Cerita Bokep Seks – cerita mesum ini adalah cerita sex panas yang ku alami.. Meskipun telah belasan tahun meninggalkan Bandung keterikatanku kepada kota kembang itu tidak begitu saja lepas, terutama setelah kegagalan rumah tanggaku. Dalam setahun aku sempatkan 2-3 kali berkunjung ke Bandung bernostalgia bersama kawan-kawan yang tetap bertahan tinggal disana selepas kuliah. Walaupun kesemrawutan kota Bandung agak mengurangi kenyamanan namun tetap tidak mengurangi keinginanku untuk berkunjung. Ini lah cerita seks ku kali ini.. Banyak perubahan terjadi, Jl. Dago-juga daerah2 yg aku sebut kota lama-Cipaganti, Cihampelas, Setiabudhi, Pasteur dan daerah lainnya yang hancur keasriannya demi “pembangunan” namun ada dua hal yg masih bertahan, makanannya yang enak dan bervariasi dan..wanitanya yang terkenal cantik. “Di Bandung, beberapa kali kita melangkah akan selalu bertemu wanita cantik” anekdot kawan-kawan dan itu hampir sepenuhnya benar. Oktober 1998 dengan kereta Parahyangan siang aku berangkat ke Bandung, liburan “nostalgia” selalu aku lakukan saat weekday menghindari hingar bingar Bandung saat weekend. Setelah menaruh tas bawaanku, menghempaskan tubuh dibangku dekat jendela dan langsung membuka novel John Grisham kegemaranku. Belum lagi selesai membaca satu paragraph aku dikejutkan sapaan suara halus: “Maaf, apakah tidak keberatan kalau kita bertukar bangku?” aku menengadah, kaget dan terpana! begitu mengetahui si pemilik suara. ” Hmm..sure..ehh maaf..tidak, maksud saya tidak apa-apa” jawabku dengan gagap.
Dia cukup tinggi untuk ukuran wanita Indonesia lebih kurang 170, putih, postur yang proporsional dengan rambut hitam lurus sebahu bak bintang iklan shampoo! Umurnya kira-kira sekitar akhir 20an mengenakan baju krem ketat dan celana hitam yang juga ketat sehingga menonjolkan semua lekak-lekuk tubuhnya! Saat aku berdiri bertukar bangku, semilir tercium aroma parfum lembut yang entah apa merknya, yang pasti pas sekali dengan penampilannya. “Maaf mengganggu kenyamanan Anda tapi saya seringkali tertidur dalam perjalanan, kalau dekat jendela lebih mudah menyandarkan kepala” Ia menjelaskan sambil meminta maaf. “Ngga apa-apa kok” sahutku, bagaimana mungkin menolak permintaannya gumamku dalam hati. Setelah selesai merapihkan bawaannya Iapun duduk dan membuka Elle edisi Australia yang dibawanya. Kamipun tenggelam dengan bacaan masing-masing. Ingin rasanya aku menutup John Grisham-ku dan memulai pembicaraan dengannya namun melihat Ia begitu asik dengan Elle-nya niat itu pun aku urungkan. Kesempatan itu muncul saat pesanan makanan kami tiba, “Suka juga roti isi” tanyaku membuka pembicaraan “Iya, entah kenapa aku suka sekali roti isi di kereta, padahal rasanya biasa-biasa aja” jawabnya “Mungkin suasana kereta membuatnya enak” lanjutku sekenanya “Mungkin, oh ya Mas kenalkan saya Vini” sambil menjulurkan tangannya “Reno, ngga pake Mas” sahutku sambil menyambut tangannya “Hihihi” tawanya renyah “Kamu lucu juga, dalam rangka apa ke Bandung” “Main-main aja kangen sama Bandung dan kawan-kawan” jawabku. “Vini sendiri ke Bandung dalam rangka apa” tanyaku.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : MENGAJAK BERSETUBUH DENGAN IBU MERTUA dan HADIAH TERAKHIR NAN INDAH DARI RINIKU YANG CANTIK
“Tugas kantor” jawabnya singkat tegas sepertinya enggan
untuk menceritakan pekerjaannya. “Tinggal
dimana Vin di Bandung” Ia menyebutkan salah satu hotel berbintang di Dago “Lho
kok sama? aku juga di kamar 313” suatu kebetulan yg mengejutkan “Oh ya?!! satu
lantai pula” ujar Vini tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Selepas makan
kami tidak lagi membuka bacaan masing-masing, obrolan-obrolan mengalir dengan
lancar diselingi dengan joke-joke nakal yang ternyata disukainya.
Perbendaharaanku yang satu ini cukup lumayan banyak, sisa perjalanan rasanya
seperti hanya kami yang ada dikereta. Vini bahkan tidak lagi malu untuk memukul
pundak atau mencubit kecil lenganku manakala ada joke yang “sangat” nakal.
