Ngentot Tante Imel Dan Anaknya dan Ketahuan Selingkuh

Author:

Cerita panas Indonesia  – cerita dewasa ini akan kembali kami cerita kan yang mana cerita mesum ini berdasarkan kisah ku.. Masih ingat sama saya ? Nama saya Vito, 35 tahun, saya yang beberapa waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna dan Rere.  Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah tugaskan ke Jawa Timur, beserta keluarganya tentu saja. Kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya. Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ? Ya,… saya terpaksa ‘bertugas’ lagi dengan Jenny, istri saya. Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. berawal dari hobby saya berenang, kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP. Ceritanya begini,…  Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. saat itu sudah amat sore, sekitar pukul 5.

Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk handukkan.
Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan kecil, gadis itu
kira-kira berusia antara 14-15 tahun. 
Karena gadis itu berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia.
Untuk usia segitu, badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih
bersih, rambut panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat
bibir dan dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik,
tiba-tiba ‘adik kecil’ saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak
mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya yang
tercetak di baju renangnya itu. Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang
ternyata adiknya), menghampiri saya, lalu dia bilang “Om, mau main bola sama
Grisa gak ?” “Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama

kakakmu ya ?” tanya saya gugup.
“Iya,… itu kakak !” katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri dia dan
kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan juga, dia baru
kelas 2 SMP. “Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?” tanya saya mencoba untuk
menghangatkan suasana. “Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym
diatas!” kata Revi sambil menunjuk atas gedung Country Club. “Ooo,… sama
maminya, toh” kata saya,“Papi kamu ndak ikut Rev ?” “Nggak, Papi kan kalo
pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener”
katanya lucu. Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama
maminya, “Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om
saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ?” “Boleh-boleh
aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa
katanya mau makan McD.” “O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti
pulangnya Om anterin” Tapi yang menjawab si kecil Grisa, “Boleh,… Om boleh
ikut,….”  Sekitar ½ jam kami mengobrol,
mami mereka datang. Dan ternyata, orangnya cantik banget. Tinggi dan postur
tubuhnya benar-benar mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang
besar dan ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita,
kami pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami semua
berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum, sesekali
melirik ke saya.  Nama mami mereka Imel,
umurnya sudah 29 tahun, tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata
Imel dan suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,…
kesempatan nih.

Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan. Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan masuk, langsung ke ruang keluarganya.  Waktu itu

sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa depan TV.“Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana?”, tanya saya. “Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,” jawab Imel ogah-ogahan. “Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang dia,” timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, “Revi, nggak boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya soal suamiku itu”. ”Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…” kata saya sambil tersenyum.“Eh Iya,… Mas Vito mau minum apa ?” tanya Imel sembari bangkit dari sofa, “Kopi mau ? “Eh,… iya deh boleh,… “ jawab saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil membawa 2 cangkir kopi.“Ini kopinya,…” katanya sambil tersenyum. Revi yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, “Om, malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?” Imel yang ditanya, menjawab dengan gugup, “Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om Vito mau ?” Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, “Yah,… mau sih,… “ Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel berdiri dari sofa dan berkata, “Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu ya ?” “Eh, iya,… “ jawab saya, “kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ?”“Mmh, belom ngantuk,… “ jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat maminya memakai baju se-sexy itu.“Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak sopan banget.”

Baca Juga Cerita Mesum hot : Ketua BEM Nikmati Sekretaris Berjilbab dan Memek Bersih Sungguh Nikmat

