NGENTOT PACAR KETAUAN CALON IBU MERTUA dan DIPERKOSA SUPIR KU TAPI BIKIN KETAGIHAN SEX

Author:

Cerita Mesum ABG cerita bokep ini merupakan cerita dewasa saya dengan pacar. Mari di simak cerita seks ku.. Dua minggu setelah resmi jadian dengan Ratu, saya semakin gencar mengeskplorasi tubuh pacar baru saya itu. Kami sama-sama belum berpengalaman dalam sex, masih terhitung sebagai newcomer di bidang yang satu ini. Kendati demikian, saya sudah sukses menjelajahi buah dada dan sekitarnya.  malam minggu itu saya menargetkan menjelajah sekitar selangkangannya. Saya penasaran banget dengan yang namanya vagina cewek.  “Ratu, ayo dong buka. Sedikit aja” pinta saya pada Ratu, sembari menggerayangi wilayah sekitar perut ke bawah.  Ratu kelihatan sangat ketakutan, tapi juga penasaran, kepingin tahu rasanya diobok-obok sama pacarnya sendiri.  “Jangan sayang…” balas Ratu manja, sembari berusaha menepis jari-jemari saya yang mulai berkeringat dan sedikit gemetar.  Nafas saya tersengal. Begitu pun nafas dia. Kami melakukannya di atas sofa ruang keluarga Ratu. Kebetulan di rumah itu cuma ada mamanya Ratu. Menurut Ratu, mamanya sudah tidur. Maklum sudah lewat jam 9 malam.  Setengah jam lebih usaha jari-jari saya menerobos masuk ke selangkangan Ratu gagal. Saya lantas memutuskan untuk pulang. Ratu menahan. 

“Kok kamu gitu sih. Sebentar lagi deh sayang…”  “Kamunya sih kayak gini. Kan kita dah resmi
jadian…” timpalku.  Kami pun bernegosiasi.
Saya menuntut untuk bisa memegang liang vagina pacar saya, sementara dia
menolak. Setelah berceramah panjang lebar, Ratu pun menyerah. Dia pasrah saat
jari-jemari saya menyusup lewat sela-sela risleting celana jeans belelnya.
Matanya terpejam, antara takut dan nikmat, ketika telunjuk saya pelan-pelan
menggesek bibir kemaluannya.  Makin lama
jari-jari saya makin liar menggesek-gesek, membuat Ratu mendesah-desah.  “Ssshh… mmhhh… mmm…”  Saya makin kencang menggesek. Saya
kocok-kocok liang vaginanya itu. Ratu makin keenakan. Saya kian konak mendengar
setiap desah nafasnya.  “Ssshhhh… aahhh…
Sayang… hmm… aahhh… nakall kamu… aahhh…” 
Saya kencangkan volume tivi untuk mengimbangi suara desahan nafas Ratu.
Sebab, jarak antara sofa tempat kami bercumbu

tak jauh dari kamar mamanya.
Celaka kalau sampai mamanya terbangun dan melihat kami sedang bergumul di ruang
tamu.  Ratu makin tak karuan
mendesah,  “Sssshhh… emmmhh… Sayang…
oohhh…”  Saya konak berat. Batang
kemaluan saya sudah keras menyodok-nyodok ingin keluar dari peraduannya. Tapi,
saya belum berani untuk mengeluarkannya, takut kalau nanti mamanya bangun, bisa
berabe jadinya. Alhasil saya cuma bisa menggesek-gesekkan batang penis saya ke
paha Ratu. Sambil bergesek ria, jari-jemari saya terus melakukan eksplorasi di
liang vagina Ratu yang basah. Memeknya masih rapat.

Yah, namanya juga perawan. Bulu-bulunya halus. Sesekali saya
cabut jari-jari saya dari liang vagina itu, lalu saya jilati dan saya masukkan
ke mulut Ratu.  “Ssshhh… hhmmm…”  Pukul 10 malam permainan eksplorasi saya di
selangkangan Ratu berakhir. Ratu lemas lunglai saya buat. Dia terus
menggelendot di tubuh saya sampai saya masuk ke sedan tua peninggalan ayah
saya. Sejak kejadian malam itu, saya kian sering bergumul dengan pacar saya, di
rumahnya. Saya colok-colok liang kemaluannya, dan Ratu pun sudah berani
membalasnya dengan meremas-remas batang penis saya. Kami melakukanya tanpa
bertelanjang.  Hingga pada suatu ketika
saya memutuskan untuk lebih berani lagi melakukan sex dengan pacar ini. Celana
panjang saya dan celana Ratu saya turunkan sebatas dengkul, hingga kami bisa
sama-sama jelas menyaksikan barang masing-masing berada dalam kondisi konak.
Seperti biasa, permainan ini kami lakukan saat mamanya Ratu sudah tertidur.
Sepanjang permainan ini lampu ruang tamu rumah kami buat temaram.  Sementara volume tv digedein. Dengan begitu,
suara-suara desahan Ratu tak begitu mencolok. Saya dan pacar saya yakin sekali
permainan kami aman. Sebab, mamanya Ratu kalau sudah tidur tidak akan
bangun-bangun lagi.  tante Ani, mamanya
Ratu, seorang janda. Meskipun usianya sudah masuk kepala empat, namun masih
seksi.