Tanpa terasa kami tiba di stasiun Bandung tepat jam 16.30, kami naik mobil
jemputan hotel sambil terus bercengkerama dengan lebih akrab lagi. Di hotel
kami berpisah, kamarku dikanan lift sementara Vini dikiri. Dikamar aku langsung
merebahkan diri membayangkan Vini dan mengingat-ingat semua kejadian di kereta,
di mobil dan di lift aku memutuskan untuk mengajaknya makan malam atau
jalan-jalan bahkan kalau bisa lebih dari itu. Karenanya aku urungkan
menghubungi kawan-kawanku. Dan terlelap dengan senyum terukir di bibirku. Jam 19.00 aku dikejutkan oleh dering telepon,
belum lagi ‘napak bumi’ aku angkat telepon “Hallo” jawabku dengan suara
ngantuk. “Hi Ren tidur ya?sorry ganggu” terdengar suara halus diseberang. Vini!!
langsung aku bangkit “Is ok, aku juga niatnya bangun jam segini tapi lupa pesan
di front office tadi” jawabku. .
“Ada apa Vin?” “Kamu jadi ngga ketemuan sama kawan-kawan
Ren?” “Hmm..aku belum sempat call mereka, ketiduran” “Gimana kalau malam ini
datang sama aku, soalnya aku ngga jadi dinner meeting” “Sayangkan dandananku
kalau harus dihapus” lanjutnya dengan tawanya yang khas Aku shock mendengarkan
ajakannya sampai-sampai tidak tahu harus berkata apa “Halloo..anybody home? Kok
diam sih?” serunya, mengejutkan “Ooohh maaf..kaget..soalnya surprise..kaya
ketiban bulan, diajak datang bidadari” jawabku. “Dasarr..kamu tuh..ketiban aku
baru rasa, cepat mandi dong, casual aja ya” menutup pembicaraan. Tidak usah disuruh dua kali akupun langsung
mandi, keramas, berpakaian casual, parfum disemua ‘sudut’ tubuh dan langsung
menuju kekamarnya. Saat pintu terbuka aku hanya bisa ‘melongo’ melihat
penampilannya yang ‘casual’, Vini mengenakan rok jeans sedikit diatas lutut
dengan dengan belahan dipaha kiri depan yang cukup tinggi, atasan kaos melekat
ketat ditubuhnya dengan bahu terbuka, sungguh pemandangan yg menyekat
kerongkongan. “Hii..kok bengong lagi sih” tegur Vini menyadarkan aku dan
kamipun segera bergegas. Setelah puas menyantap soto sulung dan sate ayam
dipojok jl. Merdeka kami lanjutkan menghabiskan malam disalah satu kafe di
daerah Gatsu, Vini memilih seat di bar yang agak memojok dengan cahaya lampu
yang minim. Aku memesan tequila orange double dengan ekstra es sementara Vini
memilih illusion, hentakan musik yg keras membuat kami harus berbicara dengan
merapatkan telinga dengan lawan bicara, saat itulah, aku mencium aroma parfum
malamnya, ditambah dengan nafas yang menerpa telingaku saat berbicara membuat
sensor birahiku menangkap sinyal yang menggetarkan bagian sensitif ditubuhku. Waktu
band memainkan lagu yang disukainya Vini turun dari kursi, bergoyang mengikuti
irama lagu, sebuah pemandangan yang menakjubkan, gerakan pundak telanjangnya,
tangannya dan pinggulnya begitu serasi. Erotis namun tidak memberikan kesan
vulgar, dan saat kami ‘turun’ ditempat (bukan di dance floor)-lebih tepat
disebut berpelukan dengan sedikit gerakan-buah dadanya sesekali menyentuh
tubuhku, aku merasakan getaran-getaran halus dan hangat menjalar diseluruh
tubuhku. Entah pada ‘turun’ yg keberapa kali aku memberanikan diri, kukecup
lembut lehernya dan..”Ehh..” hanya itu yg keluar dari bibirnya yang sensual.
Seolah mendapat ijin akupun memeluknya lebih erat serta sekilas mengecup lembut
bibirnya, setelah itu Vinilah yang memberikan kecupan-kecupan kecil di bibirku..
Malam yang indah. Sebelum
tengah malam kami meninggalkan kafe, dalam taksi menuju hotel Vini menyandarkan
kepalanya di dada kananku, kesempatan ini tidak aku sia-siakan, kuangkat
dagunya membuatnya tengadah. Sekilas kami perpandangan, bibirnya bergetar, Vini
memejamkan matanya seakan mengerti keinginanku segera saja kubenamkan bibirku
di bibirnya, kecupan lembut yang semakin lama berganti dengan pagutan-pagutan
birahi tanpa peduli pada supir taksi yang sesekali mengintip lewat kaca spion.
