KISAH PANAS AKU DENGAN JURAGANKU dan AKU DIPERKOSA OLEH 3 WANITA

Author:

Cerita Mesum Terkini cerita mjesum yang ingin aku utara kan adalah cerita seks panas yang terjadi ketika aku masih usia 14 tahun, kita mulai saja ya cerita bokep ini.. Aku yang baru saja lulus sd bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai bapak meninggalpun juga nggak tahu. Adik perempuanku yang masih kelas dua SD juga membutuhkan biaya.  Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang aku akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan Ibuku.  Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya Pak Beni, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua Anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristin, usianya kira-kira 18 tahun. Sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan masih ada satu pembantu perempuan Pak Beni namanya Bik Miatun usianya kira-kira 27 tahun. 

Teman Kristin banyak sekali setiap malam minggu selalu
datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur
sebab harus nunggu teman Non Kristin pulang untuk mengunci gerbang, kadang juga
bergadang sampai pukul 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai
bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristin masih terkunci

dari dalam. Aku nggak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non
Kristin, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Beni dan Istrinya Pergi kerja
dan merawat tamannya saja. Pagi itu Pak Beni dan Istrinya pamitan mau keluar
kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik
Miatun dan Non Kristin. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristin
masih belum bangun juga dan Bik Miatun sudah selesai memasak. “Jono, aku mau
belanja tolong pintu gerbang dikunci.” “Iya Bik!” jawabku sambil menyiram
tanaman didepan rumah. Setelah Bik Miatun pergi aku mengunci pintu
gerbang.  Setelah selesai menyiram taman
yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada di belakang.
Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat
kamar Non Kristin sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristin. Tiba-tiba
timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata
tubuh Non Kristin mulus dan susunya sangat kenyal, kuamati terus saat Non
Kristin menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum
beranjak dari tempatku semula. Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan
tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi
penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristin membasuh sabun keseluruh
badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi
penis.

Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristin sudah selesai
mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada
berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi
penisku yang dari tadi masih tegang. Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil
terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku
tidak tahu kalau Bik Miatun berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Miatun
menegurku, “Ayo.. ngapain kamu.” Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting
celanaku, betapa malunya aku. “Ng.. nggak Bik..” kataku sambil

cepat-cepat
keluat dari kamar WC. Sialan aku lupa ngunci pintunnya, gerutuku sambil
cepat-cepat pergi.  Esoknya usai aku
menyiram taman, aku bermaksud ke belakang untuk mematikan kran, tapi karena ada
Bik Miatun mencuci kuurungkan niat itu. “Kenapa kok kembali?” tanya Bik Miatun.
“Ah.. enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi. “Lho kok nggak kenapa?
Sini saja nemani Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai, bantu saya
menyiramkan air ke baju yang akan dibilas,” pinta Bik Miatun. Akhirnya akupun
menuruti permintaan Bik Miatun.

Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Miatun
setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan
seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat “Begitu putihnya paha Bik Miatun
ini” pikirku, lalu bayanganku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa
mengelus-ngelus paha putih Bik Miatun. “Heh! kenapa melihat begitu!” pertanyaan
Bik Miatun membuyarkan lamunanku “Eh.. ngg.. nggak Bik” jawabku dengan gugup.
“Sebentar Bik, aku mau buang air besar” kataku, lalu aku segera masuk kedalam
WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.  Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha
mulus Bik Miatun sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu
itu aku nggak merasakan apa-apa, cuma penis ini tegang saja. Akhirnya aku
keluar dan kulihat Bik Miatun masih asik dengan cucianya. “Ngapain kamu tadi
didalam Jon?” tanya Bik Miatun. “Ah.. nggak Bik cuma buang air besar saja kok,”
jawabku sambil menyiramkan air pada cuciannya Bik Miatun. “Ah yang bener? Aku
tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu
melakukan seperti kemarin ee..nggak taunya benar,” kata Bik Miatun “Hah..? jadi
Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.  Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
“Lho.. kok pergi?, sini Jon belum selesai nyucinya, tenang saja Jon aku nggak
akan cerita kepada siapa-siapa, kamu nggak usah malu sama Bibik ” panggil Bik
Biatun. Kuurungkan niatku untuk pergi.

