Cerita Dewasa – Yola, Ria dan Lia

Author:

Cerita Dewasa – Satu bulan lewat Yola jadi pacarku, aku nggak tahu pacar Yola yang nomer berapakah aku ini, aku juga nggak tahu sudah berapa banyak lelaki yang tidur dengan Yola. Dibenak pikiranku hanya satu, yaitu aku dapat teman tidur dan dapat menyalurkan hasrat lelakiku kapan aku suka kepadanya. Nampaknya Yola juga menikmati hal tersebut.

Ibu Yola sudah kenal baik denganku, demikian pula Kak Ria, Kak Lia dan kedua anaknya serta suami-suami mereka. Pernah Kak Ria 2 kali memergoki aku dan Yola saat kami bercinta di dalam kamar Yola. Namun agaknya bagi Kak Ria bukan hal yang luar biasa melihat adiknya tidur dengan lelaki di kamarnya, kamar Kak Ria dan Yola bersebelahan, mungkin erangan dan suara pekikan Yola saat kami bersenggama terdengar dari kamar Kak Ria.

Oleh keluarga itu aku sudah dianggap seperti keluarga sendiri, di rumah itu aku merasa seperti di rumah sendiri. Kadang aku tidur di rumah keluarga tersebut, biasanya aku tidur di kamar Yola. Jika suami Kak Ria tak di rumah biasanya Yola tidur bersama Kak Ria atau bersama ibu jika suami Kak Ria ada. Namun biasanya saat mereka semua terlelap tidur, Yola diam-diam mengendap masuk ke kamar-nya dimana aku tidur. Dan tentu saja, malam itu kami manfaatkan untuk bermesraan sepuas hati kami.

Pada suatu pagi, saat aku lewat di depan rumah Yola untuk berangkat ke kampus, ku dengar suara Kak Ria memanggilku. Aku segera membelokkan arah langkahku menuju rumah Yola, saat aku masuk ke rumah kudapatkan rumah dalam keadaan sepi, hanya Kak Ria sendiri di rumah. Kak Ria memintaku memperbaiki seterika yang rusak.

Seterika tersebut kuperbaiki di atas meja seterika di ruang belakang, Kak Ria berdiri di sebelahku menunggui aku memperbaiki seterika. Saat aku hendak meraih obeng di meja, tanpa sengaja tangan Kak Ria tersentuh olehku. Kak Ria diam saja, tiba-tiba timbul isengku, kupegang dan kuremas tangan Kak Ria, ternyata Kak Ria tak menarik tangannya, sehingga timbul keberanian dan kenekatanku. Kupeluk pinggangnya dan tubuhnya kutarik merapat ketubuhku, langsung mulutku menyergap mulutnya. Mungkin Kak Ria tak mengira kenekatanku itu, namun ternyata dia tidak menolak bahkan membalas ciumanku.

Mendapat reaksi yang demikian aku tak ragu-ragu lagi, segera tanganku menjelajah kian kemari. Menyingkap daster bagian depan dan menyusupkan tangan ke balik celana dalamnya. Memeknya terasa hangat, tanpa ada gumpalan rambut, segera jariku beroperasi di dalam memeknya, membuat Kak Ria mengerang.., mendekap tubuhku semakin kencang.

Kubuka kancing daster yang terletak di bagian belakang, dan segera kulepaskan dasternya, sehingga tubuhnya hanya tertutup BH dan celana dalam saja. Mencuat dua bukit kembar yang tertutup oleh BH warna cream. Kulepas tali Bh-nya dan langsung kuhisap puting susunya. Kak Ria sudah nggak bisa mengendalikan diri lagi, didekapnya kepalaku keras kedadanya, sementara tanganku terus bergerilya di dalam memeknya. Akhirnya kami berciuman, daster dan BH Kak Ria sudah terlepas, sehingga bagian yang paling rahasia saja yang masih tertutup oleh CD warna putih.

Setelah beberapa saat direnggangkan pelukannya, lalu cepat diraihnya daster, untuk menutupi tubuhnya ala kadarnya dan ditariknya tanganku menuju kamarnya. Di dinding kamar Kak Ria terpasang gambar Kak Ria dan suami, namun gambar foto itu sudah tak berarti lagi manakala Kak Ria sudah terbuai oleh berahi yang memuncak.