Lidah kamipun menggeliat-geliat, saling memutar dan menghisap, sementara
tanganku meraba-raba dadanya dengan lembut, belum sempat bertindak lebih tidak
terasa taksi kami telah sampai di hotel.
Kamipun bergegas menuju lift dan melanjutkan lagi apa yang kami lakukan
di taksi, kusandarkan tubuhnya di dinding lift memagut leher dan pundaknya yg
putih telanjang. “Reno..eehh..” desahnya. Keluar lift Vini menarik tanganku
kekamarnya, begitu pintu kamar ditutup Vini langsung menarik kepalaku memagut
bibirku dengan bernafsu, lidahnya kembali menggeliat-geliat di mulutku namun
lebih liar lagi. Kusandarkan tubuhnya di dinding kamar agar tanganku lebih
leluasa, tangan kananku memeluk pinggulnya sementara tangan kiri mulai
meremas-remas buah kenikmatannya yang begitu kenyal. Kejantananku membatu,
ingin rasanya segera kukeluarkan dari kungkungan celana tapi kutahan, aku ingin
menikmati semua ini perlahan-lahan. Kutarik pinggul Vini sambil menekan
pinggulku membuat “perangkat” kenikmatan kami beradu-walaupun masih
terbungkus-membuat desiran darah kami meningkat dan semakin memanas saat kami
menggesek-gesekannya. “Ahh..Ren..”desah Vini kembali dan saat itu kurasakan
lidahnya yang hangat basah menjalar di telingaku melingkar-lingkar di leherku.
“Eeehh..aahh..”
giliran aku yang mendesah merasakan permainan lidahnya. Lidahnya semakin turun kedadaku sementara
jari-jari lentiknya membuka kancing bajuku satu per satu. Dan.. lidahnya
berpindah keputing dadaku, berputar-putar jalang, mengecup, menghisap dan
sesekali menggigit-gigit kecil. “Terus Vin..teruss..ahh..” suaraku bergetar
meminta meneruskan kenikmatan yang diberikan mulutnya. Kurasakan Vini semakin
liar memainkan mulutnya yang semakin turun. Ia berlutut saat lidahnya
meliuk-liuk di pusar sambil tangannya membuka celanaku. Vini meremas, mengecup
dan menggigit-gigit lembut kejantananku yang masih terbungkus CD dan setelah
itu Ia memasukan tangannya kedalam CD dan mengeluarkan milikku yang sudah
membatu. Ia menggenggam dan menggosok-gosokkan jempolnya di ujung kepala
kejantananku yang sudah basah menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat..dan..akhirnya..lidahnya berputar-putar disana. “..aakhh..sshh..”desahku
tak tertahan manakala lidahnya semakin kencang bergerak dibawah kepala
kemaluanku dan diteruskan keseluruh batang dan buah zakar. “Enakk Vin.. aahh..kamu
pintar sekalii..hisap cantik..hisapp..” aku meracau tidak karuan memintanya
melakukan lebih lagi. Vini mengerti betul apa yang harus dilakukannya,
dikecupnya kepala kejantananku dan dimasukannya..hanya sebatas itu!dan mulai
menghisap-hisap sambil tetap lidahnya menjilat-jilat, berputar-putar..serangan
ganda!!sunguh nikmatt!! Setelah itu barulah Ia menelan semuanya membuat seluruh
tubuhku bergetar hebat dilanda kenikmatan. Kuraih kepalanya memasukan seluruh
jari-jemariku dirambutnya yang halus dan menggenggamnya, dengan demikian
memudahkan aku mengatur gerakan kepalanya.
Namun semakin lama genggamanku tidak lagi berguna, karena ritme gerakan kepalanya semakin cepat mengkocok-kocok kemaluanku membuat tubuhku serasa melayang-layang, semakin aku mengerang kenikmatan semakin cepat Vini menggerakan ritme kocokannya. “Nikmat Vin..ahh..lagi..lebih cepat..oohh” pintaku diselah-selah erangan yang semakin tidak terkontrol. Dan begitu kurasakan akan meledak segera kutahan dan kutarik kepalanya, aku tidak ingin menyelesaikan kenikmatan ini dimulutnya. Kuangkat tubuhnya dan kupeluk mesra. “Suka?”bisiknya bertanya. “Suka sekali..kamu hebat..” jawabku berbisik sekaligus menjilat dan menghisap kupingnya. “Ooohh..” erang Vini. Kubalas apa yang Ia lakukan tadi, kupagut leher dan pundaknya serta membuka atasan dan bra 34b-nya, dua bukit kenikmatannya yang bulat putih itupun menyembul dengan puting kecil pinkies yang sudah mengeras. Lidahkupun segera beraksi menjilat-jilat putingnya “Eeehh..Reno..” lenguh Vini dan membusungkan dadanya meminta lebih, kuhisap putingnya “Auuhh..akkhh..”erangannya semakin keras, hisapanku semakin menggila bukan lagi putingnya tapi sebagian buah dadanyapun mulai masuk kedalam mulutku. “Aaaghh.. Ren..aauuhh..kamu ganaas..”jeritnya. Puas melumat buah kenikmatannya gilirin aku yang berlutut sambil melepas roknya, tampaklah CD mini putih menutupi kewanitaannya. Kuelus-elus bagian yang terhimpit paha dengan jari tengahku terasa lembab dan kumasukan dari sisi CDnya sehingga menyentuh daging lembut basah.