“Gak papa Rev’, mami udah lama nggak pake

baju ini. Sekalian
nyobain lagi,” kata Imel sambil tersenyum ke arah saya, “Om Vito aja nggak
keberatan, masa kamu keberatan sih ?” 
Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak bisa
bicara apa-apa lagi.“ Rev’ kamu tidur sana, sudah malam. Besok terlambat
sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!” kata Imel.Saya
yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga ikut-ikutan
ngomong,  “Iya, Rev’ besok telat masuk
sekolahnya,… kamu tidur duluan sana.”Revi sepertinya kesal sekali di suruh
tidur, “Aaahh,… mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…” tapi dia
masuk juga ke kamarnya. Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi
militer.“Mel, kok kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku,
kita kan baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo’ aku apa-apain
? “Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake, suamiku
sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih sekretarisnya itu,”
kata Imel dengan mimik muka sedih.“Berarti suami mu itu tolol.  Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya
badan yang bagus, kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu,
thak perem kamu ndak boleh keluar kamar,” kata saya bercanda. “Dan lagi kamu
punya ‘itu’ mengkel banget,…”Si Imel menatap saya dengan wajah lugu, “Itu apa
mas ?”“Mmh, boleh aku jujur tidak ?”“Boleh,… ngomong aja ““Anu,… payudaramu itu
lho,… mengkel banget, dan lagi aku yakin kalo ‘anu’mu pasti seukuran satu
sendok makan” kata saya sambil melakukan penetrasi dengan mengelus
pahanya.“Ooo,… ini,” kata Imel sambil memegang buah dadanya sendiri, “Mas Vito
mau ? terus apaku yang seukuran…”Belum selesai Imel berbicara, langsung saja
aku potong dengan memegang dan mengelus kemaluannya, “Ini,.. mu,… buka dong
bajumu !” kata saya asal. Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung
melepas kain tipis yang menutupi
tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis
dan hangat, saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang
halus sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.

“Mas, aku sudah telanjang. 
Sekarang gantian ya,…” kata Imel tanpa memberi saya kesempatan bicara,
Imel langsung melepas baju dan celana serta celana dalam saya, akibatnya dia
shock setengah mati melihat batangan saya yang sudah terkenal itu. Hebatnya
lagi, dia tanpa minta ijin, langsung jongkok di bawah saya dan mengulum si
‘adik’ dengan beringas. Sekitar 5 menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya
untuk menjilati bibir vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah
saya menyapu dengan kasar klitorisnya. 
Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya, ‘Veggy’nya
yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan teratur. Sambil terus
menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar, dan menghisap lidahnya
dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami melakukan gaya itu, kemudian
dia berdiri dan membelakangi saya dengan posisi menungging dan berpegangan di
meja komputer didepannya, dia membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua
jarinya.  Langsung saya pegang pantatnya
dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin cepat karena licinnya
liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar hebat sekali,… dia orgasme,
tapi cairan sperma saya belum juga mau keluar. Saya percepat gerakan saya, dan
tidak memperdulikan erangan dan desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak
sudah klimaks, aku kan belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan.  Saya tanya : “Mel, aku mau keluar,… dimana nih
?”Di tengah cucuran keringat yang amat banyak, Imel mendesah sambil berpaling
ke arah saya, “Di dalam aja mas ! biar lengkap “Benar saja, akhirnya cairan
saya, saya semprotkan semua di dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan
lengket.  Setelah itu, kami duduk di sofa
sambil dia saya suruh menjilati ‘Mr. Penny’ saya. Hisapan Imel tetap tidak
berubah, tetap penuh

gairah, walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ‘Mr.
Penny’ saya.Sekitar 5 menit, Imel menikmati si ‘vladimir’, sebelum dia akhirnya
melepaskan hisapannya dan bangun.

“Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,” katanya, “Aku mau nyuci
‘ini’ dulu,” sambil dia mengelus vaginanya sendiri.“Ya,… jangan lama-lama,… “
kata saya.  Karena sendirian, saya kocok
saja sendiri batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di
depan pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.“Loh, Rev…
kamu belum tidur ?” tanya saya setengah panik.“Belum.” Jawabnya singkat. Lalu
dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ‘Mr. Penny’ saya
dengan bantal sofa. “Om, tadi ngapain sama mami ?” tanyanya lagi.“Eh,… anu,… Om
sama mami lagi… “ belum selesai saya menjelaskan, Imel masuk ke ruang TV.  Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ.
Sambil tangan kanannya menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi
buah dadanya yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata, “Rev kamu
ngapain, kok belum tidur ?”Revi berpaling menghadap Maminya, “Aku nggak bisa
tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ?”Akhirnya saya
menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping saya, dan Revi
saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.“Revi, kamu kan tahu, Papi sama
Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan. Sebenarnya Om sama Mami
sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan sama Mami dan Papimu setiap
malam. Om dan istri Om juga sering melakukan ini,” kata saya sambil melirik
Imel yang terlihat sudah agak santai. 
“Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk
melakukan hal itu.”Revi terlihat sedikit bingung, “Hal itu hal apa Om ?”Di
sini, Imel mencoba menjelaskan, “Rev, Mami jangan disalahin ya,…Revi sayang
Mami kan ?”Revi tersenyum, “Iya lah, mi. Revi saayyaaaang banget sama Mami.
Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito ngapain ?”Saya tersenyum sendiri
mendengar rasa ingin tahu

Revi yang cukup besar, “Om Vito sama Mami lagi making
love.  Kamu tahu artinya kan ?”“Mmh,… iya
dikit-dikit. Jelasin semua dong Om,… Revi mau lihat,” jawab Revi.Wah,… kaget
sekali mendengar Revi bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel
mengangguk mengerti. “Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?”
tanya Imel.Revi menjawab dengan polos, “Iya mau. Dan kalau Om Vito mau
ngajarin, Revi juga mau diajarin,… biar bisa”. Saya beneran seperti ketiban
durian runtuh, “Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo
Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.”

Revi merajuk, merayu Maminya, “Mi, boleh ya ?”Imel ragu-ragu menjawab, “Kamu lihat aja dulu deh ya ?!”Sambil tersenyum Revi menjawab, “Iya deh,…,” senang sekali ia. Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ‘memamerkan’ batangan besar saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk mendekat disamping saya.  “Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?” kata saya. Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ‘Mr. Penny’ saya. “Revi sudah pernah ciuman belom ?” tanya saya.“Belum Om.”“Mau Om ajarin ndak ?” tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.“Mau !” jawabnya singkat.“Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om Vito lakukan, diikutin ya ?!”Belum sempat Revi menjawab, saya langsung saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti, walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.  Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum begitu besar, tapi untuk ukuran

anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum. Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito “kata Imel.  Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk menggenggam batang ‘Mr. Penny’ saya.

Baca Juga Cerita seks Panas : Si Tante Pengen Diewe

“Rev, sekarang kamu jongkok disini ya “ kata Imel, “Kamu
hisap ‘Mr. Penny’nya Om Vito, seperti Mami tadi. Jangan dihisap terus, nanti
kamu kehabisan nafas, “ Imel tersenyum sayang kepada Revi, “Kadang di lepas,
terus di jilat-jilat. Pokoknya kayak Mami tadi. Bisa kan ?”Revi menjawab
singkat, “Bisa, mam “Saya mengarahkan si ‘adik’ ke mulut Revi, sambil mengelus
rambutnya yang hitam legam. “Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !”
Revi tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan
instruksi.  Tak lama setelah itu, saya
menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum memandang vaginanya yang masih rapat,
tampak bulu-bulu halus menghiasi lubang sempit yang berwarna putih kemerahan
itu. Terus terang saya tidak tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan
jilati saja ‘Veggy’ muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel
menyuruh Revi istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa
berbasa-basi, Imel langsung menduduki ‘Mr. Penny’ saya, dan mulai melakukan
gerak maju mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ‘Mr. Penny’ saya,
saya meremas-remas toketnya.  Setelah
itu, kami pindah tempat. Saya berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki
si ‘adik’, kali ini dia membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi
kami, saya suruh mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan
posisi ‘Veggy’nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang
sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai akhirnya,
setengah jari tengah saya, masuk ke

‘Veggy’nya dan direspon dengan gerakan yang
sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan, sementara pada saat bersamaan,
Maminya mendesah keenakkan.  Saya mulai
serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir. Setelah itu, saya membalik
tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya lebarkan kakinya dan saya tusuk
dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini, Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai
terbiasa dengan tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu
juga saya. Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma
ke dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ‘vladimir’, Revi saya suruh
menjilatinya.“Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?“ protes Revi.Imel sambil
terengah-engah menjawab, “Memang gitu rasa sperma.

