Angin basah lautan menerpa mukanya dengan kencang. Tami tak bergeming dari pembaringannya. Malahan, seraya memejamkan matanya, gadis manis berkulit putih mulus itu memenuhi paru-parunya dengan udara segar pulau Dewata. Bibirnya yang tipis itu menyunggingkan senyum pertanda ia menikmati betul suasana sore itu.
Saat itu ia tengah duduk di teras rumah peristirahatan orang tuanya yang berada di sebuah bukit yang terletak tepat di sisi pantai. Deburan ombak yang berjarak 100 m di hadapannya itu terdengar jelas di telinganya. Tami memang bukan orang sembarangan. Ia lahir sebagai bungsu dari keluarga seorang pejabat tinggi yang memiliki pengaruh di negeri ini. Kedudukan ayahnya itu membuat kesenangan-kesenangan duniawi seakan tak henti mengejar-ngejar keluarganya. Harta melimpah, kemudahan berniaga, kemudahan hidup, status sosial yang tinggi, kehormatan.. seakan merupakan atribut standard bagi ayah, ibu, dan kakak-kakaknya. Tami masih memejamkan matanya seraya meluruskan punggungnya di kursi panjang bermotif batik. Tubuh telanjangnya yang hanya ditutupi kimono handuk berwarna putih terlihat menggeliat sesaat sebelum kembali terdiam santai.
Namun gerakan kecil tadi cukup membuat kimono putihnya terbuka memamerkan bagian kiri tubuhnya yang telanjang. Sebelah buah dada perawan yang berbentuk bulat menantang itu menyembul keluar. Puting kecil berwarna coklat kemerahan itu tampak agak mengeras ketika angin basah pantai pulau Bali itu kembali menerpa dengan kencang. Tami mengangkat tangan kirinya dan menyentuhkan telapak tangannya di ujung putingnya yang terbuka itu. Aaahh, gadis itu mulai merasakan darahnya mengalir bertambah cepat, kulitnya mulai merinding, dan kedua putingnya mulai mengeras.. Tami membuka matanya, ya… perasaan-perasaan inilah.. sensasi-sensasi inilah yang akhir-akhir ini begitu sering mengunjunginya.. di usianya yang ke 24, Insinyur dari sebuah institut negeri di Jawa Barat ini memang masih sendiri. Nasibnya sebagai seorang anak pejabat, membuat pergaulannya agak terbatas. Ia tak bisa pergi bergaul sesuka hatinya seperti teman-temannya yang lain karena kemanapun ia pergi beberapa pengawal pasti mengikutinya. Beberapa kali kedua orang tuanya yang memegang teguh
adat istiadat Jawa itu mencoba untuk menjodohkannya dengan pemuda dari kalangan pejabat juga, namun Tami belum menemukan seseorang yang pas di hatinya. Ibunya yang amat memanjakannya adalah teman bertukar pikiran yang paling mengasyikkan sekaligus figur yang paling dominan baginya. Begitu banyak nilai-nilai dan falsafah Jawa yang agung itu ditanamkan ke dalam benaknya. Namun, sebagai perempuan Jawa, tidak semua hal bisa dibicarakan dengan seorang ibu. Tami menghela nafas… duh ibu.. seandainya ibu bisa memahami gejolak apa yang ada di dalam diriku.. tentunya ia tak akan menjagaku sedemikian ketatnya.. Tami mengerti betul kalau ia membutuhkan sentuhan lelaki.. seringkali keinginan itu menjadi kenyataan dalam mimpinya.. beberapa kali ia mencapai orgasme ketika dalam mimpinya ia ditindih dan disetubuhi oleh orang tak dikenal.. beberapa kali juga ia mencari orgasme dengan tangannya sendiri dengan bantuan majalah dan film-film porno.. ia betul-betul tak tahu kapankah sang pangeran tampan akan datang untuk melamarnya.. TITITITIT..TITITITIT… terdengar telephone cordlessnya berbunyi.Dengan malas Tami bangkit dari kursi panjangnya dan berjalan menuju telphone. Ia membiarkan kimononya terbuka dan tertiup angin sehingga kedua buah dada berukuran 34 B itu bergayut mengiringi langkah kakinya. Pinggulnya yang bulat berisi itu tampak bergetar mantap. Tami melirik ke pintu kaca di depannya, ia memandang wajah Jawanya yang manis dengan mata bundar, hidung mancung dan dagu sedikit lancip.. ia pun memandang rambutnya yang tergerai sebatas bahu.. lalu ia memandang badannya yang telanjang itu… tiba-tiba keningnya agak berkerut ketika melihat sedikit guratan lemak di perut bawahnya tepat di atas bulu-bulu keriting yang tercukur rapi yang menutupi vaginanya “hmmmmm musti senam lagi deh..” gumamnya seraya mengangkat telephone “hallo…” Tami memeluk Rina dengan erat. “Happy Birthday ya..” ucapnya sambil mencium pipi sepupunya itu. “Thanks ya mbak Mi.., kapan datang dari Bali?” “Ya kemarin…begitu terima telepon dari kamu.. sorenya aku pulang.. untung kamu mengingatkan.., kalo engga pasti aku kebablasan..” “Iya.. aku sampai
bingung nyariin mbak soalnya orang-orang serumah pada nggatau mbak kemana.. yang tau ternyata cuma Bude.. ya udah.. yang penting mbak nyampe kesini..” Rina menggamit lengan Tami dan membawanya untuk menyalami kedua orang tuanya. Ayah Rina adalah seorang pengusaha besar yang memiliki banyak perusahaan di berbagai bidang. Namanya diabadikan sebagai nama sebuah jaringan penyedia hiburan di Indonesia.Dengan ceria, Rina terus menggamit Tami dan memperkenalkan dengan teman-temannya dan relasi bisnis keluarganya. Mereka menghampiri tamu-tamu yang berdiri di ruang tengah rumah keluarga Rina yang luas dan megah di bilangan Pondok Indah itu. “Mbak Mi, ini kenalkan teman kuliahku Tuti…” Rina memperkenalkan Tami pada seorang gadis berparas lumayan dengan tubuh tinggi semampai “dan ini cowoknya.. Dito..” Seorang pria tampan berperawakan tinggi dan tegap serta berpotingan rambut cepak tentara tersenyum sambil menyambut uluran tangan Tami “Dito..” suara beratnya membuat penampilan pemuda itu sangat berwibawa. Tami menatap mata Dito dengan kagum.. belum pernah ia melihat pemuda setampan ini.. dagunya yang panjang, lehernya yang kokoh, dadanya yang bidang, dan tangannya yang berotot.. Tami membiarkan tangannya berlama-lama dalam genggaman pemuda itu.. “Ehmmm..” Rina mendehem sambil tersenyum.. Dito melepaskan tangannya dengan kikuk.. tampak Tuti mendelik kearahnya dengan pandangan tak senang.. Tami tersenyum lalu meninggalkan mereka berdua.. Dito adalah seorang anak pejabat sebuah departemen favorit bagi para sarjana FISIP. Ia seorang sarjana lulusan sebuah universitas negeri ternama. Sejak tingkat awal di kampusnya ia sudah dikejar-kejar oleh mahasiswi-mahasiswi baik teman seangkatan maupun lebih tua. Hobi gonta-ganti mobilnya cukup menunjang sosoknya sebagai target incaran wanita-wanita cantik. Dito tampaknya sangat menyadari dan menikmati kelebihannya itu. Sebutan ‘womanizer’ dengan bangga tak ditampiknya. Ketika lelaki itu bersalaman dengan Tami, ia menangkap sinar kekaguman terpancar dari mata wanita yang setahun lebih tua darinya itu. Sinar kekaguman yang begitu seringnya tampak di mata wanita-wanita teman kencannya.
