cerita dewasa – kisah lesbi teman saya, kami satu kampus tapi berbeda jurusan, masingmasing dari kami memang mempunyai kesaamaan hobi yang sama, dariolahraga kami senang berenang kalau hari minggu kita sering berkumpul,hampir dari ujung rambut sampai mata kaki kami bisa dibilang sama.
Perkenalkan nama saya Anita dan aku mempunyai teman yang namanya Risa(nama samaran) ini cerita tentang teman saya Risa saat memang sudahlibur semester saya diajak untuk berekreasi di tempat jawa tengah,kebetulan hari yang diingankan Risa berbenturan dengan jadwal saya dankeluargaku mau pergi ke luar negeri, kemudian saya menolak, karena sayatidak bisa untuk jalan bersama dengan Risa, saya pun mempunyai sarankalau di daearah Jawa Tengah saya punya Saudara wanita.
Selangbeberapa hari Risa mengabari aku untuk minta nomer telpon saudara saya,karena Risa memang sudah ingin menikmati suasana di luar, dikarenakannilai semesterannya agak menurun dari semester kemarin kemarin. Sayakirim no, saudara saya yang ada di Jawa Tengah, Risa pun mulaimenghubungi saudara saya, mau berkunjung di tempat mba Gia.
HariSabtunya Risa mulai memesan tiket kereta jurusan Yogya, waktu dalamperjalanan Risa pun sudah berkomunikasi dengan Gia, kira kira sampai dilokasi malam pukul 8. Saudaraku Gia memang kalau hari Sabtu & MingguLibur karena bekerja di suatu Bank di Yogya, Risa sudah berencana mauberkunjung ke tempat di mana wisatanya memang masih asri. Karena memangRisa sudah dikasih ancar ancar jalan menuju ke rumah Saudaraku Gia, taklama Risa pun sudah sampai dirumah Gia.
setelahsampai dirumah Gia , Risa dijamu dengan makan malam. Mereka berduaberbincang-bincang mengenai banyak hal. Selesai makan malam pun merekamasih asyik berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang tersebut Risasesekali melirik kedua payudara Gia yang berukuran 40. Kedua payudaraGia yang dilapisi bra berwarna hitam dan kaos putih ketat itu membuatiri Risa. dia iri karena kedua payudaranya hanya berukuran 32.
“Kenapa Ris ?” Tanya Gia yang rupanya memperhatikan lirikan mata Risa.“Nggak kok.” Elak Risa sambil tersenyum.“Jujur saja.
Aku tahu apa yang kau pikirkan.”“Bener mbak. Nggak apa-apa kok.” Risa masih mengelak. Dia juga menyebutmbak kepada Gia meskipun dia lebih tua dari Gia. Risa sendiri yang mintauntuk memanggil Gia dengan sebutan mbak ketika tiba di rumah Gia karenaalasan senioritas. Gia telah bekerja sedangkan dia masih kuliah.“Kamu heran ya ? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu ?”“Iya. Diapakan mbak ? pakai obat ya mbak ?” Tanya Risa yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.“Pakai oil.” Jawab Gia singkat.“Boleh minta ?”Gia hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
“Nggak usah sekarang mbak. Besok saja. Risa sudah ngantuk. Mau tidur.Besok kan kita mulai jalan jalan. Gia yang rambut panjangnya berombakdan hitam serta diikat membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makandibantu oleh Risa sambil membicarakan kemana kita pergi besok. Setelahitu mereka berdua menonton televisi. Hanya sebentar Risa menontontelevisi. Gia menyuruh Risa tidur di kamar yang telah disiapkannya. Diasendiri juga menyusul tidur.
Risayang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur. bayangankedua payudara Gia yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya setelahbeberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia lalumenuju dapur. Disana telah ada Gia yang tingginya sama dengan tingginya,yaitu sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg.
