Dokter Kentus

Author:

Semenjak masih kuliah di fakultas kedokteran tabiat Dr. Kentus memang sudah terlihat rada gendeng, dengan beberapa kasusnya di kampus yang sempat bikin heboh, ataupun perilakunya yang kurang menghargai orang. Hal ini mungkin sudah bawaan sejak lahir, namun begitu ia tetap bisa lulus menjadi seorang dokter umum.

Dr. Kentus adalah salah seorang staff ahli di RS. Sumber Urip, keahliannya ini sangat dikagumi kalangan dokter di rumah sakit itu, dengan predikatnya itu menjadikan Dr. Kentus merasa tinggi hati dan rada sombong, itu dapat dimaklumi oleh segenap dokter dan perawat di rumah sakit itu.

Dengan perawakkannya yang lumayan ganteng tak heran kalau Dr. Kentus sering menjadi gunjingan para dokter dokter muda dan juga para perawat, yang tertarik dengan kegantengannya.

Namun dibalik itu semua Dr. Kentus adalah seorang dengan kepribadian yang sangat kurang baik, dengan kebiasaan kebiasaannya yang aneh, dan memiliki kelainan sex. Hal itu terjadi pada diri Dr. Kentus sewaktu kecil ia pernah di sodomi oleh tetangganya yang juga memiliki kelainan perilaku yang menyimpang, hingga menyisakan trauma tersendiri didalam diri Dr. Kentus.

Seperti hari itu masuklah pasien wanita yang lumayan cantik dengan tubuhnya yang seksi, buah dadanya indah menggantung dan pantatnya yang aduhai, tiba di RS. Sumber Urip dengan diantar sebuah taxi. Pasien itu bernama Tania dan ia telah menjadi korban tabrak lari didaerah Sudirman, dan saat itu pula langsung mendapat pertolongan dari segenap dokter jaga dan perawat di rumah sakit itu.

Tidak ketinggalan Dr. Kentus pun turut serta menangani keadaan Tania yang mendapatkan luka di kepalanya yang agak parah, dan malamnya harus dilakukan operasi kecil untuk penanganan lukanya itu. Tania yang sedang ditunggui keluarganya kemudian dibawa keruang operasi, dan Dr. Kentus yang menanganinya pertama kali, sedang mempersiapkan proses pembiusan total terhadap Tania.

Setelah proses pembiusan dilakukan Dr. Kentus meminta perawat untuk meninggalkannya, karena masih ada yang ingin dia pelajari terlebih dahulu katanya. Diruang operasi Dr. Kentus mulai memperhatikan pasiennya yang sudah terbius total, Dr. Kentus yang maniak sex itu mulai mendekap tubuh Tania yang terlentang di ranjang operasi, lalu dengan rakusnya Dr. Kentus mulai melumat bibir Tania yang merah jambu, kemudian Dr. Kentus mulai meremas remas buah dada Tania dari luar bajunya.

Kemudian satu persatu dibukanya kacing baju Tania hingga menampakkan buah dadanya yang montok yang masih terbungkus BHnya, dengan tidak sabar ditariknya tali BH dipundak Tania dan dengan rakusnya Dr. Kentus mulai menjilati dan mengenyoti puting susunya.

“Ssslllrrruuppff…lumayan…bisa kucicipin dulu susunya…!” gumam Dr. Kentus.

“Cantik juga nih cewek, enaknya di ewe dulu…nih…!” dalam batinnya.

Kemudian dengan tergesa gesa Dr. Kentus menurunkan CD Tania, dan segera memposisikan dirinya di tengah selangkangan Tania, seraya mengarahkan batang kontolnya yang panjang dan besar ke liang vagina Tania. Dengan perlahan lahan Dr. Kentus memasukkan kontolnya ke liang vagina Tania yang masih perawan, dan pada sodokkan yang kesekian kalinya akhirnya vagina Tania berhasil ditembus oleh kontol Dr. Kentus.

Dengan darah perawan Tania yang mulai mengalir keluar dari vaginanya, Dr. Kentus mulai menggenjot dengan kasar dan penuh nafsu, dan dengan mulutnya yang melumat bibir Tania dibarengi remasan remasan tangannya di kedua buah dada Tania, akhirnya Dr. Kentus mengakhiri serangkaian serangannya terhadap tubuh pasienya yang sudah terbius total itu.

“Aaahhh…crot…crot…crot…!”

Dengan tergesa kembali Dr. Kentus merapikan pakaian Tania yang awut awutan, seraya berkata dalam batinnya.

“Maaf cantik…keperawanan kamu aku ambil, abis kamunya gemesin banget sih…!” ucapnya seusai mengeksekusi Tania.

