Cerita sek yg pling hot-Kenalin, namaku Richard, gue masih pelajar SMA.
Hari itu sangat mendung, aku mulai memasuki gerbang sekolah, untuk belajar dengan baik seperti yang diharapkan orang tua saya saat berpamitan.
Di gerbang saya bertemu dengan Sarah, teman sekelasku, akupun berjalan bersama Sarah menuju kelas. Kumulai sedikit basa-basi kepadanya.
“Cantik banget sih, Sarah…”
“Eh, aku belum mandi aja dibilang cantik, gimana kalo aku udah make over ya??”
“Belum mandi??? Jorok banget sih…” Ejekku
“Kayak kamu bersih banget, biasanya kamu kan bau, apalagi kalo abis pelajaran olahraga, mana sering deket-deket ce lagi pas abis olahraga” Balasnya
“Sialan nih…” Pikirku,
“Ya iyalah… Namanya juga cowok, pasti bau dong abis olahraga…”
“Ah… Si Ucup aja ga bau kalo abis olahraga…”
“Enak aja, mau kamu sama dia? Cakepan juga aku”
“Iya juga ya… Cakepan kamu, hehehe”
“Iyalah… Richard kok, mana ada tandingannya… Hehehe…”
“Haha… Kamu narsis banget sih jadi co…” Katanya sambil mencubit
“Ih… Geli deh… Kamu juga lucu deh…”
Akhirnya kami berdua tiba di kelas, kamipun belajar di kelas sampai pulang, saat jam belajar, entah kenapa Sarah minta untuk duduk sebangku denganku, tentu saja aku tidak menolaknya, maklum, Sarah itu salah satu cewek paling cantik di sekolahku, saat aku duduk sebangku dengan Sarah, banyak teman-teman yang membicarakan kami berdua, maklum, di sekolah aku termasuk cowok yang biasa-biasa aja. Kalo deket sama Sarah bisa jadi gosip baru nih.
Bel tanda pelajaran berakhir pun berbunyi. Aku lalu berjalan keluar bersama Sarah.
“Sar, kamu pulang sama siapa?” tanyaku
“Gak tau, biasanya sih aku naik angkot, kamu mau anterin aku?”
“Boleh, rumah kamu kan gak terlalu jauh, asalkan…”
“Asalkan apa? Masa nganterin gitu aja pake syarat sih?” Protes Sarah
“…asalkan kamu mau cium aku…” Aku mulai nekat, karena memang di sekolah aku terkenal nekat.
“Ih… Ada-ada aja, masa pake cium-cium segala sih??”
“Ya udah, berhubung kamu cakep, aku mau cium kamu, tapi cari tempat yang sepi dong…”
“Oke… Kita ke toilet belakang sekolah”
“Tapi jangan apa-apain aku lagi yah…”
“Iya deh… Jangan takut kalo sama aku…”
Tibalah kami ke toilet belakang sekolah, di situ Sarah seperti merasa ketakutan, mungkin karena takut diapa-apain, tapi aku ga peduli.
“Nah… Sekarang merem dong, biar aku cium…” Katanya
“Iya… Iya… Tapi kamu merem juga dong…” Suruhku
“Ya udah…”
Sarah memejamkan matanya, bibir kami makin berdekatan, setelah cukup dekat, aku membuka mataku dan mulai mencium Sarah dengan sangat bernafsu, sambil memeluk tubuhnya aku mencumbui Sarah dengan sangat bernafsu.
“Mmmmmmmhhhhhhh……..” erang Sarah, tetapi aku tidak perduli, aku masih saja mencumbuinya. Tetapi Sarah masih bisa lepas dari dekapanku.
“Katanya cuma cium, masa kayak gitu??” Katanya sambil sedikit tertawa
“Tapi suka kan?” Bilang aja… Ya kan? Ya kan? Hehe…” Kataku sambil tertawa dan meledek Sarah
“Iya sih…”
Aku mulai mencumbuinya lagi, kali ini aku lebih berani, tanganku mulai meraba pantatnya, meremasnya dengan keras. Sarah sepertinya mulai meresponnya. Sarah melepas lagi cumbuanku.
