ML SEDARAH dan ADUHAI SEKALI BODI SEPUPUKU

Author:

Cerita bokep dewasacerita seks ini adalah cerita mesum yang ku alami. Ini adalah cerita mesum ku  pada waktu aku masih smp kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku. Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu sekali.  Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun.  Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil”  “Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”  “Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”  “Kan ada bi ijah “  “Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku  “Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya. 

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan
temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju
bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi
mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek” 
“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke
belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan
sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir
kampung sungai itu dulu sangat ramai

oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi
sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.  “Sana di belakang batu itu aja, tempatnya
adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih
disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata
sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata
wulan tetangga sebelah rumahku  “eh rik
tumben mau ke sungai….” Katanya ramah 
“Ya nih di paksa bos… “  “Wah
kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “ 
“Aku dah dari tadi..

kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian
bayiku siapa kapan keringnya” katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil
handuk di tepi sungai.  Selendang batik
itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua
buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah
kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi
kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur
tubuhnya.  Kontan saja aku kaget melihat
pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat
seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi
telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya
yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian
kemudian duduk.  ”Kapan kamu kesini
rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku
kaget dengan pertanyaannya.  “Apa wul aku
lagi gak konsen..” ia memalingkan badan kearahku  “Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan
datang..”  “Oh aku baru kemarin..” kataku
sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua
teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,. 
Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena
dari tadi dia kebelet beol. 

“Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku  “Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak

kering ia kemudian memasang handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.  “Anakmu siapa namanya…?”  “Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.  Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya  “cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..”  “Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku.  “Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.  “Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup, aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa 

Baca juga cerita mesum indonesia : KEPERAWANAN ADIK KELASKU dan MERASAKAN ANAK PERAWAN IBU KOST

” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin
kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik
dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus
elus tubuhnya  ”nih aku mandiin

lagi
hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi
didalamnya samar samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga
agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sambil menarik tangannya, untuk beberapa
saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai
untuk mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara
aku sambil duduk disampingnya sembari menyeka air di kepalaku.  Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk
ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun
ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk
dan menyeka kakinya, kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku
kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya
masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya.  Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian
duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya
kurang kuat setelah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk
itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku.  “Eit…” katanya sambil tangan kanannya
menutupi memeknya, aku tersenyum “Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan
muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk itu ke tengah
selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam
basah.  Aku kemudian memandang kembali
kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku,
diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap
bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum
sendiri.  “Awas bisa gila lho tersenyum
sendiri…” ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya  “Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila
…”

katanya sambil berdiri 
“Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan
memeknya  “Seger lagi coba cium, katanya
sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi
salah satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya  “Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur
ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua bibir bawahnya

”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus
memeknya dengan handuk sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga
kepalaku berada didalamnya.  Aku kaget
dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak
masih ada dibelakang batu besar disamping sungai itu lagi asik membuang
hajat..  “Berani cium gak 5 Ribu deh… “
dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu
menggairkan.  “Gak ah bau tuh.. tambah
deh 10 “ kataku cengengesan  “Deal…”
Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya,
pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura
menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai
mengeluarkan lidah, wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai
menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati
memeknya ia tampak mengerang geli,  “Ih…”
katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya
dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5
detik ku tarik mukaku.  “Memek lo bau
juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan
berdiri.  “Ntar ya dirumah, mang aku bawa
dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita)
ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia
berlalu,  * * * bibiku akhirnya
menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil
mengembalikan tenaga setelah swalayan. 

Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi
mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga
baju kami basah semua akhirnya baju yang kami selesai semua aku mulai membuka
semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku
yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping, kemudian
menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya
mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku

dengan posisi kaki lebih
rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.  “Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…”
kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya  “Mana? Masih baru nih..” katanya sambil
melemparkannya kepadaku. Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang
dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia
membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya
terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya
menyembul diantara belahan dasternya, 
“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya,  “Copot sekalian gih kolormu.. “  “Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak
menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka pelan-pelan
kolorku sehingga adikku menampakkan diri. 
“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus
rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang
sedikit terbuka.  “Dah lama ya kita gak
mandi bareng…” ia tersenyum  “Ia dulu
waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?”  “Ya milih yang cantik donk, masak sama mak
ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya sehingga
seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.  “Sana taruh di pinggir “ aku kemudian
meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya.

Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu.  “Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah  “Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku  “Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga  “Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”  “Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan

aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”  Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.  “Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.  “Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian mengusap-usapnya.  “Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya  “Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil  “Ri ambilin sabun donk…”

aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berahir pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa. Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia menggosokkan sabun pada penisku.  “Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..”  “Ya donk masak mau kecil terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun, aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.  Ia kemudian terduduk, seperti biasanya

kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu,  ”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan. 

Baca Juga Cerita bokep Seks : NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK dan HADIAH NGENTOT TANTE SEKSI

“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum
menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada
diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai
masuk ke memeknya, dia bangun  “Geli ah
li.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat
burungku yang mulai berkembang dan menggantung. 
“Burungmu dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra,
semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.  “Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku
mengangguk kemudian  “ Bi.. kamu gak lagi
mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya  “Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku
mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir
putingnya.  “yang mesra donk ri anggep
aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya,
aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air
keluar dari susunya aku makin keras menyedotnya sementara bibi mengusap
kepalaku sambil merem menikmatinya. Kemudian aku menjilati perut dan turun ke
rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun
tangan bibiku mencegahnya.  “Kamu gak
papa ri?” katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman  “ia kemudian menyiramkan air ke memeknya
setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku
dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan
jilatanku, erangan-erangan kecil dan

tekanan tangannya pada rambutku
mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku
kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan
burungku.  “Enak kan…?” ucapnya manja,
aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam
kemudian ia menutup mata dan mencium penisku 
“Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali
mengocok dengan tangannya. Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan
meminta aku memasukkan penis ke memeknya 
“ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian
menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya. 

“Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit..” ku
masukkan tanganku ke memeknya,  “Jangan
sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada
memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku
tersenyum geli  “Tuh kan gak bisa, sini…”
ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit
sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali  “Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali
memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga penisku
lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di
tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.  Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya
bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,  “uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang
pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek
menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya,  “Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan
aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak
pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.  “Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….”
aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia
menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang  ‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit
kemudian ia memintaku duduk dia

berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar
kemudian dia menduduki kakiku,  “ayo aku
dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan
bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya  “bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat
nanti…”  “Ayo sayang … bibi juga gak lama
lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan
maut memek bibiku..  “uh.. ah… “
bergantian kami mengucapkannya  “Stop bi…
aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku..

bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam
hitungan ke lima air maniku benar benar keluar 
“crot,,,,” mengarah pada tubuhnya.. Aku lemas sambil menyedot tetek
bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak  “Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan,
ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa
istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku 
“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya 
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum  “Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil
mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian
memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan
berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang. Tangannya
memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya
pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya
bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya.. ia
menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku
dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak
kenikmatan.  Kemudian kami berdua masuk
kembali ke air membersihkan sisa sabun  “
Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku  “Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat
tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil
mengelusnya, dia membalas “Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil
memeluknya..

ADUHAI SEKALI BODI SEPUPUKU

Ini terjadi pada tahun 1997. Ini merupakan ceritaku
asli/nyata,

Pada saat aku masih kuliah di semester 2, ibuku sakit dan dirawat
di kota S. Oh, iya aku tinggal di kota L. Cukup jauh sih dari kota S. Karena
ibuku sakit, sehingga tidak ada yang masak dan menunggu dagangan. Soalnya
adik-adikku semua masih sekolah. Akhirnya aku usul kepada ibuku kalau sepupuku
yang ada di kota lain menginap di sini (di rumahku). Dan ide itu pun disetujui.
Maka datanglah sepupuku tadi. Sepupuku (selanjutnya aku panggil Anita) orangnya
sih tidak terlalu cantik, tingginya sekitar 160 cm, dadanya masih kecil (tidak
nampak montok seperti sekarang). Tetapi dia itu akrab sekali dengan aku. Aku
dianggapnya seperti kakak sendiri. Nah kejadiannya itu waktu aku lagi liburan
semester. Waktu liburan itu aku banyak menghabiskan waktu untuk menunggu
dagangan ibuku. Otomatis dong aku banyak menghabiskan waktu dengan Anita.
Mula-mulanya sih biasa-biasa saja, layaknya hubungan kami sebagai sepupu. Suatu
malam, kami (aku, Anita, dan adik-adikku) sudah ingin tidur. Adikku
masing-masing tidur di kamarnya masing-masing. Sedang aku yang suka menonton
TV, memilih tidur di depan TV. Nah, ketika sedang menonton TV, datang Anita dan
nonton bersamaku, rupanya Anita belum tidur juga. Sambil nonton, kami berdua
bercerita mengenai segala hal yang bisa kami ceritakan, tentang diri kami
masing-masing dan teman-teman kami. Nah, ketika kami sedang nonton TV, dimana
film di TV ada adegan ciuman antara laki-laki dan perempuan (sorry udah lupa
tuh judul filmnya). Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih
biasa begituan (ciuman).” Terus aku jawab, “Eh.. kok tau..?”

