KENANGAN BERCINTA 6 JAM dan SENANGNYA KISAH SEKS HIDUPKU

Author:

Cerita Bokep Indonesiacerita mesum ini adalah cerita bokep seks yang pada Awalnya begini, waktu itu sekitar bulan Februari 2010, saya ingin mengunjungi teman lama saya di Bogor dengan kendaraan umum, saya sampai di kota yang menurut saya banyak menyimpan kenangan di masa lalu, sebab saya pernah merasakan kesegaran udara kota ini sekian tahun yang lalu. Oh ya, saya sekarang berumur 33 tahun, umur yang hampir matang dan saya pernah mengenyam pendidikan di kota ini selama hampir 6 tahun.  Kita mulai saja yah cerita ngentot ku ini.

Sampai di Bogor saya bingung ingin kemana dulu sebab setelah
sampai, ada rasa rindu di dada untuk mengetahui lebih lama tentang perubahan
kota ini. Setelah berkeliling Kebun Raya saya merasa penat, akhirnya saya
mampir ke pusat jajan di Mal Pasar Bogor. Pikiran saya menerawang jauh ke masa
lalu, sambil berjalan saya mengamati banyak orang lalu lalang di sekitar mal
tersebut. Dalam hati mudah-mudahan ketemu teman, jadi kan enak bisa ada yang
temani. ketika saya menuju sebuah tempat duduk di pusat jajan saya berpapasan
dengan seorang wanita, yah sekitar 25 tahun dengan berpakaian rapi seperti
karyawati umumnya. Dengan tersenyum saya menyapa, “Hai,” masalahnya wanita itu
telah tersenyum duluan dengan saya. Perlu diketahui saya memang kuper bila
berhadapan dengan wanita, saya tidak berani bicara dahulu tanpa didahului.
“Rasanya saya pernah kenal dengan.. Mas..” Wah saya dipanggil “Mas”, tapi tidak
apa deh, dengan senyum lagi saya jawab, “Dimana..”  Dengan sedikit basa-basi akhirnya saya
perkenalkan diri saya dan saya ajak makan bersama, kebenaran saya sedang lapar,
eh dia juga mau. Sambil menikmati makanan, saya banyak diam sebab saya takut,
jangan-jangan saya dijebak oleh sesuatu yang saya tidak tahu kemudian saya
diperas, pikiran tersebut selalu menghantui saya. Tapi lama-kelamaan saya mulai
memahami situasi. Wanita itu memperkenalkan diri sebagai Nadia yang bekerja di
salah satu perusahaan

asuransi.

Dengan sedikit berhati-hati saya memberanikan diri untuk mengajak Nadia untuk beristirahat, sebab dari pembicaraan antara saya dengan dia saya simpulkan Nadia juga sedang sumpek pikirannya, dia sedang mencari luapan emosi yang mendera di hatinya. Dengan sedikit halus Nadia menolak ajakan saya, sebab katanya dia takut saya berbuat jahat. Wah pikirannya sama dengan saya. Terus saya pikir lagi, mungkin wanita ini perempuan yang tidak benar (maaf.. WTS), tidak tahunya wanita benar-benar wanita karier, tapi belum menemukan karier yang jelas. Dari gaya bicaranya Nadia suka dengan saya, kemudian saya melanjutkan lagi diskusi sampai hampir sejam lebih. Dengan sedikit ragu saya ajak kembali, akhirnya dengan senyum dia menyetujui tapi dengan syarat, katanya bahwa saya jangan macam-macam. Wah saya jadi gemetar, tapi naluri seorang laki-laki normal saya katakan, saya tidak akan macam-macam apabila dia tidak mecam-macam juga. Oke, sepakat kami menuju sebuah tempat di daerah pinggiran kota Bogor, tempatnya mendukung untuk sepasang yang sedang gundah gulana untuk mengemukakan perasaan yang lebih jauh. Saya pesan sebuah ruangan paviliun yang terdiri dari kamar mandi, kamar tidur dan ada teras di dalam dengan nuansa alami. Yah di situlah saya melanjutkan kisah cerita dari hati ke hati. Saya mendengarkan dengan sabar tapi sesekali saya berikan pandangan yang luas tentang arti hidup, mamang kata teman-teman saya, saya dapat memberikan rasa nyaman bila bicara, itu kata teman-teman saya (khususnya yang wanita) saya sendiri tidak merasa demikian, wah GR nih. Kurang lebih setengah jam berlalu tanpa saya duga sambil bercerita Nadia menangis sambil merapatkan kepalanya di lengan saya, wah saya jadi gerogi tapi saya tahan untuk terus memberikan dorongan moril.