Saya suka konak kalau melihat dia memakai daster, atau jeans
ketat. Pantatnya terlihat seksi. Yang paling menarik darinya adalah buah
dadanya yang mancung. Ditambah

paras wajahnya yang ayu, menjadikan tante Ani
menantang sekali bagi setiap lelaki. 
Malam itu saya dan Ratu sudah semakin berani melakukan eksplorasi seks
di ruang tamu rumahnya. Tubuh kami sudah separuh bugil, dimana celana kami
sudah melorot ke bawah mata kaki walaupun tetap masih menempel.  Penis saya berdiri tegak lurus seperti rudal
yang siap diluncurkan dari porosnya. Sementara liang vagina Ratu yang merah
terbuka lebar seakan tersenyum renyah kepada penis saya. Meski demikian, kami
masih sama-sama takut untuk melakukan ml. Yang berani saya lakukan hanyalah
petting.  “Hhmmm… ssshh… aahhhh…” Ratu
tak henti-hentinya mendesah setiap saya gesek-gesekkan batang penis saya. Makin
lama makin cepat saya gesekkan.  “Aaahhh…
hmmmm… yesss…” saya pun meracau.  “Ratu…
oh… aku… mau keluar… nihhh… hmmm… oohhhh… enakk… mmhhh…”  Goyangan pinggul Ratu mengimbangi
gesekan-gesekan batang penis saya. Uhhh… yess… oohhh… dan akhirnya cairan
kental peju saya muncrat keluar. Crott.. crott.. crottt…  Saya terkulai lemas di atas tubuh Ratu. Kami
berpelukan erat. Keringat mengucur deras di tubuh kami. Saya ciumi bibir
mungilnya. 

“Aku sayang kamu say…”  Selagi kami tengah melepaskan kelelahan, tiba-tiba pintu kamar Tante Ani terbuka. Secepat kilat saya dan Ratu berpakaian. Tapi sayang, Tante Ani sudah keburu melihat situasi ini. Dengan pandangan penuh amarah, Tante Ani memelototi kami berdua.  “Apa yang kalian lakukan di rumah ini?” bentaknya dengan nada emosi.  Batang penis saya sempat terlihat olehnya, karena saya tidak bisa cepat kalau memakai celana. Anehnya, meski berada dalam situasi genting seperti itu, burung saya masih saja tak kenal kompromi. Dia tetap mengeras. Sorot mata Tante Ani tak bisa dibohongi, menunjukkan rasa konak juga. Sebagai perempuan normal yang hidup menjanda lebih dari 3 tahun, tentu saja pemandangan seperti ini membuatnya bergairah. Tapi, karena disitu ada Ratu, mungkin saja dia berusaha menutupi kegusarannya ini dengan pura2 tidak terima kami berbuat mesum di ruang tamunya.  Ratu sendiri sudah mengenakan

pakaiannya, meskipun bh-nya tak sempat dipakai dan terselip disela-sela sofa. Dia tampak panik sekali dimarahi mamanya karena ketahuan berpetting ria dengan saya.  “Ratu! Masuk!!” bentak Tante Ani.  Saya cuma bisa tertunduk, tak berani memandang si tante seksi ini. Tapi, dalam hati saya ada rasa bangga juga bisa memperlihatkan batang kemaluan saya yang cukup panjang dan besar ini. Ujung penis saya persis seperti topi baja tentara. Diameternya cukup membuat wanita manapun akan tergiur dan terangsang ingin memegangnya.  Setelah Ratu masuk ke kamarnya, tinggallah saya dan tante Ani di ruang tamu itu. Dia memarahi saya cukup lama, sembari memberi nasihat agar kami tidak lagi mengulangi perbuatan itu. 

