Akibat Tugas Akhir

Author:

Ini thread pertama gue, kalau ada yg kurang dan juga perlu ditambahkan mohon untuk para Semproters memberi masukan.. salam semprot.

nama gue Fery (23) seorang mahasiswa akhir, nah kali ini gue akan menceritakan kisah yang sangat membekas di pikiran gue ini. bermula ketika libur semester gue dan beberapa teman gue sepakat untuk liburan sekaligus mencari data disebuah desa di daerah jawa timur. nah kebetulan teman gue Indi (22) juga merupakan anak dari kades disana sehingga untuk tempat dan juga makan kami bisa free, dan jadilah kami kesana.

kami ber 3 akhirnya menuju desa tersebut (gue, indi dan rere) dan cuman gue yang cowok, rere dan indi ini teman baik ketika SMA di kota dulu sedangkan gue baru kenal mereka ketika mengambil mata kuliah yang sama dan saat penyusunan skripsi ini kami mengambil tema yang sama kebetulan kami mengangambil jurusan bio teknologi.

Akhirnya kami tiba di desa tersebut dimana dalam waktu 3 minggu liburan serta tugas kami harus selesai, kami waktu itu disambut oleh bapak indi sendiri bersama ibunya, Om Riadi dan tante Sinta, sekilas melihat om Riadi dan tante sinta bsa terlihat jauhnya umur mereka tanpa harus menanyakan umur masing2, setelah ngobrol berbisik dengan indi ternyata indi sudah lama tak memiliki ibu ketika ia baru kelas 2 SMP ibunya meninggal karena sakit, dan ketika dia SMA kelas 3 dan akan lulus ayahnya memutuskan menikah lagi dengan ibu tirinya sekarang. umur pak riadi sekarang 50 tahun dan umur tante sinta adalah 30 tahun.
walaupun sudah berkepala tiga dan memiliki 1 orang anak dari hasil perkawinanya tante sinta masih memilikiwajah yang ayu dan juga bodi yang terawat inilah yang membedakannya dengan indi dan juga rere kedua wanita tersebut memang lumayan cantik namun bertubuh standar.

oke lanjut, akhirnya kami dibawa kerumah indi yang sudah sejak SMP ia tinggalkan, rumahnya lumayan besar dan hanya dihuni oleh ayah dan ibu tirinya serta anak mereka yang berusia 5 tahun, sementara itu gue disediakan kamar tamu yang terletak agak kedapur berbeda dengan kamar utama yang berada di depan rumah serta kamar indi yang bersebelahan dengannya. Om riadi dan tante SInta memang orangnya baik dan menerima kami apa adanya meski belum terlalu mengenal kami berdua gue dan rere bahkan untuk itu mereka menyempatkan waktu mengobrol dengan kami ditengah kesibukan mereka masing – masing, pak riadi senang mengajak ngorol gue ketika akan kekantor dan ketika sudah pulang dari kantor begitu juga dengan tante sinta yang duduk ikut mengobrol dengan rere dan gue. keramahan mereka tak cukup sampai disitu bahkan gue dipercayakan membawa motor keluarga indi untuk menyelesaikan tugas gue disalah satu kebun untuk mengambil data disana, owh yah perlu diketahui kebun gue dan kebun indi dan rere tak sama meski tema penelitian kami sama, rere dan indi mereka berada dikebun yang lain. selama 2 minggu adalah kesempatan kami berlibur sambil mengambil data 1 minggu pertama gue manfaatkan untuk mengambil data dan ini menguras waktu dan tenaga gue yangharus pergi pagi pulang malam, berbeda dengan gue, indi dan rere malah merka berlibur menikmati alam lebih dulu dan alhasil 1 minggu berlalu dimana gue telah selesai dengan data gue dan indi serta rere baru memulai start mereka mengambil data di kebun yang mereka pilih.

 
    
 
 

nah selama 1 minggu ini cukup bagi gue menilai tempat masa kecil ini yang asri dan sejuk serta keluarga mereka yang begitu baik dan santun dengan tamu. dan selama satu minggu ini sudah cukup bagi gue untuk mengagumii soosk ibu tiri indi yang selain baik pintar, enak diajak ngobrol dan begitu perhatian dengan keluarganya, intinya jauh dari kesan wanita kota yang arogan. dan satu lagi nilai plus untuknya adalah kecantikan dan keseksian tubuhnya yang membuat lelaki manapun pasti akan berlutut.

oke sedikit gue mendiskripsikan tante sinta ini biar teman pembaca ada gambaran, orangnya tak terlalu tinggi sebahu gue yang memiliki tinggi 172 cm, kulitnya putih bahkan bisa dibilang sangat putih (beda dengan kulit cina yah), tubuhnya semok di bagian dada dan bokong dan inilah yang menjadi daya tarik, meski sudah memiliki anak namun lingkar pinggangnya kecil dan bokongnya saja yang terlihat besar, untungnya ia sering mengenakan baju daster sehingga keseksia tubuhnya tertutupi.

