjo Sutan),
juga Bibliotheque Orientale (perpustakaan studi ketimuran), Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata plus buku-buku penulis terkenal lain, tersusun rapi.  Selaras, meja kaca berukuran mini dipenuhi
gantungan kunci, koleksi abadi nan memikat. Mencium lantai berkarpet merah tua,
kokoh sepasang kursi unik berdesain oritental modern. Sepadan, deretan sepatu
dan sandal tertutup kotak plastik transparan besar. Tak heran, kamar kost Jalan
Pramuka Banjarmasin itu benar-benar nyaman. 
Hanya saja, menjadikan kamar itu mengundang pertanyaan, lima photo
terpampang menggambarkan Joned mesra dengan perempuan pantas disebut ibu di
Pantai Sanur Bali. ”Itu tante Vie (43) tinggal di Balikpapan, punya perusahaan
cabang di Banjarmasin. Juga rumah spanish minimalis di Jalan Brigjend H Hasan
Baseri,” ungkapnya saat saya temui di kamar kost. 

Dikisahkan pria muda berbadan tinggi besar ini, sudah
setahun dia jadi ‘simpanan’ perempuan kaya itu.Segala kebutuhan,

dari motor,
sewa kost, handphone hingga biaya kuliah dan uang saku,digaransi tante tampak
cantik itu. ”Dua minggu sekali beliau datang, selain urusan bisnis juga menghabiskan
beragam hal. Hemmmmz, soal libido. Hasrat untuk …. yah abang ngerti lah!”
celoteh Joned. Diceritakan Joned, awal pertemuan dengan Tante Vie dicomblangi
perantara (kawan) di cofee shop hotel berbintang tiga, Jl Lambung Mangkurat.
”Aku diminta berpura-pura jadi pebisnis, ujungnya akrab,” ujarnya  Tiga kali bertemu, pembicaraan tak lagi
sebatas bisnis, tapi curhat. Khususnya seputar rumah tangga Tante Vie yang
bersuami warga keturunan kaya raya, dan bangkotan.”Kala itu aku memahami
karakter Tante Vie yang terlihat ‘haus’ soal penuntasan kebutuhan bathin,”
ujarnya mengerutkan dahi dengan mimik serius. 
Suatu hari, selesai makan malam sambung Joned, dia diajak nyanyi di
karaoke. Media singkat untuk keakraban itu berlanjut ke cafe menikmati suasana
romantis. Berikut beranjak malam, Honda CRV dikemudikan Tante Vie bukan ke
kost-kostan, aku Joned, namun berbelok ke sebuah hotel bintang empat Jalan
Achmad Yani km 4,5. ”Di situlah ‘pertempuran’ pertama terjadi..Tante Vie
mengaku merasakan sentuhan luar biasa,” ungkapnya menunduk mengutak-atik
Blackberry Dakota.  Permulaan itu menjadi
dasar kisah percintaan selanjutnya.

Tak heran, Tante Vie seolah ketagihan, ujar Joned, terbukti
jika sebelumnya sebulan sekali ke Banjarmasin. Sejak itu dua pekan. ”Aku larut,
saking terpengaruhnya pacar setia, kuputus!” katanya, membuka kulkas mini di
sudut kamar, membuka botol lalu mempersilakan menyeruput air mineral.  Ditambahkan Joned, keterikatan dengan Tante
Vie makin hari makin menjadi. Tak heran Joned harus taat beragam aturan
perempuan yang ‘menyelamatkan’ situasi ekonominya setahun belakangan ini. ”Aku
tak bisa apa-apa kecuali memuaskan Tante Vie dengan konsekuensi finansial. Dan
ini yang sebenarnya bertolak belakang hati nuraniku saat ini. Tetapi apa mau
dikata?” tegasnya bernada pasrah . 
Tiba-tiba HP Joned berbunyi. Sembari meminta sayas jeda, pria memiliki
rahang kokoh itu beranjak ke meja belajar. ”Maaf bang dari dia,” ujarnya dengan
mimik berubah.

MESUM JADI SIMPANAN JANDA KAYA Termenung menatap langit kamar
kost 4 x 4 meter itu. Sekeliling ruang warna cokelat muda dihiasi poster ‘hot’
Madonna, Britney Spear dan Angelina Jolie. Pria ganteng ini dirundung bingung,
perjalanan hidupnya tak beruntung. DI BUFET sisi meja belajar berdekatan
televisi LG layar datar 32 inc, bertumpuk novel karangan penulis terkenal. Ada
‘Ketika Cinta Bertasbih’ dan ‘Ayat-ayat Cinta’ karya Habiburrahman El Shirazy,
lalu novel usang ‘Asmara Jaya’ dan ‘Melawat ke Barat’ karya Adinegoro
(Djamaludin, Datuk Madjo Sutan), juga Bibliotheque Orientale (perpustakaan
studi ketimuran), Laskar Pelangi karya Andrea Hirata plus buku-buku penulis
terkenal lain, tersusun rapi. 

