Cerita dewasa: Nafsu seks sang sekretaris yang tak terbendung

Author:

Rani adalah seorang cewek berusia 26 tahun yang punya body seperti model, tubuhnya tinggi, payudaranya besar, dan badannya berisi, tidak gemuk dan juga tidak kurus, sangat proporsional. Dia adalah cewek yang hobi colmek karena memang dia adalah seorang yang hiperseks. Rani kerja sebagai sekretaris di suatu perusahaan besar. Biasanya Rani suka pake rok pendek dan celana dalem kalau berangkat kerja, soalnya kalo lagi horny dia bisa langsung masturbasi pake jari atau pake dildo gitu. Di dalam tas kerjanya dia selalu bawa dildo jadi ketika dia horny dia bisa langsung colmek.

Rina berangkat ke kantor naik bus umum. Waktu di bus, Rani ngerasa horny dan nafsu seksnya meningkat. Ia mendapati memeknya makin lama makin basah aja. Dia ngelirik-lirik ke sekeliling, ternyata orang-orang pada sibuk sama hape atau baca koran masing-masing. Dengan tanpa ragu, Rani mengangkat roknya, kemudian menyingkap celana dalamnya kesamping dan terlihatlah memek Rani yang tebel. kemudian Rani membasahi jarinya pake air liurnya, terus dia ngelus-ngelus klitorisnya.

“Ahhh, rasanya bener-bener enak banget,” desah Rani pelan.

Tiba-tiba, ada seorang bapak-bapak yang duduk di sebelahnya yang ngeliat apa yang dilakuin Rani.

“Eh, apa yang kamu lakukan?! mesum banget sih lo!” tegur bapak itu.

Tapi Rani cuek aja, “Biarin, gue kan lagi horny. Lo mau ikutan juga, sini colokin memek gue?” kata Rani dengan tatapan menggoda.

Bapak itu langsung kaget dan gerak-gerak gak nyaman di kursinya.

Rani ngerasa memeknya makin lama makin basah, dan dia pengen banget lebih puas lagi. Jadi dia masukin jarinya perlahan-lahan ke memeknya yang sudah basah. Dia mulai gerakin jarinya keluar-masuk, makin cepet seiring dia makin keenakan.

“Oohhh… enaknyaaa…” desah Rani lagi, gak peduli kalo ada orang lain yang ngedenger.

Rani semakin cepat mengocok memeknya, Tiba-tiba, Rani sudah mau klimaks “Ahhhh bangsat gue mau muncratt, ahhh, ahhh, ahhhh, vcraaattt craaatttt, crraaaattt, cairan squirt Rani yang hangat muncrat dari memeknya.

Cairannya membasahi lantai, kena jendela, bahkan ada yang kena orang-orang yang duduk deket dia.

“Aduh, joroknya lo! Ngapain sih lu colmek dan squirting-squirting gitu di sini? Gak punya malu lu ya!” omel seorang ibu-ibu yang kena cipratan.

Tapi Rani mah cuek bebek, dia terlalu asik sama orgasmenya sendiri. “Biarin, gue lagi enak nih!, masa bodoh sama lo” jawabnya asal.

Memek Rani masih squirt, masih muncrat-muncrat cairan vaginanya, Tangannya basah kena cairan squirt itu kemudian jari-jarinya itu cairannya dia isep-isep. “Hmm… enak banget cairan memek gue…” gumamnya.

Si sopir bus yang ngeliat kejadian itu langsung kaget. “Hei, ada apa tuh di belakang?! Jangan bikin ribut di sini!” teriaknya.

Tapi Rani gak peduli, dia malah makin gencar masukin jarinya ke memeknya, colok-colok G-spot memeknya. “Ohhh… enaaakk…” desahnya keras-keras.

Akhirnya bus tiba persis di depan kantor Rani, Rani merapikan roknya dan juga bajunya, dia masa bodoh dengan cairan squirtnya yang masih basah di mana-mana. Dia pengen segera masuk kantor untuk colmek lanjutan. Pas jalan di lorong, dia ngerasa ada mata-mata temen kerjanya yang ngeliatin dia.

“Hei, lo abis ngapain sih di bus?” tanya salah seorang temennya.

“Bukan urusan lo,” jawab Rani cuek.

Setelah kejadian di bus tadi pagi, Rani gak bisa fokus sama sekali sama pekerjaannya. Dia terus-terusan keingat sensasi nikmat waktu dia masturbasi di bus. Memeknya masih basah dan gatel, pengen segera dicolok lagi.

Rani ngeliat jam di mejanya, ternyata udah hampir waktunya istirahat siang. “Yes, akhirnya…” gumamnya sambil nyengir.

Dia langsung beres-beres dan keluar dari kantornya. Untungnya toilet cewek di kantornya lagi sepi, jadi Rani bisa leluasa masturbasi di sana.

Rani masuk ke salah satu bilik toilet, Rani langsung buka roknya dan celana dalemnya. Dia masukin dua jarinya ke memeknya yang basah, terus dia gerak-gerakin cepet.

“Oohhh… enaaak…” desahnya pelan, takut ada yang denger.

Rani makin cepet gerakin jarinya, ngerasa orgasme

udah di depan mata. Tiba-tiba dia ngerasain cairan squirt nya keluar lagi, craaattt, crraaatttt, craaattt, cairan itu muncrat ke dinding toilet, lantai dan juga membasahi tangannya.

“Ahhh… enak banget bangsattt…” erangnya nikmat.

Setelah puas, Rani mengelap memeknya pakai tisu, merapikan rok dan bajunya lagi dan lanjut makan siang.