Malam itu operasi berjalan sukses dan kini Tania sudah kembali ke kamarnya semula dengan ditunggui keluarganya, Dr. Kentus berlalu setelah memberikan penjelasan mengenai keadaan Tania kepada keluarganya, dan sempat melirik ke arah tantenya Tania yang saat itu terlihat sangat seksi dengan tank topnya yang terlapisi blazer dan dengan rok mini yang ketat membalut dipantatnya.

Dan malam itu secara kebetulan Tania yang masih tertidur akibat pengaruh pembiusan sebelum operasi tadi, hanya ditunggui oleh Arini tantenya. Tante Arini memang sangat dekat dengan Tania sehingga tantenya itu sangat terpukul dengan kejadian yang menimpa keponakannya itu, dan malam itu meminta untuk menemani Tania di rumah sakit.

Di tempat lain malam itu Dr. Kentus sedang berjalan dilorong rumah sakit yang sudah sepi, apalagi lorong itu merupakan lorong yang menuju ke kamar mayat. Dengan sejenak menengok ke kanan kiri kemudian Dr. Kentus membuka kamar mayat itu, dan menguncinya dari dalam. Dr. Kentus menghampiri salah satu mayat yang terbaring diatas ranjang paling pojok, kemudian membuka penutup bagian kepala mayat itu, mayat seorang wanita yang baru siang tadi masuk kerumah sakit akibat kesrempet bajaj.

Tidak ada luka yang terlihat disekujur tubuh mayat wanita itu, dan Dr. Kentus memperkirakan kematian wanita tersebut karena serangan jantung setelah terjatuh akibat tersrempet bajaj itu. Dan sampai saat malam itu belum ada satupun keluarga dari mayat wanita tersebut yang datang, karena kehilangan satu anggota keluarganya.

Hal itu dimanfaatkan oleh Dr. Kentus yang maniak sex, lalu Dr. Kentus mulai membuka seluruh penutup mayat wanita tersebut, dan diperhatikannya dengan pandangannya menyapu seluruh permukaan tubuh mayat wanita itu, mayat wanita yang sangat disayangkan kematiannya dengan meninggalkan tubuhnya yang seksi dengan buah dadanya yang montok dan pantatnya yang bohay.

Hasrat biologis Dr. Kentus mulai menjalari seluruh tubuhnya, dengan menyaksikan mayat wanita yang terbujur kaku didepannya, yang masih mengenakan pakaiannya sewaktu terserempet bajaj tadi siang. photomemek.com Dengan tergesa kemudian Dr. Kentus mulai membuka kancing baju mayat wanita itu, dan menariknya kebawah setelah menghabisi semua kancing baju mayat wanita tersebut. Kemudian dengan rakusnya Dr. Kentus mulai menggarap tubuh mawat wanita itu, mulai dari melumat bibirnya kemudian turun kelehernya dan hingga cukup lama di buah dada mayat wanita itu, buah dada mayat wanita yang sudah kaku tersebut dilahap oleh mulut Dr. Kentus dengan rakusnya.

Kemudian Dr. Kentus mulai mennyusuri paha mulus mayat wanita itu dengan lidahnya, dan dengan tangannya perlahan membuka CD mayat wanita itu. Dr. Kentus mulai menuntun batang kontolnya ke arah liang vagina mayat wanita itu, dengan usahanya kemudian ia pun telah menyarangkan kontolnya yang besar dan panjang kedalam vagina mayat wanita itu.
Dr. Kentus mulai dengan genjotannya perlahan dan mulai naik temponya semakin cepat, dan sampailah Dr. Kentus diujung sodokkannya dan dengan erangannya mengiringi semburan spermanya diliang vagina mayat wanita itu.

“Aaahhh…crot…crot…crot…!”

Dengan tubuh lunglai Dr. Kentus ambruk ketubuh mayat wanita itu dengan bersimbah peluh, dan kemudian segera dirapikannya lagi pakaian serta penutup tubuh mayat wanita itu, lalu dengan santainya Dr. Kentus meninggalkan kamar mayat itu dengan hati penuh kepuasan.

Sudah tidak terbilang banyaknya memang semenjak Dr. Kentus bertugas di RS. Sumber Urip, mayat mayat wanita cantik yang sudah digarapnya, dan hal ini merupakan sisi lain dari kelainan sex Dr. Kentus.
Setelah dari kamar mayat itu Dr. Kentus kembali berjalan menyusuri lorong rumah sakit yang sudah sangat sepi, hanya beberapa orang saja yang tertidur di bangku panjang yang sengaja menginap menunggui anggota keluarganya yang dirawat. Dr.Kentus berhenti didepan kamar tempat Tania dirawat, dan mengintip kedalam melalui kaca yang terdapat dipintu kamar, dilihatnya Tania yang masih tertidur di temani tante Arini yang tidur di kursi sebelah ranjang Tania.