Tapi enak kan ? Mami bagi dong ?!”Saya senyum-senyum saja
melihat anak beranak itu berebut menjilati ‘Mr. 
Penny’ saya. Pada saat itu, saya teringat Vina (anak Mirna) yang selalu
senang dan tertawa ketika melihat ibu dan tantenya berebutan ‘Mr. Penny’ dan
menjilati sisa sperma di ujungnya. Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang
seperti mengagungkan batangan saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan
dengan maksud bercanda, kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus
berciuman dan menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum
ceria, tanpa beban.  Sekali dua kali,
kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi sekali tempo, saya hanya berdua
saja dengan Revi, yang benar-benar telah merelakan keperawanannya saya ambil.
Tapi kalau dengan Imel,… wow, jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian
di sebuah restoran di PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah
suatu saat, ketika saya dan Imel sedang ‘perang alat kelamin’ di kamar mandi
rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton dengan
bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub.  dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab,
karena sedang ‘sibuk’ “Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?” katanya. Dan
dia pun ikut

menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping
Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar itu
(bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu menyuruh
Revi untuk menjilatinya). Kami masih sering melakukan itu sampai sekarang.
Untuk yang satu ini, saya tidak mau berbagi rezeki dengan teman kantor saya,
tidak seperti sewaktu dengan Mirna dan Rere.

ketahuan SELINGKUH

Hampir 2 tahun sudah aku menikahi Vani, istriku yang cantik
jelita, Waktu kuliah dulu kami sudah pacaran, Vani adalah bunga kampus yang
diperebutkan banyak lelaki. Aku beruntung bisa mendapatkannya dan menikahinya
kini. Rambut sepundak, kulit putih dan ukuran bra 36B cukuplah membuatku ereksi
tiap kali melihatnya hingga kini.  Tapi 2
bulan terakhir perasaanku terganggu. Vani mulai sering pulang lebih malam dari
biasanya dan hampir tiap minggu ia alasan ke luar kota. Di rumah ia lebih sibuk
dengan BBnya daripada ngobrol denganku suaminya.  Suatu ketika ia sedang bekerja dengan
laptopnya di rumah. Saat ia sedang ke kamar kecil, aku mencuri kesempatan. aku
buka file komputernya. Ternyata Vani sedang chatting dengan seorang pria dan
obrolannya sangat mesra. Aku membacanya terburu-buru, perasaanku tak karuan.
Dan menjadi semakin prah ketika aku membaca obrolannya seperti ini: thanx ya
cantik, kemarin di Bandung enak banget deh. Jadi pingin cek in lagi sama kamu.
Ah gila ternyata Vani selingkuh! Aku berusaha menahan diri dan bersikap seolah
tak tahu apa-apa sambil berpikir apa yang harus kulakukan. Esoknya tiba-tiba
terbesit sebuah rencana gila. Aku tak ingin terjadi pertengkaran apalagi
melabrak laki-laki itu. Tak ada gunanya! Aku cuma ingin beri pelajaran buat
istriku.  Aku segera mengontak beberapa
kawan-kawan lamaku dulu. Joko, Doni, Robi, Boncel. Kami dulu doyan sekali pesta
seks semasa kuliah. Dan kini aku akan kontak mereka lagi untuk rencanaku memberi
pelajaran buat istriku yang selingkuh. Sebuah rencana untuk memperkosa istriku

bergiliran! Rencananya: aku akan ngajak istriku Vani untuk cek in di sebuah
hotel. lalu aku akan berpura-pura keluar untuk beli rokok.

