Mertuaku Yang Luar Biasa

Author:

Cerita panas Terkiniaku berusia 30 tahun, sebut saja namaku Pento, Indri istriku Berusia 29 Tahun, Kami baru dikaruniai seorang anak lelaki yang lucu yang ku beri nama Piko, berusia 2,5 tahun. Pada hari yang sudah kami tentukan aku sekeluarga berangkat ke Kota S. Penumpang kereta Argo Lawu tidak terlalu penuh! Mungkin, dikarenakan hari libur masih beberapa hari lagi, jadi aku istri dan anakku lebih leluasa beristirahat selama dalam perjalanan.  Jam 5:30 pagi kereta tiba di stasiun kota S, Kami di jemput ibu mertuaku dan pakde Man sopir keluarga Mertuaku. Ibu mertuaku begitu bahagianya dengan kedatangan kami, anak kami Piko pun langsung dipeluk dan diciumi, maklum anak kami Piko cucu lelaki pertama bagi keluarga bapak dan Ibu mertuaku. Akhirnya, kami sampai juga di desa GL tempat tinggal mertuaku, suasana desa yang cukup tenang langsung terasa, ditambah lagi rumah mertuaku yang begitu besar, hanya dihuni oleh Bapak dan Ibu mertuaku saja. kelima anak bapak dan Ibu mertuaku semuanya perempuan, dan sudah pada menikah semua! kecuali Adik iparku yang paling bungsu saja yang belum menikah! dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negri di kota Y. “Bapak mana Bu? Tanya Indri istriku”. “Bapakmu lagi kerumah Bupati, Biasalah paling-paling ngomongin proyek!”, Jawab Ibu mertuaku. Ibu mertuaku seorang wanita yang berumur kurang lebih 48 tahun, kulitnya putih bersih. Bapak dan Ibu mertuaku menikah disaat usia mereka masih remaja, namun begitu, Ibu mertuaku masih tetap terlihat cantik walaupun usianya hampir memasuki kepala lima. Istriku sendiri anak kedua dari 5 bersaudara. Setelah mandi dan beristirahat kamipun makan pagi bersama. Kami bercerita kesana kemari sambil melepas lelah dan rasa rindu kami, tanpa terasa haripun sudah menjelang sore . Selepas mahgrib bapak mertuaku kembali dari rumah bupati, kami pun kembali bertukar cerita, semakin malam semakin sepi padahal baru jam 8 malam.

Maklumlah didesa! “Ini minum wedang buatan Ibu! Biar kalian
segar saat bangun pagi harinya”. Aku, istriku dan bapak mertuaku pun langsung
memimum wedang buatan Ibu mertuaku. “Enak sekali Bu! apa ini Tanya Indri
istriku “. “Itu wedang ramuan Ibu sendiri! Gimana, seger kan?”. Kamipun
melanjutkan obrolan kami kembali, kurang lebih setengah jam kami ngobrol,
rasanya mata ini kok berat sekali. Istiku pamit menyusul anak kami yang sudah
duluan tertidur. Aku mencoba bertahan dari rasa ngatuk! dan melanjutkan cerita
kami, namun apa daya! rasa ngantuk ini sudah terlalu berat. Akupun pamit tidur
pada bapak dan Ibu mertuaku. Sambil menguap aku berjalan menuju kamar tidur
kami yang cukup besar, kulihat istri dan anakku sudah tertidur dengan
nyenyaknya. Tumben dia nggak nungguin aku? Akupun langsung merebahkan diri
karena rasa ngantuk yang begitu berat. Tak lama aku pun langsung tertidur. Entah
sudah berapa lama aku tertidur, aku merasakan seperti ada yang menciumku,
membelaiku, aku mencoba untuk membuka mataku, namun aku tetap tidak sanggup
untuk membuka mataku ini. Rasanya seperti ada yang mengganjal dimataku, yang
membuat aku terus tertidur. Aku juga merasakan nikmat saat berejakulasi. Dan
Aku berangapan bahwa semua ini hanya mimpi basah saja. ketika pagi harinya aku
terbangun, kulihat istri dan anakku masih lelap tertidur, aku ke kamar mandi
untuk kencing! begitu aku melihat kemaluanku, ada bekas sperma kering? Kupegang
kemaluanku dan jembutku kok lengket? ketika kucium, aku mengenal betul bau yang
begitu kas, bau dari lendir kemaluan perempuan. Aku berpikir kok mimpi basah
ada bau lendir perempuannya?, apa semalam aku diperkosa setan? Saat kami semua
sarapan pagi, aku hendak menceritakan peristiwa yang kualami semalam, tapi aku
malu, takut ditertawakan, jadi aku diamkan saja peristiwa semalam. Hari kedua
disana, aku, istri dan anakku tamasya ke daerah wisata, kami pulang sudah
malam. Seperti hari kemarin, setelah ngobrol-ngobrol dan istirahat Ibu mertuaku
memberi kami wedang

buatannya, aku dan istrikupun langsung meminumnya.

