Perkenalkan namaku andy umur 17 tahun diusiaku saat ini aku termasuk anak yg mempunyai badan tinggi besar benar saja tinggiku saja 180cm dan beratku 75kg. Kala itu aku masih duduk dibangku sma.
Pagi itu aku ada janji dengan teman2ku rio dan moko mereka berdua adalah sahabat setiaku disekolah. Km janji akan jalan2 ke mall sekedar mencari hiburan dan cuci mata saja pumpung saat ini lagi liburan sekolah. Kami bertiga muter2 di mall sampai sore hari dan akhirnya aku mengajak rio dan moko untuk menginap dirumahku. Aku seh setuju2 aja karena rumahkukan sepi karena aku cuma tinggal dengan ibuku saja setelah ayahku menceraikannya.
Perkenalkan ibuku bernama tika, usiannya 40 tahun tapi diusianya yang sudah menginjak kepala empat ini ibuku masih terlihat seperti wanita yang berusia 25 tahunan. Makhlum karena ibuku sering ikut kegiatan2 senam di perumahanku.
Sampai dirumahku aku langsung mengajak rio dan moko untuk masuk kekamarku untuk bermain ps. Lama bermain ps ibuku memanggil kami bertiga untuk makan malam. Aku mengajak rio dan moko untuk menuruti perintah ibuku. Dimeja makan rio selalu mencuri2 pandang pada ibuku karena ibuku waktu itu hanya memakai daster tipis dengan belahan dada rendah. Rio terus saja tak mau memalingkan pandangannya dari tubuh ibuku. Sedangkan aku dan moko terus makan tanpa memperdulikan rio. Setelah makan aku dan moko langsung menonton tv sedangkan rio bicara kalau mau membantu ibuku ubtuk membereskan meja makan dan mencuci piring. Awalnya aku tidak curiga dengan gerak-gerik rio waktu itu. Pukul 8 malam rio dan ibuku datang menghampiri aku dan moko yang sedang melihat tv mereka berdua akhirnya ikut serta menonton tv bersama aku dan moko. Lama kami berbincang ngalor ngidul gak karu2an, ibuku kini mulai menguap tanda kalau di sudah mulai ngantuk. Ibuku berpamitan kepada kami bertiga untuk tidur terbelebih dulu, kami bertiga pun mengijinkan ibuku untuk pergi tidur tapi ada yang aneh dengan raut wajah rio tampaknya dia tidak suka atas kepergian ibuku. Dengan cepat rio pemuda berkulit hitam ini mengikuti ibuku dan menarik tanggan ibuku untuk kembali ke ruang tamu.
“Ada apa rio? Tante udah ngantuk nih capek” tanya ibuku.
“Sini aja tan temenin kita bertiga” ucapnya.
Ibuku belum mempunyai pikiran curiga waktu itu, tapi aku sudah mencium gerak-gerik aneh rio. Rio saat itu senyum2 gak jelas karena ibuku mau menuruti permintaannya.
“Apa yang sebenarnya ingin dilakukan rio pada ibuku?” Tanyaku dalam hati.
“Apa rio mau melakukan hal2 aneh pada ibuku? Oh tidak dia adalah sahabatku tak mungkin dia bakal begitu” lanjutku dalam hati menepis keraguanku.
Rio mulai mendekatkan duduknya merapat ke tubuh ibuku dan ibuku hanya diam saja melihat apa yang dilakukan rio. Dengan gerakan yang begitu cepat tanggan rio mendekap tubuh ibuku sentak ibuku langsung berteriak.
“Apa yang sedang km lakukan rio?” teriak ibuku waktu itu.
“Tenang saja tan rio agak akan ngapa2in kalau tante nurut sama rio hehe” jawabnya yang diakhiri dengan senyuman jahanam.
“Rio hentikan tindakanmu!” Perintahku kepada rio.
“Sudalah dy km juga maukn sebenernya” jawab rio tak menghentikan tingkahnya.