Baca Juga Cerita Mesum Indonesia : MAAF BRO AKHIRNYA KUSETUBUHI ISTRIMU
“Renoo..uugghh..”kembali erangan birahi keluar dari mulutnya waktu ujung jariku mulai bergerak-gerak di mulut kewanitaannya sementara mulutku sibuk mengecup dan menjilat sebelah dalam paha mulusnya. Beberapa saat kemudian penutup terakhir itu kulepaskan, rambut2 halus tipis menghias kewanitaannya dengan klitoris yang yang menyembul dari belahannya. Kuangkat kaki kirinya meletakan tungkainya di bahu kananku sehingga leluasa aku melihat seluruh bagian kenikmatannya. Akupun mulai sibuk menjilati dan sesekali menghisap-hisap klitorisnya. “Aaa..Renoo..” jerit Vini tertahan sambil menjambak rambutku yang panjang, lidahku bergerak cepat menggeliat-geliat menjilat kewanitaannya yang semakin basah, sementara jariku berputar-putar didalamnya. “Ssshh..eehh” desis Vina merasakan hisapanku yang kuat di lubang kenikmatannya. Kubuka bibir kewanitaannya dan menjulurkan lidahku lebih dalam dalam lagi Vinipun membalas dengan menyorongkannya kemukaku, praktis semua sudah dimulutku, kumiringkan sedikit kepalaku sehingga memudahkan aku “memakan” semua kewanitaannya.”Renoo..stopp..aahh..aku ngga tahann..”aku tidak memperdulikan keingingannya bahkan semakin menggila “My godd..Renn..shhff..pleasee..stop” tangannya sekuat tenaga menarik rambutku agar mulutku terlepas dari kewanitaannya. Akupun berdiri mengikuti keinginannya kurebahkan tubuhnya ditempat tidur dan kamipun bergumul saling memagut, menghisap dan meremas-remas bagian-bagian sensitif kami. “Sekarang Ren..sekarang.. pleasee..”pintanya berbisiknya. Aku merayap naik ketubuhnya, Vini membuka lebar kedua kakinya Iapun menggelinjang merasakan kepala kejantananku memasuki mulut kewanitaannya, kuhentikan sebatas itu dan mulai menggerakannya keluar masuk dengan perlahan. “Ooohh yaa..Renn..enakk..” Vinipun mulai mengayunkan pinggulnya mengikuti gerakan-gerakanku, sementara mulutku tidak henti-hentinya mengulum buah dadanya.”Aagghh..terus Ren..lebih dalamm..aagghh..” pintanya,
kutekan batang kemaluanku lebih dalam dan..”Ssshh..”desisku
merasakan kenikmatan rongga kewanitaanya yang sempit meremas-remas sekujur
batang kemaluanku.”Aaaugghh..punya kamu enak Vin..” akupun semakin kencang
memacu tubuhku membuat Vini semakin mengelepar-gelepar. “Ahh..oucchh..nikmat Ren..sshh..”desahnya
merasakan gesekan-gesekan batang kejantananku di dinding kemaluannya. Saat kami
merasakan nikmatnya kemaluan masing-masing, tak henti-hentinya kami saling
menghisap, memagut bahkan mengigit dengan liarnya..dan.. “Ugghh..Renn..fuck
me..fuck me hard..I’m comingg honey..” tubuh Vini mengejang dan tangan serta
kakinya memeluk tubuhku dengan kencang “Ouchh..oohh..aku keluar Renn..aaghh..”
Iapun kejang sesaat kurasakan denyut-denyut di kewanitaannya dan..tubuh Vinipun
lungai. “Maaf Ren aku duluan..ngga
tahan, habis udah lama ngga..” bisiknya, aku masih diatasnya dengan kemaluan
yang masih terbenam didalam kewanitaannya. “Ngga apa-apa Vin cewekan multiple
orgasm, masih ada yang kedua dan seterusnya kok..” jawabku menggoda. “Memangnya
kuat..?” tantangnya. “Lihat aja nanti..”membalas tantangannya. “Ihh..itu sih
doyan ..” seru Vini manja sambil mencubit pinggangku. Kubalas cubitannya dengan
memagut lehernya dan menjilat telinganya sementara pinggulku mulai
berputar-putar perlahan.”..Mmhhff..”kupagut bibirnya, lidah kamipun saling
bertaut, meliuk dengan panasnya. Birahi kamipun kembali membara, tekanan
pinggulku dibalasnya dengan putaran pinggulnya membuatku melayang-layang.
