Ibu Mertua Memang Hot dan Tante Birahi Toket

Author:

Cerita Bokep Sekscerita mesum ini adalah cerita seks panas ku.. Perkenalkan namaku adalah Diki, aku berusia 24 tahun, jujur wajahku tampan ( bukannya sombong ), tak heran kalau banyak wanita yang tergila gila padaku. Aku bekerja di perusahaan asing sebagai management. Kejadian ini berawal pada saat aku hidup berumah tangga, sudah 1 tahun lebih aku hidup berumah tangga, tapi belum juga dikaruniai seorang anak. aku punya seorang isteri yang sangat cantik, setia, sabar dan sikapnya dewasa, dia bekerja sebagai dokter disalah satu rumah sakit negeri diJakarta. Tiap malam jumat aku selalu melakukan hubungan sex dengan isteriku, bahkan bukan hanya hari itu juga tapi di hari ssenin itu sering kulakukan dengan isteriku.  Aku punya mertua yang baik, perhatian, dan sayang terhadap menantunya. Mertuaku yang perempuan berumur 41 tahun. Tapi yang aku kagumi dari dia adalah tubuhnya masih singset, langsing, ramping, seksi, dan payudaranya yang lumayan montok, kulitnya pun masih mulus dan putih bersih, maklum dia indo perancis. Sedangkan mertuaku yang laki laki berumur 54 tahun, dia jarang dirumah karena dia adalah seorang konsultan dan sekarang dia sedang bertugas di Inggris. Pulangnya pun 1 minggu 1 kali. Kadang juga tidak pulang selama satu bulan. Isteriku adalah anak tunggal.  Kejadian ini berawal saat aku sedang bercumbu dengan isteriku dikamar, waktu itu aku lupa mengunci pintunya. Tak sengaja ibu mertua ku lewat didepan kamar temapt aku bercumbu dengan isteriku. Dia langsung terpaku melihatku yang sedang asyik mencumbu isteriku. Langsung aku menghentikan cumbuanku dan berhenti, “oh.. mama… ehmm..ehh….ada apa…..ma??? “ sapaku sambil berjalan menuju pintu. “maaf mama gak tahu kalau kalian lagi itu……habis pintunya tadi gak dikunci sih….!!! “ sahut ibu mertuaku. Sejak ibu mertuaku melihat kejadian itu, cara memandang dia ke arahku agak berbeda. Bahkan sikapnya pun agak berubah terhadapku. Aku tidak tahu apa yang menimpa ibu mertuaku sehingga menjadi seperti

itu. Suatu hari aku di minta ibu mertuaku mengantarkanya ke Bali, karena dia ingin melayat saudaranya yang meninggal. Aku pun berangkat sabtu pagi kebetulan sabtu itu aku libur kerja.

Hari itu aku naik pesawat tiba di bandara pukul 9 pagi.
Langsung aku dan ibu mertuaku menuju tempat kediaman saudaranya. Waktu terus
berlalu, malampun tiba. Akhirnya malam itu aku menginap diHotel yang bisa
dibilang hotel berbintang diBali. Pukul 11 malam aku terbangun oleh dering
telepon diHP ku. Aku melihat nomor dirahasiakan. Aku segera menjawab dering telepon
itu. “halo ini siapa yah…malam malam begini kok nelpon” tanyaku sambil membuka
kedua mataku yang masih mengantuk. “dik…ini mama…kamu uda tidur yah?? Bissa
tolongin mama gak??? Koper mama yang berisi pakaian tidak bissa dibuka…. Kamu
cepetan kesini yah….kekamar mama…” sahut ibu mertuaku ditelepon. “oh…mama… iya
ma… aku segera kesana” aku segera bergegas menuju kamar ibu mertuaku yang
berdampingan dengan kamarku. aku mengetuk pintu kamar ibu mertuaku. “iya dik…
bentar” tak lama kemudian ibu mertuaku membukakan pintu. Dia mengenakan kaos
berwarna putih dan rok berwarna hitam. “ma… mana tas koper nya katanya gak
bissa dibuka” sapaku sambil masuk kekamar ibu mertuaku. “itu loh kopernya….dik
didepan ranjang itu loh…. Dari tadi mama coba buka tapi tidak bissa.” Jawab ibu
mertuaku sambil menutup pintu kamar. Setelah beberapa menit aku akhirnya aku
berhasil membuka kopernya secara paksa. ternyata isi koper itu adalah BH dan CD
G-string nya ibu mertuaku. Saat melihat hal itu aku mulai ngeres pikiranku.
“terima kasih yah..dik…kamu uda nolongin mama…” “ah iya ma gak papa kok” Aku
sejenak duduk disofa kamar itu. “kenapa dik….kamu capek….” Tanya ibu mertuaku
sambil mendekati aku yang duduk disofa. Sejenak aku memandang wajah ibu
mertuaku yang begitu cantik. Kemudian dia juga memandangku. Kami berpandang
pandangan sampai aku mencoba mengecup bibirnya yang merah. Saat aku mengecup
bibirnya, dia membalas kecupan bibirku,

lidahku dan lidahnya saling
bertabrakan.

