KAMU MAU DIBANTUIN GAK

Author:

Cerita mesum Terbarucerita mesum ini adalah cerita bokep seks yang mana cerita ku sendiri.. ini lah cerita mesum ku mulai.. aku adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku.  Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi.  Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres.. namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.  Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah.. sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal. Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu.  Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran.. bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita.  Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.  Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana di mana semua bisnis.. baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.  Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi.. karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.  Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis.

Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam.  Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja. Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.  Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung. gadis itu bernama Fenny.. tinggal hanya beberapa

rumah dari rumahku.  “Malam mas..?” sapa Fenny padaku. “Malam Fenny, pa kabar..?” aku balik bertanya.  “Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?” Tanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.  “Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat. Tak sengaja, aku mengamati Fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya. Ia tampak begitu cantik.. apalagi Fenny merupakan sekretaris direksi di salahsatu perusahan IT terkenal di ibu kota.  Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi. Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salahsatu titik lemahnya.. namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.  Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku.. Gondok juga aku. Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.  Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok. Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.  Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.  Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan.. semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku.. atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain.

baca Juga Cerita Mesum Hot : SEMUA DEMI UANG

Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama
ini.  Karena terlalu sibuk dengan
pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Fenny yang duduk di depanku.
Aku terkejut ketika Fenny memanggilku dengan cukup keras. “Mas..!” “Eh, ya..
sori ga denger..!?” kataku terkejut. 
“Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuh..?” kata Fenny lagi. “Iya, sory ya.
Emang ada apa Fen..?” tanyaku lagi padanya. 

“Ga papa mas.. keliatannya Mas Arbi pusing banget.. kusut gitu..?”
“Biasalah banyak masalah..!?” jawabku lempeng. 
“Emang Fenny bisa bantu apaan..?” kata Fenny antusias. Aku sempat
terkejut mendengar pernyataan Fenny.. namun aku segera menjawabnya.. “Ga usah,
kok ga langsung pulang kenapa Fen..?” tanyaku balik.  “Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Fenny
takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Fenny malu-malu.  Lucu juga mendengar alasan Fenny. Setelah itu
aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh.. ternampaklah
rok span Fenny tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang
putih.. membuatku langsung terangsang. 
Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku.. pura-puranya
mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.  Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar
istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah berpamitan padaku untuk keluar
sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan. Aku mengangguk.. sementara adik
iparku berbicara pada Fenny.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut
aja. Sepertinya Fenny lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja.
Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.  Aku berkata pada Fenny.. kalo membutuhkanku
aku berada di dalam. Lalu aku pergi meninggalkan Fenny yang masih duduk di luar
sambil bermain dengan HPnya.  Aku masuk
ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden.. untuk
mengintip lebih dekat Fenny yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan
tampak lebih jelas.  Apalagi ketika Fenny
melepas blasernya.. blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing
dengan warna yang tidak terlalu terang.. tapi justru jadinya memperlihatkan
keindahan tubuh mungil Fenny. 

Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan
ruang tamu dan menuju kamarku. Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh
pelepasan.. Namun, tak lama kemudian terdengar suara panggian Fenny
padaku..  “Mas.. Mas Arbi.. mas..?” “Apa Fenny..?”
tanyaku sambil membuka pintu kamarku. 
“Mas, Fenny numpang minum ya..?” “Ya..?” jawabku singkat. Menatap nanar
tubuh Fenny yang indah, apalagi saat itu ia tak