Herannya kurang lebih 30 menit setelah aku menghabiskan
wedang buatan Ibu mertuaku, rasa ngantuk kembali menyerang aku dan istriku. Karena
sudah tidak sanggup lagi menahan rasa ngantuk yang begitu sangat, kami berdua
pamit hendak tidur, untungnya anak kami sudah tertidur dalam perjalanan pulang.
“Mas aku ngantuk! selamat tidur ya Mas!”. Langsung istriku merebahkan badan dan
tertidur dengan pulasnya. Akupun ikut tertidur. Apa yang kemarin malam terjadi,
malam ini terulang kembali. Pagi harinya setelah aku melihat bekas sperma dan
bekas lendir perempuan yang sudah mengering dan membuat kusut jembutku, aku
bertanya tanya dalam hatiku?, apa yang sebenarnya terjadi? Hari ketiga, aku
tidak ikut pergi jalan jalan!, hanya istri anak serta Ibu mertuaku saja yang
pelesir ke tempat sanak pamily keluarga istriku. Aku hanya rebahan ditempat tidur
sambil melamun dan mengingat kejadian yang kualami selama 2 malam ini. Apa ada
mahluk halus yang memperkosaku disaat aku tidur? Kenapa setiap habis meminum
wedang, aku jadi ngantuk? apa karena suasana desa yang sepi? Padahal aku
biasanya kuat begadang, atau karena wedang? Nanti malam aku coba untuk tidak
meminum wedang buatan Ibu, batinku. Berbagai pertanyaan muncul dalam benakku,
karena lelah akhirnya akupun tertidur. Saat malam menjelang, kami sekeluarga
berkumpul dan berbincang bincang. Seperti hari kemarin-kemarin pula, Ibu
mertuaku memberi kami wedang buatannya. Istri dan bapak mertuakupun sudah
menghabiskan minumannya, sementara aku belum meminumnya. “Kok nggak diminum Mas
wedangnya”, tanya Ibu mertuaku? Aku memang mencoba untuk tidak meminum wedang
tersebut, walaupun badan segar saat bangun tidur! namun aku berniat untuk tetap
tidak memimumnya. Karena aku penasaran dengan apa sudah aku alami beberapa hari
ini. Saat aku hendak meminumnya aku berpura pura sakit perut, sambil membawa
wedang yang seolah olah sedang kuminum aku berjalan kearah dapaur menuju
toilet.

Padahal sesampainya dikamar mandi, aku langsung membuang wedang tersebut. Aku berkumpul

kembali ke ruang keluarga, kurang lebih tiga puluh menit! kulihat istiku dan bapak mertuaku sudah mengantuk dan berniat untuk tidur. Namun hal itu tidak terjadi denganku, apa karena aku tidak meminum wedang tersebut? Aku masih segar dan belum mengantuk. Aku pun berpura-pura seperti orang mengantuk, kami berdua pamit dan masuk kekamar, istrikupun mematikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur yang cukup nyaman dimata. “Mas aku ngantuk sekali! Kamu nggak kepengen kan? Besok aja ya Mas! aku ngantuk sekali Mas” Kukecup kening istriku dan dia pun langsung tertidur. Aku masih melamun, kenapa hari ini aku tidak mengantuk seperti biasanya? Apa karena aku tidak meminum wedang buatan Ibu? Hampir setengah jam setelah istriku terlelap, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki menghampiri kearah kamarku! Langsung aku pura-pura tertidur. Kulihat ada yang membuka pintu kamarku, saat kubuka sedikit kelopak mataku ternyata Ibu mertuaku! mau apa beliau? Aku terus pura-pura tertidur. Untung lampu tidur dikamar kami remang-remang jadi ketika aku sedikit membuka kelopak mataku tidak terlihat oleh Ibu mertuaku. Deg.. jantungku berdebar saat Ibu mertuaku menghampiriku, langsung mengelus elus burungku yang masih terbungkus celana pendek. Aku hendak menegurnya, namun rasa penasaran dengan apa yang terjadi 2 hari ini dan apa yang akan dilakukan Ibu mertuaku membuat aku terus berpura-pura tertidur. Ibu mertuaku pun langsung menurunkan celana pendek serta celana dalamku tanpa rasa canggung atau takut kalau aku dan istri ku terbangun, atau mungkin juga mertuaku sudah yakin kalau kami sudah sangat nyenyak sekali. Blass lepas sudah celanaku! Aku telanjang, jantungkupun makin berdebar, aku terus berpura-pura terdidur dengan rasa penasaran atas perbuatan Ibu mertuaku.

