Cerita dewasa: Ketahuan coli sama pembantu, malah jadi dicoliin

Author:

Pada suatu hari di kompleks perumahan mewah di Jakarta Selatan ada seorang duda bernama Huda. Huda sudah hidup sendiri selama sekira 3 tahun, karena istrinya meninggal. Ia adalah lelaki yang tidak terlalu banyak tingkah, tetapi seperti cowok normal pada umumnya, ia juga punya nafsu birahi yang harus disalurkan, daripada menyewa cewek PSK, ia lebih sering masturbasi atau onani untuk mengeluarkan spermanya. Pada suatu sore, Huda merasa sangat horny. Ia memutuskan untuk pergi ke belakang rumahnya, tempat di mana ia dapat mengocok kontolnya dengan bebas tanpa rasa khawatir dilihat orang.

Huda mengeluarkan kontolnya dari balik resleting celananya. Saat hendak mulai mengocok kontolnya, ia melihat pembantunya, Ika, seorang cewek cantik berusia 26 tahun, sedang menyapu halaman belakang. Badan Ika tinggi dan bodynya bagus, tidak gemuk dan juga tidak kurus, pokoknya badannya seperti model majalah plus-plus. Ika mengenakan celana pendek atau hot pants yang memperlihatkan pahanya yang putih mulus, dan kaus t-shirt tipis yang memperlihatkan bentuk payudaranya yang besar. Huda dapat melihat bahwa ia tidak mengenakan BH, putingnya terlihat jelas melalui kaosnya yang tipis itu. Ia merasakan nafsunya semakin menggebu-gebu ketika melihat Ika dan memutuskan untuk menggunakan pandangannya pada tubuh Ika itu sebagai bahan masturbasi.

Namun, rencananya terganggu ketika Ika tiba-tiba berbalik dan memergokinya. “Bapak, ngapain sih di belakang rumah dan ngocokin kontol? Bapak, onani, ya? Bapak lihat aku sebagai bahan onani, Bapak?” tanyanya, ada nada geli di suaranya. Huda terkejut, tapi sebelum sempat menjawab, Ika lanjut, “Ya ampun, Bapak, kalau Bapak mau onani, ke sini aja. Ika kocokin kontol Bapak, Ika keluarin sperma Bapak. Ika kasihan sama Bapak. Ke sini, Ika kocokin kontol Bapak sambil nonton film porno, pak. Pasti Bapak puas, sperma Bapak pasti muncrat banyak.” Huda terkejut tapi juga penasaran. Dia mengangguk, dan Ika menuntunnya ke dalam rumah sambil memegang kontol Huda menuju ruang tamu. Dia menyalakan TV dan memutar

film porno. Huda duduk di sofa, kontolnya sudah mengeras ngaceng maksimal. Ika berlutut di depannya dan mulai membelai kontol Huda dengan tangannya yang lembut. “Oh, Bapak, kontol Bapak besar banget dan keras. Ika tidak sabar untuk membuatnya ngecrot,” katanya, suaranya dipenuhi nafsu. Huda mengerang dalam kenikmatan saat Ika terus mengocoknya, tangannya bergerak naik turun di batangnya dengan presisi yang luar biasa.

Saat mereka menonton film porno itu, belaian Ika menjadi lebih intens. Huda bisa merasakan orgasmenya meningkat. “Oh, Ika, kontol Bapak mau muncrat,” erangnya. Ika mempercepat kocokannya, tangannya mengocok kontol Huda dengan gerakan cepat dan genggaman yang kuat.

Dengan berteriak keras, Huda mencapai klimaks, “Ahhhh, ahhhh, ahhhh, bangsatttt, asuuuuuu”, teriaknya. Crooottt, crooottt, crooottt. “Terus pak, keluarkan semua sperma bapak, ayo terus semprotkan, keluarkan semuanya pak”, kata Ika. Spermanya Huda menyembur keluar dalam jumlah banyak. Ika dengan cepat mengambil mangkuk dan menampung spermanya. Dia menatapnya dengan tatapan nakal, “Pak, sperma bapak sepertinya enak. Ika minum ya Pak.”

Huda terkejut tetapi juga terangsang, Huda mengangguk, dan Ika mendekatkan mangkuk itu ke bibirnya. Dia meminum sperma Huda, sepertinya Ika sangat suka dengan rasa sperma Huda. “Rasanya enak Pak, spermanya,” Ika mau lagi. Huda memperhatikannya, kontolnya sudah mulai mengeras lagi.

Sisa sore itu dihabiskan dalam kabut kenikmatan. Ika terus mengocok kontol Huda, membuatnya ngecrot lagi dan lagi. Setiap kali Huda ngecrot, Ika selalu meminum sperma Huda. Huda benar-benar sangat puas hingga stok spermanya habis, sudah tidak ada sperma yang keluar saat ia ngecrot, hanya cairan bening saja, karena spermanya sudah habis dikeluarin Ika.

Saat matahari mulai terbenam, Huda dan Ika akhirnya berhenti. Huda lemas banget, tapi suka. Huda berterima kasih kepada Ika atas kepuasan yang diberikan, walaupun bukan ngentot tapi dikocok pakai tangan, Huda sudah sangat puas, “Kapan saja Bapak minta dikocokin, Ika selalu siap untuk ngocok kontol Bapak, bahkan Ika ngijinin kalau Bapak

mau masukin kontol Bapak ke memek Ika dan ngecrot di dalam, Ika mau banget”, kata Ika.

Sejak hari itu, setiap kali Huda horny, dia akan meminta Ika memuaskannya, dan Ika selalu memenuhi hasrat nafsu seks Huda, bahkan setelah kejadian itu, Huda sering ngentot Ika layaknya suami istri, padahal Ika hanyalah pembantu di rumah Huda. Ika sudah seperti istri Huda yang selalu ada untuk memuaskan nafsu liar Huda.