“Pelan dikit say… Jangan buru-buru gitu, sekarang diem aja ya, duduk aja di kloset tuh…” Suruhnya, dari sini aku mulai ngerti kalau Sarah itu seorang “PROFESIONAL”, hehehe…
“Iya say, cepetan dong say, bukain, kasih servis sekalian” Suruhku padanya, berhubung udah nafsuan banget nih…
Sarah mulai membukakan celanaku, aku juga membuka baju seragamku sendiri, hingga aku telanjang bulat sementara Sarah masih berpakaian lengkap, Sarah mulai mengocok penisku, setelah itu Sarah mulai menjilat-jilat penisku, dan menghisap-hisap penisku, mendapat perlakuan seperti itu aku sangat menikmatinya, udah gak lama dapet kayak gini, dahsyat bro!!!
Tiba-tiba ada yang masuk ke dalam toilet tempat kami beraksi.
“Waaaahhhhh…. Ada yang mantap nih…” Kata orang yang masuk itu
“Iya tuh, bagus juga…. Gede loh” Kata orang kedua yang masuk. Orang pertama adalah Belinda, teman sekelasku juga dan yang kedua Maya, kakak kelasku yang merupakan sepupu Belinda. Mereka berdua terkenal sebagai cewek yang hot di sekolah.
“Boleh ikut ga nih? Tanya Maya pada Sarah
“Boleh aja kok…” jawab Sarah.
Aku merasa sangat terkejut dengan mereka, mereka masuk tiba-tiba dan seperti mau ikut dengan aksi kami. Kalau mereka mau ikut, Rejeki jangan ditolak ah…
“Tapi jangan di sini dong tempatnya, masa sempit gini sih?” kata Belinda
“Mending kita ke rumahku aja, kebetulan lagi kosong tuh” tambah Maya
“Ya udah, tapi cepetan dong, nanggung nih… Belum dikeluarin…”
“udah santai aja, nanti kita keluarin bertiga, santai aja” jawab Maya
Akupun langsung mengenakan seragamku kembali, lalu kami berjalan menuju parkiran, aku naik sepeda motor bersama Sarah, Maya dan Belinda naik mobil mereka, di perjalanan, Sarah menggesek-gesekkan dadanya di punggungku, kayaknya ga sabar juga nih si Sarah.
Akhirnya tiba jugalah kami di rumah Maya, Maya dan Belinda sudah sampai duluan di sana, mereka menunggu kami, akhirnya kami masuk ke dalam rumah, Maya mengunci pintu rumahnya. Aku duduk di sofa, dan mereka mulai mengelilingi oleh mereka bertiga, Maya mulai melingkarkan tangannya di leherku sambil berdiri, dan langsung menciumiku, sementara Belinda dan Sarah duduk di sebelah kiri dan kananku. Mereka mulai mengelus-elus dada dan selangkanganku, sesuatu mulai mengeras di selangkanganku.
Lalu aku memeluk Maya, mendekapnya dengan sangat keras, saat itu aku tidak tahu siapa memegang bagian tubuhku yang mana, saat itu aku merasakan ada yang membukakan celanaku, lalu menariknya dengan sedikit kesulitan untuk membukanya, tinggallah baju seragamku dengan celana pendek ketatku, tanpa ada apa-apa lagi di dalamnya, aku melepaskan ciumanku dengan Maya, lalu kulepas baju seragamku, kini aku telanjang tanpa menggunakan pakaian apapun, lalu aku mencium Sarah, sambil Sarah mengocok-ngocok penisku, Belinda mulai menjilati dadaku, menghisap putingku, terasa sangat geli. Maya membuka bajunya, lalu melemparkannya kepada aku dan Sarah yang sedang bercumbu. Kulemparkan kembali kepadanya.Terlihat kulit pada dada Maya yang sangat putih mulus, seperti punya mantanku dulu, Putri.
Aku mulai meraba-raba dada Maya, menyelusup dari luar BHnya, lalu Maya membukakan BHnya, semakin terlihat jelas kalau Maya luar biasa cantiknya, lalu Maya membuka roknya ke bawah, juga CDnya, aku sangat suka melihatnya, lalu aku lepaskan cumbuanku pada Sarah, aku berdiri dan langsung mencumbu Maya lagi, tanganku meremas-remas memeknya, lalu aku mendorongnya ke sofa, Maya malah berdiri, menarik tanganku, mengajak aku menuju kamarnya, ada sebuah ranjang yang besar, aku langsung ditolaknya hingga berbaring di ranjang, kulihat Sarah dan Belinda menyusul kami ke sini.