nah gue dapat info tambahan dari orang bekerja dikebun kalau tante sinta ini dulunya adalah sekretaris pak kades namun setahun menghilang dan saat kembali langsung melaksanakan pernikahan dengan pak kades alias pak riadi, berkembang kabar kalau tante sinta hamil duluan baru dinikahin oleh pak kades ini diperkuat dengan umur sang anak yang menjelang 5 tahun disaat pernikahan mereka baru berusia 5 tahun juga. oke gue rasa cukup basa-basinya kita langsung saja ke momen yang sudah ditunggu2.

seperti yang gue bilang tadi gue sudah selesai penelitian gue dan hanya beristrahat dirumah sedangkan penghuni rumah sudah tak ada lagi merasa aman sekitar pukul 10 pagi dengna bangga gue mengeluarkan adik joni gue dari dalam sangkarnya sambil menonton film blue dilaptop, gue mengocok si joni sambil membayangkan yang gue entot adalah tante sinta, sedang asik gue mengocak sambil tidur terlentang dengan kepala menengok ke samping melihat kearah laptop tepat didepan gue tante sinta berdiri terpaku dibalik pintu yang lupa gue kunci karena sempat gue buat teh dan sarapan saat tak ada orang dirumah, entah sejak kapan ia disana karena gue nggak sadar akan bunyi pintu yang memang tak berderit, gue melihat wajah terkejutnya dengan mulut yang diutupi tangan saat gue melihat kearahnya sempat beberapa detik kami tertegun sampai akhirnya gue sadar dan menutupi si joni dengan kain seadanya dan tante sinta kemudian berlalu sambil meminta maaf.

‘aduh maaf dek fery’ katanya yang kemudian hilang dari pandangan gue.

jujur saat itu pertama kali gue ketahuan coli sama subyek yang gue sedang bayangkan sendiri, gue sangat takut dan malu waktu itu ahkan seharian gue nggak keluar kamar hanya saat jam makan malam saja, bahkan biasanya pak riadi mengobrol dengan gue ada tante sinta kali ini tante sinta juga nggak menunjukan batang hidungnya.

hingga keesokan harinya gue yang masih merasa malu enggan keluar dari kamar hingga kahirnya rumah kembali kosong dan gue keluar untuk sarapan dijam yang sama saat gue sedang bersantai diluar gue liat kedatangan tante sinta dengan menggunakan motornya sontak gue langsung beranjak dari tempat duduk gue masuk dalam kamar dan bermaksud mengurung diri disana, entahlah itu yang gue lakukan akibat rasa malu gue. sedang berada didalam kamar gue mendengar suara tante sinta dari balik pintu mengetuk dan karena nggak enak akhirnya gue membukakan pintu sehingga tante sinta berdiri disana ternyata ia meminta bantuan gue untuk memasang kran air yang baru ia beli karena rusak dikamar mandi, setelah gue memasang kran air ia membuatkan gue kopi dan disuguhkan diruang tengah bersama dengan kue kering.

‘di minum dulu dek fery tadi tante beliin kue dipasar’ katanya
‘ia tante’ kata gue dengan malu tanpa melihat matanya mengambil gelas dan meminum kopi hangatnya tersebut.
‘soal kemarin tante minta maaf sudah main masuk tanpa ketuk pintu tante kira kamu udah pergi ke kebun, maksud tante untuk ngambil seprei tuk dganti udah seminggu soalnya’. gue hanya mengangguk saja mendengar penjelasannya tanpa suara.
‘terus kamu nggak ke kebun’
‘udah selesai tante makanya ini tinggal nunggu indi sama rere’
‘ow gitu yah, pantas aja kangen pacar yah’
‘ahh nggak juga kok tante, eh rudi udah kesekolah yah’ kata gue sengaja mengalihkan pembicaraan.
‘udah dari pagi kok tante baru aja abis ngntarin trus kepasar tadi, yah beginilah keadaan rumah kalau om sudah kerja dan rudi kesekolah jadi sepi sampai jam 2 nanti’ kata tante sinta.
‘ia tante’ jawab gue singkat.
‘tante senang ada kamu jadi bisa cerita-cerita deh, kalau kamu nggak bosan’
‘ehh ngak kok tante’
‘tadi kamu kenapa pas tante datang langsung masuk kekamar’
‘ahh nggak kok tante, tadi hp fery ada bunyi ditelepon’
‘owhh gitu.. tante kira lagi matiin laptopnya’, hahaha’ kata tante sinta tertawa.
‘ahh bukan tante’ jawab gue tertunduk.
‘ngak apa-apa tante juga pernah muda, yah hasrat anak muda begitulah, kalau udah tua udah menurun’ katanya dengan nada yang berbeda darisebelumnya.
‘ahh tante bisa aja’
‘yah namanya pengalam dek fery’ tawanya yang kemudian membalikkan badannya ketika mendengar bunyi alarm yang menandakan air yang ia tampung udah penuh.
‘dek fery minum aja yah tante mandi dulu’ katanya yang kemudian berlalu dari depan gue menuju kamar mandi dekat dapur yang baru saja gue perbaiki keran airnya.