Baca Juga Cerita seks panas : Aku Mengkhayalkan Tante Ku dan Gak Kuat Melihat Kemontokan Pembantu

Aku menahan napas saat Ibu mertuaku mulai menjilati dan
mengulum kemaluanku, hampir aku mendesih, aku mencoba terus bertahan agar tidak
mendesis dan membiarkan Ibu

mertuaku terus melanjutkan aksinya. Kemaluanku
sudah berdiri dengan tegaknya, Ibu mertuaku dengan asiknya terus mengulum
kemaluanku tanpa tahu bahwa aku tidak tertidur. Jujur aku akui, bahwa aku juga
sebenarnya sudah sangat terangsang sekali. Ingin rasanya saat itu juga, aku
bangun, langsung menerkam, mencumbu dan menyetubuhi Ibu mertuaku. Kutahan semua
gejolak birahiku, dan ku biarkan Ibu mertuaku terus melanjutkan aksinya.
Tiba-tiba Ibu mertuaku melepas kulumannya dan bangkit berdiri, aku terus
memperhatikannya, dan bless.. mertuaku melepas dasternya, ternyata dibalik
daster tersebut mertuaku sudah tidak memakai BH dan celana dalam lagi. Aku
sangat berdebar, dag.. dig.. dug suara jantungku saat menyaksikan tubuh telanjang
Ibu mertuaku, apalagi ketika Ibu mertuaku mulai naik ketempat tidur, langsung
mengangkangiku tepat diatas burungku, makin tak karuan detak jantungku. Digemgamnya
kemaluanku, diremas halus sambil dikocok-kocok perlahan, kemudian di
gesek-gesekan ke memek Ibu mertuaku. Aku sudah tidak tahan lagi! Ingin rasanya
langsung kumasukan kontolku! Sambil berjongkok, burungkupun diarahkannya
kelubang surga Ibu mertuaku! perlahan-lahan sekali beliau menurunkan pantatnya
memasukan burungku ke memeknya! sambil memejamkan mata menikmati mili demi mili
masuknya burungku ke sarangnya. “Ahh.. ahh nikmat”, jerit mertuaku, saat semua
burungku telah amblas masuk tertelan memek Ibu mertuaku. Sambil terus
berpura-pura tertidur aku menahan gejolak birahiku yang sudah memuncak. “Ahh..
Ibu mertuaku menjerit tertahan saat beliau mulai naik turun bergoyang menikmati
rasa nikmat yang beliau rasakan. Ibu mertuaku terus menjerit, mendesah, tanpa
takut aku, istri dan anakku atau bapak mertuaku terbangun. Ibu mertuaku terus
bergoyang naik turun. Belum beberapa lama menaik turunkan pantatnya, tubuh Ibu
mertuaku mengejang.

“Ahh nikkmatt”, jerit panjang Ibu mertuaku. Rupanya Ibu
mertuaku baru saja mendapatkan orgasmenya. Ibu mertuaku langung rebah menindih
tubuhku mencium bibirku membelai kepalaku seperti, seorang istri yang baru saja
selesai bersetubuh dengan suaminya, aku langsung membuka mataku. “Jadi selama
ini aku tidak bermimpi! dan tidak pula tidur dengan mahluk halus!”. Ibu
mertuaku bangkit