Baca Juga Cerita Seks Bokep : KECEROBOHANKU AKU TERPAKSA NGESEKS

Tapi sekali lagi sebagai laki-laki normal saya tidak bisa
menahan gejolak kelaki-lakian saya, saya usap rambutnya sambil membelai-belai,
tak lama kemudian tangisnya reda. Kami saling berpandangan sekian

detik. Detik
selanjutnya Nadia memeluk erat tubuh saya, wah saya semakin tidak karuan
dibuatnya. Dengan bisikan halus saya mengingatkan jangan macam-macam, terus
Nadia malah mempererat pelukannya dan berkata sepertinya kami memang sudah
macam-macam, wah tantangan nih saya pikir. Saya balas pelukannya dengan sedikit
perlahan-lahan dan saya kecup keningnya, dengan refleks Nadia mencium bibir
saya, yah saya layani dengan sedikit hati-hati, saya takut hatinya masih rapuh
dan terbawa emosi saja. Semakin lama ciuman kami semakin panas, saya mulai
melakukan aksi menjalankan kewajiban sebagai seorang Bani Adam memberikan
kenikmatan kepada seorang Bani Hawa. Dengan pasrah dibiarkannya buah dadanya
saya usap-usap terus saya remas dengan sepenuh perasaan. Sedikit demi sedikit
saya lepaskan baju kerjanya yang terdiri dari beberapa kancing. Akhirnya
terlepas sudah baju dengan tangan kanan saya letakkan di atas meja sedang
tangan kiri terus bergerilia antara “Gunung Sahari” hingga ke “Gunung Agung”.
Sementara lidah kami terus bergelora saling melilit sesamanya. Semakin ganas
saja rupanya tanpa sedikit sabar kameja saya direnggutnya, saya maklum gelora nafsunya
semakin naik, dia lepaskan bibirnya kemudian menjilat-jilat leher saya. Wah
saya tidak tinggal diam, saya telusuri dengan lidah di balik telinga terus
merayap ke leher dengan sedikit gigitan kecil, lalu saya kulum ujung
payudaranya yang sedikit kecoklatan, semakin mengejang payudaranya. Saya
gigit-gigit kecil, “Ahh.. hh.. Mass.. tekann teruss..”  Tanpa saya sia-siakan, saya gotong tubuh
setengah bugil ke atas tempat tidur dan saya rebahkan, kemudian saya lepas
roknya, terlihatlah seonggok daging yang masih terlapisi sehelai bahan tipis
yang tembus pandang. Saya terpana sejenak dengan pemandangan yang sangat indah
yang susah dilukiskan dengan kata-kata. Terus saya buka perlahan-lahan sambil
saya jilati dari pangkal paha sampai ujung kaki, saya buat Nadia seperti mimpi.
Tanpa saya perintah celana panjang saya dilepasnya hingga CD saya pun
dilepaskan. Wah “adik” saya itu rupanya sudah menggeliat dengan sangat elegans.

Diusapnya dengan belaian halus sambil

sesekali dipijit, “Aahh.. ahh,” saya melenguh semakin nafsu. Tiba-tiba dihisapnya ujung batang kemaluan saya, “Aahh.. ahh.. jangann!” dengan reflek saya angkat kepalanya, saya memang belum pernah dihisap kemaluan saya oleh siapapun. Saya takut kena penyakit, kata orang-orang pintar. Tapi tindakan saya malah membuat matanya semakin syahdu, liar, nafsu, campur aduk. Ditepisnya tangan saya, dikulumnya lagi sambil bergerak maju mundur. Pikir saya, biarin deh saya yakin dia wanita bersih. Saya merasakan dunia ini berputar, “Nikmatt.. ahh.. ahh terus yang kencang sedotnya.. ahh.. ahh..” tangan saya terus meremas-remas rambutnya yang terurai bebas lepas seperti nafsu manusia bila lepas kendali. Samaikn lama ujung kemaluan saya berdenyut-denyut menandakan saya hampir klimaks. Saya sadar, kemudian saya minta lepaskan untuk memberi peluang istirahat, dengan sedikit merenggangkan kedua pahanya, saya usap dengan jari tengah bibir kemaluannya yang sudah basah dengan lendir kewanitaan. “Ahh..” lenguhan panjang terdengar, saya teruskan dengan menjilati hutang kemaluan di sekitar liang kemaluan. “Eehaacckk.. aahh.. aahh..” pantatnya digerakkan semakin liar dengan kedua tangan menyanggah tubuhnya. Sedikit saya gigit ujung klitorisnya dia bergelinjang hingga terlepas dari jangkauan lidah saya. Saya berusaha menghampiri lagi tapi.. “Maass.. jangan terusskan.. ahh..”

