Cerita Bokep Seru – Cerita Sex kali ini merupakan cerita bokep terbaru. Sebagai mahasiswa dari daerah, gue masih lugu banget tentang kehidupan di Jakarta. Gue gak punya keluarga sama sekali di sini, jadi Gue tinggal di rumah kos yang dikelola oleh Ibu Heny, wanita kira-kira umurnya empat puluh tahunan. Ibu kos ini gak punya suami, tapi katanya punya anak, hanya saja anaknya tinggal bersama neneknya. Dia tinggal bareng dua orang pembantu di rumah yang lumayan gede itu. Gue sendiri memilih kos di rumah Ibu Heny karena lokasinya yang deket sama kampus. Rumah kos itu terdiri dari banyak kamar, yang dihuni oleh mahasiswa/mahasiswi di kampus gue juga.
Gue pilih kamar yang paling murah dengan fasilitas sederhana, letaknya paling belakang, pojok dekat dengan kamar pembantu. Sengaja pilih kamar ini, kalau pilih kamar yang atas, bisa bangkrut gue hehehe.Pergaulan di kosan tampak acuh tak acuh, lo ya lo, gue ya gue, jangan urus masalah gue, gue gak akan urus masalah lo, kayak gitu deh kira-kira. Gue sendiri cukup minder disitu, mungkin karena gue yang paling kere dibanding anak kosan lainnya.Biarpun begitu, bisa dibilang gue anaknya cukup asik. Dibanding anak kosan lain, gue yang paling sering buat ngajak ngobrol Ibu Heny. Yang lainnya sibuk banget gak punya waktu, gue bahkan pernah diajak makan di ruang makannya yang bagus banget. Ibu Heny ini orangnya ramah banget, lembut, sopan santunnya juga tinggi. Dia bahkan suka maklum kalau gue telat bayar kosan hehehe. Kalau kamar yang lainnya, ada yang sering telat bayar kosan akhirnya disuruh pergi cari kosan lain.Kebanyakan dari penghuni di sini adalah wanita, dan Ibu Heny tidak suka dengan mereka. Gue pernah loh nunggak sampe tiga bulan, tapi Bu Heny gak marah dan nerima penjelasan gue. Bu Heny cuma bilang, Its okay, gak masalah kok. Sambil senyum bales penjelasan ane.
Jawabannya itu loh yang bikin gue suka ke-geer-an dan bikin bingung, kenapa dari semua penghuni, cuma gue yang dapet perlakuan istimewa?Jawaban dari pertanyaan gue terjawab di suatu malam dengan hujan lebat kira-kira jam 11.00 malam, dimana rumah kos lagi sepi banget dan sebagian penghuni pulang kampung karena lagi liburan panjang. Kamar gue yang dibelakang dan pojok, malam itu bocor, gentengnya udah gak karuan. Kasur gue basah kuyup dan gue kewalahan menghadapi ujan sialan itu. Gue cuma bisa mojok sambil kedinginan. Tiba-tiba pintu diketuk dari luar, gue membukanya dan astaga! Ibu Heny datang.Kamar kamu bocor ya, Nandry? Yuk, pindah diatas saja, daripada kamu jadi gak bisa tidur… Tawar Ibu Heny.Gue mengangguk dan tanpa pikir panjang langsung bergegas pergi ke kamar atas bareng Ibu Heny. Gue diajak ke kamar dia dan gue diberikan handuk buat ngeringin rambut yang kena bocoran air hujan di kamar. Gue nurut aja perintahnya, disuruh sekalian mandi air hangat di kamar mandi pribadinya. Kapan lagi kan? Kesempatan bisa mandi di kamar mandi yang bagus.Selesai mandi, gue keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar di bagian perut, hanya untuk menutupi bagian vital saja. Begitu gue liat Bu Heny, gue kaget banget, dia udah ganti pakaian dengan busana tidur yang tipis, gak pakai BH dan bagian bawahnya juga begitu keliatannya, gaun yang lumayan transparan diterpa lampu kamar yang terang benderang.Bu Heny berdiri dihadapan gue, gue sempet gugup dan salah tingkah. Tiba-tiba dia menarik lengan gue, gue dipeluknya dan bibir gue dicium dengan ganas. Kontan aja handuk yang gue pake langsung lepas dan meninggalkan gue bugil.Gue masih terdiam, gak tau mesti ngapain.