Rupanya teman Anita yang pacaran itu suka cerita ke Anita
kalau dia waktu pacaran pernah ciuman bahkan sampai ‘anu’ teman Anita itu
sering dimasuki jari pacarnya. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sampai dua
jarinya masuk.   Setelah kukomentari
lebih lanjut, aku menebak bahwa Anita nih ingin juga kali. Terus aku bertanya
padanya, “Eh, kamu mau juga nggak..?” Tanpa kuduga,

ternyata dia mau. Wah
kebetulan nih. Dia bahkan bertanya, “Sakit nggak sih..?” Ya kujawab saja, “Ya
nggak tau lah, wong belum pernah… Gimana.., mau nggak..?” Anita berkata, “Iya
deh, tapi pelan-pelan ya..? Kata temenku kalo jarinya masuk dengan kasar,
‘anunya’ jadi sakit.” “Iya deh..!” jawabku. Kami berdua masih terus menonton
film di TV. Waktu itu kami tiduran di lantai. Kudekati dia dan langsung
tanganku menuju selangkangannya (to the point bok..!). Kuselusupkan tangan
kananku ke dalam CD-nya dan kuelus-elus dengan lembutnya. Anita tidak menolak,
bahkan dengan sengaja merebahkan tubuhnya, dan kakinya agak diselonjorkan. Saat
merabanya, aku seperti memegang pembalut, dan setelah kutanyakan ternyata
memang sejak 5 hari lalu dia sedang menstruasi. Aku tidak mencoba membuka
pakaian maupun CD-nya, maklumlah takut kalau ketahuan sama adik-adikku. Dengan
CD masih melekat di tubuhnya, kuraba daerah di atas kemaluannya. Kurasakan bulu
kemaluannya masih lembut, tapi sudah agak banyak seperti bulu-bulu yang ada di
tanganku. Kuraba terus dengan lembut, tapi belum sampai menyentuh ‘anunya’, dan
terdengar suara desisan walau tidak keras. Kemudian kurasakan sekarang dia
berusaha mengangkat pantatnya agar jari-jariku segera menyentuh kemaluannya.

Segera kupenuhi keinginannya itu. Waktu pertama kusentuh kemaluannya, dia terjengat dan mendesis. Kugosok-gosok bibir kewanitaannya sekitar 5 menit, dan akhirnya kumasukkan jari tengahku ke liang senggamanya. “Auw..,” begitu reaksinya setelah jariku masuk setengahnya dan tangannya memegangi tanganku. Setelah itu dengan pelan kukeluarkan jariku, “Eeesshh…” desisnya. Lalu kutanya, “Gimana..? Sakit..?” Dia menggeleng dan tanpa kusadari tangannya kini memegang telapak tangan kananku (yang berada di dalam CD-nya), seakan memberi komando kepadaku untuk meneruskan kerjaku. Sambil terus kukeluar-masukkan jariku, Anita juga tampak meram serta mendesis-desis keenakan. Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali). Sekitar 10 menit peristiwa itu terjadi. Kulihat dia tambah keras desisannya dan kedua kakinya dirapatkan ke

kaki kiriku. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing. Hari berikutnya, aku dan Anita siap-siap membuka warung, adikku pada berangkat sekolah, sehingga hanya ada aku dan Anita di warung. Hari itu Anita jadi lebih berani padaku. Di dalam warungku sambil duduk dia berani memegang tanganku dan menuntunnya untuk memegang kemaluannya. Waktu itu dia memakai hem dan rok di atas lutut, hingga aku langsung bisa memegang selangkangannya yang terhalang CD dan pembalut. Kaget juga aku, soalnya ini kan lagi ada di warung. “Nggak pa-pa Mas.., khan lagi sepi.” katanya dengan enteng seakan mengerti yang kupikirkan. “Lha kalo ada pembeli gimana nanti..?” tanyaku. “Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya. Dengan terpaksa kuraba-raba selangkangannya. Hal tersebut kulakukan sambil mengawasi di luar warung kalau-kalau nanti ada pembeli datang. Sementara aku mengelus selangkangannya, Anita mencengkeram pahaku sambil bibirnya digigit pelan tanda menikmati balaianku. Peristiwa itu kuakui sangat membuatku terangsang sekali, sehingga celana pendekku langsung terlihat menonjol yang bertanda batang kejantananku ingin berontak. “Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya. Ternyata dia melihatku, kujawab, “Iya ini sih tandanya aku masih normal…” Aku terus melanjutkan pekerjaanku. Tanpa kusadari dia pun mengelus-elus celanaku, tepat di bagian batang kemaluanku.