Sedangkan berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Risamenghampirinya. Gia yang menyadari kedatangan Risa lalu berbalik.“Bagaimana ? Bisa tidur nggak ?” Tanya Gia.“Nggak bisa mbak. Ingat payudara mbak sih.” Jawab Gia sambil tersenyumyang dibalas oleh Gia dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.“Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua payudara mbak ?”
Tanpamenunggu persetujuan Gia, Risa sudah membuka ikatan kimono tidurberwarna coklat yang dipakai Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo matangtersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gia juga membukaikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Risa. Sama dengandirinya. Risa yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana dalamberwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono
masing-masing kelantai. Dan Risa langsung membelai payudara kanan Gia.“Eeehmmm…” Desah Gia.Gialalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar kepala cewek dipunggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa dengantangan kirinya.“Eeehmmm…” Desah Risa.
Gialalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar kepala cewek dipunggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa dengantangan kirinya.
“Eeehmmm…” Desah Risa.Laluditurunkannya celana dalam yang dipakai Risa sampai terlepas daritubuhnya. Kemudian giliran Risa yang menurunkan celana dalam yangdipakai Risa sampai terlepas juga dari tubuhnya. Risa lalu jongkok danmembelai belahan kedua payudara Gia dengan tangan kanannya.
“Eeehmmm…” Desah Gia.Tangan kiri Gia lalu memegang tangan kanan Risa dan diremaskannya ke payudara kirinya.“Ooohhh…” Desah Gia.Risa lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Gia. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gia.
“Eeehmmm…” Desah Gia.Tangankirinya membelai vagina Gia. Tangan kirinya lalu meremas payudara kananGia dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gia.“Ooohhh…aaahhh…ooohhh…eeehmmm… ” Desah Gia.
Beberapasaat kemudian Risa membalikkan tubuh Gia. Dari belakang kedua tangannyalalu membelai kedua payudara Gia dan dilanjutkan dengan meremas keduapayudara Gia.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.“Sudah Ris. Nanti kita terlambat. Kita kan belum mandi dan sarapan.”Kata Gia sambil melepaskan diri dari jamahan Risa. Kemudian Gia masuk kekamar mandi yang tepat berada di samping dapur. Risa mengikutinya.“Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak ?” Tanya Risa yang masih berdiri di pintu kamar mandi.Giayang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala sambiltersenyum menantang. Risa kemudian bergabung mandi dibawah pancuran. Dialangsung disambut dengan Gia yang menempelkan tubuhnya ke tubuh Risa.Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Risa dantangan kanannya memeluk pinggang Risa.
“Ooohhh…aaahhh…” Desah Risa.KemudianGia semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Risa yang jugabasah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Risa yang kecil.“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnyaditempelkan juga ke bibir Risa. Mereka berdua berciuman dan salingberjilatan lidah. Tiba-tiba Risa terpeleset. Untung dia bisa cepatmenguasai tubuhnya sehingga
dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia tidaksegera berdiri. Dia ingin Gia menolongnya. Dengan harapan dia dapatmenarik tubuh Gia supaya ikut terjatuh. Ternyata Gia mengambil selangpancuran dan airnya disemprotkan ke vagina Risa. Hanya sebentar. Dialalu berjongkok dan menyabuni vagina Risa dengan sabun. Diciumnya jugabibir Risa yang membalas dengan hebatnya. Lama sekali Gia menyabunivagina Risa sambil sesekali jari tengah tangan kanannya dimasukkkan kevagina Risa. Sementara tangan kirinya menuangkan sabun cair ke dalambathtub.LaluGia menarik tubuh Risa untuk masuk ke dalam bathtub. Mereka berdua lalusaling mengusapkan busa sabun ke tubuh mereka. Sesekali mereka berduaberciuman sambil saling menjilatkan lidah. Mereka berdua juga salingberpelukan dan menempelkan kedua payudara mereka.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.KemudianRisa membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara Gia dengankedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gia.“Eeehmmm…” Desah Gia.