Maya mulai mengocok-ngocok ******ku, tak lama ia mengocok, lalu Icha menghisapnya dengan penuh semangat, aku sampai melayang dibuatnya. Lalu kulihat Belinda dan Sarah mulai membuka seluruh pakaian mereka, hingga telanjang bulat, body mereka bagus semua, aku ga bosan-bosan ngeliatin mereka, Belinda lalu memasang posisi meletakkan memeknya ke wajahku, aku langsung menjilatinya. Sarah juga mengocok memeknya sendiri, aku sangat suka melihat pemandangan seperti ini. Mereka semua meraung-raung, mendesah, dan berteriak kenikmatan.
Maya yang sepertinya sudah mulai bosan menghisapi ******ku mulai bangkit dan berusaha menduduki ******ku dan memasukkan ******ku ke dalam memeknya yang sudah basah terangsang. ******ku merasakan betapa nikmatnya memek Maya, aku menggoyangkan pinggulku dengan cepat, Maya pun meresponnya dengan baik,Maya juga membalas gerakan pinggulku dengan sangat liar, melihat itu, Sarah menghampiri Maya dan langsung mencium Mayadengan sangat liar, wow! Ini semua sangat hebat, sangat luar biasa rasanya 3 anak SMA ******* dengan liar begini!
“*******, enak banget nih… Akkkhhhhh……..” Desah Maya yang bergoyang liar di atas tubuhku, tak lama kemudian, Maya ambruk ke tubuhku, Maya mengalami orgasme. Maya lalu bangkit dan pindah ke samping kami bertiga, Maya terlihat lemas dan ia tertidur.
Sarah meraih ******ku dan menghisapnya, sementara Belinda masih bertahan dengan hisapanku di memeknya, aku masih dalam posisi berbaring di ranjang.
“Saaarraahh… Aku mau ngerasain ****** si Richard… Pengen banget nih… Akkkhhh…” Ya udah, sini dong” “Entar, kamu nungging aja, Bel, biar doggie” suruhku. Belinda lalu menungging, aku sempat meremas-remas pantat dan *****nya, lalu aku mencoba memasukkan ******ku ke dalam *****nya.
“Aaakkkkhhh…. Aaaahhhh….” Itulah yang keluar dari mulutnya saat ******ku masuk seluruhnya ke dalam ***** Belinda “Aaahhh… Enak banget memek kamu, Bel, aku suka banget… Oooohhh….” “Kencengin, Chard, Kerasin… ******mu enak banget, kenceng beibh…. Ooooooooohhhhhhh……….”
Setelah 7 menit bertahan dalam posisi ini, kurasakan seperti ada yang mau keluar dari dalam penisku, akhirnya aku ngecrot di dalam *****nya sambil mengangkat tubuh Belinda dan mencium bibirnya dari samping. “Oooohhh…. Enak banget beibh… Aku keluar juga nih… Oooohhh…. Aaaahhhh….”
Tubuh kami berdua pun ambruk, dan ******ku masih berada di dalam *****nya, kami tergeletak dalam posisi menyamping. Aku mulai bangkit, kulihat banyak sekali spermaku di memek Belinda yang meluber keluar *****nya.
“Enak banget beibh… ****** kamu keras banget… Aku suka banget…” katanya, ia pun terbaring lemas, menaruh kepalanya di atas tubuh Maya.
Kulihat Sarah mengangkangkan pahanya, dan memasukkan 2 jarinya ke dalam *****nya.
Aku beristirahat sejenak, ******ku masih lemas dari orgasme tadi. 10 menit aku beristirahat sambil kupejamkan mataku. Kulihat Sarah sedang mengocok-ngocok *****nya dengan jarinya, aku langsung menghampirinya, dan mencumbuinya, aku mulai dari bibir, leher, lalu aku menyusu di dadanya, :kiss: dadanya sangat besar, berukuran sekitar 36B, karena tubuhnya termasuk besar. Lalu aku menjilati *****nya, dan mengocok-ngocok *****nya dengan jariku, Sarah mengalami orgasmenya.