Baca Juga Cerita Mesum Seks : AKU JADI BUDAK SEX PEMUAS NAFSU IBU MUDA dan DI BUNTINGIN ADIK KANDUNG

Kadang dia juga menggenggam kemaluanku sehingga aku juga
merasa keenakan. Baru mau kumasukkan tanganku ke CD-nya, tiba-tiba aku melihat
di kejauhan ada anak yang sepertinya mau membeli sesuatu di warungku. Kubisiki
dia, “Heh ada orang tuh..! Stop dulu ya..?” Aku menghentikan elusanku, dia
berdiri dan berjalan ke depan warung. Benar saja, untung kami segera
menghentikan kegiatan kami, kalo tidak, wah bisa berabe nanti. Sehabis melayani
anak itu, dia balik lagi duduk di sebelahku dan kami memulai lagi

kegiatan kami
yang terhenti. Seharian kami melakukannya, tapi aku tidak membuka CD-nya,
karena terlalu beresiko. Jadi kami seharian hanya saling mengelus di bagian
luar saja. Malam harinya kami melakukan lagi. Aku sendirian nonton TV,
sementara adikku semua sudah tidur. Tiba-tiba dia mendatangiku dan ikut tiduran
di lantai, di dekatku sambil nonton TV. Kemudian tiba-tiba dia memegang
tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Aku yang langsung diperlakukan
demikian merasa mengerti dan langsung aku masuk ke dalam CD-nya, dan langsung
memasukkan jariku ke kemaluannya. Sedangkan dia juga langsung memegang batang
kejantananku. “Aku copot ya CD kamu, biar lebih enakan.” kataku. Dia mengangguk
dan aku langsung mencopot CD-nya. Saat itu dia memakai rok mininya yang tadi,
sehingga dengan mudah aku mencopotnya dan langsung tanganku mengorek-ngorek
lembah kewanitaannya dengan jari telunjukku. Aku juga menyuruh mengeluarkan
batang kejantananku dari CD-ku, sehingga dia kini bisa melihat rudalku dengan
jelas, dan dia kusuruh untuk menggenggamnya. Kukorek-korek kemaluannya,
kukeluar-masukkan jariku, tampaknya dia sangat menikmatinya.

Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh
dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu
batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih. “Eehhsstt…
eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat
kukeluar-masukkan jariku. Kumasukkan jariku lebih dalam lagi ke liang
kewanitaannya dan dia mendesis lebih keras, aku suruh dia agar jangan
keras-keras, takut nanti adikku terbangun. “Kocokkannya lebih pelan dong..!”
kataku yang merasa kocokkannya terhenti. Kupercepat gerakan jariku di dalam
liangnya, kurasakan dia mengimbanginya dengan menggerakkan pantatnya ke depan
dan ke belakang, seakan dia lagi menggauli jariku. Dan akhirnya, “Oh.., oohh..
oohh.. ohh…” rupanya dia mencapai klimaksnya yang pertama, sambil kakinya
mengapit dengan keras kaki kananku. Kucabut jariku dari kemaluannya, kulihat
masih ada noda merah di jariku. Karena aku belum puas, aku langsung pergi ke
kamar mandi dan kutuntun Anita. Di kamar mandi aku minta dia untuk mengocok
batang

kejantananku dengan tangannya. Dia mau. Aku lepaskan celanaku, setelah
itu CD-ku dan batang kejantananku langsung berdiri tegap. Kusuruh dia mengambil
sabun dan melumuri tangannya dengan sabun itu, lalu kusuruh untuk segera
mengocoknya. Karena belum terbiasa, sering tangannya keluar dari batangku,
terus kusuruh agar tangannya waktu mengocok itu jangan sampai lepas dari
batangku. Setelah 5 menit, akhirnya aku klimaks juga, dan kusuruh menghentikan
kocokannya. Seperti pagi hari sebelumnya, kami mengulangi perbuatan itu lagi.
Tidak ada yang dapat kuceritakan kejadian pagi itu karena hampir sama dengan
yang terjadi di pagi hari sebelumnya. Tapi pada malam harinya, seperti biasa,
aku sendirian nonton TV. Anita datang, sambil tiduran dia nonton TV. Tapi aku
yakin tujuannya bukan untuk nonton, dia sepertia ketagihan dengan perlakuanku
padanya.