memakai lagi blasernya, dengan
blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah.  Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku
semakin tak dapat menahan gairahku sendiri.. Ya.. mungkin tadi tak begitu
terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan
terlalu menggoda.  Selesai minum Fenny
kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya. Kami bertemu..
Fenny tersenyum manis padaku.  Aku
berdiri di hadapannya.. Fenny lantas berjalan kembali di sampingku. Deg.. deg..
Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal
sehat.  Namun ternyata gairahkulah
pemenangnya.. Maka dengan cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya terlihat
terkejut. Aku berbalik dan segera menarik Fenny ke dalam dekapanku. Fenny tak
melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.  Aku peluk Fenny dan mencium bibirnya lembut
namun penuh gairah. Fenny tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia
ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku.  Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba
punggungnya.. turun ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan
penuh milik Fenny.. semakin membuatku kian terangsang.  Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang
menempel keras pada perut Fenny.. denyutan kencang penisku terasa begitu kuat
di perut Fenny.. mungkin itu pula yang membuat Fenny jadi ikutan
bergairah.  Tanganku bergerak semakin
liar… menuju ke bagian depan tubuh Fenny. Membuka kancing blousenya satu per
satu hingga terbuka semua.. srett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut
payudara Fenny yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.  Setiap remasan yang aku lakukan Fenny
mengerang di sela ciumanku..

dan itu membuatku semakin bergairah. Tanpa kusadari tangan
Fenny ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku.. untuk
selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.  Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa
yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan.. Degh.. Seketika itu juga aku
melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.  Aku melangkah mundur sambil menatap

penuh
rasa bersalah pada Fenny yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku.
Kulihatwajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang
memuncak.  “Maaf.. maafin.. aku Fen..
maaf..” kataku gugup. “Maafin Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku semakin kacau.  Namun tiba-tiba Fenny melangkah mendekatiku..
lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut.. “Ga papa
kok mas. Fenny tau kok..” kata Fenny mencoba menenangkanku. “Emang Mas Arbi
lagi pengen banget ya..?” tanya Fenny kembali. 
“*****papa. Maafin mas ya Fen..!?” kataku lagi.  “Mau ga Fenny bantuin..?” kata Fenny pelan
sambil menatapku tajam.  Aku terkejut
sekali dengan jawabannya yang seperti itu.. Kutatap matanya.. mencari penegasan
pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang
baru saja kudengar..  Fenny mendekatiku,
lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku
kemudian. Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas
ciumannya.  “Di sofa aja yuk Mas..”

Ajak Fenny seraya bergerak dan menarikku.  Fenny langsung duduk di sofa dan membuka kakinya.. aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..  Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah. Tangan Fenny membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya.. seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.  Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Fenny dengan erat. Ciumankupun turun pada leher jenjang Fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra Fenny.. lalu menyingkapkannya.. hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Fenny.  Desahan Fenny berubah menjadi erangan penuh gairah. “Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny. Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Fenny.  Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Fenny semakin keras dan

kuat. Ciuman dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengerang semakin keras..  Apalagi ketika jariku menggosok vagina Fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.  “Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny. Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya.. Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..  Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya. Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Fenny kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny. 

Baca Juga Cerita Mesum Panas : GADIS MEMEK PERAWAN

Tubuh Fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat.
Tubuh kami berhimpitan ketat.  Bibirku
menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika
lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya. Tangannya meremas rambutku
ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku
makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.  Selang beberapa saat.. Fenny yang telah
‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas
bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku. Berbalik.. kini ia yang duduk di
atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai
pinggulnya.  Setelah beberapa saat
kemudian.. Fenny telah tenang. Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum
manis dan berkata di sela deru nafasnya.. 
“Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran
hah.. hah.. Fenny..”  Ia berdiri dan
kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..! Betapa terkejutnya dia
ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya,
penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya
yang gemuk membuatnya terlihat besar. 
Fenny memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang,
Fenny mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi
lebih mudah mencapai puncak gairahku. 
Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku

ke mulutnya.. dia
menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan
memasukkan penisku ke mulutnya.  Tanpa
kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik
istriku yang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya.  Antara jilatan.. kuluman dan kocokan
membuatku mulai melayang tinggi.

Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Fenny pada
penisku.  Beberapa saat berselang Fenny
mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong
miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di
bawah bibir vaginanya.  Dengan bertumpu
sebelah tangah di pundakku Fenny menurunkan tubuhnya perlahan.. Slebbhh..
“Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah
lepitan vagina sempit nan membasahnya. 
“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur
kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot
dinding-dinding liang vaginanya. 
Peniskupun membelah bibir vagina Fenny.. terbenam padat di selorong
liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat. Rasa hangat dan basah serta
denyutan kuat menyapa penisku.. Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku
cari dan damba.  Dengan satu gerakan
penisku melesak terbenam dalam liang vagina Fenny.. Pijatan dan denyutan
dinding vagina Fenny kurasa sangat nikmat.. 
“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat
mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..  “Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak
kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit
batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.  Setelah beberapa saat berdiam diri
beradaptasi.. Fenny lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan
naik-turun..  Sementara itu penisku
bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina
Fenny.. membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang. “Aaahh..
aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.
“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk..
bangett..”  Fennypun semakin memainkan
tekniknya hingga memaksaku mengerang panjang.. sambil memeluk tubuh Fenny
penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina

Fenny. 

Di atas selangkanganku Fenny semakin liar mengggoyang..
mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya. Sementara pijatan dan
remasan dinding vagina Fenny semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang
tiada tara.  Rasa nikmat yang tiada tara
itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Fenny tak
berhenti.. malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam
di liang vaginanya.  Tiba-tiba Fenny
memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya
dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun
berciuman panas.  Sementara di bawah..
Fenny semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada
batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga
penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya.. Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu
memang amat sangat memabukkan..  Kami
berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Fenny yang pertama
melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata.. “Mas.. hah..
hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”  “Iya, aku juga enak. Makasih Fenny, enak
banget. Mas puas banget..”  “Hihihihi..
Mas Arbi nakal juga ya..” Kata Fenny yang berdiri, lalu membetulkan kembali
celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.  Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan
mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala
penisku. 

“Ahh.. enak Fenny, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” erangku kembali diserang nikmat.  “*****papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok.. ”Kata Fenny yang kemudian mengulum penisku.  Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Fenny juga melakukan isapan lembut pada penisku. Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.  Fenny melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.  Fenny melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..  Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa.. Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya

meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..  Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..  Fenny sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!  Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya.. Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya. Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb..  Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku..

Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : PERTARUNGAN YANG SANGAT DASYAT dan MERY DAN WAKTU SMA

kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan
kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat. 
Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam
ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di
pundakku.  Aku tak pernah bosan menikmati
ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin
menggemaskan. Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya..
dia memegangi dan meremasinya sendiri. 
Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia
tersenyum.. Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..  Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!” Dia
menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu
mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan. 
Kupegang pantatnya yang padat berisi… Fenny melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.  Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina
teman wanita adik istriku ini.. Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya..
dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku. Kuraih buah dadanya yang
menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan
gemas dan kupermainkan putingnya.  Aku
benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai
caraku sendiri.. Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda
sekali. 

Kuraih tangannya dan kutarik ke
belakang dengan tangannya tertahan tanganku..

tubuh Fenny menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan
penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.  Desah kenikmatan Fenny makin keras memenuhi
ruang. Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..  Batang penisku masih menancap di vaginanya..
kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny makin liar. “Aduh Masshh..
enak banget masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..” 
Kulepaskan tubuh Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie style..
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda
orgasme di antara kami.  Kami berganti
posisi.. Fenny kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku..
buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh
gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.  Gerakan Fenny berubah menjadi goyangan
pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku.. Berulangkali dia menciumiku
dengan gemas.. Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa
saling mengulum dengannya.  Tak lama
kemudian.. tiba-tiba Fenny menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk
diam. “Sebentar Mas, Fenny ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Fenny
harap dari mas Arbi..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara
kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas. 
“Kamu turun dulu deh, Fen..” pintaku. “Tapi Mas.. Fenny kan belum ..”
protesnya. “Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Arbi deh..” potongku.  Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya
menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan
vaginanya dari belakang.. 