Melihat hal itu kemudian Dr. Kentus mengeluarkan sapu tangannya dari saku baju dinas dokternya, dan menuangkan cairan dari botol kecil ke sapu tangannya itu, kemudian dengan perlahan membuka pintu kamar itu dan dengan langkah perlahan mendekati tante Arini yang tertidur dikursi.
Pada hitungan berikutnya, dengan sapu tangan yang sudah diberi cairan obat bius, kemudian Dr.Kentus membekap mulut dan hidung tante Arini, tubuh tante Arini sempat tersentak sebentar kemudian kembali tertidur lemas dikursi, dan dengan beberapa saat Dr. Kentus membiarkan sapu tangannya membekap tante Arini.

Setelah berhasil membius tante Arini kemudian Dr. Kentus membopong tubuh seksi Arini ke ranjang sebelah Tania yang tidak terpakai, dan kemudian Dr. Kentus mulai menggumuli tubuh seksi tante Arini. Dengan rakus dilumatnya bibir tipis tante Arini sambil tangannya meremas remas dengan kasar buah dada montoknya. Lalu diturunkan tank top yang dipakai tante Arini sekaligus dengan tali kutang dipundaknya, kemudian kembali Dr. Kentus dengan rakusnya melahap dua bukit kembar didada tante Arini.

“Slruupffsshhh…”

Dr. Kentus kemudian membuka kedua paha tante Arini dan menyingkap rok mininya hingga kepinggulnya, dan mulai lidah Dr. Kentus menyisir seluruh permukaan kulit paha tante Arini yang putih dan sangat mulus itu. Intensitas serangan Dr. Kentus kini berpindah kebelahan vagina tante Arini yang masih tertutup CD, lalu dengan tangannya Dr. Kentus menarik turun CD tante Arini dan kemudian dengan lidahnya mulai menjilati belahan vagina tante Arini dan menyentil nyentil itil tante Arini dengan ujung lidahnya.

“Ting…ting…!”

Dr. Kentus kemudian merangkak diatas tubuh seksi tante Arini dan membuka resleting celananya, dan mengeluarkan batang kontolnya yang sudah ngaceng dengan pol, lalu mulai membelah bibir vagina tante dengan palkonnya. Dengan satu dorongan keras kontol Dr. Kentus menghujam dan menerobos masuk ke liang vagina tante Arini, dan dirasakannya masih lumayan sempit dan legit karena sudah tiga tahun lamanya tante Arini menyandang status janda, dan selama tiga tahun pula vaginanya tidak mendapatkan asupan protein dari cairan sperma laki laki.

“Aaahh…ssshhh…ooohhh…!” desahan Dr.Kentus mulai terdengar pelan.

Dr. Kentus dengan penuh nafsu menggenjot liang vagina tante Arini, dan dengan tangannya terus meremas remas buah dada tante Arini yang montok dan membusung indah itu. Lidah Dr. Kentus tidak kalah sengitnya menjulur dan menyapu leher jenjang tante Arini.

“Sssllrruupppff…ssshh…”

Dr. Kentus kian mempercepat genjotannya diliang vagina tante Arini, untuk segera menggapai puncak orgasmenya, dan pada hitungan berikutnya Dr. Kentus menekan dengan kuat liang vagina tante Arini dan memberikan suntikan nikmat kedalam rahim tante Arini yang sudah tiga tahun tidak di imunisasi cairan air mani.

Setiap kali pada aksinya Dr. Kentus selalu dengan telaten kembali marapikan pakaian korban kemaniakkan sexnya, dengan sebelumnya Dr. Kentus pun membersihkan sisa sisa spermanya yang mengalir dan menetes di selangkangan tante Arini.

Paginya tante Arini bangun dengan penuh rasa heran karena merasakan ngilu ngilu pada tubuhnya, dan yang membuat tante arini semakin tidak percaya adalah ketika, dikamar mandi ia menemukan bercak cairan yang mengering di celana dalamnya, “Apakah aku telah bermimpi…?” bisiknya dalam hati.

Tidak bedanya dengan Tania yang setelah tersadar dari pengaruh biusan pada dirinya, yang mendapati rasa perih dan ngilu di vaginanya, ditambah lagi ketika melihat sedikit noda darah yang mengering di celana dalamnya. Tania dan tantenya sama sama tidak mengungkapkan keganjilan yang mereka rasakan masing masing.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

TAMAT.