Rio terus mendekap ibuku dan mulai meremas2 payudara ibuku dibalik daster tipis yang dikenakan ibuku saat itu. Aku mencoba menghentikan rio tapi moko menahan gerakanku saat itu. Sebenarnya aku juga terangsang melihat rio mempermainkan ibuku seperti itu tapi rasa tidak tega itu muncul kala melihat air mata ibu mulai menetes ketika rio mencoba mengangkat daster bagian bawah ibuku. Kini cd putih milik ibuku terlihat sangat jelas dihadapan kami bertiga. Aku mulai berhenti meronta kala moko mencengkramku dengan kuat, tenagaku tak bisa menandingi tenaga moko si atlet sepak bola itu. Ibuku terus meronta mencoba melepaskan diri dari dekapan rio air matanya terus mengalir membasahi pipinya. Aku saat ini sudah sangat terangsang melihat perlakuan rio terhadap ibuku. Kebimbangan kini menyelimutiku antara menyelamatkan ibuku atau membiarkan tanggan2 nakal rio menjamah tubuh ibuku. Kini rio mencoba menurunkan resleting daster ibuku dibalik punggung ibuku, tak lama berselang akhirnya rio berhasil membuka bagian atas daster ibuku dan akhirnya pemandangan indah yang kedua terpampang jelas didepan kami bertiga. Melihat payudara ibuku yang masih terbungkus bh berwarna hitam tubuhku menjadi lemas pikiranku melayang2. Air mata ibu terus menetes deras saat rio mulai meremas2 payudaranya dan membuka cup bh ibuku. payudarah besar ibuku kini terlihat jelas dihadapan kami bertiga puting susu yang kecoklatan membuatku begitu terangsang. Melihat aku yang sudah mulai terangsang dan tak melawan dekapan moko akhirnya moko melepaskanku. Lalu moko berjelan mendekati ibuku kemudian moko mengangkat kedua paha ibuku dan memelorotkan celana dalam putih milik ibuku terlihat jelas vagina ibuku yang dihiasi bulu2 hitam tipis di atasnya, tampaknya ibuku sangat merawat daerah kewanitaannya. Moko mulai mendekatkan kepalanya kebibir vagina ibuku dan mulai menjilat2 vaginannya. Oh darahku mendesir melihat kejadian itu aku sungguh sangat terangsang melihat perlakuan kedua temanku kepada ibu kandungku saat itu. Ibuku sudah sedikit mengendorkan perlawanannya tapi mulutnya tetap memohon agar kedua temanku menghentikan kegiatannya. Aku yang sudah mulai terangsang kini memajukan badanku mendekati mereka bertiga untuk melihat dengan jelas. Rio kini melepaskan celana jeansnya dan mengarahkan batang penisnya yang tidak begitu besar kemulut ibuku, pertama ibuku menolak untuk menggulum penis rio tapu rio tetap memaksa ibuku dengan sangat terpaksa akhirrnya ibu membuka mulutnya, air mata ibu tidak henti2nya mengalir keluar dari kelopak matanya.. Sebenarnya aku tidak tega melihat keadaan ibuku yang seperti itu tapi nafsuku mengalahkan perasaanku. Rio terus menyodokan penisnya kedalam mulut ibuku sampai ibuku tak kuat menahan sodokan penis rio. Sedangkan moko terus memainkan vagina ibuku. Aku masih terdiam melihat perlakuan kedua sahabatku. Setelah lama mereka berdua memainkan tubuh ibuku kini moko memelorotkan celana kolor yang kupakai dan mengarahkan tubuhku tepat didepan tubuh ibuku, sedangkan rio menahan tubuh ibuku agar tetap terlentang didepanku. Moko mendorongku dan mengarahkan penisku kebibir vagina ibuku. Ibuku terus memohan agar teman2ku menghentikan perbuatannya. Moko terus mengarahkan penisku dan dengan satu dorongan bles penisku masuk kedalam vagina ibuku tempat aku lahir 17 tahun yang lalu. Aku tak pernah membayangkan sebelumnya kalau aku bisa menyetubuhi ibuku sendiri, ibu kandungku yang melahirkanku. Dengan sedikit arahan dari moko aku mulai menggerakan pinggangku maju mundur, kini ibuku sudah mulai mendesah tapi aku tak tau apa yang ada dipikirannya. Sedangakan rio yang berada dibawah tubuh ibuku kini mencoba mengangkat bokong ibuku dan mengarahkan penisnya untuk masuk kedalam lubang anus ibuku. Air mata ibu semakin lama semakin membanjiri pipinya walau mulut dan hatinya tak bisa berbohong kalau dia sudah mulai menikmati permainan yang kami berikan. Sedangkan moko yang dari tadi mengarahkanku untuk memaju mundurkan pinggangku kini mullai mencopot celana jeans yang ia kenakan dan mengarahkan penisnya kemulut ibuku. Ibuku tidak bisa melawan apa yang kami bertiga lakukan terhadapnya. Tubuh mungilnya tak berdaya menghadapi serangan serentak yang kami lakukan.