sambil tangannya menggenggam batang kemaluan saya dan
ditariknya menuju liang kemaluannya yang sudah siap untuk dimasuki benda
tumpul. Dengan susah saya tekan, tidak berhasil akibat licinnya landasan
kemaluannya dan sempitnya lubang surganya. Tapi tanpa kehilangan kontrol
akhirnya saya berhasil masuk, “Aahh.. ahh..” Saya diamkan beberapa detik di
dalam kemudian saya gerakkan perlahan-lahan sambil meresapi kenikmatan yang
ditimbulkan oleh gesekkan antara dua kutup yang saling membutuhkan. Sepuluh
menit berlalu kami saling cengkram, saling gigit, saling goyang, dan seterusnya
akhirnya saya berinisiatif untuk di bawah agar kenikmatan ada pada wanita.
Tanpa membuang waktu Nadia menggerakkan pantatnya turun naik sambil berputar
putar mencari titik kenikmatan yang sangat dasyat dengan beberapa gerakan
tertentu. Saya merasakan Nadia semakin nikmat bila pergerakan

sedikit menekan
ke arah samping kanan, mungkin disitulah letak syaraf yang sangat sensitip
bahkan super sensitip untuk dinikmati oleh seorang wanita yang tengah dirasuki
nikmat yang luar biasa. Suara kami saling bertalu seirama dengan gerakan yang
semakin dasyat. “Aakhh..” dengan menghimpitkan kedua pahanya Nadia melenguh
dengan kencang dan kejang. Wah, sudah orgasme rupanya sang betina.

Saya semakin nafsu dibuatnya. Beberapa saat saya balikkan
tubuhnya, saya tekan dengan kemaluan saya yang menurut ukuran sedikit di atas
normal dan berurat-urat. Hal itu dikatakan oleh Nadia sebelum kami bertempur
tadi. Saya tekan dari belakang, “Aahhk..” saya pikir masuk ke liang dubur kok
sempit sekali tapi tidak tahunya benar-benar di liang kemaluannya, yang konon
katanya bila dimasukkan melalui belakang, dinding kemaluan semakin rapat
sehingga dapat menyedot benda-benda yang ada di sekitarnya. “Teruss.. teruss
tekan.. ahkk,” tangan saya tak lepas dari pentil payudaranya. Semakin lama
ujung kemaluan saya berdenyut keras, menandakan akan ada badai dasyat. Saya
hentikan tekanan kemaluan saya dalam lubang kemaluannya. Saya balikkan lagi
tubuhnya dengan sangat perlahan tapi pasti. Saya ambil bantal untuk mengganjal
pantatnya yang seksi agar ruang gerak kemaluan saya dapat masuk ke lembah yang
lebih dalam dan dasyat lagi. Benar juga, setelah saya lepaskan “torpedo” saya,
Nadia bergelinjang sangat dasyat, “Ahhk.. ah.. akk.. Mass.. kamu kok.. hbff..”
wah tidak ada kata-kata lagi yang dapat diucapkan secara normal. Begitu pula
saya dengan sedikit sisa tenaga yang ada, saya tekan sekuat perasaan. Beberapa
detik kemudian saya sadar akan bahaya bagi Nadia. bisikan beberapa kata,
“Yang.. saya.. tumpahkan.. dimaanaa..”