15 menit kemudian kawan-kawanku akan masuk kamarku dan kemudian segera menggarap istirku.  Seusai rencana, pada hari Sabtu aku berhasil ngajak Vani cek in sebuah hotel di jakarta Utara. “Sekali-kali bulan madu lagi dong sayang” kataku genit. Vani rupanya menyambut gembira ide ini. aku cek in sekitar jam 14.00 dan bermesraan sebentar dengannya.  1 jam kemudian rencana mulai dijalankan. Joko dan lainnya sudah menunggu di lobby. Aku ijin untuk keluar beli rokok. Kebetulan di hotel ini pintu kamarnya tak dilengkapi dengan lubang pengintip. Jadi kalao ada tamu yang ketok pintu, Vani tak bisa melihat siapa di luar.  Aku keluar dengan alasan beli rokok. Sedangkan Vani aku suruh untuk berpakaian seksi. “kamu jangan pake baju ya sayang. Pake BH dan cd aja ato pake lingerie tapi jangan pake daleman. Biar seksi. Ntar papah balik kita langsung main” pintaku. Vani tersenyum genit seraya setuju dengan usulku.   Aku turun ke lobby dan melakukan brifing terakhir dengan Joko, Doni, Roby dan Boncel. Mereka sudah menyiapkan sebuah lap dan obat bius. Rencananya nanti mereka akan mengetok pintu kamarku. Vani pasti mengira itu aku. Ia sudah kusuruh mengenakan baju seksi. Dan saat buka pintu, Joko cs akan langsung menyrebu masuk dan membekap Vani dengan obat bius kemudian menggarapnya.  Tok tok tok… pintu diketuk dan tak lama kemudian dibuka pelan. Vani agak ngumpet di balik pintu karena ia cuma memakai tanktop dan CD. Boncel langsung nerobos masuk dan secepat kilat membungkam Vani dengan obat biusnya. Belum sempat istriku teriak, ia sudah keburu teler.  Ke 4 pria itu segera menjalankan tugasnya. Mereka membawa Vani duduk di kursi dan mengikat kedua tangannya setelah sebelumnya melepas tanktopnya. Setelah itu Joko memberikan obat penawar bius yang diolesi di depan hidung

Vani. Sekejap Vani terbangun dan kaget menyadari dirinya sedang terikat tanpa baju dikelilingi 4 bertopeng.  Sebelum sempat teriak, Boncel sudah mengeluarkan pisau duluan dan mengancam istriku, “heh kamu jangan teriak, ato kami akan bunuh kamu sekarang juga. Jadi jangan macam2” bentaknya.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : KENANGAN DI MAKTAB PERGURUAN dan SKANDAL ADIK IPAR

Vani yang ketakutan setengah mati langsung menurut.
“Pokoknya lo nikmatin aja, layanin kita2 sampe puas dan jangan teriak ato lapor
siapa2, kecuali lu mau mati sekarang” timpal
Doni. Joko kemudian menutup mata Vani dengan kain hitam. Istriku kini dalam
kondisi duduk terikat tangannya dan matanya ditutup.  Kini giliranku masuk kamar. Ah gila! Istriku
hanya memakai CD yang sudah turun sedengkul dan tanpa BH. Rancana tahap awal
berhasil! Matanya tertutup rapat dan ia tampak ketakutan. Ini sebuah
pemandangan yang menggairahkan. Ke 4 kawanku sekarang sudah mulai buka celana
dan terlihat kontol2 mereka sudah mulai mengacung keras. Ah permainan segera
dimulai!  Joko, Doni, Roby, Boncel
mengelilinginya. “heh dengerin ya manis, kalo kamu diem dan nurut kita juga
nggak akan nyakitin kamu. Jadi kamu turutin aja apa yang kita mau” ancam Boncel yang memang kutunjuk jadi ketua geng perkosaan
ini. Vani didudukan di kursi yang menghadap ke kasur. Joko memulai aksinya
dengan meremas-remas dada Vani dari belakang sambil menciumi pipinya. Aku
dengan leluasa merekam dan memotret semua adegan ini.  “oooohhh..jangaaan, ampuuuuun” Vani memelas.
Tapi sesuai arahan dariku, Boncel mulai membentak “heh lo mau mati disini? Ni
golok udah tinggal sabet aja ke leher lo.. udah lu diem aja!” bentaknya. Vani
kemudian terdiam. Joko melanjutkan aksinya menggerayangi tubuh istriku.
Tiba-tiba Joko menarik CD Vani dengan kencang. Vani kini bugil sepenuhnya
sambil duduk terikat tak berdaya.  Aku
tahu Vani mulai sangat ketakutan. Tapi justru itu yang membuatku makin
terangsang. Aku ingin lihat ia disiksa secara seksual, bergiliran