“Shhff..agghh..ouch..” desahanpun tak tertahan keluar keluar dari mulutku.
Dengan bahasa tubuh Vini mengajak pindah posisi, Ia diatas memegang kendali.
Vini menekan kewanitaanya dalam-dalam-sehingga kejantananku
menyentuh ujung lorong kenikmatannya-dan mengayunkan pinggulnya mundur-maju.
Semakin lama ayunannya semakin cepat, tak kuasa aku menahan hentakan-hentakan
kenikmatan yang keluar dari seluruh sendi-sendi tubuhku. “..teruss
Vin..aahh..lagi Vin..oohh..punya kamu enak..”rintihku. “..punya kamu juga
Renn..oucchh..want me to fuck you hardd..mmhh..” tidak perlu jawabanku, dengan
di topang tangannya Vini membungkuk tambah mempercepat ayunannya. Buah dadanya
yang indah berayun-ayun, kuremas-remas dan yang lainnya kulumat dengan rakus.
“Ouchh..Rennoo..nikmatt..lumat semua Renn..auuhh..” jerit Vini sambil
merendahkan tubuhnya memudahkan aku melumat buah dadanya membuat ayunan
pinggulnya semakin tidak terkendali, tidak berapa lama kemudian tubuhnya
kembali mengejang, Vini menekan dalam-dalam kewanitaannya menelan seluruh
batang kenikmatanku. “Renn..aku keluarr lagi..AAKKHH..” teriak Vini, tubuhnya
pun rubuh diatasku cairan kenikmatannya kurasakan membasahi kejantananku. Vini rebah diatasku tubuhnya bagai tidak
bertulang, hanya desah napasnya menerpa dadaku. Beberapa menit kemudian
suaranya memecah kesunyian “Punya kamu masih keras Ren..belum keluar?” “Aku
tidak ingin kenikmatan ini cepat berakhir” bisikku sambil mengecup pipinya. “Mmmhh..”
Vini bergumam “Aku juga..”bisiknya sambil mengigit mesra leherku lalu mengecup
bibirku. Hanya beberapa saat, gigitan dan kecupan mesra itu kembali menjadi
pagutan birahi. Kamar itupun kembali
dipenuhi suara-suara erangan dan desahan kenikmatan duniawi, kejantananku yang
masih berada didalam kembali merasakan bagaimana nikmat yang diberikan oleh
kewanitaannya. Aku bangun sambil mendorong tubuh Vini sehingga kami berada
dalam posisi duduk, satu tanganku memeluk punggungnya, tangan lain
meremas-remas buah pantatnya yang bulat padat. Gerakan-gerakan pinggulnya
membuat rongga kenikmatannya seakan melumat seluruh batang kejantananku,
“Agghh..sshh.. Reenn..” rintihannya membuat birahiku tambah memuncak. Kubalas
gerakannya dengan menggoyang-goyangkan pinggulku sambil kuhisap putingnya
dalam-dalam.
”Reenn..achh..shh..fuck me..hardd..” Kurasakan gerakan tubuh Vini semakin menggila
dan bukan cuma itu bibirnya semakin mengganas memagut bahkan menggigit bibir,
telinga dan leherku. Akupun tidak sanggup lagi menahan kenikmatan yang
diberikan oleh Vini, kurebahkan tubuhnya dan segera menindihnya, kakinya
melingkar di pinggulku dan kamipun kembali mendaki puncak kenikmatan. Batang
kejantananku tak henti-henti menikam-nikam lubang kenikmatan Vini dengan keras,
Ia tidak tinggal diam, diputar-putar pinggulnya seirama tikaman-tikamanku
“Aghh..ngg..sshh..Vinn..nikmat sekali..putarr teruss Vinn..”pintaku
merintih-rintih. “Auugghh..Renn..tekan yang dalamm ..” kami tenggelam dalam
gelimang birahi yang memuncak..dan..”Vini..akuu mau keluar..”kurasakan
kejantanku bertambah besar. “Yess..yess..I’m coming too honey..” kami
berpelukan dengan kuatnya dan secara bersamaan mengejang. “AAKKHH..punya kamu
enak sekalii Vinn..”pekikku, kutekan dalam-dalam kejantananku dan cairan
kenikmatanku pun menyembur keluar membasahi relung-relung kewanitaannya,
“Aauughh Renn..nikmatt..sshhekallii..AAKKGGHH..” Kamipun terkapar lemas. Setelah malam panjang yang indah itu kami tak
henti-hentinya mengulangi lagi di hari-hari berikutnya, bukan hanya di tempat
tidur, tapi semua sudut dikamar hotel itu bahkan kamar mandipun menjadi saksi
bisu birahi kami. Bandung kembali memberi coretan khusus dalam hidupku membuat
keterikatanku semakin besar yang tak akan pernah kulupakan seumur hidup.
