TIARA WANITA PELAMPIASAN SEX KU dan PIJATAN HINGGA MASUKNYA RUDAL BESAR DI MEMEK KU

Author:

Cerita Dewasa Indonesiacerita ini adalah cerita mesum yang berbau cerita seks. Ini lah awal dari kisah panas ku. Kehidupan rumah tanggaku bisa dikatakan harmonis meski aku dan istriku belum dikaruniai seorang anak, Ekonomi kami juga gak kurang, karena istriku juga bekerja sebagai manajer sebuah perusahaan, sehingga menjadikannya kadang sibuk dengan urusan kantornya. Dan bahkan skarang kalau sedang sibuk-sibuknya, aku jarang mendapat jatah sex dari istriku sehingga kadang aku berpikir untuk jajan ditempat lokalisasi hanya untuk meluapkan birahi Sex ku yang terpendam, namun itu hanya lewat saja dipikiranku karena aku tak sampai melakukannya. Namun semakin bertambah hari kesibukan istriku semakin menjadi dan membuatku semakin tak kuasa dan aku berniat untuk mencari pelarian untuk melampiaskan nafsu Sex ku saja.  Setelah aku berpikir-pikir, aku mempunyai satu tetangga yang sangat menyita perhatianku. Namanya Tiara, dia adalah istri seorang pelayar, jadi setiap harinya dia selalu sendirian karena ditinggal suaminya berlayar sampai beberapa bulan. tubuh Tiara ini sangat montok sekali meskipun Tiara beberapa bulan yang lalu habis melahirkan anak pertamanya. sempat aku melihat Tiara berpakaian sangat ketat sekali sedang menggendong anaknya, meski sudah punya anak, pantat Tiara masih terlihat sangat padat sekali seperti belum melahirkan. Buah dadanya juga masih kencang meski tertutup oleh BH yang dia kenakan.

Teringat degan tetanggaku yang sangatbahenol itu, aku pun melaksanakn niatku untuk menjadikan Tiara sebagai pelarian nafsu Sex ku, karena aku berpikir karena Tiara juga pasti kesepian dan juga membutuhkan belaian dari seorang laki-laki, jadi kemungkinan kujadikan Tiara pelarianku pasti akan berhasil. Istriku yang sudah disibukkan dengan urusan kerjanya semakin tak mengurus aku dengan benar, setiap pagi-pagi dia selalu sudah berangkat kerja, dan pulang selalu mlaam dan langsung tidur, sehingga sekarang aku seperti laki-laki bebas yang belum beristri walaupun statusku masih beristri. Setiap pagi aku selalu menanti Tiara lewat depan rumahku, karena setiap pagi Tiara selalu

jalan-jalan dengan anaknya. Dan benar, setelah beberapa saat aku menantikan, Tiara lewat dengan menggendong anaknya sendirian. Pagi itu Tiara masih mengenakan baju tidur, sehingga tidak terlihat tubuhnya yang bahenol itu, namun aku melihat suatu garis terlihat dipantat Tiara, seperti garis celana dalam Tiara. Setelah aku amati dengan cermat ternyata baju tidur yang Tiara kenakan itu cukup menerawang yang membuat garis dan bahkan warna celana dalamnya kelihatan, pagi-pagi Penisku sudah dibuat tegang oleh pantat Tiara. Gak salah jika aku memilih Tiara sebagai pelarianku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, namun lebih aman dengan Tiara karena hanya Tiara yang ditinggal suaminya. Dengan memberanikan diri kemudian aku menyapa Tiara “Pagiii mbak Tiara, Sendiran Ya”. “Iyha nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Tiara.

Baca Juga Cerita Mesum dewasa : PERAWANI CEWEK ABG TETANGGAKU

“Ooowwh..Emang kapan pulangnya mbak??” tanyaku. “Aaaahhh
maih lama pak, orang berangkatnya aja baru minggu kemaren kok pak, mungkin
sekitar 3 bulan lagi pak” jawab Tiara yang membuatku lega, karena selama 3
bulan aku aman mendekati Tiara. “Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Tiara gak
kesepian ditinggal lama begitu???” tanyaku. “Yaaah aslinya kesepian pak, tapi
mau gimana lagi pak, itu udah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Tiara.
“Aaaahhh saya juga kesepian mbak walau istri saya dirumah, tapi dia selalu
sibuk dengan urusan kantornya mbak” ucapku sambil memancing jawaban dari Tiara.
“Aaaahh…Masak siiih pak??”. Akirnya kami terus ngobrol berkelanjutan sampai tak
terasa siang sudah datang, dan kami pun sekarang menjadi semakin dekat. cantik,
seksi dan bergairah adalah Tiga hal yang membuat aku selalu menyempatkan untuk
curi-curi pandang pada Tiara dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk
melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu. Suatu hari, sepulang dari
kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan
karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak

disangka di supermarket
itu aku bertemu Tiara dengan menggendong bayinya..

Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Tiara yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik. “Hai…Mbak, belanja juga” sapaku. “Eh. . Mas Dani, biasa belanja susu” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya. “Memang sudah enggak ASI ya” tanyaku. “Wah. . Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi” jawabnya. “Hmm…Mungkin habis sama Bapaknya kali ya. . Ha-ha-ha. .” candaku. Tiara jg tertawa kecil sambil menjawab “Tapi enggak jg, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”. “Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh” tanyaku. “Wah…Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan” jawabnya. Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Tiara menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya. “Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas” katanya. “Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya” aku mengambil keranjang belanja Tiara. “Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang” jawabnya. “Ohh….Ayo kita sama-sama” kataku. Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Tiara. “Ha…Sudah bayar Berapa Nanti saya ganti” kata Tiara kaget. “Ah..Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dpt susu ibunya, ha-ha-ha” aku mulai bercanda yang sedikit menjurus. “Iiiihh. . Mas Dani” jerit Tiara malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Tiara mengiyakan ajakanku.

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : ANAK ABG JAMAN NOW dan PERKOSA CEWEK JILBAB BER MEKI TEMBEM MASIH EMPUK

Kami

kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di
dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan
Tiara jg mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba . Mulai
dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat
kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam
ia seakan memberiku kesempatan. Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang
dengan sengaja aku jatuhkan, Tiara semakin membuka lebar kedua pahanya.
Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Tiara.
Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam
Tiara yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan! Dengan cahaya di bawah
meja tentu saja aku tak dpt dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu,
tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai
terbentur meja ketika hendak bangkit. Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. . , celoteh
Tiara dengan nada menggoda, dilansir dari Cerita Dewasa Terkini. Aku memandang
wajah Tiara yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya
dan ternyata Tiara menyambutnya. Hmm. . Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak
Tiara. . Seksi sekali , dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar jg dari
mulutku. Terima kasih, Mas Dani jg. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, Mas Dani
pria yang paling baik yang pernah saya kenal . O ya , aku tersanjung jg dengan
rayuannya, Gara-gara saya traktir Mbak Bukan cuma itu, saya sering
memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Dani sangat perhatian
dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho Mas, ada pria dengan
status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau
mengepel rumah .

Hahaha.. aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma saya yang
memperhatikan kamu, tapi jg sebaliknya . Jadi Mas Dani jg sering

memperhatikan
saya Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi
hari dan waktu menjemur pakaian . Eh.. Kenapa kok senang. Sebab saya mengagumi
keindahan Mbak Tiara, jg selera pakaian dalam Mbak , aku berterus terang.
Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di
antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang,
bayi Mbak Tiara tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya
membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya. Mbak Tiara masuk ke kamar untuk
membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah
itu aku duduk di ruang tamu menunggu Tiara muncul. Sekitar lima menit, Tiara
muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu
mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh
lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku. Sinar
lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh
Tiara di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat
bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di
balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang jg besar dan coklat
kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali
tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya.

Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok. Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dpt melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Tiara. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah. Hmm. . Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur , tanya Tiara memancing. Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini. Tiara duduk di sampingku, tercium semerbak

aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Tiara, namun kini wanita itu justru yang menantangku. Mas Dani mau mandi dulu Nanti saya siapkan air hangat , tanya Tiara sambil menggenggam tanganku erat. Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya. Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak , kataku agak serius. Apa itu Mas Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Tiara, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak , kataku. Terima kasih, saya jg begitu pada Mas Dani ,

Tiara merebahkan kepalanya di pundakku. Kedua, kita
sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk
mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan
bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita . Setuju, saya sangat
setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu saya kesepian, kalau Mas Dani
mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya
sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Dani, dan sebaliknya saya jg ingin
Mas Dani demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling
menguntungkan . Hmm. . Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah,
supaya pembantu saya tidak kebingungan . Kalau begitu, Mas Dani pulang saja
dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Dani bilang ada acara sehingga
tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya . Oh. . Iya,
hampir saya lupa,  Aku segera keluar dan
pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau
bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak
jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Aku segera

datang kembali ke rumah
Tiara. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di
atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa. Wah. .

Ternyata mandi di rumah ya Padahal saya sudah siapkan air hangat . Terima kasih, Mbak Tiara baik sekali . Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Tiara, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya. Uhh… Tiara agak kaget dan menggelinjang. Maaf , kataku. Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak , kata Tiara seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Tiara membalasnya dengan liar. Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Tiara sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi. Ohh. . Ergh. . , lenguh Tiara di sela-sela ciuman panasnya. Dengan beberapa gerakan, Tiara meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan celana dalam yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Tiara. Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi Mbak , pujiku , Buah dada Mbak besar sekali Hi-hi-hi. Nah coba tebak ukuran saya , tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu. 36B , jawabku. Salah 36C. Masih salah, sudah lihat aja nih , Tiara membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku. Gila. . 36D! ,

kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu. Boleh saya pegang Mbak , tanyaku basa-basi. Jangan cuma dipegang dong Mas, remas. . Dan kulum nih. .

Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : AKU SETUBUHI GURU BAHASA INGGRIS YANG MENGGAIRAHKAN dan KU SELINGKUHI ISTRI SAHABAT KU YANG BUTUH KEPUASAN SEX

Putingnya , kata Tiara dengan gaya nakal bagaikan pereks
jalanan. Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan
segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok
itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari
dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Tiara
menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah,
berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin
bernafsu. Ngentot, enak banget Mas. . jeritnya, Ayo Mas. . Saya sudah kepingin
penetrasi nih! . Aku yang jg sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan
Tiara. Dengan bantuan Tiara aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa
satupun busana di tubuhku. Tiara sangat gembira melihat ukuran penisku yang
lumayan panjang dan besar itu. Ohh. . Besar jg ya. . jeritnya. Ia benar-benar
bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu
segera membuka celana dalam sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah
bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir
membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin
rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Tiara, namun ketika aku ingin
melaksanakannya ia menampikku. Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya,
sekarang ayo kita selesaikan babak pertama . Tiara duduk mengangkang di atas
sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan
penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku,
mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Tiara dan perlahan tapi
pasti menekannya masuk.

Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan
liang Tiara yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang

penisku yang
berukuran dua0 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian
kembali memasukkannya perlahan. Enghh. . Gila kamu Mas, kalau begini sebentar
saja saya puas , jerit Tiara keenakan. Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan
masih ada babak selanjutnya , tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan
meremas dan memilin puting susunya yang besar. Ohh. . Ohh. . Benar-benar enak
Mas , Tiara memejamkan matanya. Pada penetrasi kelima, Tiara menjerit, Sudah
Mas, jangan tarik lagi, saya mau. . Mau. . Oh. . ! Dinding vagina Tiara
melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang
direguknya. Oh. . Saya sudah sekali Mas , katanya sambil menarik nafas. Mas mau
puas dulu atau mau lanjut babak kedua , tanya Tiara. Terserah Mbak , kataku.
Aku sih pasrah saja. Sini, saya emut saja dulu . Hmm. . Boleh jg, Lia belum
pernah oral dengan saya , aku mencabut penisku dari dalam vagina Tiara yang
basah dan menyodorkannya ke Tiara. Wanita itu menjilati ujung penisku dengan
lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan
sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Tiara
terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia
kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya.

Oh. . Saya mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku
harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya. Namun Tiara
hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku
memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan
memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Tiara. Wanita itu tanpa segan-segan
menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi
laki-laki!Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Tiara
mengangkangkan kakinya kembali, Nah. . Sekarang babak kedua Mas, kalau mau
jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya , Tiara menunjuk ke arah
klitorisnya yang

agak besar. Oke Mbak, saya jg sudah biasa kok , seruku.
Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Tiara yang baru
saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung
bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir
itu. Sudah gondrong nih Mbak , seruku. Oh iya, habis mau dicukur percuma jg,
enggak ada yang lihat dan jilat , jawabnya nakal, Besok pagi saya cukur deh,
tapi janji malamnya Mas Dani datang lagi ya. . . Oke. . Pokoknya setiap ada
kesempatan saya siap menemani Mbak Tiara . Aku kemudian asyik menjilati dan
menciumi labium mayora dan minora Tiara. Cairan vagina Tiara sudah mulai
mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Tiara jg
memperkuat tanda bahwa Tiara menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku
memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian
mengobok-obok liang becek itu. Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua
Mas , seru Tiara. Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan
selangkangan Tiara, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya.

Tiara menungging di atas sofa. Sekarang doggy-style ya Mas.
. Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. Sejurus kemudian kami sudah
terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak
pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya. Malam masih
begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan
mengantuk. Tiara begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku
untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap
waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Tiara secara resmi menggantikan posisi
Lia sebagai isteriku. Asyik jg. Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan
menggaji pembantu rumah tangga di rumah Tiara. Betapa bahagianya Tiara dengan
bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh

lebih
memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya. Dari kejadian tersebut aku
semakin menyadari kebenaran pepatah: Rumput tetangga memang selalu terlihat
lebih hijau , atau bisa diganti dengan: Vagina isteri tetangga selalu terasa
lebih nikmat.