“Ngomong-ngomong gimana rasanya saat
kamu melakukan seperti tadi Jon?” tanya Bik Miatun. “Ah nggak Bik,”jawabku
sambil malu-malu. “Nggak gimana?” tanya Bik Miatun seolah-olah mau menyelidiki
aku. “Nggak usah diteruskan Bik aku malu.” “Malu sama siapa? Lha wong disini
cuma kamu sama aku kok, Non Kristin juga sekolah, Pak Beny kerja?” kata Bik
Miatun. “Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikku,” jawabku. “Oalaah
gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik
mantan suamiku dulu, enak ya?” “Apanya Bik?” tanyaku “Iya rasanya to..?” gurau
Bik Miatun tanpa memperdulikan aku yang bingung dan malu padanya.

“Sini kamu..” kata Bik Miatun sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Miatun memegang penisku. “Jangan Bik..!!” sergahku sambil berusaha meronta, namun karena pegangannya kuat rasanya sakit kalau terus kupaksakan untuk meronta.  Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Miatun memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Miatun pada penisku. Aku hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Miatun. lalu Bik Miatun mulai melepas kancing celanaku dan melorotkanya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Miatun Jongkok dihadapanku dan menjilati penisku. “Ach.. Bik.. geli,” kataku sambil memegangi rambut Bik Miatun.  Bik Miatun nggak peduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Miatun berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tanpa merasa malu, Bik Miatun membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Miatun, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Miatun. “Ach.. Jon.. terus Jon..” Aku masih terus melakukan perintah Bik Miatun, setelah itu Bik Miatun kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. aku hanya bisa mendesah sambil memegangi rambut Bik Miatun. “Bik

aku seperti mau pipis,” lalu Bik Miatun segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Miatun nggak memakai celana dalam.

Baca Juga Cerita mesum dewasa : KADO ISTIMEWA DARI KAKAKKU

“Sini Jon..,” Bik Miatun mengambil posis duduk, lalu aku
mendekat. “Sini.. masukkan penismu kesini.” sambil tangannya menunjuk bagian
selakangannya.  Dibimbingnya penisku
untuk masuk ke dalam vagina Bik Miatun. “Terus Jon tarik, dan masukkan lagi
ya..” “Iya Bik” kuturuti permintaan Bik Miatun, lalu aku merasakan seperti
pipis, tapi rasanya nikmat sekali. Setelah itu aku menyandarkan tubuhku pada
tembok. “Jon.. gimana, tahu kan rasanya sekarang?” tanya Bik Miatun sambil
membetulkan tali kancingnya. “Iya Bik..”jawabku.  Esoknya setiap isi rumah menjalankan
aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Miatun. Saat itu hari
Sabtu, kami nggak nyangka kalau Non Kristin pulang pagi. Saat kami tengah asyik
melakukan kuda-kudaan dengan Bik Miatun, Non Kristin memergoki kami. ” Hah? Apa
yang kalian lakukan! Kurang ajar! Awas nanti tak laporkan pada papa dan mama,
kalian!” Melihat Non Kristin kami gugup bingung, “Jangan Non.. ampuni kami
Non,” rengek Bik Miatun. “Jangan laporkan kami pada tuan, Non.” Akupun juga
takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis di depan Non Kristin,
mungkin Non Kristin iba juga melihat rengekan kami berdua. “Iya sudah jangan
diulangi lagi Bik!!” bentak Non Kristin. “Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.  Esoknya seperti biasa Non Kristin selalu
bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Miatun juga sedang belanja sedang
Pak Beny dan Istrinya ke Gereja, saat aku meyirami taman, dari belakang
kudengar Non Kristin memanggilku, “Joon!! Cepat sini!!” teriaknya. “Iya Non,”
akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristin. “Non.. Non
Kristin,” panggilku sambil mencari Non Kristin. “Tolong ambilkan handuk
dikamarku! Aku tadi lupa nggak membawa,” teriak Non Kristin yang ternyata
berada di dalam kamar mandi. “Iya Non.” Akupun pergi

mengambilkan handuk
dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sambil
menunggu diluar.