 dengan tersenyum dan
mata yang telah hilang hitamnya didekapnya saya sangat erat sambil berucap,
“Te.. terussin.. Maass..” dengan ucapan demikian saya mempercepat gerakan tapi
pasti, akhirnya.. “Aahhk.. aohh.. nnff.. ahh..” “Crott.. crott.. crott..
crot..” Saya dekap tubuhnya dengan sangat erat, saking dasyatnya permainan ini
hingga saya takut kehilangan momentum yang tidak pernah

saya dapati ini. Saya
dan Nadia saling peluk. “Terima kasih.. Mass.. karena telah.. memberikan
semangat lahir dan batin,” sambil mengecup kening saya. Saya hanya tersenyum
penuh arti. Akhirnya saya berpisah dan hingga saat ini saya tidak pernah
bertemu lagi. Jika dipikir-pikir hal itu bagai mimpi, tapi itu kenyataan
adanya. Sering saya melamun, akankah hal itu dapat terjadi lagi? jawabnya ada
pada kenyataan alam. Oke, bagi rekan-rekan yang ingin mengoreksi atau
mengomentari atau berteman atau lebih dari itu, saya hanya manusia biasa yang
dapat menerima dengan ikhlas. Layangkan ke e-mail saya. Hanya orang dewasalah
yang akan saya balas, terima kasih atas perhatiannya.

SENANGNYA KISAH SEKS HIDUPKU

Aku mengenal yang namanya wanita sejak kecil, kakakku seorang wanita, kedua adikku wanita, ibuku wanita, hehehe.. dan pembantuku juga seorang wanita. Kuakui segala kenakalanku waktu aku kecil. Aku suka mengintip pembantuku waktu mandi, melihat mereka menyabuni “susu”-nya, dan terkadang melenguh saat jari-jarinya menggosok kemaluannya.  Dan saat aku duduk di bangku kelas satu SMP, aku pertama kali mengerti yang namanya ejakulasi, ketika secara tak sengaja aku menggesek-gesekkan batang kemaluanku ke lantai sambil mengintip lipatan kemaluan pembantuku yang sedang tidur dari celah di bawah pintu, konyol.. tapi kuakui itu. Aku mencoba merangsang diriku setiap hari dengan memakai BH kakakku, melipat batang kemaluanku ke dalam pahaku, dan menggesek-gesekkannya ke guling sambil tiduran. Oh, aku belum tahu yang namanya persetubuhan, hanya saja perbuatan itu membuatku merasa enak, apalagi ketika ejakulasi.  Aku mengenal yang namanya masturbasi dari teman-teman, dipegang, terus di tarik begini.. begitu.. dan memang enak sekali, jadi aku mulai menggunakan tanganku saat mengintip dan menikmati bulu-bulu kemaluan pembantuku saat mandi.

Baca Juga Cerita Seks Panas : Cerita Sex Kagak Usah di Perkosa Gua Mau

Mungkin yang paling berkesan ialah ketika aku mengintip kakakku sendiri (hohoho) lewat celah jendela, setelah dia mandi dan masuk

kamar.  Ahh, kuintip dia melepas handuknya, mengagumi dirinya di depan cermin. Ohh.. baru kali ini kulihat tubuh dewasa kakakku (yang kebetulan memang cantik, banyak penggemarnya), selain kenangan masa kecil saat kami masih oke-oke saja mandi bersama. Tanpa terasa kupegangi kemaluanku yag menegang saat ia berbaring di tempat tidur, memegangi puting-puting susunya, dan mengangkat kepalanya saat ujung batere itu bergerak-gerak di lubang kemaluannya. “Hkk.. nngg..”

kunikmati setiap gerakannya, sambil menggoyangkan batang
kemaluanku dan menarik-nariknya. Ahh.. kutarik napas lega dan kuseka keringat
dingin penuh dosa di pelipisku ketika aku ejakulasi, seiring dengan turunnya
pantat kakakku yang sebelumnya mengejang-ngejang tak karuan. Semenjak saat itu,
aku menjadi ketagihan untuk bermasturbasi, mungkin tiga-empat kali sehari. Dan
pergaulanku dengan teman-temanku memberikan kesempatan bagiku untuk menikmati
adegan porno dari video (beta), yang entah dari mana kasetnya. Sehingga
imajinasiku menggila setiap melakukan masturbasi. Tanpa kusadari mungkin aku
perlahan menjadi seorang maniak seks. Lagi pula itu julukan teman-teman yang
mengenalku sekarang, hohoho.. penjahat kelamin? 
Akhirnya aku berhasil mengujinya ketika aku berkenalan dengan seorang
cewek cantik bernama Enni, saat itu aku kelas tiga SMP. Perkenalanku dengan
gadis cantik itu mendapat berbagai halangan, baik dari teman-teman (yang
sirik), keluarga kami (karena perbedaan religi), dan tentu saja para sainganku
(kebetulan Enni sendiri adalah seorang cewek idola). Hohoho.. masih kuingat
saat sepatunya mendadak terlempar ke kepalaku saat sedang enak-enak duduk,
sakit memang, tapi toh ada manfaatnya, hehehe. Jadi, aku berkenalan dengannya.
Kami mengakrabkan diri dan aku sempat merasa sangat bangga ketika akhirnya ia
menerimaku menjadi kekasihnya, saat itu bertepatan dengan pembagian STTB,
hehehe. Dan yang paling menggembirakan, ternyata aku satu smu dengannya, dan
satu kelas pula, alamak! Betapa beruntungnya aku.  Kami berdua masih sama-sama polos dalam hal
bercinta, mungkin itu yang membuat segalanya menjadi mudah. Dalam tempo tiga bulan
aku berhasil mencium bibirnya, eh.. enak dan lembut. Itu ciumanku yang pertama,
hahaha..