MENGINTIP TANTEKU KETIKA MANDI
Perkenalan namaku Rendi. Aku tinggal dikota S Jawa Tengah,
tinggiku 169 cm dan berat badanku 57 kg, Aku saat ini kuliah disalah satu
universitas ternama di Jateng. Saat ini aku mau langsung cerita pengalamanku
saat aku masih duduk kelas 1 SMP tapi aku masih ingat betul ceritanya. Saat aku lulus di SD aku mendapat nilai yang
sangat memuaskan. Seperti janji ayahku kalau nilaiku baik aku akan dikirim di
luar kota yang pendidikannya lebih baik. Disana aku dititipkan dirumah pamanku,
om Hari. Dia orang yang sangat kaya raya. Rumahnya sangat megah tapi terletak
disebuah desa pinggir kota. Rumahnya terdapat dua lantai dan dilengkapi juga
kolam renang yang lumayan besar. Om Hari
orangnya sangat sibuk, dia mempunyai istri yang sangat canti1k namanya Tante
Reni, wajahnya mirip dengan Amara. Dia mempunyai anak yang masih kecil. Tante
Reni rajin merawat tubuhnya, walapun dia sudah mempunyai satu anak tubuhnya
tetap padat berisi ditunjang dengan payudara yang sangat montok kira kira 34B.
Hal itu yang membuatku tertarik akan keindahan serta anugrah dari seorang
wanita. Sesampainya dirumah Om Hari. Aku
memasuki pintu rumah yang besar.
Disana aku disambut oleh Om Hari dan istrinya. Om Hari
menjabat tanganku sedangkan Tante montok menciumku. Aku agak sungkan dengan
perlakuan seperti itu. Pembantu disana disuruh membawakan tasku dan
mengantarkan sampai di kamarku. Aku mendapat kamar yang 3 kali lipat dari kamar
tidurku dirumah. Setelah itu aku berkeliling rumah melihat kolam renang serta
sempat melihat kamar mandi yang tak terbayang olehku. Disana terdapat tempat
cuci tangan dengan cermin yang besar wc, bathup, dan dua shower yang satu
dengan kaca buram sedangan yang satu dengan kain yang diputarkan membentuk 1/4
lingkaran (sorry aku nggak tahu namanya). Tempat itu masih dalam satu ruangan
tanpa penyekat. Sore hari, aku duduk
ditepi kolam. Om Hari datang menghampiriku dia bilang mau pergi keluar kota.
Dia juga mohon maaf tidak bisa menemaniku. Kami pun mengantarkan sampai pagar
rumah. Setelah itu aku kembali duduk menikmati suasana kolam renang. Tiba tiba
dari belakang muncul sosok yang sangat menawan. Tante montok dengan baluatan
piyama menghampiriku.Agen Domino 99 Terpercaya
“Ren kamu suka nggak ama rumah ini” “Suka banget Tante, kayaknya aku kerasan
banget dengan rumah ini tiap sore bisa renang” “Kamu suka renang, yuk kita
renang bareng, pas waktu ini udara sangat panas” Wahhh kebetulan aku bisa renang ama Tante
yang bahenol. Waktu bertemu pertama kali aku cuma bisa membayangkan bentuk
tubuhnya waktu renang dengan balutan swimsuit. Tapi ketika dia berdiri. Dia
membuka piyamanya.
Kontan aku tersedak ketika dia hanya memakai Bikini yang sangat sexy dengan warna yang coklat muda. Model bawahannya G-String. “Huhuukkk… Aduh Tante aku kira Tante mau telanjang” “Enak aja kamu, Om bilang kamu suka bercanda” “Tante nggak malu dilihatin ama satpam Tante, Tante pake bikini seperti ini” “Ihh ini sudah biasa Tante pake bikini kadang ada orang kampung ngintip Tante” “Benar Tante… Tapi sayang aku lupa bawa celana renang” “Ah… Nggak apa apa pake aja dulu celana dalam kamu. Nanti aku suruh bi’ Imah suruh beli buat kamu, yuk nyebur…” segera Tante menyeburkan dirinya. Dengan malu malu aku membuka bajuku tapi belum buka celana. Aku malu ama Tante. Lalu dia naik dari kolam. Dia mendekatiku “Ayo cepet… Malu ya ama Tante nggak apa apa. Kan kamu keponakan Tante. Jadi sama dengan kakak perempuan kamu.” Waktu dia mendekatiku terlihat jelas putingnya menonjol keluar. Maklum nggak ada bikini pake busa. Aku melirik bagian payudaranya. Dia hanya tersenyum. Setelah itu dia kembali menarikku. Tanpa basa basi dengan muka tertunduk aku melorotkan celana dalamku. Yang aku takutkan kepala adikku kelihatan kalau lagi tegang menyembul dibalik celana dalamku. Setelah melepas celanaku langsung aku berenang bersama Tante montok. Setelah puas renang aku naik dan segera ke kamar mandi yang besar. Aku masuk disana ketika aku ingin menutupnya, tidak ada kuncinya jadi kalau ada orang masuk tinggal buka aja. Aku segera bergegas tempat dengan penutup kain. Aku tanggalkan semua yang tertinggal ditubuhku dan aku membilas dengan air dingin. Ketika hendak menyabuni tubuhku. Terdengar suara pintu terbuka, aku mengintip ternyata Tanteku yang masuk. Kontan aku kaget aku berusaha agar tidak ketahuan. Ketika dia membuka sedikit tempatku aku spontan kaget segera aku menghadap ke belakang.