hingga lemas.
Aku ingin lihat ia disetubuhi tanpa henti semalaman, diikat tangannya, kakinya,
disodok memeknya dengan banyak kontol dan dilumuri wajah dan tubuhnya dengan
sperma.

Aku ingin lihat Vani dientot bergilir.  Doni kini membuka celananya dan terlihat
kontolnya yang sudah ngaceng dengan urat-urat di sekelilingnya. Ia berdiri di
depan Vani. “ayo manis, isep ni” katanya
sambil menjambak rambut Vani dan menekan kepalanya ke kontol yang sudah keras
itu. “mmmmmmmmppfffffff”….. Karna
takut, Vani hanya menurut saja dan kini ia sedang menyepong kontol Doni. Aku
memotret adegan itu dengan kontolku yang ngaceng juga. Doni menjambak dan
menahan kepala istriku sambil menyodok-nyodok mulut Vani dengan kontolnya.
Aahhh nafsuin sekali! 5 menit kemudian Doni membenamkan kepala Vani ke
kontolnya dan crrooot..crooott.. Doni menyemburkan spermanya ke mulut istriku.
Vani terbatuk batuk dengan mulut belepotan peju. Aku merekamnya dengan video di
hapeku. Kemudian Joko, Roby dan Boncel juga melakukan hal yang sama. Mereka
menggilir mulut Vani dan memuntahkan peju di mulutnya.  Lebih 30 menti istriku disuruh giliran
mengoral 4 pria itu dan kini mereka melepaskan tali ikatannya. Aku kembali
ngumpet di kamar mandi karena mereka akan membuka tutup mata Vani. Ke 4 pria
itu kini kembali memakai masker di wajah agar tak dikenali.  Mereka menarik Vani ke ranjang dan
menelentangkan tubuhnya yang telanjang bulat. Joko kembali mengikat tangan Vani
ke dua ujung ranjang dan kakinya. Vani kini terlentang terikat membentuk huruf
X. joko sengaja menarik kencang ikatannya agar Vani tak bisa berkutik. Ke 4
pria itu mulai menegrubuti istriku. 
Boncel mulai menciumi wajah Vani sementara tangannya memilin puting
susunya. Sementara Roby dan Doni menciumi dan menjilati paha Vani sambil
mengelus2 paha dan betisnya. Doni menciumi perut Vani sambil jemarinya menyusup
ke bibir vagina dan memainkan klitoris istriku. Vani kini terlihat
meronta-ronta tapi tak bisa berkutik karena terikat. Sesekali ia teriak, entah
menahan sakit atau menahan

nikmat. Yang jelas ia kini sedang dekurubuti oleh 4
pria haus seks.  “toloooong..jangan
perkosa saya” Vani berkali-kali memohon. Tapi
keempat pria itu semakin brutal memainkan tubuh istriku. Doni kini bahkan
sedang membuka lebar memek istriku. “wah memek
lu lebar banget..lu sering dientot ya?” kata Doni
sambil tertawa.  Boncel asik meremas dan
menggigit puting susu Vani dengan ganas.