Saat kedua tangan ibu mertuaku mulai meraih punggungku dan mulai memeluk tubuhku. Aku melepaskan cumbuanku. “kenapa……sayang…. Kenapa tidak kamu teruskan… ????” kata ibu mertuaku sambil memegangi wajahku. “maaf….maaf….atas kelancangan saya….sekali lagi maaf…..” “kamu takut sama isteri kamu….??? “ Tanya mamaku sambil mendekati tubuhku. “mama… maafin saya ma….itu dosa ma….. lagian aku gak sama…hhffzz” jari telunjuk ibu mertuaku menghentikan ucapanku itu. “ssssstttt…. Uda kamu gak usah takut sama papa… ingat dik…disini kita Cuma berdua… berdua…. Isteri kamu dan suami mama tak kan pernah tahu kejadian ini…..” sahut ibu mertuaku sambil mencoba mencium pipiku. “ma… maafin aku ma… saya ma…. Aku sebenernya juga sudah tidak tahan melihat mama…. Malam ini” langsung ciuman bibir ibu mertuaku yang mendarat dipipi ku lanjutkan dengan bibirku” kucumbu ibu mertuaku diatas sofa itu. Setelah beberapa menit ibu mertuaku minta berhenti. “ada apa ma..??? “ tanyaku dengan serius “jangan disini diranjang aja yah…. Mama gak nyaman kalo diatas sofa… kunci dulu pintunya dik” sahut ibu mertuaku. “langsung dengan segera aku bangun dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menguncinya. “sayaaaang.. sini dong mama uda tidak sabar…” panggilan ibu mertuaku manja. kulihat ibu mertuaku duduk diatas ranjang. Langsung aku mencopot seluruh bajuku dan kuhanya mengenakan CD. Langsung aku naik keatas ranjang besar dan empuk itu. Segera kujamah tubuh ibu mertuaku dengan sentuhan lembut dipahanya. “aaaahhhhh…..” desah ibu mertuaku sambil memejamkan mata. Langsung aku mencumbu bibirnya yang merah dengan lahap. Spontan langsung ibu mertuaku membalasnya dengan liar, bahkan lebih liar dari yang aku kira. Setelah beberapa menit aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Gairah Tante Kesepian Pengen Ngentot

“aaaaahhhhh…..sudah lama mama pengen merasakan
ini…..akhirnya tanpa diminta kamu mengerti apa beban bathin mama selama
ini….aaaaahhhhh…..aaaaaahhhhhh” desahan ibu mertuaku semakin menjadi jadi
seperti desahan di film

film bokep. Setelah satu menit lebih aku menciumi
lehernnya aku beralih ke dadanya aroma wangi ditubuhnya membuatku semakin
menjadi jadi. Kuciumi dengan lahap dan bringas dadanya sambil memeluk erat
tubuhnya. Penisku semakin keras dan amat keras seakan akan CD ku tak kuat
menahan penisku yang tegak berdiri. Sambil menciumi dadanya aku mencoba melepas
kaos yang dia pakai. Akhirnya beberapa menit kemudian kaosnya terlepas.
Terpampang didepanku dua buah payudara montok dan mulus yang masih terbungkus
oleh BH G-string hitam. Langsung aku menyosor payudaranya yang masih terbungkus
BH G-String hitam itu. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……buka aja….buka BH nya
sayang …… “ sambil terus menciumi kedua payudaranya yang montok. Ibu mertuaku
mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah. Kemudian aku mencoba
meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya. Tak lama kemudian aku berhasil
meraih kancing BH nya yang berada dipunggungnya, dan aku menjatuhkan BH nya ke
lantai. Kulihat putting payudaranya yang coklat terlihat sangat kontras.
Langsung ku lahap putting payudaranya yang kiri dengan mulutku.
“aaaaaahhhhhh……. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… enak baget sayaaaaaaang….
Kamu benar..benar… aaaaahhh…..aaaahhhh….tahu… apa yang mama….
aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… yang mama pengen” sambil mendesah dan
memejamkan mata dia berusaha mengucapkan kata kata itu” kuciumi seluruh
permukaan kedua payudaranya, kuhisap berulang kali, kuhisap dengan kuat sampai
hisapan mulutku terdengar keras “ccpppceekkk” kulihat ibu mertuaku mengeluh
keenakan. “ooohhh…oooohhhh…..aaaaahhhhh….enak…..sekali sayaaaaang !!!!” tak
hanya itu aku menjilati seluruh permukaan kedua payudaranya dengan bringas
sampai sampai seluruh kedua permukaan payudaranya basah karena air liurku. Ibu
mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah . Kemudian aku
beralih ke perut dan pusarnya, kuciumi dengan penuh gairah sambil melepaskan
rok hitam yang dia pakai.