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : AKU SELINGKUHI ISTRI TEMAN KU SAAT AKU BERTAMU KE RUMAH NYA dan MESUM JADI SIMPANAN JANDA KAYA

“Saya janji gak akan berbuat ini lagi tante,” ujar saya
pelan, sembari menundukkan wajah.  Nada
suara tante kini sudah normal kembali. Tampaknya dia kasihan melihat saya yang
sedari tadi terlihat ketakutan.  “Maksud
tante mengingatkan kalian agar tidak terlalu jauh melanggar batas-batas
pacaran. Tante tahu…” ujar tante Ani. 
Pelan-pelan dia mendekati saya. Posisi tubuhnya kian merapat dengan
saya. Saya mulai rileks, dan berani menatap mamanya Ratu. Saya lihat tatapan
mata tante Ani sangat berbeda dari yang tadi. Kali ini seperti ada sebuah
pengharapan. Batang kontol saya kian menegang menghadapi situasi ini. Haruskah
saya melakukan hubungan sex dengan mamanya pacar baru saya ini? Pikiran saya
berkecamuk, antara keinginan dan ragu-ragu. Begitupun terlihat dari bahasa
tubuh tante Ani. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang.  “Saya pamit pulang tante…” katsa aya.  “Ya, hari sudah malam. Jangan terlalu diambil
ke hati kata-kata kasar tante tadi. Anggaplah ini sebuah pelajaran buat kalian”
jawab tante Ani sembari tersenyum.  Dia
memegang bahu saya, dan merangkul saya, mengantarkan keluar rumah. Ingin sekali
saya menciumnya.  Suasana di luar sudah
gelap. Anehnya,

tante tak melepaskan rangkulannya hingga saya akan masuk
kedalam mobil saya. Dia menatap saya dalam-dalam, membuat pesona sexnya
memancar hebat didalam sanubari saya. Tubuhnya menempel saya, terasa daging
kenyal di dadanya mengenai lengan saya. 
Dalam keremangan malam, dan gaun tidurnya yang seksi terlihat lekuk-leku
tubuhnya.

Saya kian tergoda untuk mencumbu mama pacar saya ini. Tidak
ada siapa-siapa di garasi itu, kecuali kami berdua. Belahan dada tante Ani
terlihat jelas.  “Maafin saya tante” ujar
saya pelan.  Saya pegang bahunya, lalu
saya beranikan diri untuk memeluknya. Tante Ani tak menampik, dia malah
merapatkan tubuhnya ke tubuh saya. Selangkangannya menempel tepat di paha kanan
saya. Cukup lama saya memeluknya, dan batang penis saya pun terasa menegang
keras.  Paha tante Ani makin menempel,
hingga selangkangannya kini menempel tepat di penis saya. Tangan saya bergeser
memeluk pinggulnya, lalu pelan-pelan meremas-remas, dan berpindah ke pantatnya
yang sekel.  Tante Ani tak mengeluarkan
sepatah katapun, demikian pula saya. Sepertinya, saya sudah diatas angin. Tanpa
berlama-lama lagi, langsung saja saya sosor bibirnya. Saya ciumi dengan penuh
nafsu. Desahan nafasnya membuat saya semakin berani memagut bibirnya, lidahnya
pun membalas liar.  Tante Ani mendorong
tubuh saya hingga menempel dengan mobil, sementara pagutannya semakin bernafsu.
Inilah sebuah pengalaman terindah saya bersama calon mertua. Sayang, kejadian
itu tak berlanjut lebih jauh, mengingat ada Ratu di dalam sana.  Tapi, sejak kejadian itu, saya sering
mendatangi tante Ani saat Ratu sedang les. Bahkan, tante Ani lah yang pertama
kali mengajari saya cara ML.

Kami melakukannya di atas sofa ruang tamunya itu. Tante Ani
betul-betul hebat memberi saya pelajaran ngesex. Dia menyentuh sekujur tubuh
saya dengan lembut, lalu tiba-tiba dia lakukan itu dengan beringas dan
liar.  Satu hal yang tak akan pernah saya
lupakan, adalah kehebatannya dalam mengulum batang penis saya. Kepala penis
saya masuk ke rongga kerongkongannya, dijilati lidahnya dengan lembut,
dikocok-kocok dengan

bibirnya, sampai saya belingsatan tak karuan.  Seringkali dia merasa cemburu saat saya bersama
dengan anak satu-satunya. Kalau sudah begitu, saya dan dia sama-sama
mencari-cari kesempatan untuk bercumbu. Kami bisa melakukan dengan kilat disaat
Ratu sedang membuatkan kopi panas untuk saya. Bahkan, pernah juga saat pacar
saya sedang kebelet pipis, kami langsung on melakukan blowjob. Meski tidak
sampai puas, namun begituan dalam situasi yang tidak aman membuat kami
sama-sama merasakan sensasi kenikmatan yang hebat.

diperkosa supir KU TAPI BIKIN KETAGIHAN SEX

kisah ini terjadi ketika aku masih smu, ketika umurku masih
18 tahun, waktu itu rambutku masih panjang sedada dan hitam. Di SMU aku
termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup
proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang serta
pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas karena rajin
olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku pertama mengenal seks
dari pacarku yang tak lama kemudian putus, pengalaman pertama itu membuatku
haus seks dan selalu ingin mencoba pengalaman yang lebih heboh.  Beberapa kali aku berpacaran singkat yang
selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku, aku
menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak berkutik
kehabisan tenaga. Ketika itu aku belum diijinkan untuk membawa mobil sendiri,
jadi untuk keperluan itu orang tuaku mempekerjakaan Bang Mamat sebagai sopir
pribadi keluarga kami merangkap pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan
mempunyai badan yang tinggi besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena
sering bekerja di bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di
pelabuhan).

Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku, aku sering membayangkan bagaimana bila

aku disenggamai olehnya, seperti apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang, aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami.  Obsesiku yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir dimana Bang Mamat sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra kuningku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya.

“Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok” hiburnya  Waktu itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku.  Dia tampak tegang dan berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap. Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.  “Sshh.. Bang” desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam. “Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat

Abang ngeliatnya juga” katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya.  Mamat mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Mamat yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : NGENTOT DI RUMAH ORANG TUA dan GAIRAH SEX WANITA BERJILBAB

Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya
juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak
seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat
naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum
melakukannya lagi.  Sesaat kemudian,
Mamat menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana
dalamku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat
kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang
tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping.
Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu.
Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak
ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian
meremas daging kenyal di baliknya.  “Non,
teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?”
tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.  Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi
dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Mamat yang merasa mendapat restu
dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku
tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya
sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil. 

Aku merasakan benda keras di balik celananya yang
digesek-gesek pada pantatku. Mamat kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku
yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya.
Remasannya semakin kasar

dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan
cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah
memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai
cupangan.  Aku hanya bisa meresponnya
dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada
dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya
bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas
gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku
menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas.  Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya
karena Mamat perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih
cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan
lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku
dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya.  Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya
itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di
dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Mamat melepaskan dekapannya dan
melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka
menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada
benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula.

Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku
yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di
samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan
meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya,
sungguh fantastis ukurannya.  “Ayo Non,
emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non” katanya.  Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku
yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya.
Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas
juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan
lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong
tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.  “Uaahh.. uueennakk banget,

Non udah
pengalaman yah” ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang
bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.  Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya
dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan
yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat
kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah
pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga
mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya
menuju sasaran.  “Tahan yah Non, mungkin
bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan” katanya.  Penisnya yang kekar itu menancap
perlahan-lahan di dalam vaginaku.

Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa
perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku
berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya
dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini)
walaupun sudah dilumasi oleh lendirku. 
Mamat memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja
yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau
disembelih. ternyata si Mamat lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi
sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah
berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum
masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek
dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya
dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit
bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Mamat yang sudah kalap
ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku
dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur
dalam desahan dan gelinjang tubuh kami. 
“Oohh.. Non Raras, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!”
ceracaunya di tengah aktivitasnya. 

Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan,

otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok.  “Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang” desahku dengan mempererat pelukanku.  Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, “Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini”.  Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Mamat meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku.  Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut.

Baca Juga Cerita Bokep Seks : ML DENGAN MODEL CANTIK dan NGENTOT ADIK IPAR LEBIH NIKMAT KETIMBANG ISTRI SENDIRI

Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih
terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan
menyuruhku menunggingkan pantat.  Akupun
mengangkat pantatku memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya.
Mamat mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku,
dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya
membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah
selangkangan. Aku mendesis

merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya
menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua
bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya
dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang,
wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan
sebagai ekspresi rasa nikmat.  Di
tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras
dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana
bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit
bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku
hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding
kemaluanku.  “Oouuhh.. Bang!” itulah yang
keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku.

Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan
berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai
menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan
ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku,
terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding
sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan
perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.  Aku
menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang
bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin
menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun
meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat
kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa
melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus
berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi
dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku
makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku
sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam.  Mengetahui aku sudah diambang klimaks,
tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku
membalikan badanku berhadapan dengannya.

Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan
nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih
perkasa.  Dia biarkan aku mencari
kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang
menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun.
Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping
sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras,
menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada
diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya.
Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan
panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya
menimbulkan suara kecipak.  Mamat sendiri
sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa
semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan
geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti
susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku.  Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung
terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang
juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah
berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang
ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar
dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di
dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku. Sejak saat itu, Mamat sering
memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan.

Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak mood pun dia memaksaku.  Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur, karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai

dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku.  Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. tiga bulan kemudian Mamat berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.  Demikianlah cerita mesum hot NGENTOT PACAR KETAUAN CALON IBU MERTUA dan DIPERKOSA SUPIR KU TAPI BIKIN KETAGIHAN SEX oleh cerita sex hot