Selaras, meja kaca berukuran mini dipenuhi gantungan kunci,
koleksi abadi nan memikat. Mencium lantai berkarpet merah tua, kokoh sepasang
kursi unik berdesain oritental modern. Sepadan, deretan sepatu dan sandal
tertutup kotak plastik transparan besar. Tak heran, kamar kost Jalan Pramuka
Banjarmasin itu benar-benar nyaman. 
Hanya saja, menjadikan kamar itu mengundang pertanyaan, lima photo
terpampang menggambarkan Joned mesra dengan perempuan pantas disebut ibu di
Pantai Sanur Bali. ”Itu Tante Vie (43) tinggal di Balikpapan, punya perusahaan
cabang di Banjarmasin. Juga rumah spanish minimalis di Jalan Brigjend H Hasan
Baseri,” ungkapnya saat saya temui di kamar kost.  Dikisahkan pria muda berbadan tinggi besar
ini, sudah setahun dia jadi ‘simpanan’ perempuan kaya itu.Segala kebutuhan,
dari motor, sewa kost, handphone hingga biaya kuliah dan uang saku,digaransi
tante tampak cantik itu. ”Dua minggu sekali beliau datang, selain urusan bisnis
juga menghabiskan beragam hal. Hemmmmz, soal libido. Hasrat untuk …. yah abang
ngerti lah!” celoteh Joned. Diceritakan Joned, awal pertemuan dengan Tante Vie
dicomblangi perantara (kawan) di cofee shop hotel berbintang tiga, Jl Lambung
Mangkurat. ”Aku diminta berpura-pura jadi pebisnis, ujungnya akrab,”
ujarnya  Tiga kali bertemu, pembicaraan
tak lagi sebatas bisnis, tapi curhat. Khususnya seputar rumah tangga Tante Vie
yang bersuami warga keturunan kaya raya, dan

bangkotan.”Kala itu aku memahami
karakter Tante Vie yang terlihat ‘haus’ soal penuntasan kebutuhan bathin,”
ujarnya mengerutkan dahi dengan mimik serius. 
Suatu hari, selesai makan malam sambung Joned, dia diajak nyanyi di
karaoke.

Media singkat untuk keakraban itu berlanjut ke cafe menikmati suasana romantis. Berikut beranjak malam, Honda CRV dikemudikan Tante Vie bukan ke kost-kostan, aku Joned, namun berbelok ke sebuah hotel bintang empat Jalan Achmad Yani km 4,5. ”Di situlah ‘pertempuran’ pertama terjadi..Tante Vie mengaku merasakan sentuhan luar biasa,” ungkapnya menunduk mengutak-atik Blackberry Dakota.  Permulaan itu menjadi dasar kisah percintaan selanjutnya. Tak heran, Tante Vie seolah ketagihan, ujar Joned, terbukti jika sebelumnya sebulan sekali ke Banjarmasin. Sejak itu dua pekan. ”Aku larut, saking terpengaruhnya pacar setia, kuputus!” katanya, membuka kulkas mini di sudut kamar, membuka botol lalu mempersilakan menyeruput air mineral.  Ditambahkan Joned, keterikatan dengan Tante Vie makin hari makin menjadi. Tak heran Joned harus taat beragam aturan perempuan yang ‘menyelamatkan’ situasi ekonominya setahun belakangan ini. ”Aku tak bisa apa-apa kecuali memuaskan Tante Vie dengan konsekuensi finansial. Dan ini yang sebenarnya bertolak belakang hati nuraniku saat ini. Tetapi apa mau dikata?” tegasnya bernada pasrah .  Tiba-tiba HP Joned berbunyi. Sembari meminta sayas jeda, pria memiliki rahang kokoh itu beranjak ke meja belajar. ”Maaf bang dari dia,” ujarnya dengan mimik berubah.  Demikianlah cerita bokep mesum AKU SELINGKUHI ISTRI TEMAN KU SAAT AKU BERTAMU KE RUMAH NYA dan MESUM JADI SIMPANAN JANDA KAYA oleh cerita sex hot