bergetar.. bergetar. Bayangan akan kelembutan bibirnya membuatku
terangsang setiap malam, semakin liar menggosokkan kemaluanku ke guling,
membayangkan tubuhnya yang tanpa pakaian menggeliat seperti di film porno saat
kumasukkan batang kemaluanku ke dalam lubang kemaluannya, ahh.. ahh.. ahh..

kurasakan aku hampir gila karena nafsuku. Lalu, dengan
sembunyi-sembunyi kunaiki mobil papaku, dan kuajak dia berputar-putar keliling
kota, hanya sebentar-sebentar, dan tentu saja aku berkompromi dulu dengan
sopirku. Akhirnya aku mendapat “SIM-beli” setelah merengek-rengek setengah
mampus di kaki papaku. Dan aku mulai mengatur rencana bagaimana aku bisa
menikmati tubuh kekasihku, daripada hanya bibirnya, lagipula batang kemaluanku
menuntut terus tiap waktu.  Jadi pertama
kuajak ia berputar-putar sekeliling kota, alasannya untuk merayakan SIM-ku. Dan
kucoba mencium bibirnya di dalam mobil ketika kami berhenti di sebuah jalan
raya, eh.. dia tidak menolak. Yah, sebuah petanda yang bagus.. oke. Beberapa
hari kemudian, aku mulai agresif mengajaknya jalan-jalan, sampai akhirnya aku
berani mengajaknya ke jalan tol di sebuah malam Minggu. Kami berhenti di
peristirahatan tol Surabaya-Gempol. Kumatikan mesin, dan kucium bibirnya yang
lembut. Ia sama sekali tidak meronta ketika aku meremas-remas buah dadanya yang
lumayan besar di telapak tanganku, dan ketika kubuka bajunya, menelanjangi
bagian atasnya, alangkah nikmat kurasakan menciumi puting susunya yang kecil
yang kencang, nafasnya yang melenguh dan mengerang menambah kenikmatan yang
kurasakan, “adikku” berdiri tegak siap tempur, tapi kutahan saja, karena aku
takut ia akan menamparku jika aku melangkah terlalu jauh. Jadi kugesek-gesekkan
saja kemaluanku ke pinggiran kursi sampai ejakulasi. Dan selama itu dia tidak
menolak sama sekali, bahkan terkesan pasrah dan menikmati. Dia bahkan sempat
memberi wanti-wanti, “Ray.. jangan cerita-cerita okay?” Oh.. tentu tidak dengan
menggunakan namanya dan namaku yang asli, hohoho. 

Nah, hari-hari berikutnya, karena ia tidak pernah menolak,
jadi aku pun mulai berani melepaskan baju atasku, menikmati kehangatan dadanya
di dadaku sambil menciumi bibir dan telinganya. Mmm.. enak sekali kurasakan