Tak lama kemudian rok hitam itu terlepas dari tubuhnya.
Kulihat CD G-string yang berwarna hitam itu agak terlihat basah. Dengan posisi
duduk ibu mertuaku melorotkan CD ku “buka aja…gak usah malu…sayaaaang..tuh kan
udah bangun dari tadi” ibu mertuaku langsung mengelus elus

penisku yang sudah
tegak berdiri sambil mencoba mencium penisku. Dia mendorong tubuhku dan
akhirnya aku terbaring diranjang empuk itu. Lamgsung dia menciumi pensiku
dengan ganas dan bringas, liar sekali ibu mertuaku saat itu. Aku segera bangun
dari ranjang kemudian aku mendorong tubuh ibu mertuaku dan akhirnya kepala ibu
mertuaku beralas bantal yang empuk dan terbaring diatas ranjang. Langsung aku
mencopot CD G-string yang dia pakai. Wow vaginanya masih terawatt dengan baik…
merah merona dengan ditumbuhi bulu lebat. Kulihat vaginanya sudah basah,
langsung aku menyosor selakanganya yang wangi dan menciumi seluruh permukaan
vaginanya yang ternyata juga wangi. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……
aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… terus… jangan berhenti… terus…. Mama pengen
kamu terus ciumin punya mama…. aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… mama mohon
jangan berhenti” berkali kali cairan sperma keluar dari vagina ibu mertuaku.
“setelah beberapa menit aku beralih menciumi leher, dada, dan kedua payudaranya
yang montok sambil menindih tubuhnya. Penisku yang tegak berdiri menggesek
gesek selakangannya.. “aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……
aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa ….. kenapa sayaaaang…..
aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh…… kenapa gak kamu masukin…. Mama uda gak tahan…
aaaaahhh…..aaaahhhh….aaaaahhhh……” “maaf ma… aku takut mama hamil….soalnya aku
takut tidak bissa menahan air maniku nanti…..” sahutku menjawab. “oooooohhhh…
aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… tidak sayyang tidak
jangan buat mama tersiksa cepat masukin…. Mama gak peduli hamil apa tidak….”
Langsung aku menancapkan penisku kevaginanya yang basah. “slep slep slep slep”
penisku keluar masuk keluar masuk. Aku berulang kali menggenjot tubuhku. Ibu
mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah
aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “beberapa menit
kemudian penisku bereaksi pinggul seperti bergetar hebat saat air maniku keluar
deras menuju kedalam vaginanya ibu mertuaku. Beberapa menit kemudian kami
berganti posisi yaitu ibu mertuaku duduk diatas pangkuanku sambil mengelus elus
rambutku dan menggenjot genjot tubuhnya. Akupun menciumi leher, dada dan
payudaranya dengan liar dan bringas.

Ibu mertuaku mengeluh keenakan sambil memejamkan mata dan mendesah “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ Tak lama kemudian kurasakan air maniku keluar bersamaan dengan air