Namun, Dito merasa ada yang aneh pada pandangan Tami. Ia
tak tahu bagaimana menerangkannya, namun ia merasa bahwa Tami dilahirkan untuk dirinya. “Minum Dit..” suara Tuti membuyarkan lamunannya. “O..ya.. thanks..” Dito mengambil gelas dari tangan Tuti. Sejak pertemuan dengan Dito di pesta ulang tahun Rina, Tami menjadi uring-uringan. Wajah Dito selalu terbayang-bayang di pelupuk matanya. Yang gila, ia pernah bermimpi sesosok tubuh berpakaian hitam memeluknya, dan tanpa terlihat tiba-tiba Tami merasakan sosok hitam itu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya. Tami menggelinjang kegelian kerika tiba-tiba serrrrrrrrrr… seluruh tubuhnya menegang dan vaginanya mengeluarkan cairan orgasmenya… Tami hanya terperangah ketika sosok hitam itu berkata padanya “Sudah lama saya menginginkan kamu Mi..” dengan suara berat milik Dito !! Gadis itu tampaknya sudah tergila-gila pada Dito. Ia tak memperdulikan bahwa Dito sudah memiliki pacar bernama Tuti. “Selama janur kuning belum melengkung, kesempatan masih ada..” Tami tersenyum membenarkan gurauan teman-teman kuliahnya dulu. Singkat cerita, dengan bantuan Rina, harta serta pengaruh orang tuanya, Tami berhasil merebut Dito dari tangan Tuti. Tami seperti menemukan oase di tengah padang pasir ketika bisa memiliki Dito. Lelaki itupun tampaknya tak keberatan melepaskan Tuti yang secara fisik memang lebih seksi dibanding Tami. Tapi Dito tak mau menganggap remeh Tami, karena ia selalu merasakan ada magma yang siap meletus di dalam diri gadis itu. Dito bisa merasakannya bila memandang mata bundar Tami. Dan lagi, lelaki mana yang tak tertarik pada harta dan pengaruh keluarga Tami ?Malam itu adalah malam minggu kedua setelah mereka resmi berpacaran. Sejak pukul 7 malam Dito telah bertandang di rumah pribadi Tami di bilangan Jakarta Pusat. Rumah besar yang barlokasi tak jauh dari rumah kedua orang tuanya itu tampak lengang. Dito membolak-balik majalah di atas sofa kulit buatan Itali yang terletak di pojok ruang tamu yang besar. Interior yang bernuansa krem dipadu dengan perabotan kayu dan karpet tebal, sangat mirip dengan suasana hotel berbintang lima. Pintu berukir buatan
Jepara itu terbuka, dan masuklah sesosok tubuh mulus yang dibalut baju putih tipis lengan pendek berdada rendah dipadu dengan rok mini kulit berwarna coklat tua. Ikat pinggang berbentuk rantai berwarna emas dihiasi dengan batu-batu permata yang berkilat membuat si empunya tubuh aduhai itu jauh dari kesan murahan. Dito menelan ludah melihat Tami tersenyum padanya seraya mengunci pintu. Lelaki itu melihat sosok wanita yang sama sekali berbeda dengan yang selama ini dikenalnya melalui media massa. Tak adalagi kesan pendiam, pemalu, dan anak mama yang selama ini disandang gadis itu. Dito meletakkan majalahnya di atas sofa, matanya menatap dada gadis itu yang ditutupi oleh BH putih tanpa tali dengan cup yang sangat rendah sehingga buah dada putihnya tampak menyembul menantang untuk dijamah. Kulit dada dan perutnya tampak mulus menerawang di balik baju tipisnya. “Kamu cantik sekali Mi..” “Thanks.. kamu juga cakep To..” Tami menghampiri Dito dengan lenggang penuh percaya diri bak peragawati diatas cat walk. Buah dada gadis itu tampak bergeletar seirama dengan langkah-langkahnya. Tami menghempaskan pantatnya yang sekal itu disebelah Dito. Rok mininya semakin tertarik keatas memamerkan paha mulusnya yang cukup indah dan proporsional itu “So, gimana persiapan rally kamu To?” tanyanya sambil mengangkat kedua lengan menyibakkan rambutnya yang dibiarkan terurai lepas itu. Dito merasakan sesuatu yang mengeras di balik celananya ketika ia melihat ketiak Tami yang mulus dan ditumbuhi bulu-bulu halus. ” Emm.. OK.. kayaknya aku yakin bisa masuk lima besar ….” Pandangan Dito menelusuri bentuk buah dada gadis yang bagaikan lembah landai itu.. sayangnya, putingnya tersembunyi di balik cup BH nya. “Lalu .. gimana kegiatan bisnismu minggu ini Mi..?” Dito meletakkan tangan kanannya dibelakang punggung Tami merasakan keempukannya ketika gadis itu menyandarkan diri ke sofa. “Hm hmmm..”Tami tersenyum manis sambil memonyongkan mulutnya “Nggak banyak To, lebih banyak ngelamun mikirin kamu… apalagi 3 hari terakhir ini kamu ngga nelepon…” Ditomeraih bahu dan menyenderkan kepala gadis itu di bahunya yang kekar. Seraya mengecup kening Tami, Dito berujar “Sorry Mi.., aku bukannya melupakan kamu… kamu kan tau aku sedang survey lokasi rally yang susah mendapat hubungan telepon.. ” Memang, ketika kisah ini terjadi, telepon cellular belum ada di Indonesia. Tami memejamkan matanya sambil menikmati pelukan hangat pria pujaannya itu. Ia teringat ketika memperkenalkan Dito untuk pertama kalinya pada orang tuanya minggu lalu. Tampak betul ibunya sangat antusias melihat teman baru anak bungsunya itu. “Nggantengnya.. nduk..” bisik sang ibu bangga di tengah acara makan malam. Di keluarganya, sudah menjadi tradisi bahwa makan malam bersama merupakan lampu hijau bahwa orang tuanya menerima seseorang menjadi ‘teman khusus’ anaknya. Karena itulah ia kini bisa dengan bebas berada dalam pelukan laki-laki itu. Keduanya terus bercakap-cakap mengenai berbagai topik sambil sesekali melepas tawa. Tami masih menyandarkan kepalanya di bahu Dito ketika dirasakannya bibir lelaki itu bergerak menelusuri rambutnya.. terus turun ke