Ibuku terus meracau,
“Tttooooolllllooooonnnggggg hhhheeeennnnttttiiiiikkkkaaaannnn iiiinnniiiii aaaaakkkkuuuu mmmmooohhhhoooonnn aaaahhhhhh ahhhhh aaaahhhhh” racau ibuku kala itu.
Kini aku tidak memperdulikan apa yang dikatakan ibuku bagiku sudah kepalang tanggung. Aku terus mengejot vagina ibuku dengan gerakan sedikit cepat, sedangkan rio asyik dengan lubang anus ibuku sembari tanggannya meremas2 payudara ibuku, dan moko tetap dengan pekerjaannya mengaduk2 mulut ibuku. 10 menit kami melakukan hal itu kini tubuh ibuku mengelijang, memeknya berkedut seperti mengurut kontolku dan tak lama berselang penisku terasa panas seperti diserang cairan hangat yang keluar dari vagina ibuku kami bertiga tidak memperhatikan hakl itu dan terus fokus pada pekerjaan kami masing2. Tak lama berselang kini tubuh rio yang mengejang hebat dia meremas dengan kuat payudarah ibuku sampek ibuku teriak tak kuat menahan remasan yang diberikan rio, payudarah ibuku berubah warna menjadi merah akibat remasan yang dilakukan rio saat rio menghadapi ejlukasinya. Aku dan moko terus melakukan pekerjaan kami berdua sedangkan rio kini sudah terkulai lemas karena baru saja merasakan puncak kenikmatannya. Tak lama berselang kini giliranku yang harus merasakan kegelian yang teramat sangat pada ujung kontolku setelah kutahan hampir 3 menit akhirnya aku tidak tahan lagi dan menyemburlah spermaku mebanjiri vagina ibuklu waktu itu. Kini tinggal moko saja yang belum ejlukasi pemain bola ini sangat lihai dalam hal mempertahankan keejlukasiannya. Kini moko memindah penisnya yang semula dari mulut ibu kin berpindah ke vagina ibuku. Ketika penis moko mulai masuk ke vagina ibuku, ibuku meringis menahan sakit atau perih aku tidak tahu yang jelas karena penis moko yang terlalu besar dibanding penisku dan penis rio. Moko mulai mengerakan tubuhnya maju mundur sedangkan ibuku terus meringis menahan serangan dari moko. Semakin lama ibuku yang semula hanya meringis kini mulai mendesah mungkin vaginanya sudah adaptasi dengan penis moko. Moko terus mengerakan pinggangnya maju mundur sesekali tanggannya memimilin2 puting susu ibuku. Tak lama berselang moko memeluk tubuh ibuku dan mengangkat tubuh ibuku keatas tubuhnya, moko terus memeluk erat tubuh mungil ibuku sembari dia menggerang kenikmatan akhirnya tubuh moko ambruk kebelangkang dan ibuku berada diatasnya.
Kami yang kecapaian karena sudah mendapat ejlukasi masing2 hanya berbaring diatas sofa ruang keluargaku sambil berebut nafas. Akhirnya rio yang mulai kembali tenagannya mulai bangkit dan menyerang ibuku lagi, kami bertiga secara bergantian menyerang tubuh ibuku sampai pagi. Esok harinya ibuku tidur hingga sore hari baru bangun nampak sekali dia sangat kelelahan tapi dibalik kelelahannya terlihat sedikit kepuasan diwajahnya.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,