Tangan gue ditarik Bu Heny, ditempelkan ke teteknya yang besar itu.Remas-remas dong, sayang… Remas yang mesra ya… Pinta Bu Heny.Gue melakukannya, gue elus dan remas-remas tetek itu dengan perlahan.Bu Heny menggeliat, posisi kami masih berdiri tegak, batang kemaluan gue udah berdiri tegak pula, besar dan kencang. Bu Heny melepas pelukannya dan menatap gue sambil tersenyum manis.Bingung ya? Tanyanya. Gue ngangguk tersipu.Jangan takut, enggak ada siapa-siapa disini, gak ada yang berani ke kamar aku. Kamu suka? Tanya nya lagi sambil menekan tangan gue yang masih nempel di teteknya.Bu Heny menuntuk gue ke pinggir kasurnya. Dia merebahkan tubuhnya dengan kaki menjulur ke luar tempat tidur. Posisi menantang sekali. Leuk tubuhnya tampak jelas sekali menerawang dari gaun transparan itu. Gue masih berdiri bugil. Gue perhatikan meki Bu Heny yang udah basah dan keliatan seksi itu. Dia ngasih isyarat biar gue mendekat. Setelah gue duduk disampingnya, dia langsung buka gaunnya, sekarang kami berdua sama-sama bugil.Jari Bu Heny mengelus batang kemaluan gue, sambil mendesah, menarik nafasnya panjang. Keliatan bu Heny birahi sekali. Gak lama, bu Heny menjilat konti gue, dari mulai biji kemaluan, sampe ke ujung kepala konti gue. Terus diisapnya dengan penuh penghayatan. Matanya merem melek. Dikocok-kocoknya konti gue, karuan aja makin tegang dan makin besar.Wah, besar sekali, Nan… Gumam bu Heny terkagum-kagum. Kamu macho, jantan sekali. Tidak salah aku memilih kamu, kamu masih muda dan punyamu super! Sambungnya sambil mengocok-ngocok konti ane.Kita main di sofa aja ya… Ajaknya mesra.Baik, Bu… Jawab gue.Jangan panggil Ibu dong, panggil aku Ratna aja, begitukan lebih dekat rasanya..Kami pun pindah ke sofa, aku disuruhnya duduk, sementara dia mencari sesuatu di laci yang terletak di samping sofa.Aku udah rencanain ini semua buat kamu, Nan. Pakai ini ya…. Kata Bu Heny sambil membuka kondom dengan bungkus berwarna kuning keemasan.
Gak tau kenapa harus kondom itu, tapi yang jelas gue udah gak sabar buat masukin konti gue ke meki bu Heny.Begitu kondom sudah terpasang, dia naik diatas gue dan langsung memasukan kemaluan gue ke dalam lubang mekinya, lalu beraksi dengan gerakan naik turun, mengocok-ngocok kontol gue.Gue peluk dia, gue ciumin teteknya, dia makin bernafsu. Diluar hujan makin lebat dan angin bertiup kencang. Malam itu kita larut dalam buaian surga dunia yang indah dan nikmat sekali.Heny orangnya nyentrik sekali, dibagian bahunya ada tattoo kupu-kupu. Gaya hidupnya juga kayak anak muda. Meki Heny pulen sekali rasanya. Tubuhnya langsing, tinggi, rambutnya sebahu dan lebat sekali, sama lebatnya dengan bulu mekinya itu.Kami bertempur habis-habisan di atas sofa.. Gue masih dibawah, dia diatas. Goyangannya indah sekali, tampak profesional sekali buat melayani gue.Kamu sering jajan ya, Nan? Tanya nya sambil masih menaik turunkan pantatnya diatas gue.Maksudnya apa, Heny? Gue balik nanya.yah, itu tuh. Sering cari jablay buat main sama kamu?Ah, mana saya punya uang buat yang begitu…Tapi mainanmu lihay sekali nan… Jelasnya sambil merem melek, Nyodoknya juga oke banget, aku sudah dua kali orgasme loh… Sambungnya memuji gue.Gue diem aja, masih menjilati teteknya yang besar dan montok itu.Sekarang kita main di tempat tidur. Kamu diatas ya… Pinta Heny.Kami pun pindah ke atas