telinganya.. di bagian ini, Dito mengecup-ngecup kecil cuping dan daun telinganya.. Tami menggeliat geli. Lelaki ini memang luar biasa, pikirnya, ia tahu betul letak titik-titik yang menjadi pemicu birahi seorang wanita.. Sensasi ini adalah pertama kali dirasakannya dalam kehidupan nyata.. Tami sudah banyak mengalami sensasi seperti ini di dalam angan-angannya bila ia tengah bermasturbasi.. tapi dunia nyata? Baru kali ini ia merasakannya.. dan ternyata benar-benar berbeda.. lebih menggairahkan !! Tami terus menggeliat geli sambil meringis dan mempererat pelukannya. Kedua tangannya sudah dalam posisi memeluk pinggang lelaki itu. Ia terus menikmati permainan bibir Dito yang terus menelusuri pipinya.. lehernya.. lalu naik lagi ke dagu.. “hhhhhh..” Tami mulai merintih kecil ketika bibir Dito sampai ke bibirnya. Gadis itu membuka bibirnya untuk menyambut kecupan lelaki itu.., tapi Dito tidak mengecupnya.. ia malahan menelusuri bibir mungil itu dengan bibirnya.. sambil sesekali menggigit kecil..Tami merasakan bulu kuduknya meremang merasakan sensasi
ini.. ia merasakan putingnya mulai menegang dan menegang.. Dito menjulurkan lidahnya dan kini menelusuri bibir Tami sehingga basah.. “Ehhhhhh…” Kembali Tami merintih seraya membuka matanya, memandang wajah tampan lelaki pujaannya yang begitu dekat di hadapannya. Tiba-tiba ia kembali menutup matanya erat-erat ketika bibir Dito memagut bibirnya.. Dengan takut takut ia membalas.. mengecup.. menyedot.. tau tau gadis itu menjulurkan lidahnya ke dalam mulut Dito seperti yang sering dibaca di buku-buku porno koleksinya. Dito cukup dibuat takjub atas respon yang diberikan Tami karena selama ini ia cuma tau bahwa gadis itu belum pernah mempunyai pacar. Dalam sekejap Dito pun faham, Tami adalah seorang gadis yang miskin pengalaman praktek tapi kaya teori. Kesimpulan sekilas ini membuat nafsu Dito makin menggelegak. Dengan buas lelaki itu mengulum lidah Tami yang bergerak lincah di dalam mulutnya. Tangan kiri Dito mulai merayap ke atas dari arah pinggang… terus ke perut.. naik perlahan ke buah dada kanan… di depan daerah puting tangan Dito berhenti merayap.. ia melebarkan telapak tangannya dan dengan perlahan menempelkannya di baju tepat di atas puting Tami. Dengan lembut, Dito memutar telapak tangannya sembari mulai menekan ke arah depan.. akibatnya buah dada Tami tergencet di telapak tangannya dan menggelembung ke arah sisi-sisinya. Tami mulai menggoyangkan dadanya dan sesekali menggerakkannya berlawanan dengan arah tekanan tangan Dito sehingga buah dadanya semakin tergencet di telapak tangan lelaki itu. Nafas Tami semakin memburu.. tak pernah seorang lelaki berani menjamah buah dadanya.. Tiba-tiba Tami merasa begitu menyesal, bahwa ia telah banyak kehilangan waktu untuk menikmati sensasi-sensasi erotis seperti ini di masa remajanya.. Tangan Dito menghentikan pijatan-pijatannya dan merayap dengan pasti menuju kancing teratas baju Tami. Dengan lincah jemarinya membuka kancing yang pertama… kedua… Tami merasakan bagaimana tangan Dito dengan agak gemetar dan terburu-buru mencoba membuka kancing yang ketiga.. Tami menjulurkan tangan kanannya dan menghentikan jemari Dito. Kemudian dengan cepat Tamimelanjutkan membuka kancing bajunya sendiri… sampai habis !! Sambil terus menciumi bibir gadis itu, Dito melirik ke arah dadanya yang terbuka itu.. Ya ampuunn mulusnya… begitu putih dan terawat… sampai-sampai urat-urat halus yang berwarna biru itu tampak di sekitar puting susunya… Dito menghentikan ciumannya dan kelihatan membetulkan sesuatu di selangkangannya.. “Kenapa To..?”Dito tersenyum menyeringai dan menjawab..”Ngga papa.. cuma ketekuk.. kamu sih.. aku jadi horni berat..” Tami tertawa lepas dan tangannya mencubit pinggang Dito. Kembali laki-laki itu meraih Tami dan menciumnya dengan mesra. Bersamaan dengan itu kedua tangannya menyusup ke punggung Tami dan dengan cepat memegang kaitan BH tanpa talinya.. lalu dengan sekali angkat.. TASS..!! terjatuhlah BH berwarna putih itu ke pangkuan Tami, dan seketika itu gadis itu merasakan buah dadanya yang sedari tadi terangkat karena disangga oleh BH itu ikut terjatuh menggelayut.. Dito mengalihkan tangan kirinya ke depan.. dengan jari telunjuk dan tengahnya ia menyentuh sisi buah dada yang montok dan mulai mengitarinya.. putaran yang dibuatnya semakin lama semakin kecil sehingga akhirnya kedua jemarinya itu mengitari puting buah dada Tami yang terlihat sudah sangat mancung dan mengeras.. badan Tami bergetar.. nafasnya mulai tersengal-sengal.. gilaaa !!! pekiknya dalam hati.. Ini pertama kalinya tangan seorang lelaki berjalan-jalan di atas dada telanjangnya !!! Ibunya pasti akan pingsan terkena serangan jantung bila mengetahui hal ini.. Batin Tami mulai terbelah dua.. di satu sisi ia sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah salah dan berisiko.. namun di sisi lain, ia ingin memanjakan nafsu birahinya yang belum pernah mendapat penyaluran dalam bentuk nyata seperti saat ini.. kebimbangan itupun buyar ketika jemari Dito dengan buas mulai meremas buah dadanya “Hhhhhh Dito.. ohhhhhhh..” rintihnya ketika jemari pemuda tampan itu memelintir putingnya. Tami memeluk erat leher Dito dan menaruh dagunya di bahu kekar lelaki itu seraya meringis, merintih dan berdesis merasakan kenikmatan permainan jemari di buah dadanya.