PIJATAN HINGGA MASUKNYA RUDAL BESAR DI memek KU

pijat memang terbukti mampu meregangkan otot yang kaku dan
menyegarkan tubuh, Makanya suamiku setiap malam minggu mendatangkan tukang
pijat langgannya kerumahku. Namun setelah mengenal Pak Virda, semua menjadi
berubah. Tidak suamiku saja yang tambah segar akan service Pak Virda, aku pun
menuai kepuasan tiada tara dengan kehadiran dia di rumahku. Hingga
perselingkuhan itu pun terjadi. Berikut cerita panas dari kisah pribadiku yang
lebih lengkap. Aku adalah seorang isteri dari seorang karyawan swasta. Aku
punya anak dua. Yang kedua kelas satu. Aku sering nungguin anakku yang kedua di
sekolahnya, terutama waktu olah raga. Guru olah raga anakku bernama Pak Virda.
Ia suka sekali bercanda dan berhumor. Tubuhnya tinggi, kurang lebih 175 cm dan
berbadan besar dan kekar. Warna kulit agak hitam. Ia baru saja bercerai dengan
isteri 4 bulan yang lalu. Jadi ia seorang duda. Selain ia guru olah raga, ia
pun pintar memijat. Banyak guru lain minta dipijet olehnya. Ketika olah raga
seperti biasanya ia memakai celana training. Sambil menunggu anakku aku
memperhatikan ia yang sedang olah raga bersama murid-murid kelas dua. Begitu
aku memperhatikan diantara selangkangannya aku lihat tonjolan yang memanjang
dan besar. Aku berkata dalam hatiku, wuh panjang dan besar sekali barangnya.
Suamiku hobi dipijat. Tukang pijat langganannya selama ini adalah pemijat
tunanetra. “Guru olahraga di sekolah anak kita pintar memijat, ngerti urat lagi
katanya. Coba saja mas!” kubilangi suamiku. “Boleh juga kita panggil ke sini
malam minggu depan. Mau enggak dia ngurut malam-malam?” “Enggak tahu ya .. Coba
aku tanyakan besok ya.”

Keesokan harinya aku pergi ke sekolahan dan bertemu dengan
PakVirda. “Pak,

mau enggak mijetin suami saya?” tanyaku. “Tapi kalo bisa malam
hari, Pak.” “Boleh juga asalkan ongkosnya mahal,” katanya sambil bercanda.
Setelah suamiku pulang kantor sambil makan malam aku ceritakan padanya bahwa
Pak PakVirda mau. “Boleh panggil ke sini tapi malam sekitar jam 22.00,” kata
suamiku. Sampai waktu yang ditentukan Pak PakVirda datang ke rumahku. Ia ngobrol
dengan suamiku sambil bercanda sehingga baru saja kenal suamiku merasa akrab
dengannya. Aku duduk di dekat suamiku menemaninya. Kemudian suamiku menyuruhku
merapikan kamar depan dekat ruang tamu. Mulailah suamiku dipijet oleh Pak
PakVirda sambil ngobrol ngalor-ngidul. Pak PakVirda banyak ngebanyol karena
memang ia hobi bercanda. Aku nonton TV sambil tiduran di sofa ruang tamu
ngedengerin obrolan Pak PakVirda dan suamiku. Suamiku mulai bercerita agak
serius dengan suara pelan-pelan. “Aku ini tidak kuat dalam dalam hubungan
seksual. Kenapa, ya? Jadinya isteriku suka marah-marah kalau hubungan intim.
Kalau Pak PakVirda bagaimana dengan isteri Anda?” “Saya sekarang duda sudah 4
bulan. Kalau dulu sebelum cerai saya kebalikan bapak. Ia kewalahan dengan kemampuan
saya sampai ia minta cerai.” “Wah, hebat kamu ini, Pak.” Pak PakVirda yang
biasanya suka bercanda mulai berbicara serius. “Mungkin Bapak terlalu lelah,
atau mungkin punya Bapak terlalu kecil dan pendek. Bapak urut yang membesarkan
dan memanjangkan saja. Saya hanya bisa mengeraskan saja. Kalau memanjangkan dan
membesarkan aku tidak bisa,” katanya pada suamiku. “Wah, tukang urut yang
memanjangkan dan membesarkan itu banyak yang bohong,” kata suamiku. “Ada yang
bener, Pak. Ada teman saya berhasil dari 13 menjadi 17 cm dan menjadi besar
lagi,” kata Pak PakVirda berusaha meyakinkan. “Pak PakVirda pernah nyoba
enggak?” tanya suamiku selanjutnya.

“Saya tidak perlu karena punya saya sudah sangat panjang dan
besar. Panjangnya 19 cm dan besarnya 4,5 inch,” jawab Pak Virda sambil tertawa.
“Kalau punya bapak berapa?” “Punya saya panjangnya 12 cm besarnya 2,5 inch.”
Mendengar obrolan suamiku