mani ibu mertuaku. “Kenapa gak dari dulu sih kamu melakukan ini pada mama aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ sambil mendesah dan memejamkan mata dia bertanya kepadaku. “saya tidak tahu ma… kalau sebenernya mama pengen banget bercinta dengan saya….” Jawabku dengan nada lirih. Setelah beberapa menit kami berganti posisi lagi. Posisiku sekarang tubuhku berbaring diatas ranjang dan ibu mertuaku menindih tubuhku. Dia berkali kali menggenjot genjot tubunya sendiri sambil mendesah dan memejamkan mata “aaaaahhh….ooooohhhh……aaaahhhh….oooooohhhh …..aaaaahhhh…… “ waktu terus berlalu kami tertidur sampai pagi diranjang besar itu” sinar matahari menyorot wajahku dari jendela. Kulihat ibu mertuaku sedang duduk tersenyum diatas ranjang sambil memandangku. “ayo bangun sayaaaang udah pagi nih” sapa ibu mertuaku sambil mengeringkan rambutnya yang basah. “mama…uda pagi yah…ma…. Ma saya pengen lagi nih.. langsung ku ciumi lehernya sambil memeluknya dari belakang. “eits… eits… jangan jangan jangan gak boleh gak boleh…. Kemarin aja jual mahal sama mama…. Sekarang kamu sendiri yang minta” sahut mamaku sambil ketawa kecil. “mending kamu mandi dulu sana gi…. Habis itu kita sarapan dulu baru deh kita lanjutin lagi ronde keduanya…. Gimana sayang tawaran mama? mau gak? Kalo gak mau yah kamu gak boleh nyentuh mama lagi” tawar ibu mertuaku. “ya deh ya deh… aku mau” sahutku dengan ketawa. Habis mandi dan sarapan pagi, siang sampai sore aku melakukannya lagi dikamar itu. Malamnya aku dan ibu mertuaku jalan jalan ke pantai Kuta. Setelah pulang dari pantai Kuta, malam hari kira kira pukul 12 malam aku melakukan ronde ke 3 dengan ibu mertuaku. Waktu terus berlalu. Sepulang dari Bali secara diam diam kami juga sering melakukan hubungan sex diHotel tanpa sepengetahuan istriku dan papa mertuaku.

tante Birahi Toket

Namaku Ryan kini mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya, Kejadian ini merupakan peristiwa beberapa tahun yang lalu. Waktu itu aku berusia 18 tahun. Masih tergolong abg. suka

hidup bebas. Do what I want! Hidup cuma sekali, buat apa bersedih. Itulah sebabnya, aku suka keluyuran dari kota ke kota sekadar cari pengalaman.  Setelah Ujian Akhir Semester (UAS), saya langsung pergi ke kota Bandung untuk berlibur. Sebelumnya aku memang belum pernah menginjakkan kaki di Kota Kembang tersebut. Aku juga ingin merasakan indahnya Kota Kembang. Itulah sebabnya aku nekat pergi ke Bandung sendirian. Yang penting membawa uang banyak. Meskipun begitu, soal uang aku tidak terlalu foya-foya. Bahkan selalu berusaha untuk berhemat. Tapi kalau untuk urusan cewek, mungkin lain urusannya.  Aku menginap di hotel murah, Hotel Melati II, di Sekitar Alun-alun kota Bandung. Murah tapi bersih. Meskipun demikian kalau malam cukup berisik. Aku sudah telusuri tempat-tempat gituan, antara lain di Saritem dan Stasiun. Tapi WTS-nya tidak ada yang menarik perhatianku. Lalu, aku pergi makan di Mc Donal BIP. Eh, saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba pandanganku bertatapan dengan seorang wanita setengah baya. Setelah kuperhatikan, ya ampun ternyata Tante Susan. Mungkin sudah sepuluh tahun aku tidak pernah ketemu. Waktu itu aku masih kecil. “Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat. Akhirnya aku makan semeja dengan Tante Susan yang kebetulan juga sedang sendiri. Tante Susan hampir lupa melihatku. “Maklum, kamu sekarang sudah besar”, kata Tante Susan. Begitu tante tahu aku menginap di hotel, langsung saja ditawari menginap di rumahnya. Katanya di rumahnya tidak ada orang, kedua anaknya sedang studi di Perancis dan Jerman.  Yah, kupikir-pikir aku bisa menghemat uang. Aku tentu saja menyetujui ajakannya. Hari itu juga aku langsung pindah ke rumah Tante Susan.

Baca JUga Cerita Mesum hot : Mertuaku Yang Luar Biasa

Aku diberi sebuah kamar depan. Cukup bersih dan mewah.
Rumahnya di kawasan Dago Atas. Sebenarnya Tante tinggal bersama Om, tetapi Om
sedang berada di negeri Paman Sam untuk mengambil gelar Doctor di Universitas
Harvard. Maklum Om-ku dosen salah