Tami menyilangkan
kedua pahanya dan mulai menggesek-gesek keduanya. Dito pun dengan cepat memasukkan tangan kanannya ke balik baju Tami dan mulai meremas buah dada kirinya. Mata gadis itu tampak merem melek menikmati kedua buah dadanya di perah orang. Selang beberapa menit tangan kiri Dito menghentikan remasannya dan mulai meraba paha kanan Tami yang tertumpang di atas paha kirinya. Dengan halus tangannya merayap ke atas menikmati mulusnya dan kencangnya paha perempuan itu. Tangannya menyusup ke balik rok mini dan menjamah celana dalamnya. Entah mengapa, Tami tidak berusaha menghentikan perbuatan itu dan dengan gerakan gugup gadis itu menurunkan dan membuka kedua pahanya memberikan jalan masuk bagi tangan Dito. Opportunity never comes twice !! Pikir Dito. Dengan segera ia menjamah selangkangan Tami. Terasa CD nya yang basah menutupi segundukan daging gemuk yang ditutupi oleh bulu-bulu tebal tercukur rapi. Dito menggosok-gosokkan jemarinya dari ujung atas hingga bawah vagina sempit milik putri bungsu seorang pejabat itu. Jemarinya bermain sepanjang garis liang vaginanya. Tami mempererat pelukannya di leher Dito. Ia tak berani memandang wajah kekasihnya itu karena malu. Malu karena tangan pria pujaannya itu sudah menjamah bagian yang paling sensitif dan paling dijaga selama 24 tahun usianya. Tiba-tiba Tami terbelalak ketika dirasakannya tangan Dito dengan cepat menarik CD nya ke bawah “Dito..j..jangan..To..” katanya sambil merapatkan pahanya sehingga CD warna putih bermotif bunga itu tersangkut di lututnya. Dito mengecup pipi Tami dengan mesra.. “Ngga papa..Mi.. hubungan kita ini kan ngga main-main.. masak aku berani makan malam dengan keluargamu kalo aku ngga serius sama kamu… sooner or later kita juga akan mengalami ini.. ” Tami terdiam mendengar argumen Dito. Benar juga. Ia mulai membuka kembali pahanya. Dito tersenyum dalam hati.. dasar wanita.. pura-pura malu.. padahal mau banget…Dengan sekali tarik maka terjatuhlah CD itu ke lantai. Tami memejamkan matanya dengan rapat…. O my god.. apa yang akan terjadi setelah ini?
apakah seperti di film-film yang kulihat itu? kalau ya.. maka sebentar lagi tentu Dito akan memasukkan…. “Ohhhhhhhh….” Tami menggoyang-goyangkan pinggulnya ketika terasa olehnya jemari Dito membelai liang vaginanya yang sudah banjir itu.. Mata gadis itu kembali mendelik-delik ketika jemari kekasihnya itu mulai mengocok tonjolan kecil di ujung vaginanya “Dito.. Dittoooohhh..” rintihnya seraya menggeliat-geliatkan badannya. Terasa di dada Dito buah dada Tami berguncang-guncang dan menggesek-gesek. “Sssss aaaahhh..ssssss aaaahhhh..” ketika Dito menurunkan wajahnya ke arah dadanya dan dengan cepat menyantap kedua buah dada ranum itu.. disedotnya.. diciumnya.. dan dijilatnya dengan rakus.. OOOOHHH jerit Tami di dalam hati, inilah.. inilah rasa yang sesungguhnya atas adegan-adegan yang selama ini kulihat di video dan fantasi-fantasi yang kubaca di majalah.. gilaaa.. tak bisa kujelaskan dengan kata-kata nikmatnya… batinnya yang sedari tadi mencoba menyadarkannya dengan mengirim sinyal “takut keterusan..” kini diam seribu basa. Birahinya yang meletup setelah terpendam sedemikian lama seakan menjajah seluruh nalar dan rasa perempuan ini. Tami memandang kulit tangannya.. tampak seluruh pori-porinya merinding karena kenikmatan yang tengah di alaminya. Tiba-tiba Dito menghentikan aktivitasnya..“Pintu dikunci kan Mi ?” tanyanya..” Ya..” Tami menjawab pasrah memandang kekasihnya yang tengah berdiri dan dengan cepat membuka bajunya… membuangnya ke lantai.. sehingga tampaklah sesosok tubuh tegap dengan bulu-bulu halus tumbuh di tengan dadanya yang bidang.. Owwww sexy nya.. jerit Tami dalam hati.. terasa vaginanya berdenyut-denyut dan degup jantungnya meningkat… terbayang betapa nikmatnya ia dipeluk, ditindih, dan digumuli oleh badan kekar itu… Sambil tersenyum, Dito menurunkan celana panjangnya sehingga tubuhnya yang kokoh itu hanya ditutupi dengan CD nylon berwarna putih. Tami memandang pada bagian yang menonjol di selangkangannya.. ffffuuuuuhhhh… alangkah besarnya… penis yang panjang dan lebar ditunjang oleh testis yang juga besar membuat bagian depan CD kekasihnya itu seakan penuh sesak… Tami makin merinding ketika membayangkan vaginanya yang sempit itu suatu saat akan dimasuki oleh benda sebesar itu.. tapi…tapi… apakah
saatnya sekarang..?? Dito memandang ke arah kekasih barunya itu. Sungguh tak disangka anak seorang pejabat penting di negeri ini yang selalu memiliki citra halus dan pemalu ini ternyata menyimpan libido yang luar biasa. Lelaki itu tak menyangka hanya dalam waktu 2 minggu ia sudah akan menikmati keperawanan Tami yang cantik itu. Dito mendekati wajah kekasihnya yang menanti dengan pandangan sayu.. dikecupnya bibirnya dengan lembut.. dilepaskannya baju putih tipisnya dari kedua tangannya sehingga bagian atas perempuan itu benar-benar telanjang.. dibaringkannya tubuh bugil yang masih mengenakan rok kulit mini itu di atas sofa yang cukup lebar itu… lalu ditindihnya tubuh montok itu dan Dito mulai menciumi bibir, leher, kuping, dan pipi Tami. Gadis itu mendesah dan memeluk leher Dito dengan erat.. Dito merasakan betul kenyalnya buah dada Tami yang tergencet oleh dadanya. Sambil terus mencium, Dito mulai membuka kedua paha Tami seraya menyingkapkan rok mini kulitnya hingga menutupi perutnya sehingga vagina gadis itu benar-benar terlihat…. Tami melihat dengan pasrah segala aktivitas Dito.. ia diam saja ketika dilihatnya Dito tengah memandang