“toket lu mantep banget nih, kalo diestrum pasti bakal asik”
katanya.  Hampir 15 menit adegan itu berlangsung,
Joko kini mengambil posisi di depan istriku. “ayo manis kita ngentot sekarang,”
katanya. Joko memasukkan kontolnya ke liang vagina istriku. “aaahhhhhhhhhhhh
sakiiiiiiit” rintih Vani. Tapi Joko tak
peduli. Rintihan itu justru menambah nafsunya. Pantatnta mulai digenjot,
kontolnya mulai memompa memek istriku. Makin lama makin cepat. Aku melihat Vani
hanya bisa meringis dan kadang membuka mulutnya dan kemudian dikulum oleh mulut
Joko. Setelah dientot hampir 30 menit, akhirnya Joko memuntahkan spermanya di
atas perut istriku.  Ke 3 pria lain
segera memperlakukan hal yang sama pada Vani. Ia digilir habis2an dan disemprot
sperma. Doni menyemprotkan spermanya di wajah istriku dan setelah itu menyuruh
istriku untuk membersihkan kontolnya dengan mulutnya.  “ayo isep ni sampe bersih” kata Doni.  Vani kini dilepas ikatannya dan disuruh
berlutut di lantai depan kasur dalam keadaan bugil dan lemas. Aku mengikuti
adegan ini dengan mengintip melalui pintu kamar mandi yang kubuka sedikit.
Kuatir kalau-kalau tutup matanya terlepas. Vani masih lemas tapi Doni dan Roby
menyeretnya. Adegan itu membuatku makin terangsang. Istriku yang bugil tak
berdaya diseret-seret di lantai. Kebetulan kamar hotel cukup luas karena aku
memesan kamar suite. Ia kemudian disuruh nungging. Aku bisa melihat Vani mulai
panik wajahnya.  “nah kita mau rasain
nikmatnya pantat lo” kata Joko  2 tahun kami menikah Vani memang tak mau
melakukan anal. Kali ini aku akan menyaksikan bagaimana kontol-kontolkawanku
ini menjebol anus istriku satu persatu dan tentunya aku

juga mendapat
giliran.  “buka pantat lo cepetaaan” bentak Roby. Vani kemudian memegang kedua belah pantatnya
sambil menariknya hinggalubang anusnya kini makin jelas terlihat. 4 lelaki itu
kemudian tertawa keras. Aku bisa melihat Vani mulai ketakutan tapi aku semakin
terangsang jadinya. Lalu Boncel membalurkan V Gel di dubur istriku, cukup
banyak tampaknya. Mungkin karena kontol2 besar mereka akan menembus anus
istriku jadi dibutuhkan banyak pelumas. 
Joko kemudian meraih kedua tangan Vani dan mengikatnya seperti seekor
bebek. “Nikmatin aja ya sayaang.. kita mau ngerasain pantat seksi lo!” kata
Joko. Vani semakin ketakutan dan lemas.

Tak apalah! Aku ngaceng abis melihatnya.  Dimulai dengan Roby, pemuda Flores yang kekar
dan punya kontol paling besar ini mulai menggesek2an kontolnya pada lubang anus
istriku. Dan pelan2 kontol gede itu mulai menerobos anus Vani. Terdengarlah
teriakan panjang yang sangat seksi. Wajah Vani menahan sakit luar biasa,
mulutnya menganga dengan wajahnya ke atas. Ia menahan sakit dan sekaligus
nikmat.  Roby terus menggenjot kontolnya
di anus Vani sambil meremas toketnya dari belakang. Doni yang tak tahan lagi,
mengambil posisi di depan istriku dan menjambak rambutnya. “isep ni kontol
sampe keluar ya” bentak Doni. Dan setelah Roby
ngecrot, Doni mengambil posisi nyodok anus Vani, Joko kini yang giliran minta
disepong. Begitu seterusnya bergiliran hingga istriku nyaris pingsan.  Doni kemudian melepas ikatan tangannya. Ia
dibiarkan terbaring di lantai dengan peju yang belepotan di pantat dan
mulutnya. Aku semakin ngaceng melihat adegan ini sambel merekamnyadengan video.
“sekarang lu gua kasih pilihan. Kalo elu lapor polisi, kita udah tau alamat lu
dan kita siap culik elu kapan aja. dan elu pasti bakal malu kan kalo ketauan dapet
aib kayak gini? Udahlah mending lu diem aja, anggep aja ini semua nggak terjadi
dan kita nggak bakal ganggu lo lagi. Gimana?”
kata Boncel.  Vani hanya diam saja tak
berdaya. “ampuuuunn.” katanya lirih. Joko kemudian

