Cerita dewasa: Muncrat akibat kocokan sekretaris

Author:

Di suatu kantor perusahaan terkemuka di kota XX sedang ada rapat perusahaan. PAda rapat itu, pak Handoyo, bos perusahaan, ditemani sekretaris pribadinya, Mbak Sarah, dan beberapa klien penting. Suasana penuh dengan ketegangan tapi santai karena banyak keputusan penting yang harus diambil pada rapat itu.

Pas rapat berlanjut, Pak Handoyo yang karismatik itu kelihatan lagi sange atau horny ya maklum saja, istrinya sedang hamil jadi sudah lama ia nggak ngentot istrinya itu. Mbak Sarah yang peka langsung ngerti. Dengan isyarat mata, Pak Handoyo nyuruh Mbak Sarah mendekat.

Di tengah rapat, Pak Handoyo dengan cepat buka resleting celananya di bawah mejanya dan emngeluarkan kontolnya yang sudah lumayan tegak. Mbak Sarah, yang loyal banget, langsung ngerti kode itu. Tangannya dengan lembut mulai menyentuh kontol Pak handoyo. Para klien nggak ada yang sadar apa yang lagi terjadi di bawah meja.

Ruang rapat masih dipenuhi obrolan bisnis saat tiba-tiba Pak Handoyo terengah-engah. Tubuhnya menegang, tangannya mencengkeram meja kuat-kuat. Mbak Sarah menyadari bahwa Pak Handoyo mau ngecrot, maka ia mempercepat kocokannya sampai akhirnya Pak Handoyo tidak kuat lagi menahan ejakulasinya. Gelombang kenikmatan terus menghantam dirinya, dan dengan tiba-tiba, tubuh pak handoyo menghentak dan kontol Pak Handoyo menyemburkan sperma dalam jumlah yang sangat melimpah karena sudah 2 minggu tidak dikeluarkan. Cairan sperma iu menyembur dan berjatuhan ke lantai, juga banyak yang meleleh ke tangan Sarah.

Para klien tetap fokus ke urusan bisnis, nggak ada yang tahu kejadian Sarah ngocok kontol bosnya itu di bawah meja. Cairan itu terus muncrat sampai akhirnya membentuk genangan di karpet. Sarah terus mengocok dan mengurut-urut kontol bosnya itu sampai cairan spermanya keluar semua.

Rapat masih berlanjut, tapi tangan Mbak Sarah penuh dengan cairan bosnya. Dia melirik ke atasannya, bertanya-tanya, tapi Pak Handoyo cuma mengangguk dan mengambil tisu dari laci.

Dengan isyarat tangan, dia nyuruh Mbak Sarah buat bersihin tangannya. Rapat tetap lanjut,

klien-klien nggak ada yang sadar sama kejadian aneh ini.

Pas rapat selesai, Pak Handoyo berterima kasih ke klien-kliennya dan nganter mereka keluar. Dia lalu menoleh ke Mbak Sarah, dengan senyum nakal. “Kamu selalu bisa diandalkan,” katanya dengan mata yang bercanda.

Mbak Sarah cuma tersenyum, pipinya sedikit merah. Dia tahu rahasia mereka aman, dan ikatan mereka semakin kuat. Saat kantor kembali ke suasana biasanya, mereka saling pandang, mengerti satu sama lain tanpa perlu kata-kata.

Hari berganti minggu, dan kejadian itu jadi rahasia bersama antara Pak Handoyo dan Mbak Sarah. Setiap kali ada rapat yang butuh kehadirannya, dia selalu ada dan setiap bosnya meminta dipuaskan maka ia menurutinya. Pak handoyo sering memberikan bonus pada Sarah sebagai ucapan terima kasih.