saat itu. Kami mulai biasa melakukan embracement di rumahnya, rumahku, dalam
mobil dan dimanapun tempat yang kami bisa. Sampai akhirnya kami kelas 2. Saat
itu aku mulai mengenal yang namanya pil “koplo”, dan karena aku anak band,
jadinya pil setan itu menjadi konsumsi wajibku sebelum manggung, ah kurindukan saat-saat
“sakauw”. Efeknya, aku menjadi lebih liar, lagipula Enni sama sekali tidak tahu
aku mengkonsumsi obat-obatan. Dia hanya bingung melihat prestasiku yang merosot
23 peringkat saat cawu 1, dan kubilang saja karena papa dan mama ribut melulu.
Toh dia percaya.  Suatu saat, ketika kami
pulang sekolah (siang), kuajak dia mampir di Wendy’s. Kami makan, dan kemudian
seperti biasa berputar-putar mencari tempat. Akhirnya aku memberhentikan
mobilku di sebuah jalanan yang lumayan sepi di dekat Kenjeran. Ah, aku sih
bersyukur saja karena kaca mobilku gelap, hehehe.. jadi, kubuka baju dan
behanya, menikmati puting-puting “susu”-nya seperti biasa, sambil sesekali
meremas dan menggigit. Nafasnya mendengus-dengus. Kuajak ia pindah ke bangku
belakang. Enni menurut saja. Kuteruskan hisapanku di “susu”-nya, dan ketika
kumasukkan tanganku ke dalam roknya, ia hanya diam dan mengeluh. Kutarik celana
dalamnya ke bawah, sambil kuciumi bibirnya yang terbuka. Enni mengerang lirih
saat kusentuh kemaluannya yang basah. Aku berusaha mendudukkan diriku di
sebelahnya, mengangkat roknya dan membuka pahanya, untuk yang pertama kalinya
aku melihat kemaluan seorang wanita di depan mataku, bentuknya indah sekali,
berbeda dengan yang di film-film porno.

Kulihat wajahnya memerah dan matanya memandangku
bertanya-tanya. “Aku tahu bagaimana membuatmu enak..” bisikku lirih sok tahu.
Kulihat Enni hanya diam saja, jadi kutahan pahanya ke sandaran jok belakang,
dan kuletakkan telapak tanganku menutupi liang kemaluannya. Enni
mengerang-erang saat kugosok-gosok bibir kemaluannya dengan telapak tanganku,
“Ahh.. hahh.. ahh..” aku juga semakin bernafsu, persis seperti di film, pikirku
saat itu. Hanya saja, untuk menjilat aku belum berani, jijik.  Jadi kuteruskan saja menggosok-gosok
kemaluannya, terkadang cepat, terkadang lambat,

“Ahh.. ahh.. khh.. hh..” Enni
mengerang-erang, tangannya menjambret kain bajuku yang terbuka,
menarik-nariknya. “Aaahh..” kurasakan tanganku sangat basah, pahanya
bergerak-gerak membuka dan menutup. Aku pun menghentikan tanganku sejenak,
melihat dan menikmati wajahnya yang memerah dan nafasnya yang terengah-engah.
Eh.. dia malah berkata, “Gantian. Aku ingin lihat punya kamu!” Oh God,
hahahaha.. sure, dan kubuka celanaku berikut celana dalam yang menempel di
pantatku. Enni memperhatikan dengan seksama “burung”-ku yang tegang dan
bergerak-gerak di depannya. “Duduk..” kataku sedikit memerintah. Kugamit
jemarinya dan kuletakkan di batang kemaluanku, Enni memegangnya tapi dia diam
saja, “Salah.. Begini loh!” kutunjukkan cara melakukan masturbasi padanya,
dan.. damm it! it feels soo good.

Kurasakan telapak tangannya menggenggam batang kemaluanku dan menarik-nariknya, enak. Kumasukkan lagi tanganku ke dalam roknya, membuka pahanya dan menggosok bibir kemaluannya, “Ahh.. hh.. uhh.. ahh..” kami mengerang dan mengeluh bersamaan, kucium bibirnya dan merasakan lidahnya bergerak liar. “Ahh.. mm.. hh.. ahh.. enak sekali..” kugerak-gerakkan pantatku ke depan memberi respon pada gerakan tangannya dan akhirnya spermaku keluar mengenai sandaran kursi. Kami terdiam sejenak, melihat cairan kental putih yang menempel di kain sandaran kursi di depan kami. “Iyakh..” kudengar ia berkata dan kami sama-sama tertawa. Kukecup bibirnya, mengambil tissue untuk membersihkan tangannya dan kain pembungkus sandaran kursi itu tentunya. Lalu kami pulang.  Hari-hari berikutnya kami semakin sering melakukan hal serupa di tempat-tempat yang sudah kusebutkan di atas, oh jalan tol merupakan tempat idola kami, hehehe. Aku semakin tenggelam dalam kenikmatanku terhadap obat-obatan, aku mulai mengenal heroin, yang sangat nikmat apabila ditorehkan dalam luka-luka sayat di tanganku, dan juga valium, yang menimbulkan bekas bintik-bintik hitam di pangkal lenganku. Ah, akhirnya Enni curiga melihat keaktifanku yang semakin liar di group bandku, dan kondisi tubuhku yang mengurus, pelajaranku yang selalu kuakhiri dengan tidur. Dan itulah yang memacunya untuk meninggalkanku dan beralih ke lelaki lain yang sudah kuliah. Hal itu