karena kaget “Mass ka.. mu ndak ti.. dur? kamu nggak meminum
wedang yang Ibu bikin?”. “Tidak Bu! aku tidak meminumnya”, Ibu mertuaku salah
tingkah dan serba salah! mukanya memerah tanda beliau mengalami malu yang
sangat luar biasa. Aku bangkit dan duduk ditepi ranjang, “Mass..”, Ibu mertuaku
menangis sambil duduk dan memeluk kakiku. “Ammpuni Ibu, Mass”. Aku merasa
kasihan melihat Ibu mertuaku seperti itu, karena aku sendiripun sudah sangat
terangsang akibat permainan Ibu mertuaku tadi. “Bu aku belum tuntas!”, aku
angkat mertuaku, aku peluk, kucium bibirnya. “Sudah Bu, jangan menangis!, aku
juga menikmatinya kok Bu!”. Kulepas bajuku, kami berdua sudah telanjang bulat,
kupeluk Ibu mertuaku dan kamipun berciuman dengan buasnya. “Ahh Mas.. nikmat..
Mas..”, saat kuhisap dan kuremas tetek mertuaku yang sudah kendur.. “Ah.. Mas
nikmat..”, kutelusuri seluruh tubuhnya, dari teteknya, terus kuciumi perutnya
yang agak gendut. “Ahh Mass”, jeritnya, saat kuhisap kemaluannya, kujilati
itilnya sambil ku gigit gigit kecil. dua jarikupun terbenam di dalam memek ibu
mertuaku, jeritan mertuaku makin tak terkendali, apalagi disaat dua jariku
mengocok dan menari-nari dilubang memeknya dan lidahku menari nari di itilnya. “Ahh..
Mass Ibu mau keluar lagi.. ahh! Ibu keluarr!, aarrgghh”, jerit ibu mertuaku. Tanpa
sadar kaki mertuaku menjepit kepalaku! Sampai sampai aku tidak bisa bernapas. “Enak
Bu?” “Enak sekali Mas”. Kucium kembali mertuaku. “Bu.. apa Indri nanti nggak
bangun?” “Tenang Mas! Wedang itu merupakan obat tidur buatan Ibu yang paling
ampuh!” “Tidak berbahaya Bu?” “Tidak Mas” Kugeluti kembali mertuaku.. kucium..
kuhisap teteknya. Kucolok-colok memeknya dengan dua jari saktiku. “Oohh Mass
masukin Mass Ibu sudah nggak tahan lagi.. Mas”. Dengan gaya konvensional
langsung kuarahkan kontolku ke lubang surga Ibu mertuaku, dan akhirnya masuk
sudah. “Oh.. Mas nikmat sekali..”.

“Iya Bu.. aku juga nikmat.. memek Ibu nikmat sekali.., goyang terus Bu..”. Kamipun terus berpacu dalam nikmatnya lautan birahi. Aku mendayung naik turun dan Ibu

mertuaku bergoyang seirama dengan bunyi kecipak-kecipak dari pertemuan dua alat kelamin kami. “Ohh Mas.. Ibu mau keluar lagi..”. Rupanya Ibu mertuaku orang yang gampang meraih orgasme dan gampang kembali pulihnya, aku pun tak mau kehilangan moment. “Tahan Buu!, sedikit lagi akuu juga keluarr..”, sambil kupercepat goyangan keluar masuk kontolku. “Akk Mass, Ibu sudah nggak kuatt”. Dan serr serr aku merasakan kemaluanku seperti di siram air yang hangat rasanya. Akupun sudah tak kuat lagi menahan ejakulasiku! “Ibuu aacchh, cret.. cret.. cret..”, akupun rubuh memeluk Ibu mertuaku. “Bu!, jadi yang yang kemarin-kemarin itu Ibu yang melakukannya?” “Iya Mas, maafin Ibu! Ibu jatuh cinta sama Mas pento sejak pertama kali Ibu melihat Mas. Apalagi Bapak sudah lama terserang impotensi”. “Kenapa harus seperti pencuri Bu?”. “Ibu takut ditolak Mas! lagi pula Ibu malu, sudah tua kok gatel”. “Apa semua mantu Ibu, Ibu perlakukan seperti ini?”. Sambil melotot Ibu mertuaku berkata, “Tidak Mas! Mas pento adalah lelaki kedua setelah bapak, Mas lah yang Ibu sayangi”. Kucium kembali mertuaku, kupeluk. “Mulai besok Ibu jangan pakai wedang lagi, untuk Ibu, aku siap melayani, kapanpun Ibu mau”. Kamipun bersetubuh kembali, tanpa mempedulikan bahwa di sampingku, istri dan anakku tertidur dengan pulasnya. Tanpa istriku tahu! didekatnya aku dan ibunya sedang menjerit jerit mereguk nikmatnya persetubuhan kami. Saat ayam berkokok dan jam menunjukan pukul 3:30 kami menyudahi pertarungan yang begitu nikmat, lalu Ibu mertuaku dengan santai berjalan keluar dari kamar kami sambil berkata, “Mas Pento terima kasih!”. ***** Yah.. itulah awal hubungan sexku dengan Ibu mertuaku, walaupun ada rasa sesal, namun rasa sesal itu lenyap tertelan nikmat yang kudapat, dan akupun jadi tahu bahwa wanita seusia Ibu mertuaku sangat nikmat untuk di setubuhi. Nanti akan aku ceritakan kembali kisah persetubuhanku dengan mertuaku selama aku liburan di desa GL. Pagi Harinya, saat aku terbangun waktu sudah menunjukan pukul 10:15, kulihat disampingku,
istri dan anakku sudah tidak ada lagi. Ahh.., akupun termenung mengingat kejadian semalam, aku masih tidak menyangka. Ibu mertuaku, orang yang sangat aku hormati, dan sangat aku kagumi kecantikannya, dengan suka rela menyerahkan tubuhnya kepadaku. Malah ibu mertuaku juga yang memulai awal perselingkuhan kami. “Selamat pagi Ma”, sapaku saat kulihat di dapur istriku sedang membuatkan kopi untukku, “Kok sepi pada kemana mah?” “Kamu sih bangunnya kesiangan, Bapak pergi ke Wonogiri, Ibu pergi ke pasar sama Piko”.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Malam pemerkosaan yang Ganas