tak berapa lama suara dari dapur terdengar memanggil gue yang berada diluar dekat teras rumah, ternyata itu suara tante sinta yang meminta gue untuk memasng keran yang terlepas lagi namun sebelum itu ia meminta gue mengambil handuknya dalam kamar karena ia lupa membawa handuk, gue kemudian memberikannya handuk setelah itu diperbolehkannya gue masuk ke kamar mandi yang sebenarnya lumayan besar itu dan gue mendapati keran yang kembali terlepas.

‘dek fery lepas lagi nih tolong dipasangin yah’
‘ow yah tante’ kata gue yang bingung padahal sudah gue pasang dan yang nggak bakalan lepas.

gue kemudian memperbaiki keran tersebut sembari tante sinta berdiri disamping gue dengan terlebih dulu mematikan air agar tak menyemprot kemana-mana, gue smpat tak dibuat fokus oleh kehadiran tante sinta yang hanya terbalut handuk ditubuhnya handuk tersebut terlihat kecil melilit tubuh semoknya sampai2 terlihat belahan dadanya yang tak pernah gue liat sebelumnya.

‘wah makasih yah dek fery’kata tante sinta setelah gue berhasil memperbaiki keran air tersebut.
‘nah sebagai hadiahnya’ inilah kata-kata yang tak bisa gue lupakan dalam hidup gue karena setelah itu tante sinta yang begitu sopan berubah menjadi wanita yang tak gue kenal.

ia menuju pintu ditutupnya pintu kamar mandi tersebut dan setelah itu dibukanya handuk yang melilit tubuhnya hingga telanjanglah tante sinta didepan gue. sungguh perasaan yang becampur aduk antara takut malu mupeng dansenang bercampur jadi satu.

‘tante jangan’ kata gue ketika ia meraih tangan gue kemudian gue tarik.
’emang kenapa fer, kamu nggak nafsu liat tante’ kata-katanya malah membuat joni gue berteriak kencang.
‘udahlah tante tau dipikiran kamu, nggak ada orang dirumah lagian si rere sama indi ijin mereka pulang malam karena harus kekota beli alat lagi, mas riadi pulangnya sore sama rudi yang ditittp tinggal kita berdua disini’ kembali tangan gue digengamnya kali ini gue tak menarik tangan gue.
‘anggap saja kita saling menguntungkan, tante butuh kamu juga butuh’ kata tante sinta yang meremas halus tangan gue matanya kemudian turun kearah selangkangan gue melihat joni gue yang tersesak dicelana pendek yang gue kenakan.
‘liat tuh udah bangunkan’ katanya dengna menggoda.
‘tapi tante saya takut, tante dan om sudah terlalu baik buat saya disini’
‘udahlah fer, nggak usah takut, sini’ katanya kemudian tangan gue diarahkan ketoketnya yang mengantung dan mulai mengeras bersamaan dengan itu tangagnya mendarat diselagkangan gue meremas dari luar si joni.
‘udah lama tante dianggurin, kemarin pas liat kamu dikamar nafsu tante langsung naik sampai nggak bisa tidur tante mikirin kejadian kemarin,’

mendengar pengakuan tante sinta membuat gue juga terbawa suasana apalagi tangan tante sinta dengan lincah menyusup dalam celana pendek gue melewati bokser gue dan akhirnya berkenalan dengan joni didalam.

‘aduh tante’ kata gue kala joni dipaksa keluar tanpa menurunkan celana gue.

belum sempat kaget gue hilang tante sinta udah langsung membuat gue kembali kaget dengan aksinya yang berjongkok dan langsung melahap joni gue karena emang gue nggak siap gue kaget dan mundur kebelakang membuat tante sinta terlihat kecewa ia terdiam disana, gue sesaat seperti merasa bersalah.

‘aduh tante jangan disini nanti kalau tiba-tiba ada yang masuk gimana, dikamar tante aja yah biar bisa liat siapa yang datang’ kata gue yang disambut gembira olehnya.
‘okelah fer, ayok’ katanya yang kemudian membuka pintu kamar mandi mengajak gue ke kamarnya yang berada di depan rumah sebelumnya ia menutup dan menunci pintu depan dan belakang.,,,,,,,,,,,,,, BERSAMBUNG