“Mana cepat..” “Iya Non, tapi..” “Tapi apa!! Pintunya dikunci..”  Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristin yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristin telanjang bulat didepanku. “Mana handuknya,” pinta Non Kristin. “I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristin. “Kamu sudah mandi?” tanya Non Kristin sambil mengambil handuk yang kuberikan. “Be..belum Non.” “Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku,” kata Non Kristin.  Belum sempat aku terkejut akan ucapan Non Kristin, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristin, aku hanya bengong ketika Non Kristin melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristin memegang milikku yang berharga. “Non..,” sergahku. “Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Miatun pada papa,” ancamnya.  Aku nggak bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristin mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristin bergerilya di bawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristin yang singsat dan padat. Non Kristin mendesah, “Augh..” Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristin, kulihat bukit kecil diantara paha Non Kristin yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristin. “Sebentar Jon..,” kata Non Kristin, lalu Non Kristin mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dengan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristin memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.  Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya. “Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristin, aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristin.

Melihat erangan Non Kristin

kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristin, seperti yang diajarkan Bik Miatun kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristin. Non Kristin semakin mendesah, “Ugh Jon.. terus Jon..,” desah Non kristin. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristin. Bless.. bless.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristin, ternyata Non Kristin sudah nggak perawan, kata Bik Miatun seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat kumasukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.  Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Miatun sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.” “Keluarkan saja didalam Jon..” “Aggh.. Non.” “Jon.. terus Jon..” Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristin, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat. “Ough.. terus.. Jon..” Kulihat Non Kristin menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristin menciumku. “Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristin. “Tapi aku takut Non,” kataku. “Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa” kata Non Kristin. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.  Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Miatun, maka aku melakukannya dengan Bik Miatun. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristin, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristin mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.

Baca Juga Cerita Mesum Hot : MENYETUBUHI MERTUAKU YANG JANDA dan TETANGGA TANTE TITIK YANG SEXY

AKU diperkosa OLEH 3 WANITA

Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga

tidak terlalu
tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasabiasa saja, Tidak ada yang istimewa
dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang
terangterangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke
sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA.
Padahal hampir semua temantemanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah
ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan
untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadisgadis yang mau jadi pacarku.  Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku
berjalanjalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga.
Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga.
Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti
orangorang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk
berolah raga atau hanya sekedar berjalanjalan menghirup udara yang masih
bersih.  Tidak terasa sudah cukup jauh
juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk
beristirahat di bangku taman, memandangi orangorang yang masih juga berolah
raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anakanak yang bermain dengan
gembira.  Belum lama aku duduk
beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku.

Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya.
Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang
lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung
dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih
celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka.
Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpurapura memandang jauh ke
depan, ketika dia tibatiba saja berpaling dan menatapku.   Lagi ada yang ditunggu?, tegurnya tibatiba.
Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepatcepat aku
menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga

kalau dia akan
menyapaku. Tidak.., Eh, kamu sendiri..?, aku balik bertanya. Sama, aku juga
sendirian, jawabnya singkat.  Aku
berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan
hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa
membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat
dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik
memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai
sejauh itu.

Jalanjalan yuk.., ajaknya tibatiba sambil bangkit berdiri.
Kemana?, tanyaku ikut berdiri. Kemana saja, dari pada bengong di sini,
sahutnya.  Tanpa menunggu jawaban lagi,
dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai.
Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah
kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi
tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng
tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik
bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya. 
Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat
tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku,
tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang
cukup tegap. Eh, nama kamu siapa..?, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
Angga, sahutku. Akh.., kayak nama perempuan, celetuknya. Aku hanya tersenyum
saja sedikit. Kalau aku sih biasa dipanggil Ria, katanya langsung
memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya. Nama kamu bagus, aku
memuji hanya sekedar berbasabasi saja. Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas
Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku,? katanya meminta.  Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak
pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja
baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini
pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan
berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalanjalan sambil mencari

kenalan
baru. Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?, ujarnya menawarkan,
sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam. Boleh, sahutku.  Kami langsung menikmati bubur ayam yang
memang rasanya nikmat sekali.

Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak
bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti
sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.  Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu
kembali berjalanjalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak
enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang.
Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu. Mobilku
di parkir disana.., katanya sambil menunjuk deretan mobilmobil yang cukup
banyak terparkir. Kamu bawa mobil..?, tanyaku heran. Iya. Soalnya rumahku kan
cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum, katanya beralasan. Kamu sendiri..?
Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja. Ikut aku yuk.., ajaknya
langsung.  Belum juga aku menjawab, Ria
sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil
starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah
meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak
canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan
tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya
yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung
pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.  Ayo.., Sambil menarik tanganku, Ria memaksa
dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai
atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa lakilaki
yang baru dikenalnya ke dalam kamar. Tunggu sebentar ya.., kata Ria setelah
membawaku ke dalam sebuah kamar. 

Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia

sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadisgadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.  Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benarbenar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apaapa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tibatiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.  Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini, kata Ria tibatiba sambil melepaskan baju kaosnya.  Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat.  Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulubulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henarbenar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya. Eh, apaapaan ini? Apa mau kalian..?, aku membentak kaget.  Tapi tidak ada yang menjawab. .

Baca Juga Cerita Bokep Seks : BIDAN CANTIK DAN MASIH PERAWAN dan TUBUH RESTU MULAI BERGETAR DAN MENGELEJANG

Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan
napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi
dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah
bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi
wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan

hal yang
sama.  Sekujur tubuhku jadi menggeletar
hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jarijari tangan Ria yang
lentik dan halus menyambar dan langsung meremasremas bagian batang penisku.
Seketika itu juga batang penisku tibatiba menggeliatgeliat dan mengeras secara
sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku
di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh
batangan penisku berdenyutdenyut nikmat. 
Aku benarbenar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti
kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga
ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku
ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu
kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpimimpiku.  Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk
di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat.
Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus
menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan
sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan
dengan mata kepala sendiri.  Saat itu
juga aku langsung menyadari kalau gadisgadis ini bukan hanya menderita penyakit
hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan
lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan
alatalat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut
membayangkannya. 

Sementara itu Ria semakin asyik menggerakgerakkan tubuhnya
di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benarbenar
merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan
kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit
basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia
merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakangerakan yang
luar biasa cepatnya membuatku benarbenar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan
bertubitubi aku berteriak tertahan.  Ria
yang mendengarkan teriakanku ini tibatiba mencabut vaginanya dan secara cepat

tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakangerakan
mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku
merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang
menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocokngocok penisku sampai spermaku
habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.  Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai
disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot
seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam
batang penisku eraterat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak
lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya
setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya
Ria sekarang benarbenar berhasil.

Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna
dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan
dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan
penisku.  Aku merasakan agak lain pada
permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu
meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria
memperkosaku, tibatiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba
menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan
vagina Ria berdenyutdenyut dan menyedotnyedot penisku, hingga akhirnya Ria
melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan
vagina Ria tibatiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku
seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut
vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..  Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme,
Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang
diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini
tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat
batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam,
aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam
keadaan

tubuh polos di sekitarku, setelah masingmasing mencapai kepuasan yang
diinginkannya.  Sementara aku hanya bisa
merenung tanpa dapat berbuat apaapa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan
sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?  Aku hanya bisa berharap mereka cepatcepat
melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku
hanya tinggal anganangan belaka.

Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan
selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam
keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha
untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi
sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadisgadis itu akan
melepaskanku.  Sungguh aku tidak
menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku.
Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka
datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka
menggunakan obatobatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali
tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh
obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka
mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa
meninggalkan ranjang dan kamar ini.  Dan secara
bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini
dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka
merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti
ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan.

Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan
mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macammacam. Aku
membayangkan kalau orang tua dan saudarasaudara serta semua temanku pasti
kebingungan mencariku.  Karena sudah tiga
hari aku tidak pulang akibat disekap gadisgadis binal dan liar ini. Meskipun
mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu
tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama

sekali tidak
punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku
menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu
birahinya. Aku benarbenar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benarbenar
tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari
cengkeraman gadisgadis binal itu.  Tapi
sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku
tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan.
Aku benarbenar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan
tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi
makanan. Aku benarbenar tersiksa lahir dan batin.  Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka.
Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki
tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan
dan kaki. Saat itu aku sudah benarbenar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk
bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia
memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya. Tunggu sebentar,
Bapak mau ambilkan makanan, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini. 

Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih. Bapak ini siapa?, tanyaku Saya pengurus rumah ini, sahutnya. Lalu, ketiga gadis itu.., tanyaku lagi. hh.., Mereka memang anakanak nakal. Maafkan mereka, Nak.., katanya dengan nada sedih. Bapak kenal dengan mereka?, tanyaku. Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudahmudahan

saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.  Aku juga tidak bisa bilang apaapa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.  Aku benarbenar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakanakan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.  Demikianlah cerita bokep seks KISAH PANAS AKU DENGAN JURAGANKU dan AKU DIPERKOSA OLEH 3 WANITA oleh cerita sex hot