Dia langsung menuntun tanganku ke selangkangannya. Aku bisa
menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Kini dia tidak memakai pembalut
lagi. “Eh, kamu udah selesai mens-nya..?” tanyaku. “Iya, tadi sore khan aku udah
kramas, masa nggak tau..?” katanya. Aku memang tidak tahu. Karena memang aku
kurang peduli dengan hal-hal seperti itu. Aku jadi membayangkan yang jorok, wah
batang kejantananku bisa masuk nich. Kuraba-raba CD-nya. Tepat di lubang
kemaluannya, aku agak menusukkan jariku, dan dia tampak mendesis perlahan.
Tangannya kini sudah membuka restleting celana pendekku, selanjutnya
membukanya, dan CD-ku juga dilepaskankan ke bawah sebatas lutut. Digenggamnya
batang kejantananku tanpa sungkan lagi (karena sudah sering kali ya..?). Aku
juga membuka CD-nya, tapi karena dia masih memakai rok mini lagi, jadi tidak
ketahuan kalau dia sekarang bugil di bagian bawahnya. Dia kini dalam keadaan
mengangkang dengan kaki agak ditekuk. Kuraba bibir kemaluannya dan dengan agak
keras, kumasukkan seluruh jari telunjukku ke lubang senggamanya. “Uhh.. esshh..
eesshh.. esshh…” begitu desisnya waktu kukeluar-masukkan jariku ke lubang
senggamanya. Sementara dia kini juga berusaha mengocok batang keperkasaanku,
tapi terasa masih sakit. Kukorek-korek lubang kemaluannya. Lalu timbul
keinginanku

untuk melihat kemaluannya dari dekat. Maklumlah, aku khan belum
melihat langsung bentuk kemaluan wanita dari dekat. Paling-paling dari film xx
yang pernah kutonton. Kuubah posisiku, kakiku kini kuletakkan di samping kepala
Anita, sedangkan kepalaku berada di depan kemaluannya, sehingga aku dengan
leluasa dapat melihat liang kewanitaannya. Dengan kedua tanganku, aku berusaha
membuka bibir kemaluannya. Tapi, “Auw.. diapaain Mas..? Eshh.. uuhh..” desisannya
tambah mengeras. “Sorry.., sakit ya..? Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus
juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku. Kulihat daging di lubangnya itu
berwarna merah muda dan terlihat bergerak-gerak. “Wah, jariku aja susah kalo
masuk kesini, apalagi anuku yang kamu genggam itu ya..?” pancingku. Dia diam
saja tidak merespon, mungkin lagi menikmati kocokan jariku karena kulihat dia
memaju-mundurkan pantatnya. “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?”
tanyaku. Tangan kirinya menunjuk sepotong daging kecil di atas lubang
kemaluannya.

“Ini nich.., kalo Mas kocokkan jarinya pas menyentuh ini
rasanya kok gatel-gatel tapi enak gitu.” “Mana.., mana.., oh ini ya..?” kugosok
daging itu (yang kemudian kuketahui bernama klitoris) dan dia makin kuat
menggenggam batang kemaluanku. “Ahh. auu.. enakk Maass… eehh… aahh.. truuss
Mass, terusiinn.. ohh..!” Tangannya setengah tenaga ingin menahan tanganku,
tapi setengahnya lagi ingin membiarkan aku terus menggosok benda itu. Dan
akhirnya, “Uhh.. uhh.. uuhh.. ahh.. aahh..” dia mencapai klimaks. Aku terus
menggosoknya, dan tubuhnya terus menggelinjang seperti cacing kepanasan. Lalu
kubertanya, “Eh, gimana kalo anuku coba masuk ke sini…? Boleh nggak..? Pasti
lebih enakan..!” Dia hanya mengangguk pelan dan aku segera merubah posisiku
menjadi tidur miring sejajar dengan dia. Kugerakkan batang kejantananku menuju
ke lubang kemaluannya. Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk.
Kurubah posisiku sehingga dia kini berada di bawahku. Kucoba masukkan lagi
batangku ke lubangnya. Terasa kepala anuku saja yang masuk, dia sudah
mendesis-desis. Kudorong lebih dalam lagi, tangannya berusaha menghentikan
gerakanku dengan memegang batangku. Namun