dan Pak Virda aku berkata dalam hatiku. “Wuh… besar
dan panjang sekali punya Pak Virda, pantesan tonjolannya panjang dan besar dan
itu belum bangun. Apalagi kalau barangnya sudah bangun.” Aku jadi berkhayal,
kalau seandainya…. Wah, nikmat sekali… Setelah mereka selesai aku pura-pura
tidur. Kemudian suamiku membangunkan aku. “Bagaimana, Mas? Cocok enggak pijetan
Pak Virda?” tanyaku setelah Pak Virda pulang. “Wah bagus sekali, lebih bagus
daripada langganan saya. Sekarang saya mau langganan sama Pak Virda saja. Saya
sudah bilang kalau saya mau pijet tiap malam minggu.” “Kalau kamu mau juga,
boleh coba malam minggu depan. Pijetannya bagus kok. Badanku rasanya enteng dan
enak sekali,” kata suamiku “Aku mau, tapi malu mas, nanti ia cerita di
sekolahan.” “Ya enggak sih, nanti kita bilangin jangan cerita-cerita pada orang
lain.” Keesokan harinya saya ketemu Pak Virda. Sambil tersenyum, ia langsung
bertanya padaku. “Bagaimana Bu? Cocok enggak Bapak dengan pijetan saya?” tanya
Pak Virda padaku. “Cocok sekali… Malam minggu depan bapak disuruh suamiku pijet
lagi. Bahkan suamiku mau langganan.” “Ya.. Bapak sudah bilang sama saya.”
Setelah suamiku menawarkan untuk diurut oleh Pak Virda, hatiku tidak karuan,
membayangkan bermacam-macam, bercampur takut dan ingin merasakan sesuatu.
Karena memang aku jarang menemukan kepuasan dengan suami. Selain punya suamiku
lemes, barang kecil dan pendek dan tidak tahan lama. Hampir-hampir setiap malam
aku membayangkan penis punya Pak Virda. Aku berkata dalam hati, barang Pak
Virda pasti kehitam-hitaman, besar dan panjang. Biasanya orang yang agak hitam
itu kuat, mana badannya tinggi, besar dan kekar.

Pokoknya sangat jantan. Kayak apa kalau badan yang besar itu
menindiku dan memelukku keras-keras, sementara badanku langsing seperti ini,
dan tinggiku hanya 155 cm. Apa kuat aku ditindih badan raksasa itu. Apa bisa
masuk barang sebesar itu ke lobangku yang kecil ini. Apa tidak mentok kesakitan
bila barang yang keras dan panjang ditekan ke lobangku dengan

tenaga yang
raksasa. Pokoknya aku membayangkan antara takut dan ingin merasakan. Kata
teman-temanku barang gede dan panjang itu sangat nikmat sekali. Saking nikmatnya,
katanya sampai ngeyut ke ubun-ubun. Malam ini malam minggu, Pak Virda akan
datang. Hatiku berdebar-debar. Jam menunjukkan 21.30. Tak lama kemudian Pak
Virda datang. Suami mempersilahkan masuk, dan bilang padanya bahwa aku mau juga
dipijet malam minggu ini, dan suamiku minta tidak bercerita macam-macam ke
orang lain. Pak Virda menjawab, “Ya, tidak dong, Pak.” Suamiku mulai diurut.
Kurang lebih jam 23.00 suamiku selesai diurut. Sekarang giliran aku yang akan
diurut. Aku pakai kain sarung. Suamiku tiduran di sofa di ruang tamu sambil
nonton TV. Aku mulai tengkurep, hatiku dag-dig-dug. Pak Virda mulai menyingkap
kain sarungku di bagian betis dan memegang betisku sambil mengurut pelan-pelan,
aku merinding merasakan urutan Pak Virda, karena sebelumnya aku membayangkan
sesuatu yang nikmat. Kini Pak Virda membisu seribu bahasa tidak seperti
biasanya suka bercanda dan berhumor, mungkin menikmati pandangan terhadap
betisku yang mulus. Maklum ia menduda 4 bulan. Semakin merinding dan
berdebar-debar hatiku ketika Pak Virda meletakkan kakiku ke pahanya. Sambil
mengurut ia maju sedikit-sedikit sehingga kakiku menyentuh ke bagian
selangkangannya sehingga terasa kakiku menyentuh benjolan yang mulai mengeras.
Dengan suara pelan dan terpatah-patah Pak Virda bertanya. Cerita Selingkuh
“Paha ibu mau diurut?” “Ya pak, memang di bagian itu agak terasa nyilu-nyilu.

Pelan ya, Pak,” aku pun menjawab dengan suara pelan. Pak
Virda mulai menyingkap pelan-pelan sarungku sampai di bawah sedikit pinggulku.
Ketika Pak Virda mengurut pahaku sampai ke selangkanganku, aku merintih dengan
suara pelan-pelan takut kedengaran suamiku. Pak Virda pun terasa meningkat
rangsangannya terasa dari sentuhan tangannya yang kadang-kadang mengurut sambil
mengelus dan meremas pahaku apalagi ketika sampai di selangkanganku. Semakin
timbul sensasi yang luar biasa ketika Pak Virda membuka kain sarungku di bagian
atas pinggulku dan memelorotin cdku sedikit ke