Segera dilepas celana dalamnya, dan segera dia telentang di atas tempat tidur sambil mengangkangkan pahanya lebar-lebar. Terlihat jelas celah di antara kedua pahanya yang putih menentang, siap menerima kehadiran penisku. Merekah kemerahan memek Kak Ria dan membuat kontolku keras menegang siap melumat lubang nikmat itu, Kak Ria menunggu dengan tak sabar. Perlahan-lahan kulepas pakaianku, mata Kak Ria tak lepas-lepas mengawasiku saat aku melepas pakaianku.

Begitu celana dalamku terlepas, dan nampak penisku tegak berdiri, maka segera Kak Ria bangkit dan menarik tubuhku menindihnya., dengan rakus dipegang penisku dan langsung dibimbingnya masuk ke memeknya.
Kuikuti saja kemauan Kak Ria, langsung kusentak penisku hingga langsung amblas ke dalam memek Kak Ria yang memang sudah basah kujarah tadi. Kugenjot penisku keras-keras dan cepat, luar biasa erangan-nya.

Nampak sekali Kak Ria menikmati, gerak tubuhnya luar biasa binalnya, bagai harimau betina yang sedang kelaparan mencari mangsa. photomemek.com Pinggulnya digoyang naik turun, kadang diputar-putar, wah ..nikmat sekali. Lima belas menit sudah kami bercinta, tiba-tiba badannya mengejang, pertanda dia telah mencapa klimaks, diiringi dengusan dan erangan yang agak keras; didekapnya badanku erat-erat. Terasa cairan hangat melumasi liang vaginanya dan membuat penisku semakin mudah bergerak.

Kucabut penisku dan kubalik badannya, dalam posisi merangkak kuhunjamkan penisku ke memeknya, langsung kugenjot keras-keras. Kepalanya menengok ke belakang, dan kembali kami berciuman, tanpa menghentikan hentakan penis di dalam liang vaginaya.

Kuremas-remas buah dadanya dari balik punggungnya, keras dan kenyal, semakin kupercepat genjotanku, penisku sudah mulai berdenyut-denyut pertanda air maniku hendak muncrat. Di luar memeknya terlihat cairan berbusa, hal itu karena cairan memeknya yang tadi sudah keluar kukocok dengan penisku.

Sesaat kemudian kurobah posisi, Kak Ria menindihku. Digerakan pantatnya naik turun, aku mengimbangi dengan gerakan yang sama namun berlawanan. Badan Kak Ria bergoyang-goyang, kadang membungkuk dan menciumku, kadang tegak sambil tangan kanannya memegangi penisku untuk tetap tegak dan masuk ke dalam memeknya.
Kembali klimaks dicapainya, terasa dinding vaginanya semakin basah, sehingga penisku semakin lancar bergerak di dalamnya.

Kucabut penisku, kuambil tissue dan aku lap bagian dalam memek Kak Ria, kutelen-tangkan badannya, kutindih lagi tubuhnya, kudekap tubuhnya erat-erat, lalu kugenjot memeknya cepat dan dengan sepenuh tenaga. Reaksi Kak Ria luar biasa, dia mengerang, bahkan kadang menjerit lirih pertanda diapun menikmati permainan itu.

Tiba-tiba kuhentikan gerakanku, Kak Ria sepertinya sudah tak sabar, digerakan pahanya ke atas, sepertinya mengejar kemana penisku pergi. Benar-benar Kak Ria menikmati sekali permainan itu, tak henti-henti bibirnya berucap, ough.. nugi.. terus.. nugi.. ouh.. aah.. enaak.. ough.. Kutekan dan kugenjot terus penisku keras-keras ke dalam memeknya.

Terdengar bunyi dan derik dipan tempat tidur Kak Ria, erangan dan rintihannya semakin menambah gairahku, bunyi berkelepak akibat beradunya badan kami saat aku menekan masuk penisku ke dalam memek Kak Ria., seirama dengan goyang dan gerakan yang kami lakukan.

Sesaat kemudian kembali Kak Ria mengerang agak keras, ooh.. nugi.. teruss.. aahh.. aahh.. teruus.. aahh.. dan badannya kembali menegang pertanda klimaks telah dicapainya lagi.