PerlakuanRisa membuat tubuh Gia semakin naik dan menjadikan dia berdiri denganbersandar pada dinding kamar mandi. Risa sudah tidak lagi menjilatiputing payudara kanan Gia. Kini dia membersihkan busa sabun di vaginaGia dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gia dengan lidahnya.“Aaaghh…ooohhh…” Desah Gia.
Giahanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan keduatangannya. Sesekali tangan kiri Risa juga meremas payudara kiri Gia.“Ooohhh…” Desah Gia.Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Gia sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gia.“Oooughhh…aaahhh…ooouhhh…” Desah Gia.Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Gia.“Ooouhhh…”Dipeluknya Gia sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gia juga meremas pantat Risa.“Eeehmmm…” Mereka berdua sama-sama mendesah.Risa kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Gia yang mau saja menghisapnya.
“Oooughhh…” Desah Risa.Tetapihanya sebentar. Gia menuntun Risa untuk membungkuk dengan kedua tanganberpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya keduapayudaranya ke punggung Risa.“Ooouhhh…” Desah Gia.
Merekaberdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga akhirnyamereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi sambilsesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Risa yang seringmembelai kedua payudara Gia bergantian. Dia terpesona dengan keduapayudara Gia yang
besar.Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.“Mbak. Minta oilnya dong.” Kata Risa.“Sini.” Kata Gia sambil menarik Risa ke kamarnya.“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Gia.Risahanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Gia jugamembuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gia lalu mengambilsebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil. Kemudiandihampirinya Risa yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Diatinggal memakai celana dalam. Gia kemudian memegang payudara kanan Risadan menuangkan isi botol ke payudara kanan Risa setelah membukatutupnya. Tangan kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Risa.“Ooohhh…” Desah Risa.Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Risa.“Ooohhh…” Desah Risa.
Dialalu membalikkan tubuh Risa dan menuangkan isi botol ke punggungg Risa.Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya diratakannyacairan itu ke seluruh tubuh Risa bagian atas.“Eeehmmm…” Desah Risa.Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Risa.“Gantian ya.” Kata Gia.
Risahanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Gia. Diakemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gia sekaligus dalamjumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelahditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuhGia bagian atas terutama ke kedua payudara Gia.“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.Setelahdirasa cukup, Gia lalu memeluk Risa dan menggesek-gesekkan keduapayudaranya ke kedua payudara Risa selama beberapa menit.“Ooouhhh…”Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.“Ooohhh…”
Giamenghentikan remasannya pada kedua payudara Risa. Dia keluar kamar danmengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali ke kamardan dilihatnya Risa masih meremas sendiri kedua payudaranya.“Ooohhh…” Desah Risa.
Didepan Risa, Gia membuka salah satu botol dan dengan menari-nari diamengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Giamembersihkan cairan dengan air mineral itu.“Eeehmmm…” Desah Gia.
Risatertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gia. Denganberhadap-hadapan Risa juga membersihkan cairan pada kedua payudaranyasendiri.“Eeehmmm…” Desah Risa.
Giamelihat sebuah kesempatan. Tangan kirinya meremas dan menjilatipayudara
kanan Risa yang bertambah besar dari biasanya meskipun tidaksebesar dari yang dia punya.“Ooohhh…eeehmmm…” Desah Risa.Dibalikkannya tubuh Risa dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Risa bergantian.“Ooohhh…” Desah Risa.Sementaratangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan kanan Risajuga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka berdua basah danRisa membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua payudara mereka yangberbeda ukuran menempel dan saling menggesek.“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampirtiap hari Gia meremas kedua payudara Risa dengan Breast Oil yangberlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya keduapayudara Risa sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan denganSelesainya hari Libur semesteran. Itu sebuah kisah dari temanku Risayang memang kami terbuka sering saling berbagi cerita.Cerita Dewasa