vaginanya yang sudah terbuka itu dengan penuh nafsu… ia pun diam saja ketika tubuh kekar Dito menindih tubuh sintalnya.. namun gejolak birahinya kembali menggebu ketika dirasakannya penis Dito yang masih terbalut CD itu menempel pada vaginanya… Ibuuu… jerit gadis itu dalam hati… apa yang harus kulakukaaann…. aku tak kuasa menahan kenikmatan ini… maafkan aku kalau aku melanggar apa yang selama ini ibu petuahkan…. Nafsu Tami semakin menggila ketika dirasanya Dito membuka CD nya sehingga penis besar itu langsung bergesekan dengan vaginanya tanpa perantara…”Ouuuuuuuhhhh …Ditooo …ouhhhhhhh…” rintihnya ketika Dito mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya menggesek-gesek klitorisnya yang semakin membengkak itu. Bunyi kecipak akibat vaginanya yang banjir itu membuat Tami merasa risih.. duuuhhh malunya… , sungutnya dalam hati.., kan dia jadi tau kalau aku lagi nafsu banget… Tami memutar pinggulnya mengikuti iramagoyangan pinggul Dito. Suara rintihan, desisan, dan panggilan mesra memenuhi ruangan mewah itu.. Peluh mulai bercucuran di wajah Tami. Dengan mata terpejam, mulut menganga, dan ekspresi kesakitan gadis itu memperhebat putaran pinggulnya.. ia merasakan dirinya mulai melambung.. tinggi.. tinggi… denyutan di vaginanya semakin mengeras… Nafasnya sudah tersengal-sengal seperti pelari yang hendak mencapai garis finish.. namun tiba-tiba ia terkejut.. dirasakannya kepala penis yang besar itu kini menempel di liang vaginanya… dengan perlahan tapi pasti kepala penis itu menembus masuk ke dalam vaginanya… Tami menahan nafas !! Seluruh badannya menegang !!! Ia menggigit bibirnya ketika penis itu masuk semakin dalam… rasa sakit mulai terasa di ujung vaginanya… Dito tersenyum melihat ekspresi kekasihnya yang pasrah itu.. gelora kelaki-lakiannya tengah berada di puncaknya.. ia akan memerawani anak bungsu seorang pejabat berpengaruh di negeri ini.. ia akan menyetubuhi tubuh molek ini.. Dito berkata dalam hati.. dalam itungan ke 3 akan kubenamkan seluruh penisku ke dalam vaginanya yang sempit ini.. satu.. dua….. tig.. “STOP !! DITO STOOOP !!!” Tami menjerit keras seraya meronta dan mendorong perut Dito untuk menghalangi penisnya melakukan penetrasi lebih jauh. “Ke..kenapa Mi ??” Tanya Dito kebingungan.. Penisnya yang besar itu sudah keluar dari vagina Tami. Gadis itu bangkit dan duduk seraya menunduk “Nggak To.. jangan sekarang.. waktunya toh akan tiba kalau kita sudah resmi menjadi suami istri.. ” “Tapi .. itu cuma soal waktu Mi…” “Please To.. jangan paksa aku.. hhhhh.. aku ngga mau keperawananku rusak sebelum kita resmi jadi suami isteri…” Tami menunduk.. denyutan di vaginanya masih terasa.. gelora birahinya masih bergejolak… “Oke.. kalau begitu.. tapi.. bagaimana kalau kita selesaikan ini tanpa merusak keperawananmu..?” Dito tersenyum sambil memeluk tubuh telanjang Tami.. “Maksudmu.. ?” Tami bertanya pura-pura bodoh.. “Menurut buku-buku yang sering kamu baca.. bagaimana ??” Dito balik bertanya dengan senyum menggoda. Wajah Tami memerah karena malu. Bagaimana lelaki ini bisa taukalau aku suka baca buku-buku begituan ? Atau dia hanya asal ngomong saja ? “Sudahlah..” Kata Dito seraya kembali menindih Tami.. “Kamu juga ingin sampai ke puncak kan Mi? Aku jamin kamu akan puas tanpa rusak keperawananmu…” Dito mulai menciumi muka, leher, dan buah dada Tami dengan buas.. ia dengan sigap meletakkan penis besarnya di atas vagina Tami dan mulai menggesek-gesek dengan cepat.. Tami kembali menggelinjang dan menjerit-jerit nikmat.. “Ohhh.. ohhh.. Dito.. geli..To..” “Enak kan sayang ?” “Hmm Eh..” Tami mengangguk sambil meringis ketika dengan keras Dito menyedot puting kedua buah dadanya. Kembali sensasi itu datang.. kembali vagina Tami terasa berdenyut-denyut.. tiba-tiba ia memeluk kepala Dito yang masih berada di dadanya sekeras-kerasnya.. ketika ia merasakan aliran darahnya mengalir cepat dari kaki hingga kepala dan…. serrrrrr…”DITTOOOOOO…………….. EMMMMMMH…..” Tami merengek sambil menyemburkan cairan hangat di dalam vaginanya.. bersamaan dengan itu Dito menyedot puting buah dada Tami sekeras-kerasnya dan gadis itu merasakan penis raksasa itu berkedutan di atas perutnya diiringi dengan bermuncratannya cairan kental ke atasnya.. “AAAAAHH… TAMI…..” Tubuh Dito menggelepar sejenak di atas tubuh sintal Tami untuk kemudian kembali menindihnya…. Selama beberapa menit kedua tubuh telanjang yang bermandikan keringat itu diam bertindihan… Pikiran Tami menerawang jauh ke atas awan… sebelum keduanya bangkit dan dengan mesra saling mengenakan baju..Setelah kejadian itu, Dito tak pernah berani untuk melakukan peting. Bahkan ketika Tami yang kini mulai agresif itu membimbing tangan lelaki itu untuk meremas buah dadanya, Dito menolak. “Jangan sayang.. ingat kejadian dulu.. kita kan hampir saja… ” “Tapi ini cuma sebatas dada To…” suatu ketika Tami mencoba berargumen.. “Mi please.. aku orangnya cepat hanyut.. aku takut ngga bisa ngendaliin diri.. kalau kejadian gimana?” “Yaa masukin aja..lakukan aja… aku udah siap kok…” Tami menjawab dengan kesal ketika kembali Dito menolak untuk melakukan petting. Hari itu tepat memasuki bulan ke 3 sejak kejadian panas di
ruang tamu rumah Tami itu. Sebulan kemudian, Dito yang baru saja pulang dari petandingan rally di Malaysia selama 2 minggu itu menelpon Tami.“Tami sayang.. kita liburan berdua yuk..” “Hmmm boleh juga tuh.. mau kemana ?” “Kamu maunya kemana ?” “Aku sih kemana aja ngga pengaruh.. asal ada kamu disampingku..” Dito tertawa mendengar jawaban sayang kekasihnya itu.. “Ya udah ke Bali aja yu ?” “Sounds good.. kalau gitu kita pake aja rumah peristirahatan bapak..” “Okey..” seru Dito bersemangat “Besok pagi kita berangkat…”