Baca JUga Cerita Seks Panas : NAFSU BIRAHI MENI DAN SUAMI YANG LUGU
“Ehhh… Maaf ya Ren aku nggak tahu kalau kamu ada didalam.
Habis nggak ada suara sih” Langsung
segera wajahku memerah. Aku baru sadar kalau Tante montok sudah menanggalkan
bikini bagian atasnya. Dia segera menutupinya dengan telapak tangannya. Aku
tahu waktu tubuhku menghadap kebelakang tapi kepalaku lagi menoleh
kepadanya. “Maaf… Juga Tante… Ini
salahku” jawabku yang seolah tidak sadar apa yang aku lakukan. Yang lebih
menarik telapak tangan Tante tidak cukup menutupi semua bagiannya. Disana
terdapat puting kecil berwarna cokelat serta sangat kontras dengan besarnya
payudara Tante. “Tante tutup dong
tirainya, akukan malu” Segera ditutup
tirai itu. Dengan keras shower aku hidupkan seolah olah aku sedang mandi.
Segera aku intip Tanteku. Ternyata dia masih diluar belum masuk tempat shower.
Dia berdiri didepan cermin. Disana dia sedang membersihkan muka, tampak
payudaranya bergoyang goyang menggairahkan sekali. Dengan sengaja aku sedikit
membuka tirai supaya aku dapat melihatnya. Aku bermain dengan adikku yang
langsung keras. Kukocok dengan sabun
cair milik Tante montok. Ketika aku intip yang kedua kali dia mengoleskan
cairan disekujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mengkilap setelah diberi
cairan itu. Aku tidak tahu cairan apa itu. Dia mengoleskan disekitar
payudaranya agak lama. Sambil diputar putar kadang agar diremas kecil. Ketika
sekitar 2 menit kayaknya dia mendesis membuka sedikit mulutnya sambildia
memejamkan mata. Sambil menikmati pemandangan aku konsentrasikan pada kocokanku
dan akhirnya… Crot crot… Air maniku
tumpah semua ke CD bekas aku renang tadi.
Yang aku kagetkan nggak ada handuk, lupa aku ambil dari
dalam tasku. Aku bingung. Setelah beberapa saat aku tidak melihat Tante montok
di depan cermin, tapi dia sudah berada di depan shower yang satunya. Aku
tercengang waktu dia melorotkan CDnya dengan perlahan lahan dan melemparkan
CDnya kekeranjang dan masuk ke shower. Setelah beberapa kemudian dia keluar. Aku
sengaja tidak keluar menunggu Tanteku pergi. Tapi dia menghampiriku. “Ren koq lama banget mandinya. Hayo ngapain
didalam” Kemudian aku mengeluarkan
kepalaku saja dibalik tirai. Aku kaget dia ada dihadapanku tanpa satu busanapun
yang menempel ditubuhnya. Langsung aku tutup kembali. “Rendi malu ya, nggak usah malu akukan masih
Tantemu. Nggak papalah?” “Anu Tante aku lupa bawa handuk jadi aku malu kalau
harus keluar” “Aku juga lupa bawa handuk, udahlah kamu keluar dulu aja. Aku mau
ambilkan handukmu.” Tante montok sudah
pergi. Akupun keluar dari shower. Setelah bebrapa menit aku mulai kedinginan
yang tadi adikku mengeras tiba tiba mengecil kembali. Lalu pintu terbuka
pembantu Tante montok yang usianya seperti kakakku datang bawa handuk, akupun
kaget segera aku menutupi adikku. Dia melihatku cuma tersenyum manis. Aku
tertunduk malu. Setelah dia keluar, belum sempet aku menutup auratku Tanteku
masuk masih tetap telanjang hanya aja dia sudah pake cd model g-string. “Ada apa Tante. Kok masih telanjang” jawabku
sok cuek bebek padahal aku sangat malu ketika adikku berdiri lagi. “Sudah nggak
malu ya…, anu Ren aku mau minta tolong” “Tolong apa Tante koq serius banget…
Tapi maaf ya Tante adik Rendi berdiri” Dia malah tertawa.”Idih itu sih biasa
kalau lagi liat wanita telanjang” jawab Tante.