Aku sudah tak dapat menehan lagi keinginan untuk memuntahkan air maniku, sehingga aku percepat gerakan tubuh, akhirnya lepas dan terbuanglah air maniku dengan pancaran yang kuat sehingga air maniku masuk jauh ke dalam liang vagina Kak Ria, terasa sebagian air maniku meleleh keluar dari lubang vagina Kak Ria, membasahi seprei hingga terlihat noda bercak spermaku bercampur sperma Kak Ria.
Puuas.., betul-betul hebat Benar-benar..pertempuran yang hebat dan melelahkan.., pelan-pelan kurebahkan tubuhku disampingnya, namun sebelum niatku kesampaian Kak Ria menahanku, dan memintaku tetap dalam posisi menindihnya, sementara kontolku tetap dalam vaginya.

Keringat bercucuran.., membasahi tubuh kami berdua, sprei tempat tidur sudah berantakan, dan bercak-bercak akibat tetesan air maniku bercampur air mani Kak Ria mengotori sprei itu.. Buah dada Kak Ria, semakin mengkilat terkena keringat dan benar-benar merupakan pemandangan yang sangat menggairahkan. Segera kuhisap dan kuremas payudaranya, ohh.. enak nugi.. enak..

Kami tidur berdampingan, aku telentang dan Kak Ria memelukku. Kaki kirinya disilangkan di atas tubuhku, sedangkan kepalanya diletakkan di dadaku.  fantasiku.com Terasa hangat dan berlendir memeknya, menempel di perutku. Matanya menatapku penuh mesra, tangan kirinya tak henti-henti mengelus kontolku. Kami berbicara pelan sambil bercanda mesra, dia bertanya kepadaku, kenapa aku begitu nekad memeluk dan menciumnya.

Aku jawab bahwa memeknyalah yang mengajak dan memintaku berbuat begitu.., Kak Ria tertawa geli dan dicubitnya perutku.. Kak Ria bilang, bahwa dia memang menunggu kesempatan seperti ini, dia bilang sangat terangsang mengintip aku dan Yola saat kami bercinta.

Dia selalu terbayang dengan kejadian itu.. dan saat keadaan rumah sepi, timbul ide untuk mengajakku berbuat seperti itu.., apalagi sudah 2 bulan lebih suaminya tidak memberinya nafkah batin. Katanya permainanku hebat, baru kali ini dia merasakan nikmat bersenggama.., selama ini dengan sang suami tak pernah dia peroleh klimaks seperti yang dia rasakan denganku.

Lima belas menit kemudian, terasa penisku menegang dan mengeras lagi. Tanpa permisi si pemilik memek, segera kutindih tubuhnya dan kubenamkan penisku di memeknya. Kami bergelut dan bercumbu tanpa ada rasa was-was dan khawatir, akhirnya setelah dua kali Kak Ria menikmati orgasme, kutumpahkan lagi air maniku ke dalam memeknya.

Permainan itu kami ulangi lagi beberapa saat kemudian, hingga terdengar lonceng jam berdentang 12 kali. Segera Kak Ria memintaku berpakaian. Setelah selesai kami berpakaian dan merapikan tempat tidur kembali kami keluar kamar menuju ruang tamu, sambil saling merangkul. Di sofa ruang tamu kami duduk berdampingan, tubuh kami rapat dan saling melingkarkan tangan merangkul satu sama lain.

Bibirnya kucium dan kulumat dalam-dalam, saat kami sedang bermesraan seperti itu.. tiba-tiba pintu samping terbuka. Kak Lia masuk sambil membawa tas belanjaan, melihat apa yang kami lakukan Kak Lia sempat tertegun sejenak, namun segera dia menguasai diri langsung pergi menuju ke dapur. Nampak di wajah Kak Ria terbesit rasa khawatir, kuelus dan kubisikkan bahwa jangan khawatir, semuanya pasti beres, kataku menenteramkan hatinya.

Kukejar Kak Lia ke belakang, kulihat Kak Lia sedang meletakkan belanja di meja dapur. Segera kuhampiri dan langsung kupeluk dari belakang, Kak Lia terkejut dan memutar badannya menghadapku, tangannya berusaha mendorong tubuhku dan mencoba melepaskan diri dari pelukkanku.

Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, kupeluk Kak Lia lebih erat dan langsung bibirnya kucium, mula-mula Kak Lia meronta-ronta mau melepaskan diri, namun akhirnya dia menyerah.. bahkan saat jari tanganku menerobos masuk ke dalam CD-nya dan langsung menusuk ke liang vaginanya dia mengerang lirih dan mendekap erat tubuhku, rupanya Kak Lia menikmati apa yang aku lakukan padanya.

Aku bopong tubuhnya, dan langsung kubawa masuk ke kamar Kak Ria, yang baru saja aku dan Kak Ria pakai bermesraan. Segera kujatuhkan tubuhku di atas dipan dalam posisi menindih tubuh Kak Lia. Aku tak mau mengambil resiko, cepat kulepas celana dalam Kak Lia dan juga celanaku, langsung kudorong penisku ke memeknya, Kak Lia mengerang dan melenguh.. oough..nugi..oouh..jangan .. nugi .. jangan.. aahh.., kugerakkan pantatku naik turun.

Mula-mula sulit kugerakkan penisku memasuki memeknya, namun sesaat kemudian Kak Lia semakin terangsang dan memeknya semakin basah, hingga semakin mudah kontolku menyeruak masuk ke dalam memeknya, dan akhirnya bebas merdeka menjelajahi bagian dalam memeknya.

Kak Lia mengerang-erang menikmati genjotan penisku di memeknya, sambil tetap menggenjot kubuka baju atas dan tali BH-nya, lalu ku campakkan jauh ke lantai, kuhisap puting dan kuremas payudaranya, semakin menggila gerakkannya.

Memek Kak Lia lebih longgar di banding memek Kak Ria, barangkali ini akibat dia pernah melahirkan, namun kulit Kak Lia lebih halus dan wajahnya lebih cantik dan bersih, mungkin semua itu karena dia rajin merawat tubuh dan wajahnya, di samping itu Kak Lia lebih berada, sehingga ada biaya untuk merawat tubuh dan wajahnya.

Saat aku sedang berpacu mengumbar nafsu di atas tubuh Kak Lia, pintu kamar terbuka dan kulihat Kak Ria berdiri di sana melihat apa yang sedang kami perbuat. Sesaat dia berdiri mengawasi kami, lalu dia tersenyum dan pergi menuju ke ruang tamu, untuk memberi kami kesempatan untuk berasyik-masyuk..

Hentakkan tubuhku semakin cepat dan bertenaga, kepala Kak Lia bergoyang-goyang, tangannya semakin kuat meremas-remas sprei, akhirnya Kak Lia nggak tahan, diangkat pantatnya ke atas untuk menyambut gerakkanku, dan akhirnya dihempaskan diiringi erangan yang keras.. ouhh..nugi..ough..nugi.. teruuss..teruss..ough.., tubuhnya mengejang sesaat, tangannya memeluk kepalaku dan membenamkannya di antara kedua payudaranya.., seer..seetr..terasa sesuatu yang hangat melumasi kontolku..

Pelan-pelan kugerakkan kontolku.., belum terasa denyutan pertanda air mani bakal keluar.., pelan dan dengan penuh perasaan kugenjot penisku.. Kak Lia merengkuh kepalaku dan segera melumat bibirku.., sambil berdesah dia berkata.. kamu kurang ajar nugi.., kurang ajar aaugh..ooh..eehmm.., begitu katanya saat kubekap mulutnya dengan mulutku dan kusentak penisku keras-keras di memeknya.
Cairan kental keputihan meleleh, jatuh ke rok bawahnya, yang belum sempat ku lepas..

Sesaat kemudian ku balik posisi, Kak Lia menindih tubuhku, tak lupa kulepas rok bawahnya dan kulempar jauh ke lantai. Kutempelkan kontolku dimulut memeknya, dan segera kudorng masuk ke dalam memek Kak Lia.., kembali Kak Lia mengerang.. ough..nugi..kau..jahaat..nugi..ough..