Dito meluruskan tubuhnya di dalam kolam renang air hangat yang terletak di dekat pantai rumah peristirahatan keluarga Tami. Seluruh tubuhnya yang terasa linu akibat olah raga rally selama 2 minggu itu terasa nikmat dan rileks. “Mi, kamu yakin orang-orang lain ngga bisa ngeliat kita dari atas? Soalnya risih juga rasanya kalau berenang diintipin..” “Ngga To.., kolam renang air panas ini didisain untuk berendam sambil telanjang.. sehingga seperti kamu liat, semuanya serba tertutup kan? Jangan kawatir deh… ” Tami menjawab sambil berenang dengan bikini bertali tipis berwarna kuning muda. Putingnya yang mancung terlihat jelas tercetak di bikininya dan celananya yang hanya berupa tali dan lembaran penutup kecil itu tak dapat menyembunyikan kegemukan gundukan vagina di selangkangannya. Beberapa kali Dito melihat ke arah itu sambil menelan ludah. Tami sudah mencapai ujung yang berlawanan dengan Dito ketika terdengar lelaki itu memanggil.. “Mi… coba kamu berenang dengan kecepatan penuh kemari…” Teriak Dito sambil duduk di tangga kolam renang yang terbuat dari besi itu. Pusar ke bawah berada dalam air dan sisanya berada di atas air. “Hmmm mau nguji ya ? Boleh…” Tami memejamkan mata, menarik nafas panjang, dan… hup ! Tubuh sintal gadis itu mulai meluncur dengan cepat menuju Dito yang tengah berendam seraya duduk mengangkang di tangga kolam itu. Tami terus menggerakkan kaki dan tangannya dengan cepat menggunakan gaya katak untuk
segera sampai di tangga tempat kekasihnya duduk menanti.. sekilas ia dapat melihat kedua kaki pria pujaannya itu menongkrong di tangga di dalam air. Sambil masih memejamkan mata, Tami bersorak ketika tangannya menyentuh dengkul Dito di dalam air “Sampaiiii…haha…” Dengan terengah-engah Tami memegang kedua paha Dito yang dalam keadaan menongkrong sehingga wajah perempuan itu berada tepat di selangkangan lelaki itu.. Tami memuntahkan air kolam dari dalam mulutnya sambil membuka matanya.. ketika tiba-tiba ia terbelalak melihat penis besar Dito sudah berdiri tegak tepat 5 cm di hadapan hidungnya.. belum sempat ia melakukan sesuatu, tangan Dito sudah memegang bagian belakang kepalanya dan menariknya ke arah selangkangan sehingga penis besar itupun menempel di bibir mungil Tami. “Emmmmhhh.. Dito.. ngapain sih..mmphh.. ” Tami tak dapat melanjutkan kata-katanya ketika Dito menggesek-gesekkan penisnya di antara 2 bibir Tami. Gadis itu tau apa yang dimaui Dito.. ia sering menontonnya di video-video koleksinya.. tapi apakah ia tidak jijik melakukannya ? Gairah Tami kembali bergelora.. terlebih setelah 4 bulan dengan sengaja Dito tidak memberikan sentuhan-sentuhan lelaki yang sangat didambakannya. Dan saat ini… dihadapannya.. ada sebuah benda yang selalu menjadi impian wanita-wanita kesepian berdiri tegak menunggu untuk di… Tami menjulurkan tangan kanannya ke arah penis kekasihnya. Kakinya masih bergerak-gerak dalam air agar tidak tenggelam. Dalam sekejap penis kekar itu sudah ada dalam genggamannya… oooohh.. alangkah besarnya… alangkah nikmatnya bila benda ini menari-nari di dalam vaginaku.. pikir gadis itu. Dengan nafas terengah-engah ia mendekati wajahnya ke kepala penis yang sudah berwarna ungu itu karena keenakan digenggam oleh seorang perawan. Tami membuka mulutnya lebar-lebar…lalu…Tami menjulurkan tangan kanannya ke arah penis kekasihnya. Kakinya masih bergerak-gerak dalam air agar tidak tenggelam. Dalam sekejap penis kekar itu sudah ada dalam genggamannya… oooohh.. alangkah besarnya… alangkah nikmatnya bila benda ini menari-nari di dalam vaginaku.. pikir gadis itu. Dengan nafas terengah-engah ia mendekati wajahnya ke kepala penis
yang sudah berwarna ungu itu karena keenakan digenggam oleh seorang perawan. Tami membuka mulutnya lebar-lebar…lalu…perlahan-lahan ia memasukkan kepala penis itu melalui bibirnya..giginya…lalu diletakkannya di atas lidahnya.. kemudian dikatupkannya bibirnya sehingga menjepit bagian tengah batang tegang itu.. lidah dan langit-langit mulutnya bergerak menyedot sehingga Dito merasakan penisnya diremas-remas.. “OAAAAHHH…MIII..duuuhhh terus sayang..teruuusss…” Dito mengerang sambil terus memegang kepala Tami untuk tetap berada di selangkangannya.. tangan kiri Tami masih memegang paha Dito.. sementara kakinya berlabuh ke salah satu anak tangga kolam itu.. dan tangan kanannya kini mulai memelintir penis itu sambil bergerak naik turun mengikuti irama mulutnya menyedot dan menghisap. Dito menjulurkan tangannya ke arah punggung Tami lalu memegang simpul tali bikininya.. sekali tarik.. terlepaslah tahanan buah dada yang montok itu sehingga keduanya kini bergayut di dalam air.. kelihatan otot bagian atas bukit kembar itu bergetar-getar mengikuti gerak mulut Tami menyedot penis kekasihnya. Dito meraih kedua buah dada itu dan mulai meremas-remas dengan bergairah. “Emmmhh.. emmmmhhhh.. emmmmmhhhhhhh..” putri bungsu pejabat penting negeri ini menjerit-jerit sambil terus mengulum penis kekasihnya. Tiba-tiba Tami melepaskan kulumannya dan memanjat tangga kolam hingga wajahnya berhadapan dengan wajah Dito. Dengan buas Tami memeluk leher lelaki itu dan melumat bibirnya. Dito benar-benar dibuat kagum oleh kemajuan gadis ini.. dari seorang yang gemetar ketika disentuh lelaki menjadi seorang yang ‘demanding’ akan belaian lelaki… tak salahlah rumor yang menyebar di kalangan elit selama ini.. rumor itu mengatakan bahwa keluarga Tami adalah keluarga yang rata-rata mempunyai libido tinggi.. terlebih para wanitanya… “Dito kamu jahaaat..cpphh..” Tami berbisik dengan suara serak sambil terus menciumi Dito dengan buas “Mmmhh appanya yang jahat..cpphh..” “Kamu sengaja bikin aku merana selama berbulan-bulan.. cph.. sekarang.. puasin aku To…” Dito tersenyum menang.. ini dia saat yang selama 4 bulan kutunggu-tunggu… kesabaran memang selalu membuahkan hasil.. pikirnya sedikit berfilsafat.. Sambil duduk dan menciumi bibir Tami, Dito memeluk pinggang gadis itu dan