satu perguruan tinggi swasta di Bandung dan
jakarta. Malam itu aku tidur sangat lelap sekali. Maklum capek! Hari kedua aku
baru tahu, ternyata paviliun sebelah digunakan untuk terima kost, dua orang
mahasiswa, yang satu mahasiswa fakultas teknik namanya Mas Ary sedangkan yang
satunya mahasiswa fakultas ekonomi, namanya Mas Yudi. Kata tante, lumayan buat
tambah-tambah uang belanja. Tante ternyata juga pembantu wanita, Teh (Teh atau
Teteh bahasa Sunda untuk mbak) Mimin namanya. Wah, ya cukup banyak orang.  Siang harinya tidak ada kejadian yang
menarik. Sepulang dari Maribaya dan Tangkuban Parahu terus tidur sampai sore.
Setelah makan malam terus ke kamar tidur nonton TV sambil tidur-tiduran. Tidak
terasa, jam di dinding telah menunjukkan pukul 24.00. Akhirnya TV kumatikan.
Lampu kamar yang terang benderang kumatikan dan kuganti lampu tidur lima watt
warna biru. sepi sekali suasananya. 
Namun, di tengah suasana yang sepi itu, kok aku rasa-rasanya mendengar
ada orang bicara bisik-bisik? Mungkinkah pencuri? Karena penasaran, aku bangun
pelan-pelan. Aku mengintip keluar melalui jendela, ternyata tidak ada
siapa-siapa. Ah, kok sepertinya dari kamar tante. Akupun mengambil kursi dan
kuletakkan di dekat tembok. Di atas tembok ada lubang angin-angin kecil sekali,
itupun tertutup karton. Karena penasaran, aku mengambil jarum dan membuat
lubang kecil di karton itu. Setelah lubangnya lumayan, aku coba mengintip. 

“Wow.., malam-malam begini mau ngapain tuh Mas Ary, si anak
kost?”, pikirku sambil memperhatikan. Tante dan Mas Ary tampak duduk berdua di
tempat tidur. Walaupun kamar Tante Susan memakai lampu lima watt, namun mataku
masih sanggup melihat dengan jelas. Uh, mau ngapain Mas Ary?, Kulihat
sebentar-sebentar mencium pipi Tante Susan, kulihat Tante Susan tersenyum. Dan
kemudian dengan tenangnya Mas Ary mulai membuka baju Tante Susan dan tinggal
mengenakan BH.  Kuakui, tanteku memang
masih tergolong muda, belum berusia 40 tahun. Tubuhnya montok, kulitnya putih,
wajahnya mirip Dessy Ratnasari. Rambutnya pendek model Lady Diana,

tubuhnya
langsing. Tak lama kemudian Mas Ary melepas BH tanteku. Duh.., ternyata montok
sekali. Diam-diam aku mulai terangsang. Burungku mulai membesar. Aku tetap
berdiri ddengan tenang di atas kursi. 
Berikutnya kulihat Tante Susan ganti melepaskan baju Mas Ary. Satu
persatu kancing bajunya dilepas, akhirnya bajunya dilempar ke lantai. Boleh
juga tubuh Mas Ary, tegap dan atletis. Wow.., mereka kemudian saling cium
bibir. Saling mengelus punggung. Sebentar-sebentar tangan Mas Ary meremas-remas
payudara Tante Susan. Beberapa menit kemudian kulihat Mas Ary membuka
ritsluiting rok yang dipakai tanteku, kemudian dilepasnya rok itu sehingga
tanteku cuma memakai celana dalam saja. Adegan berikut tanteku ganti membuka
kancing celana Mas Ary, dilepasnya satu persatu, kemudian ditariknya sehingga
lepas dan tinggal celana dalamnya saja. 
Lagi-lagi keduanya berpelukan lagi dan berciuman mesra sekali. Kemudian
Mas Ary mencium leher Tanteku, lalu payudaranya, lalu perutnya, lalu pahanya.
Dan kemudian tangannya memelorotkan celana dalam Tanteku. Lepas!, Kemudian
diletakkan di kursi. Tahap berikutnya Mas Ary membuka sendiri celana dalamnya.
Kulihat penis Mas Ary besar dan panjang seperti punyanya orang Arab. Jantungku
berdetak keras sekali. Bahkan penisku ikut-ikutan menjadi keras. Apalagi
melihat keduanya kemudian sama-sama dalam posisi berdiri, saling berpelukan,
lagi-lagi saling berciuman.  Sekitar tiga
menit kemudian dengan posisi berdiri, Mas Ary memasukkan ujung penisnya ke lubang
kemaluan tanteku. Sesudah itu mereka berpelukan rapat sekali sambil
menggoyang-goyang pinggul masing-masing. Cukup lama.