dilakukannya saat aku berangkat ke New York selama tiga bulan untuk studi banding (kebetulan aku lumayan jago dalam sastra Inggris).  Waktu aku mengetahuinya aku sempat mengamuk habis, hampir saja aku ke kampus si cowok untuk menawurnya bersama teman-temanku, namun kubatalkan mengingat betapa konyolnya aku untuk marah hanya gara-gara seorang wanita. Jadi kuputuskan untuk pulang perang dengan membawa oleh-oleh berharga. Kutelepon ke rumahnya, memintanya sudi menemuiku untuk yang terakhir kalinya.

Baca Juga Cerita sex Mesum : Cerita Sex Gejolak Birahi Mamang si Tukang Sayur

 Enni menemuiku malam
itu, dan langsung kucium bibirnya sambil membisikkan kata-kata kerinduan dan
betapa aku tak sanggup kehilangan dia, dan mungkin karena kenangan
berseksual-ria denganku (atau mungkin karena aku cinta pertamanya) membuatnya
pasrah saat kupegangi payudaranya dan meremas-remas kemaluannya dari lapisan
celana ketatnya. Ah, kebetulan saat itu kedua orangtuanya sedang berangkat
menghadiri pernikahan, sedangkan kakaknya saat itu sudah kembali ke Bandung
untuk menyelesaikan kuliahnya, jadi aku merasa bebas-bebas saja. Jadi
kurangsang dia dengan segenap kemampuanku, kubelai buah dadanya dengan lembut,
menciumi wajahnya, lehernya tengkuknya, memasukkan jariku ke dalam celananya,
memainkan liang kemaluannya di jariku, membuat nafasnya memburu dan
terengah-engah, “Ahh.. ahh.. uh.. ngg..” aku merasakan nafsuku mulai naik ke
ubun-ubun ketika tangannya menyelip di lipatan celanaku dan bergerak-gerak di
batang kemaluanku yang menegang hebat. 
Aku cukup kaget ketika tiba-tiba ia melepaskanku, menangis, aku bingung.
Lalu ia bangkit berdiri, menuju ke ruang tengah rumahnya dan telunjuknya
memanggilku mengikutinya. Oh God, hohohoho. Kami bergulingan di tempat tidurnya
yang lebar, kuciumi seluruh wajahnya, lehernya, kupingnya, dagunya, dan kuhisap
puting “susu”-nya penuh nafsu, kuangkat pakaiannya melewati kepalanya, “Ahh..
uhh.. argg..” kurasakan kenikmatan batang kemaluanku menekan-nekan liang
kemaluannya dari balik baju kami.

Kubuang BH-nya entah kemana. Kubuka bajuku, menempelkannya
di payudaranya, merasakan kenikmatan dan kehangatannya. Kuciumi bibirnya dengan
lebih bernafsu. Kuraih celana ketatnya yang pendek dan kutarik, kulepas berikut

celana dalamnya, kupegangi dan kuraba kemaluannya yang basah. Pahanya
bergerak-gerak menggesek-gesek batang kemaluanku yang masih terbungkus, dan
kubuka celanaku cepat-cepat. Kurasakan paha telanjangnya menekan batang
kemaluanku. Tangannya meraih batang kemaluanku dan memainkannya dengan gerakan
yang membuatku terengah-engah menahan nikmat, “ahh.. ahh.. ahh..hh..” akhirnya
kuangkat tubuh telanjangku ke atasnya, dan menempelkan batang kemaluanku di
liang kemaluannya. “Ahh.. gila.. kenikmatan ini.. ahh..” kudengar ia
menyebut-nyebut namaku dengan lirih ketika pinggulku bergerak-gerak dan
menggesek bibir-bibir kemaluannya ke atas dan ke bawah, ahh.  Kucium bibirnya dengan lebih bernafsu,
kujatuhkan seluruh tubuhku menindihnya, merasakan tekanan buah dadanya yang
berkeringat di kulitku, kugoyang-goyang pinggulku ke atas dan ke bawah, “Ahh..
ahh..” ke samping ke depan, “Aahh.. ah.. ah..” merasakan setiap kenikmatan
gesekanku dan pelukan pahanya di pantatku setiap aku bergerak ke samping,
“Ahk.. ahk..” Akhirnya kubenamkan bibirku di bibirnya dan menekan pantatku
sekuat tenaga ketika nafsuku tak terkontrol lagi dan menyemburkan spermaku
melewati dan membasahi permukaan perutnya, Ahh.. hah..” nafasku terengah-engah
penuh kenikmatan, pelukannya mengencang di punggung dan pinggangku. Pantatnya
menekan batang kemaluanku kuat-kuat. “Aahh.. nikmatnya..” baru kali ini
kurasakan nikmatnya melakukan petting. 