Kupandangi wajah istriku, tiba-tiba saja terlintas bayangan
wajah Ibu mertuaku, akupun jadi terangsang, karena peristiwa semalam masih
membekas dalam ingatanku. “Ihh.. apa-apaan sih Mas.. jangan disini dong Mas..”,
protes istriku saat kutarik lengannya, langsung kupeluk dan kulumat bibirnya.. “Mas..
malu.. ahh, nanti kalau Ibu datang bagaimana?” Aku yang sudah benar benar
terbakar birahi, sudah tidak perduli lagi akan protes istriku, kuremas
teteknya, ku lumat bibirnya, yang aku bayangkan saat itu adalah Ibu mertuaku.
Kubalik tubuh istriku, dalam posisi agak membungkuk, kusingkap ke atas
dasternya kuturunkan celana dalamnya dan, “Uhh Mas pelan pelan dong.” Aku tak
perduli, kuturunkan celanaku sebatas lutut, langsung kuarahkan burungku yang
sudah tegak berdiri kelobang memek istriku. “Mass.. pelan pelan.. dong..
sakit.. Mas.” Semakin istriku berteriak, gairahkupun semakin meninggi, aku
terus memaksa memasukan kontolku ke lubang memek istriku, yang belum basah
benar. “Ahh..”, jeritku, saat burungku amblas tertelan memek istriku. Entahlah,
saat itu aku merasakan gairahku begitu tinggi, langsung ku kugoyang maju mundur
pantatku. “Ahh nikmat Ndri..”, kugoyang dengan keras keluar masuk kontolku. “Mas..
enak mass.” Terus kugoyang maju mundur, mungkin karena terlalu bernafsu, baru
beberapa menit saja, rasanya ejakulasiku sudah semakin dekat, denyutan di
kontolku semakin membuat aku mempercepat kocokan kontolku di lubang memek
istriku. “Ndri .. aku mau keluarr nihh.” “Tahann mass, jangan dulu.., tahan
sayang”,

pinta istriku. Namun, semua permintaan istriku itu sia-sia, aku sudah
tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku, sedetik kemudian
aahh, seluruh syaraf tubuhku menegang dan cret.. cret.. crett.. uhh.. aku
menjerit tertahan sambil dengan erat kupeluk tubuh istriku dari belakang. Kulihat,
raut wajah kekecewaan diwajah Indri istriku, “Maaf.. ya.. sayang. aku sudah
ngak tahan, aku terlalu bernafsu, habis kamu sexy sekali hari ini”, rayuku. “Ndak
apa-apa Mass..”, kukecup keningnya. “Kamu aneh deh Mas?, ngak biasanya kamu
kasar kayak tadi?”, tanya istriku sambil berlalu menuju kamar mandi. Kasihan
istriku. padahal saat bersetubuh dengannya, aku membayangkan, yang sedang
kusetubuhi adalah ibu mertuaku. Saat siang menjelang, setalah makan siang,
istriku dijemput oleh teman-teman genknya waktu di sma dulu, rupanya istriku
sudah janjian untuk bertemu dengan teman-teman sekolahnya dulu, kebetulan salah
satu sahabat karib istriku yang sekarang ini tinggal dilampung, saat ini sedang
pulang kampung juga. “Pada mau kemana nih?” Tanyaku “Mumpung kita lapi pada
kumpul nih Mas, kita mau jalan- jalan aja Mas. Ya.. Paling-paling ke kota S
makan Soto gading”, Jawab mereka.