bawah. Kini ia mulai mengurut
sambil meremas-remas pinggulku, dan rangsanganku semakin tinggi, aku merintih
dengan suara pelan. Dan Pak Virda tahu kalau merangsang, aku juga tahu kalau
Pak Virda juga merangsang. Aku berkata dalam hatiku: sebelum aku diurut dalam
posisi terlentang, aku akan pamit sama Pak Virda untuk buang air kecil sambil
aku ingin melihat apakah suami sudak tertidur atau belum. Ketika Pak Virda
menyuruhku terlentang, aku berkata kepadanya: “Aku mau ke kamar mandi dulu
untuk buang air kecil.” Ketika keluar kamar aku lihat suamiku tertidur pulas
mungkin karena lelah seharian dan habis diurut. Di kamar mandi aku berkata
dalam hati. Kalau nanti sarungku disingkap sampai ke selangkanganku dalam
posisi terlentang, pasti Pak Virda akan melihat bulu jembutku. Ia akan semakin
merangsang. Aku menginginkannya meraba vaginaku dan memasukkan jarinya ke lobang
vaginaku. Setelah masuk ke kamar, aku bilang bahwa suamiku tertidur lelap.
Ketika mendengar kataku Pak Virda semakin bersemangat.

Kini aku terlentang di hadapan Pak Virda. Dan Pak Virda
tidak was-was lagi ia membuka sarungku sampai ke selangkanganku. Aku
memenjamkan mata sambil menggigit bibirku. Kini Pak Virda tidak memijat lagi
tetapi ia mengelus-elus dan meremas-rema pahaku dengan gemesnya. Kini ia
melihat bulu jembutku dan mengelus-elus bibir vaginaku, dan semakin tidak tahan
rasanya aku ingin memegang barangnya Pak Virda sambil penasaran tapi malu. Pak
Virda semakin berani menusukkan jarinya ke lobang vaginaku yang sudah membasah
dengan ledir. Aku mulai memberanikan diri meraba selangkangan Pak Virda. Dan
Pak Virda membuka resleting celananya. Sambil aku melirik ke selangkangannya,
Pak Virda mengeluarkan rudalnya. Aku terkejut astaga besar dan panjang sekali.
Warnanya kehitam-hitaman, nampak urat-uratnya mengeras, dan kepala rudal jauh
lebih besar lagi dari batangnya. Aku menggenggamnya tapi genggamanku tidak muat
saking besar. Sambil mengelus-elusnya, aku bayangkan kalau rudal yang kepalanya
sangat besar ini dimasukkan ke lobangku. Apakah tidak robek lobang vaginaku dan
jebol

lobang rahimku. Sensasiku semakin meningkat. Perasaanku bercampur ingin
menikmati dan takut robek dan jebol. Pak Virda kini semakin ganas mengocok
lobang vaginaku dengan jarinya, dan aku sangat ingin ditindihi dan disetubuhi
tapi takut kalau suami bangun kalau mendengar jeritanku. Sambil mengocok Pak
Virda menciumi pipiku. Pelan-pelan ia lalu mengecup bibirku, semakin lama ia
semakin ganas mencipoki, aku pun terangsang berat. Kemudian ia memelukku dan
menindihku sambil berusaha menyingkap sela-sela samping CD-ku untuk memasukkan
rudalnya, tapi tidak berhasil masuk. Kemudian ia menekan lagi. “Aduh…” jeritku
sambil menggigit bibirku tidak tahan. Tekanan kedua kalinya ini tidak berhasil
memasukkan rudalnya ke lobang vaginaku. Kemudian ia menekan lagi dengan tenaga
yang super keras dan hampir masuk, tapi terdengar suara suamiku mengegok. Pak
Virda dan aku pun kaget terbangun dan menutupkan sarungku ke seluruh tubuh. Dan
aku mengakhiri pijetan. Kemudian aku membangunkan suamiku.

Pak Virda pun pamit pulang karena memang sudah larut malam.
Kemudian aku mengajak suami masuk kamar, aku sudah tidak tahan. Barang suami
juga mengeras tidak seperti biasanya. Kini aku menyalurkan rangsanganku dengan
suami sambil membayangkan disetubuhi Pak Virda. Malam minggu itu aku
benar-benar merasakan puncak orgasme yang luar biasa tidak seperti biasanya, juga
suamiku. “Ma… Malam ini tidak seperti biasanya. Urutan Pak Virda memang luar
biasa membuat kita benar-benar mencapai puncak kenikmatan yang luar biasa. Kita
minggu depan urut lagi ya, Ma…” kata suamiku. Hari-hari aku hidup dalam
bayangan: Kalau malam minggu depan suamiku tidak ada di rumah, aku akan
menyiapkan minyak pelumas agar dioleskan ke lobang vaginaku. Aku membayangkan
barang Pak Virda yang besar dimasukkan sambil melelukku, menyepokiku dan
menggenjotku. Membayangkannya saja sangat nikmat apalagi benar-benar
dimasukkan. Sambil rasa khawatir kalau lobangku nanti robek dan lobang rahimku
jebol. Kini malam minggu datang, hatiku berdebar-debar membayangkan sesuatu
yang besar dan panjang, membayangkan lobang vaginaku membengkak lebar, dan
lobang rahim diterobos barang

besar. Pak Virda datang memakan pakaian yang
serasi nampak sangat gagah dan manis. Ketika suami ngobrol dengan Pak Virda
telpon berdering. Ternyata teman suamiku mengajak ke luar kota untuk mengurus
bisnisnya.