menyelipkan kedua tangannya ke balik celana bikini kuning itu. Dito memegang kedua buah pantat yang padat itu dan menariknya ke arahnya sehingga penisnya yang masih berdiri tegak itu menempel erat ke vagina kekasihnya. Dito melepaskan ciumannya dan menundukkan kepalanya.. dalam sekejap mulutnya sudah menjilati dan buah dada dan puting Tami. Puting berwarna coklat kemerahan itu terasa asin di lidah Dito.Namun lelaki itu takperduli. Dengan rakus ia menciumi kedua buah dada gadis itu bergantian… “Auuhhh..auuuhhh…ssssss… ganas betul kamu To…” Tangan Dito yang masih meremas pantat Tami terus meluncur ke bawah.. menyusuri belahan pantatnya.. melewati anusnya.. terus ke bawah menuju vaginanya.. pinggul Tami bergoyang-goyang karena geli.. air kolam disekelilingnya bergelombang seiring getaran otot pinggul dan pantatnya “Emmmhhhhh… emmmhhhh.. Dittooooo…ennaaaaakk..hhhh.. ” rintihnya ketika di bawah air jemari Dito menggosok-gosok seraya mencoba menguak pintu vaginanya… walaupun di dalam air, namun jemari Dito dapat merasakan perbedaan antara air kolam dan cairan vagina perempuan itu. Lalu.. aaah.., jari tengahnya berhasil memasuki liang vagina kekasihnya yang masih sangat sempit itu lalu diputar-putarnya dengan perlahan…
Tami berkelejat-kelejat kegelian sambil terus menyodorkan buah dadanya untuk terus di sedot dan dihisap oleh Dito. Gadis itu sudah mata gelap rupanya.. tak ada lagi pesan ibu yang diingatnya.. yang ia ianginkan saat ini adalah mencapai puncak kenikmatan yang… terus terang… ia sendiri tak berani untuk membayangkan ‘bagaimana’ nya.. Dito rupanya sudah tak ingin lagi kehilangan momen.. ia bangkit dari duduknya hingga kedua tubuh telanjang itu kembali tercebur ke dalam kolam sambil terus berpelukan.. Tami tertawa riang ketika keduanya tercebur.. Dengan cepat tangan Dito membetot tali celana bikini Tami hingga terlepas.. kemudian Dito mendudukkan Tami di tangga kolam tempat dimana sebelumnya lelaki itu duduk.. ia membuka kedua paha Tami dan berdiri diantaranya.. Dito kembali memeluk dan mencium bibir Tami dengan mesra.. Tami benar-benar sudah menjadi budak birahi.. ia tak ingin sedetikpun hilang
tanpa dijamah oleh kekasihnya itu.. dalam keadaan duduk dan mengangkang itu ia membimbing tangan kanan Dito ke selangkangannya untuk mempermainkan klit nya.. jemari Dito menyibakkan bulu-bulu yang menutupi vagina Tami yang berada di dalam air kolam itu.. dengan cepatnya jarinya mencari tonjolan kecil sebesar kacang yang ia yakin sudah membengkak itu.. tiba-tiba wajah Tami menengadah ke langit, alisnya berkerut dan wajahnya meringis.. “SSSSSS….Yessss.. aduh Dito.. enaknya sayang…” rintihnya sembari kembali menggoyang-goyangkan pinggulnya.. cukup lama Tami merasa klitnya dipermainkan oleh kekasihnya sampai tiba-tiba ia merasa Dito mendekatkan pinggulnya ke selangkangannya…. seketika itu ia merasa sebuah daging keras berbentuk bulat besar menempel di pintu vaginanya… ditengah gejolak birahinya Tami sempat merasa tegang.. degup jantungnya bertambah cepat karena rasa takut bercampur nafsu.. dirasakannya benda itu mulai menguak pintu vaginanya dan mendesak masuk… semakin dalam… semakin dalam.. perut Tami mulas karena tegang… vaginanya mulai terasa perih.. ia memeluk Dito dengan lebih erat sambil menggigit bibirnya menahan sakit..”ahhhh…. ahhhhhhhh… ssssssssss…. aaAAHHHHH…” jeritnya ketika penis Dito sudah masuk separonya… vaginanya terasa perih dengan rasa sakit yang berdenyut-denyut.. Tami menarik nafas panjang-panjang.. satu kali… dua kali… dan…….”AAAAAAHHHHHHH…DITTTOOOOOO……. sssakiiittt….!!!!” Dito membenamkan sisa penisnya dengan sekali tusuk.. tampak darah segar keluar dari vagina Tami dan mengambang di permukaan kolam.. Dito terdiam beberapa saat untuk memberi kesempatan Tami untuk menenangkan diri.. Tami menutup kembali matanya yang sempat terbelalak.. ia merapatkan kedua bibirnya…mengatur nafasnya sambil terus memeluk leher Dito.. tangannya agak gemetar.. sesaat kemudian ia mengangguk “Aku siap To….” Dito mulai menyodokkan penisnya keluar… masuk… keluar… masuk…mula-mula perlahan tapi kemudian makin cepat.. makin cepat… “Ouhh.. ouhh.. ouhh.. sss..sss..sss..” Tami merintih dan mendesis seiring dengan sodokan penis kekasihnya. Ia merasakan tangan Dito mulai meremas-remas kedua buah dadanya.. dan lidah lelaki itu mulai menciumi bibirnya dan mengulum lidahnya… Tami benar-benar merasa terbang ke langit ke tujuh.. inilah rasanya persetubuhan yang sesungguhnya dengan seoranglaki-laki… ternyata nikmatnya jauh lebih besar dari yang selama ini ia bayangkan… “Dito..Dito…” Tami berbisik pada kekasihnya “A..aku ingin ditindih sayang.. ” Dito tersenyum sambil melepaskan penisnya dari vagina gadis itu. Diangkatnya tubuh Tami keluar dari kolam dan dibaringkannya di atas handuk. Dito membuka paha gadis itu lebar-lebar.. lalu menempelkan penisnya di mulut vagina Tami..dan.. slebb.. dengan