Setelah berbasa basi, mereka pamit padaku dan ibu mertuaku. “Da.. da piko jagain mamah ya..”, kukecup anakku. “Bu aku pergi dulu ya”, pamit istriku. “Mas aku jalan jalan dulu yahh, bye Mas” Saat aku masuk kedalam rumah aku lihat Ibu mertuaku sedang mengunci pintu gerbang. “Kok digembok bu? “Biar aman”, katanya, sambil berjalan dan masuk ledalam rumah, dan klik.. Pintu rumah pun di kunci oleh Ibu mertuaku. Aku dan Ibu Mertuaku saling berpandangan, seperti sepasang kekasih yang lama sekali tidak berjumpa dan saling merindukan, entah siapa yang memulai aku dan Ibu mertuaku sudah saling berpelukan dengan mesranya, Kukecup keningnya, dan kuremas remas bongkahan pantatnya. “Mas Pento, Saat-saat seperti inilah yang paling ibu tunggu-tunggu” kupandangi wajah ibu mertuaku, sunguh cantik sekali, kucecup kening mertuaku, kulumat bibirnya, kami berciuman dengan buasnya,

saling sedot, saling hisap, kuangkat dan kulepas daster yang dipakai ibu mertuaku. Terbuka sudah, ternyata ibu mertuaku sudah tidak memakai Bh dan celana dalam lagi, kuhisap teteknya, kujilati inhci demi inchi seluruh tubuh Ibu mertuaku. “Ahh Mass, terus Mas.. sshh enak sayang..” kuajak Ibu mertuaku pindah ke sofa. “Kamu duduk Mas..”, dilepasnya kaos dan celanaku, aku dan ibu mertuaku sudah polos tanpa sehelai benangpun yang menempel ditubuh kami berdua. “Ahh.. nikmat bu.., ohh hisap terus bu, hisap kontolku bu.. ahh” Nikmat sekali kuluman ibu mertuaku, kami berdua sudah lupa diri, saling merangsang saling meremas. “Ohh.. bu.., akupun bangkit untuk merubah posisi, kurebahkan ibu mertuaku dilantai, kakinya mengangkang, kupandangi memeknya, yang telah melahirkan istriku, kuhisap, kukecup dengan lembut memek ibu mertuaku, kujilati dengan penuh perasaan, kuhisap semua cairan yang keluar dari lubang sorga Ibu mertuaku “Ohh.. Mas.. jangan siksa Ibu sayang.., Mass, Pentoo.., masukin sekarang Mas.., Ibu sudah mau keluar sayang” Langsung kuarahkan batang kontolku kelubang surga ibu mertuaku. yang sudah pasrah dan siap untuk di sodok-sodok kontolku. Kugesek-gesek perlahan kontolku di itil Ibu mertuaku yang sudah mengeras dan.. belss.. uhh, rintih Ibu mertuaku saat kepala kontolku menerobos memasuki lubang nikmatnya.

Baca Juga Cerita Seks dewasa : Dalam Keluarga Ada Adik Ipar dan Aku Dipertaruhkan Judi Suamiku

“Ohh.., Mas masukin semuanya sayang.. jangan siksa ibu..
sayang..” Lalu kuhentak dengan kasar.. ahh.. jerit mertuaku saat seluruh batang
kontolku amblas meluncur dengan indahnya terbenam dijepit memek Ibu mertuaku,
yang rasanya membuat aku jadi ketagihan mengentoti ibu mertuaku. Kupeluk ibu
mertuaku, kamipun saling melumat, kuangkat perlahan-lahan kontolku kuhujam
kembali dengan keras. “Aahh..”, jerit ibu mertuaku. “Mas.. Pento.. entotin Ibu
Mass.. entotin Ibu.. Mas .. ohh mass. puasin Ibu.. sayang.., uhh ahh.” Akupun
semakin terangang dan bersemangat mendengar rintihan dan jeritan-jeritan jorok
yang keluar dari mulut Ibu mertuaku. Kunaik turunkan pantatku dengan