rasanya nafsu lebih mendominasi
daripada nalarku, sehingga aku tidak mempedulikan erangannya lagi. Kutekan lagi
dan, “Auuwww.. ehhssaakkiitt..!” Aku berhasil memasukkan batang anuku walau
tidak seluruhnya. Aku diam sejenak dan bernapas. Terasa anunya memeras batangku
dengan keras. “Gimana, sakit ya.., mo diterusin nggak..?” tanyaku padanya
sambil tanganku memegang pantatnya. Dia tidak menjawab, hanya terdengar desah
nafasnya. Kugerakkan lagi untuk masuk lebih dalam. Mulutnya membuka lebar
seperti orang menjerit, tapi tanpa suara. Karena dia tetap diam, maka
kulanjutkan dengan mengeluarkan batangku. Dan lagi-lagi dia seperti menjerit
tapi tanpa suara. Saat kukeluarkan, kulihat ada noda darah di batangku. Aku
jadi kaget, “Wah aku memperawaninya nih.” “Gimana.., sakit nggak.., kalo nggak
lanjut ya..?” tanyaku. “Uhh.. tadi sakiitt sich… uhh. geelii..” begitu katanya
waktu anuku kugesek-gesekkan. Setelah itu kumajukan lagi batang kejantananku,
Anita tampak menutup matanya sambil berusaha menikmatinya. Baru kali ini
batangku masuk ke liangnya wanita, wah rasanya sungguh nikmat. Aku belum
mengerti, kenapa kok di film-film yang kulihat, batang kejantanan si pria
begitu mudahnya keluar masuk ke liang senggama wanita, tapi aku disini kok
sulit sekali untuk menggerakkan batang kejantananku di liang keperawanannya.

Namun setelah beberapa menit hal itu berlangsung, sepertinya
anuku sudah lancar keluar masuk di anunya, maka agak kupercepat gerakan
maju-mundurku di liangnya. Kurubah posisiku hingga kini dia berada di bawahku.
Sambil masih kugerakkan batangku, tanganku berusaha mencapai buah dadanya.
Kuremas-remas buah dadanya yang masih kecil itu bergantian, lalu kukecup puting
buah dadanya dengan mulutku. Dia semakin bergelinjang sambil mendesis agak
keras. Akhirnya setelah berjalan kurang lebih 10 menitan, kaki Anita berada di
pantatku dan menekan dengan keras pantatku. Kurasa dia sudah orgasme, karena
cengkeraman bibir kemaluannya terhadap anuku bertambah kuat juga. Dan karena
aku tidak tahan dengan cengkeraman bibir kemaluannya, akhirnya, “Crot.. crot..
crot..” air maniku tumpah di vaginanya. Serasa aku puas dan juga letih. Kami
berdua bersimbah keringat.

Lalu segera kutuntun dia menuju kamar mandi dan
kusuruh dia untuk membersihkan liang kewanitaannya, sedangkan aku mencuci
senjataku. Setelah itu kami kembali ke tempat semula. Kulihat tidak ada noda
darah di karpet tempat kami melakukan kejadian itu. Dan untung adik-adikku
tidak bangun, sebab menurutku desisan dan suara dia agak keras. Lalu kumatikan
TV-nya, dan kami berdua tidur di kamar masing-masing. sebelum tidur aku sempat
berfikir, “Wah, aku telah memperawani sepupuku sendiri nich..!” Sewaktu aku
sudah kuliah lagi (dua hari setelah kejadian itu), dia masih suka menelponku
dan bercerita bahwa kejadian malam itu sangat diingatnya dan dia ingin
mengulanginya lagi. Aku jadi berpikir, wah gawat kalo gini. Aku jadi ingat
bahwa waktu itu aku keluarkan maniku di dalam liang keperawanannya. “Wah, bisa
hamil nich anak..!” pikirku.

Hari-hariku jadi tidak tenang, karena kalau ketahuan dia hamil dan yang menghamili itu aku, bisa mampus aku. Setelah sebulan lewat, kutelpon dia di rumahnya. Setelah kutanya, ternyata dia dapat mens-nya lagi dua hari yang lalu. Lega aku dan sekarang hari-hariku jadi balik ke semula. Begitulah ceritaku saat menggauli sepupu sendiri, tapi dasar memang sepupuku yang agak ‘horny’. Tapi sampai saat ini kami tidak pernah melakukan perbuatan itu lagi. Demikianlah cerita bokep seks ML SEDARAH dan ADUHAI SEKALI BODI SEPUPUKU oleh cerita sex hot