Akhirnya kulihat mereka berdua sudah saling orgasme. Hal ini
terlihat karena mereka membuat gerakan yang cukup agresif sekali. Walaupun
samar-samar, kudengar suara uh.., uh.., uh.., dari mulut Tante Susan. Sialnya,
tak terasa akupun mengalami orgasme, celana dalamku menjadi basah, apa boleh
buat.  Adegan berikutnya dilakukan
seperti biasa, yaitu tante berada di tempat tidur dengan posisi di bawah dan
Mas Ary di atas. Apa yang kulihat memang benar-benar mengasyikkan. Maklum, baru
sekali itu aku melihat dengan mata kepala sendiri adegan seks yang

dilakukan
orang lain.  Esok harinya aku bersikap
biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Kulihat Tante juga
bersikap biasa-biasa saja. Makan pagi bersama. Sesudah itu aku pergi ke
Pangalengan sekedar rekreasi.  Sore
harinya aku sudah sampai di rumah lagi. Seperti kemarin, sore-sore pembantu
tante menyediakan teh manis dan roti. Kulihat, pembantu Tante Susan yang
namanya Teh Mimin ini tergolong seksi juga. Umurnya kira-kira sama dengan
umurku, yaitu sekitar 19 tahun. Terus terang, nafsuku jadi bangkit melihat buah
dadanya yang montok itu. Kata tanteku Teh Mimin sudah punya anak, tapi
ditinggal di desanya, dirawat neneknya. Tiap hari Kamis pasti pulang ke kampung
untuk menengok anaknya.  Malamnya aku
tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar aku mengintip kamar tanteku. Namun hingga
pukul 24.00 ternyata tidak ada kejadian apa-apa. Akhirnya aku tidur pulas.  Sekitar pukul 10:15 aku menuju ke terminal
Ledeng. Aku kepingin melihat obyek pariwisata Ciater. Eh.., ternyata aku ketemu
Teh Mimin. “Mau kemana Teh”, tanyaku. “Ke Subang.., nengok anak Mas..”. “Wah,
sama-sama aja, deh..”, ajakku. Ternyata ya lancar-lancar saja. Aku duduk berdua
dengan Teh Mimin. Akhirnya aku mencari-cari alasan untuk ditemani di Ciater,
soalnya aku belum hafal kota Bandung. Karena hari masih siang, akhirnya mau
juga Teh Mimin menemani aku.

Walaupun gadis desa, tapi Teh Mimin sempat mengecap bangku SLTP hingga lulus. Cara berpakaiannya pun tergolong rapi seperti pelajar-pelajar pada umumnya.  Sampai di Ciater aku menyewa salah satu bungalow dengan alasan ingin istirahat. Kebetulan rumah Teh Mimin tidak begitu jauh dari bungalow tempatku istirahat. Aku cari-cari alasan lagi. Aku bilang, di Ciater tidak ada yang jualan nasi goreng, kalau tidak keberatan aku minta Teh Mimin nanti malam mengantarkan nasi goreng. Ternyata Teh Mimin tak keberatan. Ya begitulah, tanpa rasa curiga sedikitpun, sekitar pukul 19.00 Teh Mimin telah berada di bungalowku mengantarkan nasi goreng. kuajak ngobrol ngalor-ngidul tentang apa saja.  Akhirnya obrolanku agak nyenggol-nyenggol

dikit tentang seks. Teh Mimin bilang sudah lama tidak melakukannya karena suaminya sudah tiga bulan ini impoten akibat kecelakaan sepeda motor. “Nah.., ini dia yang kucari”, pikirku. Sengaja memang aku ngobrol terus sehingga tanpa terasa telah pukul 21.30. ketika Teh Mimin pamit pulang, akupun bilang, lebih baik jangan pulang karena malam-malam begini banyak orang iseng atau orang jahat. “Tidur aja di sini Teh, kan ada dua kamar. Teh Mimin di kamar sebelah, saya di sini”, kataku. Setelah kubujuk habis-habisan akhirnya Teh Mimin mau juga tinggal di kamar sebelah.  Kira-kira pukul 24.00 aku mengendap-endap berjalan pelan menuju ke kamar Teh Mimin. “Kok, belum tidur?”, tanyaku pelan sambil menutup pintu. “Dingin Mas udara Ciater”, katanya sambil tetap telentang di tempat tidur sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya. “Aku juga kedinginan”, kataku. Entahlah, sepertinya sudah saling membutuhkan. Ketika aku merebahkan tubuhku di sampingnya, Teh Mimin diam saja.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Aku Mengkhayalkan Tante Ku dan Gak Kuat Melihat Kemontokan Pembantu