tempo yang
cepat dan kasar. “Ahh.. ahh .. Ibu.., jeritku, aku mau keluar.. buu.” “Iyaa..
sayang ibu juga mau keluarr.” Kupercepat kocokan keluar masuk kontol ku, plak..
plak.. plak.. “Mass.. ayo Mass.. keluar.. bareng.. sayang. Ahh..” Tubuh ibu
mertuaku pun mengejang, kakinya menjepit pinggangku. “Mass ahh ahh” “Ibuu,
arrgg”, jerit kami bersamaan saat nikmat itu datang seperti ombak yang
bergulung gulung. “Cret.. crett.. crett..”, kusirami rahim ibu mertuaku dengan
spermaku. Aku dan Ibu mertuaku terus berpelukan menikmati sisa-sisa kenikmatan
orgasme yang begitu dahsyat yang kami raih secara bersamaan, “Bu..” kulihat ibu
mertuaku masih memejamkan matanya, dengan nafas terengah-engah. “Iya Mas..” “Rasanya
aku jatuh cinta sama ibu..”, kulihat ibu mertuaku tersenyum. manis sekali.. “Ibu
maukan jadi kekasihku bu”. Ibu mertuakupun hanya tersenyum dan mengecup
keningku dengan mesranya, sambil berkata, “Mas ini nikmat sekali..”, dikecup
kembali keningku. Hari itu sampai magrib menjelang kami berdua terus berbugil
ria, aku dan ibu mertuaku seperti layaknya pengantin baru, yang terus menerus
melakukan persetubuhan tanpa merasa bosan, tanpa lelah kami terus menumpahkan
cairan nikmat kami, di dapur, dikamar tidur ibu mertuaku dan di kamar mandi.
Yang paling dasyat, setelah aku dan ibu mertuaku, meminum jamu buatan ibu
mertuaku. Badanku segar sekali, dan kontolku begitu keras dan kokoh.., kukocok
kontolku dilubang surga Ibu mertuaku, sampai banjir memek Ibu mertuaku danIibu
mertuaku memohon kepadaku agar aku memasukan kontolku di lubang anusnya. Nikamat
sekali .. saat kutembakan spermaku didalam liang anus Ibu mertuaku. Saat
istriku kembali selepas isya, kusambut istriku dan teman temannya, setelah ber
bincang bincang sebentar teman teman istriku pamit pulang. Istrikupun masuk
menuju kamar hendak menaruh anak kami yang sudah lelap tertidur ke pembaringan.
“Mas aku taruh Piko di kamar dulu ya..”, kulirik Ibu mertuaku dan kuhampiri
beliau sambil berbisik. “Bu.., Indri adalah istri pertamaku, dan Ibu istri
keduaku”, ujarku. Ibu mertuaku pun tersenyum dengan manisnya,
sambil mencubit
pinggangku.

Hari itu benar benar dahsyat. Dua lubang, lubang memek dan
lubang anus Ibu mertuaku sudah aku rasakan. ***** Pada hari keenam liburan kami
di desa Gl, aku dan istriku terpaksa harus pulang ke jakarta, karena dikantor
istriku ada keperluan mendadak dan membutuhkan kehadiran Istriku. Mau tidak mau
aku dan Istriku membatalkan semua acara liburan kami di kota S. Kulihat Ibu
mertuaku tampak sedih dan murung, beliau bilang sama Bapak mertuaku kalau
beliau masih kangen sama kami, dan kalau menunggu hari raya nanti, rasanya terlalu
lama buat beliau. Padahal itu adalah alasan Ibu mertuaku, Ibu mertuaku masih
belum mau berpisah denganku, kurayu istriku agar membujuk Bapak mertuaku,
berkat bujukan istriku akhirnya Bapak mertuaku membolehkan ibu mertuaku ikut
kami ke Jakarta. Ibu mertuaku sangat gembira sekali dan kulihat sekilas matanya
melirik kearahku. Besoknya Aku memesan tiket kereta Argo Dwipangga, karena hari
itu hari kerja, maka Akupun dengan mudah memperoleh tiket, Aku membeli empat
tiket dan sedikit oleh-oleh untuk teman teman kami. Sesampainya aku dirumah,
kami pun langsung berkemas kemas merapikan barang bawaan kami., Jam sudah
menunjukan pukul 6:30 sore. Saat aku hendak menuju kekamar mandi aku berpapasan
dengan Ibu mertuaku yang hari itu tampak cantik sekali, kubisikan kepadanya,
agar Ibu mertuaku tidak usah memakai celana dalam, ibu mertuakupun tersenyum
penuh arti. Dengan diantar Pakde Man dan Bapak mertuaku Jam 8:30 malam kami
tiba di stasiun Balapan, setelah menunggu sekitar kurang lebih setengah jam
keretapun berangkat. Kuputar bangku tempat duduk kami, biar kami bisA saling
berhadapan. Istriku duduk bersama anakku yang sudah teridur dipangkuan istriku
sementara aku duduk bersama ibumertuaku. Setelah lewat stasiun yogyakarta,
kulihat bangku disamping tempat duduk lami kosong. Berarti sudah tidak ada
penumpang.., akupun pindah tempat duduk di sebelah kami, ternyata penumpang
kereta hari ini tidak begitu penuh. Dinginnya AC di kereta membuat banyak
penumpang yang