sekali tusuk terbenamlah penis besar itu ke dalamnya. Dari jauh, tampak dua orang anak manusia ini tengah bergumul dengan gerakan-gerakan yang liar dan cepat. Tami yang berbaring di bawah tubuh Dito tampak menghentak-hentakkan pinggulnya ke atas untuk mengimbangi sodokan-sodokan Dito yang keras.. Tiba-tiba Tami mengerang.. ia memeluk leher kekasihnya keras-keras.. diletakannya dagunya di atas bahu Dito.. Tami menggigit bibirnya.. alisnya mengkerut.. matanya membelalak… ototnya menegang..dan.. “Dito..Dito..akku KELLUAAAAAAARRRR….EMMMMMHHH…” Tami mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi bersamaan dengan Dito menghujamkan penisnya dalam-dalam seraya berteriak… “TAMI..AAAAAAhhhhhh….” serrrrrrr……. crt…crt…crt….crt..crt….. keduanya terkulai lemas selama hampir seperempat jam… Tami menengok ke arah kekasihnya dan berbisik.. “Dito… kapan kamu akan melamar aku ?” Pesta itu merupakan pesta perkimpoian yang paling meriah tahun itu. Semua pejabat dari yang terpenting sampai kurang penting tumplek di gedung itu. Tami dan Dito tampak serasi bersanding di pelaminan menerima ucapan selamat para tamu. Tami tampak tak dapat menahan haru ketika kakak perempuan tertuanya — mbak Yanti – memberi ucapan selamat. Mbak Yanti adalah seorang pengusaha sukses di bidang infrastruktur yang aktif di berbagai kegiatan sosial. Tangis Tami semakin menjadi ketika kakak perempuan keduanya — mbak Yati — yang juga merupakan kakak terdekatnya, memberi selamat. Mbak Yati adalah seorang pengusaha dengan prestasi sedang di bidang keuangan yang bersuamikan seorang perwira menengah Angkatan Darat. Tami benar-benar merasa menjadi seorang wanita lengkap. Ia memiliki harta, perusahaan, suami ganteng dan perkasa. Apa lagi ? Setelah hari perkimpoian berlalu, Tami menghentikan minum pil anti hamil yang selalu dimakannya sejak keperawanannya direnggut Dito setahunlalu. Dasar rahimnya yang memang subur, sebulan kemudian ia dinyatakan positif hamil. 3 tahun berlalu, anak lelakinya sudah berusia lebih dari 2 tahun. Dito lebih sering menghabiskan waktu bersama kawan-kawan pembalap dan rekanan bisnisnya. Dalam seminggu mungkin 1 atau 2 hari saja ia ada di rumah. Selebihnya, entah. Keadaan ini memang membuat hati Tami menjadi risau karena ia menjadi kesepian. Kesepian akan teman bicara dan kebutuhan biologis. Namun untuk hal rumah tangga, Tami adalah seorang wanita yang patut diacungi jempol. Ia berprinsip bahwa kebahagiaan lah yang pantas untuk dibagi dengan orang tuanya. Kesedihan adalah hal yang harus ia telan sendiri. Karena itu pula ibunya tak pernah tau kesedihan yang dialaminya. Suatu hari, karena perasaannya sedang jenuh, ia memutuskan untuk pergi berlibur sendirian ke rumah peristirahatan keluarganya di daerah Anyer. Dito, seperti biasa sudah 3 hari pergi tanpa kabar berita. Pra, anak lelakinya, dititipkan di rumah ibunya. Diluar kebiasaan, Tami menyetir mobil sendirian tanpa pengawalan sama sekali. Namun dengan begitu, ia merasa sangat santai dan lega.. hmmmm, pikirnya, untuk hal tertentu memang lebih enak menjadi orang awam dibanding anak pejabat. Setelah 2 jam perjalanan, Tami memasukkan mobilnya ke halaman belakang rumah peristirahatan yang luas itu. Di depannya ada mobil Mercy merah keluaran terbaru milik mbak Yati, kakaknya. Seorang satpam datang tergopoh-gopoh datang membukakan pintu mobilnya.. “O non Tami.. kok sendirian to ? Mas Pra kemana ?” “Di rumah dititip sama ibu.. mbak Yati ada disini to pak Karyo.. apa rencananya mau nginep disini?” “Eee.. kayak nya kok ngga tuh non…” “Sama siapa dia kesini ?” Pak Karyo tampak kikuk untuk menjawab, “Kurang hafal non…” Hmmmm mungkin dengan kawannya, pikir Tami. Perempuan itu berjalan memasuki rumah peristirahatan keluarganya yang berinterior rumah pantai gaya California. Seperti biasa isi rumah selalu lengang, karena ada peraturan keluarga yang menyatakan bahwa pembantu, supir, maupun satpam hanyaboleh berkeliaran di dalam rumah bila dipanggil. Sisanya, mereka punya bangunan sendiri di samping rumah utama. Ia meletakkan tas tangannya di atas meja dan menaiki tangga ke lantai 2 dimana kamar tidur berada. Ia baru saja hendak berteriak memanggil nama kakaknya ketika tiba-tiba ia mendengar jeritan-jeritan kecil diselingi tawa lelaki di kamar sebelah. Dengan rasa ingin tau ia mengendap dan mendekati kamar yang pintunya dibiarkan terbuka sedikit itu. Tami mengintip dari celah pintu itu dan jantungnya hampir copot melihat mbak Yati dalam keadaan bugil tengah menindih dan menggumuli seorang laki-laki yang dari postur kakinya yang panjang itu dipastikan bukan suaminya. Terdengar rintihan-rintihan mbak Yati ketika si lelaki menaikkan pinggulnya tinggi-tinggi… ohhhh, rupanya mereka sudah bersetubuh sejak tadi.. pikir Tami. Hmmm rupanya benar gosip yang didengar dari karyawannya bahwa kakaknya itu doyan membawa lelaki lain ke kamarnya. Gadis itu jadi penasaran.. lelaki macam apa yang saat ini tengah bersetubuh dengan kakaknya? Aktor film kah ? Atau atlet kah ? Pengusaha muda ? Hmmmm.. Tami jadi bergairah memikirkan hal itu.. dengan hati-hati ia terus mengintip permainan panas itu.. tiba-tiba Yati mengangkat tubuhnya kemudian lelaki itu bangkit untuk menyedot buah dadanya yang besar dan bergelayut siap untuk dilahap.. saat itulah Tami dapat melihat wajah lelaki yang tengah memuaskan birahi kakaknya itu… Jantung Tami terasa hendak copot.. bunyi ombak menjadi laksana halilintar di siang bolong !!!,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,