Aku tak peduli dengan ocehannya.., kugerakkan penisku keluar masuk memeknya, menggesek dinding dalam memek Kak Lia.., kuremas buah dadanya..jari-jari tangan kanan Kak Lia, memainkan bibir memeknya..ssh..ssh.. oough..ough..nugi ..ssh.. eenak.. terus nugi..terus..

Makin cepat dan keras..goyangan pantatku, tubuh Kak Lia terlonjak-lonjak di atas badanku, seperti sedang menunggang kuda yang binal, tak henti dari mulutnya keluar suara erangan .dan lenguhan. Kak Lia betul-betul menikmati kebersamaan kami, bahkan sesaat kemudian tubuhnya aktif bergerak menghentak-hentak semakin cepat sambil mendesis, mengerang, melenguh.

Kembali lagi tubuhnya menelungkup di atas tubuhku dan mulutnya dengan rakus mencari mulutku dan kemudian menciumku penuh dengan nafsu, dipererat pelukannya. Dan akhirnya kembali tubuhnya mengejang, mencapai klimaks untuk kedua kalinya. Penisku terasa mulai berdenyut, hampir kehilangan kontrol.

Kudorong tubuhnya dan kuatur dalam posisi merangkak, kuhunjamkan kontolku kembali kedalam memeknya, mudah terasa, karena sudah diperlicin dengan cairan vagina Kak Lia. Denyutan makin terasa, kuputar lagi tubuhnya, kutelentangkan. Kubuka lebar-lebar kedua pahanya dan kuserbu lagi memeknya dengan kontolku, langsung cepat dan keras, terdengan erangan dari mulutnya.

Tak kupedulikan, kugenjot-genjot terus memeknya, penisku bertambah keras berdenyut. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras kulepas masuk benih anak-anakku, ke dalam rahim Kak Lia, terasa cukup banyak air mani yang kulontarkan, dan sebagian meleleh keluar jatuh mengotori seprei tempat tidur Kak Ria. Kudekap erat dan kucium mulut Kak Lia.

Selesai permainan kami babak pertama, kubiarkan penisku tetap di dalam memeknya, kuciumi sekujur mukanya, kujelajahi mulutnya dengan lidahku, Kak Lia membiarkan saja ulahku, hal demikian berlangsung hampir sepuluh menitan. Dengan menegang dan mengeras kembali kontolku, segeara kumulai babak kedua permainanku.

Kak Lia pasrah saja kuperlakukan demikian, nampak betul dia menikmati saat-saat kebersamaan kami, hingga akhirnya tercapai kembali klimaks beberapa kali, sebelum akhirnya air maniku tertumpah lagi ke dalam vaginanya. Setelah permainan babak kedua selesai, terasa benar tubuhku lemas dan tak bertenaga rasanya. Tenagaku benar-benar terkuras habis..meladeni dua wanita kembar tersebut.

Kak Ria dengan kemanjaannya dan suka rela melayaniku, sedangkan Kak Lia yang semula kupaksa akhirnya menikmati pula permainanku.
Setelah cukup beristirahat, kami segera memakai kembali pakaian kami dan keluar meuju ruang tamu, dimana Kak Ria menunggu.

Melihat Kak Ria, Kak Lia tersenyum tersipu dan segera duduk di dekatnya. Sejenak mereka berdua saling berdiam diri tak tahu apa yang akan mereka bicarakan. Aku datang dan langsung duduk diantara mereka, kupeluk dan kucium mereka berdua bergantian. Kubisikan bahwa mulai hari ini kami bertiga menjadi kekasih, kami harus menjaga rapat-rapat rahasia ini.

Tanpa malu-malu kusingkap rok depan mereka, tangan kanan dan kiriku segera bergerilya menyusup masuk ke dalam CD meraka, jari-jari tanganku beraksi memainkan kelentit dan mulutku aktif mencium mulut mereka bergantian, sungguh sorga dunia yang tak terkira nikmatnya.

Sejak saat itu kami bertiga sering melakukan, paling sering kami lakukan di rumah Kak Lia saat suami Kak Lia ke kantor, di rumah kontrakkannku dan kadang di losmen. Rahasia itu kami jaga rapat-rapa., hingga Yola pun tak tahu apa yang telah kami perbuat selama ini.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,