Akupun menarik selimutnya sehingga kami berdua berada di
dalam satu selimut. Untuk menghilangkan rasa dingin kupeluk Teh Mimin. Ternyata
diam saja. Begitu juga ketika kuraba-raba payudaranya yang montok ternyata juga
diam saja.  Akhirnya dengan mudah aku
bisa melepaskan baju, BH, rok dan celana dalamnya. Hanya dalam waktu beberapa
detik saja kami berdua sudah dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun.
Meskipun demikian kami masih di dalam satu selimut. Begitulah, tanpa hambatan,
malam itu aku dengan mudah bisa menyetubuhi Teh Mimin hingga dua kali.
Tampaknya Teh Mimin mengalami orgasme hingga dua kali. “Terima kasih Mas, Sudah
lama aku nggak merasakan yang begini-begini.., Suamiku sudah nggak sanggup
lagi”, bisiknya sambil mencium bibirku. 
Esok pagi subuh, Teh Mimin kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan aku
kembali ke Bandung agak sorenya. Maklum aku masih ingin menikmati pemandangan
sekitar perkebunan teh di Ciater.  Sore

harinya aku sampai di Bandung dan sikapku biasa-biasa saja terhadap Teh Mimin,
seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula aku juga pesan agar Teh Mimin tidak
usah cerita kepada siapa-siapa. nggak enak kalau sampai Tante Susan tahu.
Begitulah. Tak terasa malam telah tiba lagi dan waktu tidurpun telah
menyongsong.  Pukul 24.00, Seperti biasa
lampu kamar kumatikan dan kugantikan lampu tidur lima watt. Eh.., lagi-lagi aku
mendengar orang bisik-bisik. Pasti di kamar Tante Susan. Akupun dengan
pelan-pelan mengambil kursi dan mulai mengintip dari lubang kecil yang kemarin
kubuat. Kali itu aku agak terkejut. Ternyata kali itu bukan Mas Ary, tetapi Mas
Budi. Wah, Tanteku ternyata tergolong hyperseks. Malam itu seperti
kemarin-kemarin juga. Mas Budi kulihat menyetubuhi tanteku dengan berbagai
posisi. Bahkan sempat kulihat Tante Susan berada di posisi atas. Gila!,
lagi-lagi aku mengalami orgasme sendirian. “Creet.., creet.., cret”, celana
dalamku basah lagi. Terpaksa aku harus ganti celana dalam. Dalam hati,
diam-diam aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa menyetubuhi tanteku
sendiri. Memang ini merupakan penyimpangan.

Tapi, ya apa salahnya, toh tanteku mau dengan Mas Ary dan
Mas Budi. Tapi apa mau dengan aku? Semalaman aku tidak bisa tidur karena
mencari strategi supaya aku bisa meniduri Tante Susan.  Apa yang pernah dikatakan Teh Mimin di Ciater
memang benar. Tiap hari Sabtu Mas Ary dan Mas Budi pulang ke Jakarta. Sehingga
hari Sabtu itu cuma ada aku, Teh Mimin dan Tante Susan. Aku pusing setengah
mati mencari strategi untuk merayu Tante Susan, namun belum ketemu-ketemu juga
jalan keluarnya. Namun, akhirnya aku punya ide. 
“Tante suka nonton?, Kebetulan hari ini hari ulang tahun Ryan”, kataku
di pintu kamarnya Tante Susan. Tante waktu itu sedang merapikan rambutnya di
depan kaca. “Ah.., Tante nggak tahu kalau kamu ulang tahun. Selamat Ya”, ujar
Tante sambil menuju ke tempatku. Dijabatnya tanganku, “Happy Birthday, mau
traktir Tante, nih..”. “Ya,

kalau Tante nggak keberatan”, ujarku penuh harap.
Ternyata pancinganku berhasil. Malam itu aku nonton bioskop yang pukul 21.00,
soalnya mau nonton yang pukul 19.00 sudah ketinggalan karena jam telah
menunjukkan pukul 20.00.  Pulang nonton
sekitar pukul 23.00 Sampai di rumah, Tante Susan nggak bisa masuk ke kamarnya.
“Aduh, tadi aku taruh di mana ya kunci kamarku?”, kata Tante sambil
mondar-mandir. “Waduh, nggak tahu Tante. Tadi ditaruh di mana?”, jawabku
bohong. Padahal, sebelum berangkat, pada waktu Tante Susan ke kamar mandi
sebentar, kunci kamar yang digelatakkan di dekat meja telepon sempat
kusembunyikan di bawah kursi. Akupun pura-pura membantunya mencari. Sekitar
setengah jam nggak ketemu, akhirnya aku bilang, “Tidur aja di kamar Ryan,
Tante. Biar Ryan tidur di kursi tamu saja..”. Mungkin karena sudah capek,
akhirnya Tante Susan tidak punya pilihan lain, akhirnya tidur di kamarku dan
aku tidur di kursi tamu. Namun sekitar setengah jam, aku masuk ke kamar.  “Di luar dingin Tante, boleh tidur di sini
saja? Nggak apa-apa khan?”, tanyaku. “Oo, silakan..”, jawab Tante. Akupun
merebahkan tubuhku di samping tubuh Tante Susan. Jantungku berdetak keras,
otakku terus mencari strategi berikut .