“Aaaaaaaaaaahhhhhhhhhh……………. Ennnnaaakkkkkk…….” Kudiamkan jariku di dalam *****nya sesaat, lalu kukeluarkan.
“Kamu mau *******, sayang?” tanyaku “Mau banget, sayang, ayo dong, cepetan…! Masukin…!”
Kini aku berada di antara kedua pahanya, mengangkat kedua kakinya ke atas bahuku, lalu mencoba memasukkan *****ku ke dalam *****nya yang sudah basah dan merekah merah. Masuklah ******ku ke dalam *****nya.
“Oooohhh… Aaaahhhh… Eeennnaaakkkk…” Erangnya saat aku menggoyang ******ku
Semakin cepat aku menggoyang ******ku. Kali ini rasanya ******ku lebih tahan dari pada tadi, mungkin karena sudah dikeluarin sekali pikirku, lama dalam posisi seperti ini, aku meminta Sarah untuk tidur menyamping, tanpa mengeluarkan ******ku dari dalam *****nya, aku memutar posisinya miring ke kiri, dengan posisi ini aku masih menggoyang pinggulku dengan kencang. Tanganku dalam posisi meremas-remas pantat dan dadanya yang merah bekas cupang, pantatnya merah karena kutampar-tampar.
Kulihat Maya dan Belinda mulai bangun, mereka tiduran sambil menonton permainan aku dan Sarah.
Sambil aku ******* dengan Sarah, Maya menghampiriku dan menciumiku, sepertinya dia mau lagi, semakin kencang aku menggoyangkan pinggulku, lalu kuberhenti sebentar, aku memutar tubuh Sarah ke posisi doggie, karena aku suka sekali posisi ini, dalam posisi ini aku meremas-remas dada Sarah, semakin Sarah mendesah dan berteriak, sementara sambil menggoyang aku berciuman dengan Maya, semakin kukencangkan goyanganku dan akhirnya Sarah mengalami orgasmenya.Langsung kulepas ******ku dari memek Sarah, aku langsung bergerak menuju Maya yang sudah telentang membuka pahanya, aku memasukkan ******ku ke dalam vaginanya.
Aku menggoyang tubuh Maya sambil menindihnya, kami berciuman, :kiss: kami berdua bertahan lama dalam posisi ini.
“Chard… Mau keluar nih aku… Aaaahhh…. Enak banget…”
“Aku juga kak… “Wajah Belinda dan Sarah berada di atas perut dan dada Maya, seperti menungguku untuk orgasme.
Akhirnya aku cabut ******ku keluar *****nya, dan keluarlah cipratan orgasme Maya, sangat deras. Lalu aku menembakkan spermaku ke wajah Belinda dan Sarah, Belinda langsung menghisap ******ku sampai lemas.
Akhirnya kami bertiga tergeletak lemas di atas ranjang, di depanku ada Maya, di kiriku ada Belinda, dan di dadaku terbaring tubuh Sarah.
“Thanx banget, Chard. Aku suka banget ****** kamu, lain kali kita bisa main lagi kan?” kata Maya.
“Iya, Chard. Kita suka banget ****** kamu, walaupun ga terlalu gede, tapi kamu bisa main lama” puji Sarah
“Kapan bisa main lagi, Chard?” tanya Belinda
“Kapan aja aku bisa kok main sama kalian, kalo mau juga di mana aja aku lakuin, di sekolahan juga jadi!”
“Bener nih? Gimana kalo besok kita main lagi di sekolahan?” kata Maya
“Ah gila ah… Aku ga mau” tolak Belinda
“Boleh… Asalkan pas udah sepi…”
“Ga enak dong kalo sepi, ga seru…” Kata Maya lagi
“Ah, aku tetep ga mau…” Kata Belinda, Belinda mulai memejamkan matanya dan sepertinya dia kelelahan dan tidur.
“Terserah kalian semualah… Yang penting kalo lagi pengen, hubungi aja aku… Hahaha…”