“Ya nanti setelah dipijet,” jawab suamiku. Malam minggu ini
aku semakin yakin bahwa aku akan disetubuhi dengan Pak Virda. “Ma… saya nanti
setelah diurut akan pergi ke luar kota,” kata suamiku padaku. “Jadi, saya tidak
usah dipijat, habis tidak ada Mas.” “Tidak apa-apa pijet saja, Pak Virda
orangnya baik, aku sudah percaya kok.” Mendengar pernyataan suamiku, hatiku
girang karena sebentar lagi pasti aku disetubuhi oleh Pak Virda yang
berhari-hari aku membayangkannya. Setelah suamiku selesai diurut ia mandi. Dan
Aku bilang pada Pak Virda, “Tunggu dulu ya pak, minum-minum dulu kopinya. Aku
mau menyiapkan pakaian bapak untuk ke luar kota.” Setelah suamiku menyiapkan
semua yang akan dibawa ke luar kota, ia pamit ke Pak Virda. Aku mengantarkan
sampai pintu gerbang. Begitu Bapak berangkat hujan turun rintik-ritik. Aku
masuk ke ruang tamu dan bilang sama Pak Virda, “Tunggu dulu ya pak, aku pakaian
dulu.” Aku memakai sarung dan kaos… dan sengaja aku tidak memakai BH dan celana
dalam. Begitu aku keluar, sorotan mata Pak Virda menatap payudaraku, aku tersenyum.
Aku duduk di kursi sebentar. Aku bayangkan bahwa Pak Virda duda selama 4 bulan,
berarti ia tidak berhubungan selama 4 bulan. Aku yakin ia tidak jajan
sembarangan. Aku begitu yakin malam minggu ini aku akan digenjot berkali-kali
dan berjam-jam. Memang aku ingin sekali berhubungan badan sepuas-puasnya.
Sekarang aku memilih kamar untuk urut di bagian belakang, agar jeritanku yang
keras nanti tidak terdengar oleh siapapun. Aku mengajak Pak Virda ke kamar
belakang, dan hujan turun cukup deras sehingga cuaca dingin mengantarkan
impianku, dan tidak akan terdengar suara apa pun kecuali jeritanku, bunyi
cipokan yang mengganas, dan bunyi lobang vaginaku yang digenjot oleh

kepala
rudal besar dan tenaga yang super keras. Kini aku beduaan yang sama mengharapkan
kepuasan seksual dengan sepuas-puasnya. Pak Virda membuka kain sarungku dan
tinggal kaos yang menutupi payudaraku. Ia meremas-remas pahaku.

Aku mengelinjang-gelinjang. Kemudian Pak Virda membuka
celananya. Rudalnya tegang, membesar dan memanjang. Uratnya mengeras dan kepala
rudalnya membesar sekali. Ia menciumi pahaku terus ke bibir vaginaku. Aku sudah
tidak tahan karena mulai tadi sudah merangsang karena membayangkan kenikmatan
yang sebentar lagi akan aku rasakan. Ia membuka bajunya dan kaosku. Kini kami
berdua telanjang bulat. Hujan turun makin lebat, jam menunjukkan 23.00. Ia
meremas-remas tetekku sambil mengocokkan jarinya ke lobang vaginaku. “Pak,
masukkan… aku sudah tidak tahan.” “Aku juga tidak tahan, aku sudah 4 bulan
tidak pernah berhubungan badan, aku ingin malam minggu ini benar-benar puas,
mungkin aku main sampai pagi,” timpal Pak Virda. “Aku juga pak… Aku serahkan
semua tubuhku pada Pak Virda. Tapi, oleskan minyak pelumas yang kusiapkan ini
ke lobang vaginaku dan ke rudal Bapak agar aku tidak merasakan sakit.” Aku
siapkan parfum dan minyak pelumas yang harum. “Bu… lobang Ibu kecil sekali,”
katanya begitu ia mengoleskan minyak pelumas dicampur dengan ludahnya. Kini Pak
Virda mengangkangkan pahaku lebar-lebar. Pelan-pelan ia menindihiku. Aduh rasanya
berat sekali. Ia arahkan rudal besar dan panjang itu lobang vaginaku. Ia
menekan, tapi tak berhasil masuk. Kedua kalinya ia menekan lagi dan tidak juga
berhasil masuk, aku menjerit kesakitan. “Pertama rasanya agak sakit, karena
lobang ibu kecil sekali, dan barang saya besar sekali, jauh tidak ngimbang,”
katanya merayuku. Ketiga kalinya ia mengolesi lobangku dengan minyak pelumas
banyak sekali sampai meleleh ke lobang anusku, ia campur air ludahnya. Ia
mengolesi juga rudalnya dicampur dengan ludahnya, kemudian ia menekan rudal
besar, panjang, hitam dan keras sekali.