Gimana nih cara memulainya? Susah juga! “Aduh, Tante kalau
tidur kok membelakangi saya”, kataku pelan. “Oh ya, maaf.Kebiasaan sih..”,
Tanteku membalikkan badannya, miring menghadap ke arahku. Seolah-olah tidak
sengaja, tanganku menyenggol payudara Tante. “Maaf Tante, nggak sengaja..”.
“Ah.., nggak apa-apa”. “Maaf Tante, payudara Tante indah sekali”, pancingku.
Kulihat Tanteku membuka matanya dan tersenyum. “Boleh saya memegangnya Tante?”,
bisikku, “Soalnya seumur hidup saya belum pernah melihat payudara seindah ini”,
rayuku. “Ah, boleh-boleh saja..”.  Akupun
dengan tangan gemetaran memegang payudara tanteku. “Aduh, tangan saya gemetaran
Tante. Maklum, belum pernah”, pancingku lagi. Makin lama aku makin berani.
Tanganku menyusup ke BH-nya. “Boleh saya buka BH-nya Tante?”, tanyaku penuh
harap setengah berbisik. Tak ada jawaban. Akupun memberanikan diri melepas
kancing baju Tanteku

satu persatu dan akhirnya aku berhasil melepas BH Tanteku
dengan mudah. Tampaklah payudara yang montok padat berisi. Akupun
meremas-remasnya. Lama kelamaan, tampaknya tanteku mulai terangsang, nafasnya
panjang-panjang. Diciumnya keningku, pipiku lantas bibirku. Kulihat Tante mulai
membuka kancing bajuku satu persatu dan akhirnya aku tanpa baju.  “Tante, saya belum pernah..”, bisikku pelan.
Tentu saja aku berbohong. “Nggak apa-apa, nanti Tante ajarin..”. Begitulah,
beberapa menit kemudian Tanteku melepas celanaku dan akhirnya celana dalamku.
Begitu juga, Tante melepas sendiri rok dan celana dalamnya. Kami berdua sudah
dalam keadaan telanjang bulat. “Tante, aku belum bisa..”, aku berbohong lagi.
“Nanti Tante ajarin..”, bisiknya. Begitulah, akhirnya keinginanku untuk
menggeluti Tante Susan telah berhasil. Malam itu aku bermain hingga mengalami
orgasme dua kali. Demikian juga, Tante Susan juga dua kali mengalami orgasme.
“Ah, Ryan!, Kamu telah membohongi Tante! Ternyata kamu jagoan! Tante puas..!”,
bisik Tanteku sambil menuju ke kamar mandi.

Malam itu aku dan Tante tidur berdua telanjang bulat di bawah satu selimut sampai pagi hari.  Hari Minggu ini sepi. Mas Ary dan Mas Budi belum pulang. Kata tante, mereka berdua biasanya pulang ke tempat kost hari Senin pagi. Yang ada cuma Teh Mimin, sementara itu tiap Minggu pagi Tante mengikuti senam aerobik dan disambung arisan rt/RW. Katanya, Tante akan pulang agak sore. Ya, daripada nggak ada acara, akhirnya aku menuju ke dapur. Kulihat Teh Mimin sedang mempersiapkan makan siang. Kulihat Teh Mimin tersenyum penuh arti. Tanpa basa-basi, kupeluk Teh Mimin dan kutarik ke kamarnya. Begitulah, tanpa halangan yang berarti, aku dan Teh Mimin hari itu bersuka cita menikmati hari Minggu yang sepi. Di kamar Teh Mimin yang ukurannya kecil itu, di tempat tidur tanpa kasur, untuk yang kedua kalinya aku menggeluti Teh Mimin. Lagi-lagi Teh Mimin mengucapkan terima kasih karena aku telah berkali-kali memberikan kepuasan batin yang selama beberapa bulan ini tidak pernah dilakukan suaminya. 

Malam harinya, Tante Susan mendatangi kamarku dan mengajak begituan lagi. Ya, kapan lagi. Tanteku tergolong masih muda, cantik, seksi. Kami berdua benar-benar memperoleh kepuasan lahir dan batin.   Demikianlah cerita mesum hot Ibu Mertua Memang Hot dan Tante Birahi Toket oleh cerita sex hot.