memerintahkan untuk membawa Vani ke kamar mandi. “ayo
sekarang lu mandi dulu” kata Joko. Istriku diseret ke
kamar mandi dan dimandikan oleh Doni, Joko dan Robi. Sementara aku dan Boncel
menyiapkan siksaan berikutnya: sebuah alat setrum. Cukup lama mereka memandikan
Vani. Ternyata Vani sedang diikat tangannya ke atas shower sambil tubuhnya
dilumuri sabun dan dikobel memeknya. “ayo manis sini dimandiin juga dalemnya” kata Joko sambil mengorek vagina istriku.  Selsai dimandikan, mata Vani kembali ditutup
dan diseret ke kasur. Boncel kembali mengikat tangan dan kaki Vani membentuk
huruf X. namun kali ini kaki Vani dibuka lebih lebar. Bahkan memeknya kini
terlihat lebih menganga lebar. Doni kemudian mengambil kabel2 dengan jepitan di
ujungnya.

Ia kemudian menjepit puting susu Vani dan sebagian lagi dijepitkan di bagian klitoris.  “nah sekarang kita main main dikit, nggak sakit kok manis” kata Joko.  “tadi enak nggak dientot rame-rame?” tanya Boncel. Vani hanya diam saja tak menjawab. Dan kemudian bbzzzzzzzzzzztttt…. aliran listrik mengalir ke sekujur pentil dan klitorisnya.  “aaaaaaaawwwwwhhhh” Vani teriak sambil meringis dan menaikkan pantatnya. Toket dan memeknya disterum!  “jawab.. enak nggak tadi dientot?” bentak Boncel.  “mmmm…iyaaaaenaak” jawab Vani lirih dan disambut tawa kami.  “ngemut kontol gue enak nggak?” timpal Doni dan Vani hanya bisa menjawab pelan “iyaaa enak bang” dan kemudian aliran listrik kembali menyengatnya.  Siksaan ini terus berlangsung hingga Vani akhirnya lemas dan nyaris pingsan. Tapi aku belum puas. Sebagai penutup, aku menyuruh mereka untuk kembali memperkosa Vani bergiliran.  Pukul 23.00, semuanya selesai dan kami meninggalkan kamar. Aku juga ikut keluar dan 15 menit kemudian aku masuk kembali dengan scenario cerita yang sudah kami rancang. Pintu kamar kuketuk danagak lama baru dibuka. Kulihat Vani dengan wajah kucel, matanya sembab. Aku pura2 bertanya, “ada apa sayang? Kamu nangis ya? Maaf papah lama beli rokoknya. Tadi papah dicopet tapi copetnya ketangkep trus papah harus ke polisi

buat laporan. Hape papah lobat jadi nggak bisa telpon” Vani diam saja dan hanya menjawab “aku..tiba2 nggak enak badan. Aku istriahat aja ya malem ini?”  Akupun mengiyakan dan berlagak bodoh sambil tersenyum kecil. itu hukuman kecil karna kamu selingkuh di belakangku.  Demikianlah cerita mesum Ngentot Tante Imel Dan Anaknya dan Ketahuan Selingkuh oleh cerita sex hot.