Ia menekannya dengan tenaga yang super keras, akhir masuklah
kepala rudal besar itu, dan aku pun

menjerit kesakitan. Ia terdiam, menahan
sejenak, sambil menindihiku dan menciumiku, merayu dan berbisik ke telingaku.
“Ditahan sakit dahulu ya, nanti Ibu akan merasakan kenikmatan yang luar biasa.”
Aku mengangguk. “Tahan ya, Bu, aku akan tekan lagi agar masuk semua,” bisiknya
lagi. Ia menekannya dengan tenaga yang keras, aku tidak tahan. “Aduh.. sakit,
Pak,” Jeritku tertahan sambil menggigit bibir. Akhirnya barang itu trot…
bleees… masuk semua. Rasanya rudal itu masuk menembus ke lobang rahimku. Kini
beralih dari rasa sakit ke rasa nikmat yang luar biasa. “Pak .. rasanya nikmat
sekali.” Semakin ganaslah Pak Virda menggenjotnya. Nyaring sekali bunyi lobang
vaginaku akibat genjotan yang luar biasa. Nikmatnya luar biasa terasa sampai ke
ubun-ubun, aku menggigil, meraung-raung kenikmatan. “Aah… uuuh… uuh… aku… aku…
mau mencapai puncak, Pak…” Pak Virda menekan keras-keras. Aku pun mencapai
puncak kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Pak
Virda sangat kuat dan bertahan lama, ia belum mencapai orgasme. Aku sudah
lemas, tapi karena Pak Virda meremas-remas kembali tetekku dan menjelati
vaginaku, aku mulai merangsang lagi. Pak Agus menyuruhku nungging. Ia
menusukkan kembali rudalnya dan mengocoknya dan menggenjot dari belakang,
bunyinya semakin keras, ceprok… ceprok.. ceprok… sambil ia mengelus-ngelus
lobang anusku. Ia ngambil minyak pelumas dan dioleskan ke lobang anusku,
jarinya ditusukkan ke lobang anusku. “Aduh… Pak!” jeritku. Tapi ia pintar
sekali menciptakan rangsangan baru. Ia kocok lobang anusku pelan-pelang dengan
jarinya, lama-lama aku merasakan nikmat.

“Enak.. Pak… Nikmat… Pak.” Akhirnya Pak Virda menambahi
minyak pelumas ke lobang anusku, dan mencabut rudalnya dari vaginaku, ia
oles-oleskan kepala rudalnya ke pintu anusku. “Hangat rasanya, nikmat Pak,
nikmat Pak.” Kemudian menusukkan tepat ke lobang anusku dan menekannya.
Akhirnya barang besar itu masuk juga. Cepret… prot… ia tekan pelan-pelan hingga
separuh penis itu. Ia mendorongku agar aku tengkurep. Begitu tengkurep ia
menindihku, menekankan lagi sisa separuhnya. Aduh nikmat sekali

rasanya di
anus. Sampai terasa ada cairan muncrat dari dalam lobang anusku. Ia terus
mengocok dan menggejot semakin cepat, aku merasakan nikmat sambil menahan
genjotan. Prot… prot… druuuuut. Semakin ganas ia menggenjot sampai aku
terkentut-kentut dibuatnya. Akhirnya Pak Virda mencapai puncaknya dan
muncratlah pejunya memenuhi lobang anusku. Malam minggu itu aku benar-benar
merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku disetubuhi oleh Pak Virda sampai 4
kali hingga pagi. Pak Virda guru olah raga yang humoris. Setelah kejadian yang
pertama itu aku masih sering ke sekolahan tapi aku sering menghindar untuk
ketemu Pak Virda karena malu dengan kejadian yang kualami itu, kecuali banyak
teman-teman.

Pada suatu ketika aku duduk berjauhan dari tempat olah raga, tapi aku melihat Pak Virda memperhatikan aku dari kejauhan, dan waktu itu kebetulan sepi tidak ada ibu-ibu yang lain. Pak Virda memandangi aku, aduh .. aku rasanya malu, kemudian ia duduk di sebelahku dan bertanya. “Bagaimana, Bu… Masih terasa sakit dan nyelunya. Maafin aku ya, Bu..” “Enggak kok udah enggak… Memang sehabis berhubungan badan dengan Pak Virda itu terasa lobang vaginaku terganjal oleh sesuatu sampai dua hari,” jawabku sambil tersenyum malu. Demikianlah cerita bokep seks TIARA WANITA PELAMPIASAN SEX KU dan PIJATAN HINGGA MASUKNYA RUDAL BESAR DI MEMEK KU oleh cerita sex hot