Aku bangkit berdiri, memakai pakaianku yang berserakan di
lantai, dan membantunya berpakaian, lalu melangkah kembali ke ruang tamu.
“Ray.. jangan teruskan memakai obat-obatan..” Aku mengangguk. Dan itulah kata
terakhir yang kudengar dari bibirnya sesaat sebelum kurelakan dia pergi dari
sisiku. Dengan perjuangan yang keras selama beberapa minggu, aku berhasil
menghentikan kecanduanku pada obat-obatan di sebuah pusat rehabilitasi di
Lawang. Memang, setelah ia sudah menjadi pacar orang lain, yang notabene
direstui orangtuanya. Namun tak jarang kami melakukan pertemuan rahasia dan
melakukan petting. Namanya juga cinta pertama. 
Sampai akhirnya ia mambantuku menembus UMPTN, dan jarak kami terpisah
sangat jauh sekarang. Ahh Enni, selalu mulutku mendesah mengingat kenangan cinta
pertamaku. Terakhir aku berjumpa dengannya Januari 2000, kami melakukan petting
lagi di sebuah wisma di kota

dimana ia kuliah. Sampai sekarang, aku belum
menemuinya lagi. Mungkin kalau ketemu.. hohohoho.. ah, kekasihku, cintaku. Tapi
pengalaman-pengalaman seru dengannya membuatku ketagihan setengah mati, dan
bayangkan saja jika aku harus menunggu setahun sekali untuk petting, woah..
what a waste of time.. huh? Jadi aku mulai meningkatkan kelasku menjadi perayu
wanita.  Hampir dua kali seminggu aku
melakukan petting, bukan bersetubuh tentunya, karena aku masih cari selamat dan
aku paling benci yang namanya perek atau pelacur, hanya bawa penyakit. Oh.. aku
kehilangan keperjakaanku saat aku melakukan hubungan dengan seorang gadis
pecandu sabu-sabu yang kujumpai sedang menangis di pinggir jalan karena
ditinggal teman-temannya ke diskotik. Wah.. lagi-lagi aku beruntung,

ketika ia mengajakku bercinta, aku mengiyakannya karena sekedar kepingin tahu dan ternyata si gadis itu masih perawan! Oh God, mercy on me, saat kulihat noda darah berceceran di kasurku, hohohoho.. dalam keadaan “fly” mungkin ia tak sadar mengajakku, orang yang baru ia kenal untuk bercinta hahaha.. dan kuantar dia pulang ke sekitar wilayah makam Banteng, masih dalam keadaan bingung. Jahat memang, tapi masih sempat kuhadiahkan sebuah kecupan di keningnya. Sejak itu aku memutuskan untuk tidak berhubungan seksual dulu, karena rasanya toh begitu-begitu saja, benar seperti kata orang, yang enak itu pemanasannya, hahaha, lagipula aku sudah pernah mencicipi perawan, hehehe.. dan enak gila, jadi aku berambisi mendapat perawan sebanyak mungkin tanpa harus bertanggungjawab.

Bajingan? okeh, terserah.  Mungkin kalian akan banyak belajar dariku bagaimana cara mendapatkan perawan tanpa harus terbebani tanggungjawab. Hohohohoho.. sekedar informasi, aku selalu menggunakan cara yang aneh-aneh dan total sekarang sudah 13 gadis kuperawani tanpa sepengetahuan mereka. Caranya.. hohoho.. nanti kukasih tahu. Kebetulan aku punya cerita menarik tentang cewek yang bernama Kirani, yang baru-baru saja mendaftarkan diri menjadi korbanku. Mungkin beberapa hari lagi kupostkan.  Demikianlah cerita seks bokep KENANGAN BERCINTA 6 JAM Jam dan SENANGNYA KISAH SEKS HIDUPKU oleh cerita

sex hot