Cerita dewasa: Aku pergi kerja, istriku dicolok tukang bakso

Author:

Hari itu mendung banget waktu gue siap-siap pergi ke luar kota buat perjalanan bisnis. Bini gue, Lisa, bakal sendirian di rumah beberapa hari ke depan, dan gue ngerasa agak bersalah pas lagi ngepak barang-barang. Gue tau dia bakal kangen gue, dan gue juga bakal kangen dia. Tapi gue harus pergi – ini kerjaan gue.

Pas gue mau berangkat, Lisa datengin gue dan meluk gue. “Aku bakal kangen kamu banget, sayang,” katanya, suaranya penuh haru.

Gue balas peluk dia, ngerasa sedih di dada. “Aku juga bakal kangen kamu, Lisa. Tapi aku bakal balik secepatnya.”

Dia lihat gue, matanya cokelat bersinar dengan air mata yang nggak jadi jatuh. “Hati-hati ya, aku nggak mau ada apa-apa sama kamu.”

Gue cium keningnya, janji bakal hati-hati. Dan dengan itu, gue berangkat ke bandara.

Hujan deras waktu gue nyampe di tujuan, dan gue nggak bisa berhenti mikirin Lisa yang lagi di rumah sendirian. Gue harap dia tetap baik-baik aja.

Ternyata, Lisa memang istri yang nggak bisa menjaga memeknya. Dia tahu ada tukang bakso lewat dan dia pesen bakso, lumayan untuk ngemil do sore hari katanya.

Setelah dia pesan, tukang bakso itupun masuk dengan membawa nampan berisi bakso yang baunya enak banget. Lisa ngiler ngeliatnya – dia suka banget bakso, dan udah lama nggak makan bakso.

“Berapa harganya bang?” tanya Lisa ke tukang bakso, matanya tertuju ke nampan makanan.

“Sepuluh ribu,” jawab tukang bakso, senyum lebar.

Lisa keluarin uang sepuluh ribu dari dompetnya dan kasih ke tukang bakso, baksonya ternyata enak, dan tukang baksonya juga ganteng banget.

Pas tukang bakso kasih nampan makanan, Lisa nggak bisa berhenti ngeliat lengan berotot dan dada lebar si tukang bakso. Dia ngerasa ada gairah mendadak yang mengalir di nadinya, dan dia seketika itu ngerasa horny dan pingin dientot.

“Eh, mau masuk dan minum dulu nggak?” tanya Lisa, suaranya hampir berbisik.

Tukang

bakso lihat Lisa, matanya gelap penuh nafsu. “Aku kira kamu nggak bakal tanya,” katanya, melangkah masuk dan melepas jaket basahnya.

Jantung Lisa berdetak kencang waktu dia ajak tukang bakso masuk ke ruang tamu. Dia bisa ngerasain ketegangan di antara mereka, dan dia tahu mereka berdua mikirin hal yang sama.

Mereka duduk di sofa, tubuh mereka dekat banget. Tangan Lisa menyentuh paha tukang bakso, dan dia ngerasa ada sengatan listrik yang mengalir di tubuhnya.

“Maaf,” katanya, suara gemetar. “Aku nggak sengaja.”

Tukang bakso senyum, hingga giginya kelihatan. “Gak apa-apa,” katanya, suara rendah dan serak. “Aku nggak keberatan.”

Jantung Lisa berdetak kencang waktu tukang bakso mendekat, bibirnya menyentuh bibir Lisa. Lisa mendesah pelan, tubuhnya merespons sentuhannya.

Ciuman mereka semakin dalam, lidah mereka saling menjelajahi mulut masing-masing. Tangan Lisa meraba dada tukang bakso, merasakan otot keras di balik bajunya. Tukang bakso itu tiba-tiba berkata, suami mbak dimana? saya takut ketahuan. Lisa menjawab, tenang aja bang, suamiku lagi pergi ke luar kota untuk kerja. Sepertinya pikiran Lisa sudah tertutup oleh nafsu, bahkan ia tega mengkhianati suaminya dan berselingkuh dengan tukang bakso.

“Ayo ke kamar,” kata Lisa, suaranya hampir berbisik.

Tukang bakso mengangguk, matanya membara penuh nafsu. Mereka berdiri, tubuh mereka saling menempel, dan jalan ke kamar.

Begitu mereka di dalam, Lisa buru-buru melepas baju tukang bakso. Dia tarik kausnya, memperlihatkan perut six-pack dan dada lebar. Dia jalankan tangannya di tubuh tukang bakso, merasakan kehangatan yang keluar dari kulitnya.

Tukang bakso membantu Lisa lepas bajunya, tangannya meraba lekuk tubuh Lisa. Lisa mendesah pas dia cup payudaranya, ibu jarinya memainkan putingnya.

Mereka jatuh ke tempat tidur, tubuh mereka saling membelit. Kaki Lisa melilit pinggang tukang bakso, menariknya lebih dekat.

Dia memasukkan kontolnya perlahan ke dalam memek Lisa. Lisa terengah-engah, tubuhnya bergetar dengan kenikmatan.

Mereka bergerak bersama, tubuh mereka seirama. Kuku Lisa mencakar punggung tukang bakso saat

dia menusuk memeknya lebih dalam.

Desahan mereka memenuhi ruangan, mengalahkan suara hujan di luar. Orgasme Lisa memuncak di dalam dirinya, dan memeknya mau muncrat.

“Jangan berhenti,” pintanya, suaranya serak.

Tukang bakso mempercepat genjotannya, kontolnya semakin cepat keluar masuk memek Lisa, pinggulnya bergerak semakin cepat. Orgasme Lisa menghantam dirinya, dan dia menjerit kesenangan.

Tukang bakso segera menyusul, tubuhnya bergetar dan dia mau ngecrot. “Aku mau ngecrot mbak, crotkan di mana ya”. Lisa menjawab “Crotkan di toketku aja bang”. Tak lama kemudian tukang bakso itu menarik keluar kontolnya dari memek Lisa. Lisa kemudian berjongkok sambil mengocok kontol tukang bakso itud engan tangannya, semakin cepat kocokannya tukang bakso itu pun berkata, “aku mau ngecrot mbak, aku mau ngecrot”. Ahhhhh, crooott, crooottt, crooottt, spermatukang bakso itu menyembur ke toket Lisa dengan jumlah yang sangat banyak.

Setelah itu mereka berbaring, terengah-engah dan berkeringat, dia sangat puas dengan genjotan kontol tukang bakso itu.

Dan dia tahu bahwa dia akan menghubungi tukang bakso itu lagi dan lagi, setiap kali dia horny dan pingin dientot. tentunya kalau suaminya sedang tidak ada di rumah.