menarik selimut dan tertidur dengan lelapnya.

Kulihat istri dan ibu mertuaku pun sudah tertidur. Jam 2
pagi aku terbangun kulihat istri dan anakku masih tertidur, aku bangkit dengan
perlahan lahan kucolek Ibu mertuaku, beliau membuka matanya, sstt, akupun
memberi kode kepada Ibu mertuaku. perlahan lahan Ibu mertuaku bangkit, kulihat
istri dan anakku masih tertidur. “Bu.. aku kepengen.. bisikku..”, Ibu
mertuakupun tersenyum, kami berjalan ke arah belakang melewati penumpang lain
yang masih lelap tertidur. Sesampainya kami di gerbong belakang, tepat
dibelakang gerbong kami, ternyata hanya ada beberapa penumpang yang sedang
terlelap dan masih banyak kursi yang kosong. Setelah mendapat tempat duduk yang
kurasa aman kuputar bangku didepan biar aman dan lega bagian tengahnya. Langsung
kupeluk Ibu mertuaku, kamipun saling berpagutan, kuremas tetek Ibu mertuaku,
dengan perasaan yang sangat berdebar, kubuka celanaku sampai sebatas lutut,
kontolku sudah tegak dengan sempurna, kuangkat rok panjang Ibu mertuaku.. woww
ternyata Ibu mertuaku sudah tidak memakai celana dalam lagi. “Kamu yang suruh..
katanya”, sambil memencet hidungku. Aku duduk di lantai kereta, badanku
bersandarkan tempat duduk, Ibu mertuakupun bangkit mengangkangiku,
perlahan-lahan di arahkan memeknya ke burungku yang sudah tidak sabar menerima
sarangnya. Diturunkan perlahan lahan dan bless.. amblas semua kontolku masuk
kedalam tertelan lobang nikmat Ibu mertuaku yag sudah sangat basah sekali. “Ahh
rintih kami bersamaan..” Goncangan kereta api dan goyangan naik turun pantat
Ibu mertuaku menambah nikmatnya persetubuhan kami. Dengan cepat Ibu mertuaku
menaik turunkan pantatnya, kami berdua bersetubuh dengan rintihan perlahan.
takut kalau-kalau ada penumpang yang terbangun dan melihat perbuatan kami.

Hanya beberapa menit saja.., “Aahh, hh.. Ibuu aku.. aku.. mau keluarr..”. “Cret.. cret.. crett..” Kuangkat badanku dan kupeluk dengan erat tubuh Ibu mertuaku, tanpa sadar Ibu mertuakupun mengigit pundakku saat ejakulasi dan orgasme bersamaan hadir melanda dua insan manusia yang sedang lupa diri dan dilanda asmara. “Deg-deg-deg-deg”, suara jantungku, untungnya tidak ada

seorangpun yang lewat.. modar mandir. Buru buru Aku dan Ibu mertuaku merapikan pakaian kami dan bergegas kembali kegerbong kami, kulihat anak dan istriku masih lelap tertidur, Aku dan Ibu mertuaku kembali keposisi kami masing-masing dan tertidur dengan senyum penuh kepuasan. Demikianlah cerita seks panas Mertuaku Yang Luar Biasa oleh cerita sex hot.