“Begini aku minta Rendi meluluri badan Tante soalnya tukang
lulurnya nggak datang” Bagai disambar
petir. Aku belum pernah pegang cewek sejak saat itu. Pucuk dicinta ulam
tiba. “Mau nggak…? “Mau Tante.”cerita
tante montok Segera dia berbaring tengkurap. Aku melumuri punggung Tante dengan
lulur. Aku ratakan disegala tubuhnya. Tiba tiba handukku terlepas. Nongol deh
senjataku, langsung aku tutupi dengan tanganku
“Sudah biarin aja, yang ada cuma aku dan kamu apa sih yang kamu malukan.” Dengan santainya dia menaruh handukku
kelantai. “Tubuh Tante bagus banget.
Walaupun sudah punya anak tetap payudara Tante besar lagi kenceng” Aku berbicara waktu aku tahu payudaranya
tergencet waktu dia tengkurap. Dan dia hanya tersenyum. Aku sekarang meluluri
bagian pahanya dan pantatnya. “Ren
berhenti sebentar” Akupun berhenti lalu
dia mencopot cdnya. Otomatis adikku tambah gagah. Aku tetap tak berani menatap
bagian bawahnya. Setelah beberapa waktu dia membalikkan badan ke arahku. Lagi
lagi aku tersedak melihat pemandangan itu.
“Ren Adikmu lagi tegang tegangnya nih kayaknya sudah hampir keluar
nih.” Lalu dia menyuruh aku mengolesinya
dibagian payudaranya. Dia suruh aku supaya agak meremas remasnya. Aku pun
ketagihan acara itu disana aku melihat puting berwarna coklat muda lagi
mengeras. Kadang kadang aku senggol putingnya atau aku sentil. Dia memekik dan
mendesah seperti ulat kepanasan. “Ren
terus remas… Uhuhh remes yang kuat” “Tante kok jarang rambutnya dianunya Tante.
Nggak kaya Mbak Ana” aku bertanya dan dia hanya tersenyum ketika tanganku
beralih di daerah vagina.
Ketika aku menyentuh vagina Tante montok yang jarang
rambutnya. Aku gemetar ketika tanganku menyentuh gundukan itu. Belum aku kasih
lulur daerah itu sudah basah dengan sendirinya. Aku disuruhnya terus mengusap
usap daerah itu, kadang aku tekan bagian keduanya. “Ren pijatanmu enak banget… Terus…” Setelah aku terus gosok dengan lembut tiba
tiba Tante montok menegang. Serrr serrr, aku mencari sumber bunyi yang pelan
tapi jelas. Aku tahu kalau itu berasal dibagian sensitif Tante. Lalu dia
terkulai lemas. “Makasih ya atas acara
lulurannya. Untung ada kamu. Ternyata kamu ahli juga ya” “Tentu Tante, kalau
ada apa apa bisa andalkan Rendi” Lalu
dia pergi dari kamar mandi itu. Aku memakai handuk untuk menutupi bagian
tubuhku. Aku mengikutinya dari belakang. Ternyata dia berjalan jalan dirumah
tanpa sehelai benang pun. Aku pun segera masuk ke kamar tidur yang
dipersiapkan, tenyata ada pembantu yang tadi mengambilkan handuk sedang menata
pakaianku ke dalam almari. “Den, Rendi,
tadi kaget nggak ngeliat ibu telanjang” sebelum aku jawab. Dia memberitahukan kalau Tante montok itu
suka telanjang dan memamerkan tubuhnya ke semua orang baik perempuan maupun
laki laki tapi tidak berani kalau ada suaminya. Pembantu itu juga
memberitahukan kejadian yang aneh dia sering renang telanjang dan yang paling
aneh kadang kadang ketika dia menyirami bunga dia telanjang dada di depan rumah
tepatnya halaman depan, padahal sering orang lewat depan rumah.
“Sudah ganti sana cd ada didalam almari itu tapi kayaknya anunya den Rendi masih amatir” dia menggodaku. Setelah melewati beberapa hari akupun sering mandi sama Tante montok bahkan hampir tiap hari. Semakin dipandang tubuhnya makin oke aja. Itu semua pengalaman saya hidup dirumah Tante Reni yang aduhai. Tapi aku kecewa waktu aku meninggalkan rumah itu. Aku disana belum genap satu tahun. Karena harus balik lagi ke rumah karena ayah ibuku bekerja diluar kota dan aku harus tunggu bersama kakakku Ana. Demikianlah cerita seks panas SEX LAMA NGAK NGENTOT JADI CEPAT CLIMAKS dan MENGINTIP TANTEKU KETIKA MANDI oleh cerita sex hot.