Fenny mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar..
mempermudah aku melesakkan penisku. Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh..
jlebhh.. “Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya
penisku mengisi vaginanya.  “Sss.. aduuh
Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..” Desahnya lagi.. sambil
membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.  Kami saling bergoyang pinggul.. saling
memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.
Nikmat sekali goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..  Berulangkali dia menoleh memandangku

dengan
sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi
seperti ini. Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah
tertumpu meja sebelah dinding.  Kudorong
sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari
belakang.. Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku
melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.  Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di
atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku.. Lantas kukocok dengan cepat
dan sedalam mungkin.  “Sss.. eegghh..
udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya “sama.. Mas
juga..hhhh..”  “Kita sama-sama, keluarin
di dalam saja, aman kok, Fenny pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”  Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya
ternyata sudah orgasme duluan..  Sontak
aku makin cepat mengocoknya.. Tak kuhiraukan teriakan orgasme Fenny.. makin
keras teriakannya makin membuatku bernafsu. 
Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan.. “Erghhh..
orghh..” Crett.. crett.. crett.. “Auughh.. masshh..!” Kembali dia teriak keras
ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya. Untuk keduakalinya
aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..  Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar.
“Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya.. Maka kutelungkupkan tubuhku di
atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium
bibirnya. 

“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh
pokoknya..” bisiknya menatapku tajam. Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku
melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.  “Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu
Mas Arbi sekali lagi..” Fenny berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun
mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.  Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan
oleh Fenny. Akupun segera berdiri di hadapannya. Kedua tangan mungil Fenny
merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.  Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang
kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu. Perlahan.. lidahnya yang lembut
mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku. Kadang diselingi pula dengan
kecupan dan hisapan

lembut di kantong bijiku. Aku mulai terbuai oleh
permainannya.  Fenny sudah mulai mengulum
kepala penisku dengan sangat lembut. Kemudian dengan sangat mesra dia mulai
memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.  Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya..
lidahnya menggelitik leher penisku. Bagian yang paling sensitif dari tubuhku.
Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan. 
Aku belai lembut kepala Fenny.. dia bereaksi dengan menyedot ringan
kepala penisku. Lidah dan bibir Fenny masih terus menggerayangi
kemaluanku.  Nafasku semakin memburu
sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan
pakaian semrawut di depanku. Sepertinya Fenny juga menikmati apa yang dia
lakukan..

lirikannya juga tak lepas dari mataku.  “Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn..
kamu pinter Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..” Tanpa bisa aku kontrol mulutku
mulai menyuarakan apa yang aku rasakan. Fenny membalas desahanku dengan
gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke
awang-awang.  “Ahhhhh.. ahhh.. enak
Fenny.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”  Fenny bisa membaca gelagat bahwa puncak
gunung kenikmatan sudah di depan mataku. Dia lantas agak mengubah gayanya..
bibirnya mengecup kepala penisku.  Tangan
kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.
Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.  Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar
penuh kenikmatan. Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk
lebih menikmati perasaan ini.  Mau ga mau
aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan
tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Fenny.  Fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan
puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat
menghisapnya. “Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”  Croot.. croott.. “Aaahhh..” Beberapakali
semprotan di dalam rongga mulut Fenny.. tidak sebanyak yang tadi-tadi..
memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya
yang sedang mengulum penisku. 

Fenny melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia

menelan spermaku yang memenuhi mulutnya. Setelah itu Fenny aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.  Beberapa saat setelah itu Fenny telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku.  “*****ke kamar mandi..?” tanyaku padanya. “Ga papa mas.. Fenny baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Fenny padaku. “Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.  Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah. Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa. Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ teman adik iparku sendiri.  Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan.  Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja.  Demikianlah cerita seks panas KAMU MAU DIBANTUIN GAK oleh cerita sex hot