ranjang. Gue diatas. Gue peluk erat sekali, bibir gue dilumat habis oleh Heny. Permainan yang hot sekali.Sudah lama aku kesepian, tolong puasin aku ya nan. Sepuas-puuasnyaaa… Pintanya sambil menahan erangan.Sampai pagi? tanya gue.Iya kalau perlu. Remas teteku, nan! Goyang yang kenceng! Terus nan, terusss, makin dalem nannn ahhhh Racau Heny semakin tidak jelas. Jilati tetekku, nan, aku sudah mau keluar, keluar bareng yaaa… Pintanya memelas.Gue mengangguk tanda setuju. Secara reflek, bu heny menggoyang pinggulnya dengan gerakan memutar, gila banget goyangannya, gue dibuat klenger gak nahan dan,Aaaaaaaaahhhhhh, aku mau keluar nih Henn….. AaargggahhhhAku juga nannnn! Enak bangetttt, terus Nandry sayanggggg….Yang dalam Nan, terus terus…. sampai mentok nandryyyyy aahhhhhhhh yang dalam nannnn, aku keluar nann.Heny langsung meremas tangan gue kuat-kuat.Gila, hebat banget kamu udah bikin aku keluar tiga kali! Kata Heny sambil bangkit dari tempat tidur dan memukul gue dengan bantal, setengah bercanda.Dia duduk di sofa, kakinya mengangkang, tubuhnya direbahkan bersandar di sofa.
Baca Juga Cerita Sex Panas : BERCINTA DENGAN ADIK TEMANKU dan AYAH DAN KAKEKKU NAFSU MELIHAT TOKET PUNYAKU
Tampak Heny lemas sekali. Mekinya masih tampak memerah, teteknya masih kencang dan putingnya tampak besar dan kencang. Indah sekali, sesuai dengan kulitnya yang luning langsat.Kamu bakat jadi gigolo, Nan!Gigolo? Mana mungkin… Gak punya apa-apa juga Balas gue.Ya jadi gigoloku saja, kita bisa tiap saat begini… Jawabnya manja.Kamu juga mainnya hot banget, Hen. Sudah pengalaman sekali, belajar dari mana? Tanya kuTahu gak kamu? Aku tidak bersuami, kenapa? Karena aku takut dapat laki-laki hidung belang. Soalnya semua yang pernah meniduri aku adalah laki-laki hidung belang. Cerita Heny. Dulu aku wanita panggila, klien aku orang VIP, tarifku selangit. Tapi setelah aku diatas 35 tahun, pasaranku merosot dan aku milih pensiun. Kalah saingan dengan yang ABG. Tambahnya tegas.Tapi kamu kaya raya, Hen. Kok tidak pilih suami yang mantap?Kamu kan suamiku… Jawabnya bercanda. Kamu sering main dimana? Tanyanya lagi.Gak sering, paling sesekali sama pacarku si Chyntia. Itu juga kalau dia lagi ke sini atau aku ke kosannya aja. Jawabku singkat.Oh gitu, sampaikan salam maaf aku buat chyntia ya, karena malam ini kamu milik aku… Kata Heny, Aku jatuh cinta dengan kamu, Nandry. Aku sudah lama menaruh simpati padamu…
Tambah Heny sambil menghampiri gue dan meluk gue serta melumat bibir gue dengan bibirnya.Birahi kami kembali naik, sambil berpelukan dengan kaki diangkat sebelah dan diposisikan ke sandaran sofa, Heny menuntun konti gue dan dimasukan ke dalam liang kewanitannya lagi. Dia beraksi lagi, goyangannya membuat gue melayang ke awang-awang. Baru kali ini konti gue merasakan goyangan yang penuh gairah dan tenaga.Heny melepas konti gue dan dengan segera naik ke ranjang, mengambil posisi nungging. Mekinya terlihat tampak menggairahkan, spontan gue masukan konti ke dalam mekinya.Aduhhh, Nandryy, kon enak yaaaa? Lebih dalam lagi, nannnn, ohhh sampai mentok naannnnn aahhhhhSama, punya kamu juga enak Henyyyy.. Kencang sekali rasanyaaaaa.Terus nannn goyang terus nannn, sambil remas tetek ku nannn…Aaargggg terus nannn, aku mau keluar nannnn Erang Heny.Sejak saat itu, gue dan Heny sering berhubungan intim meski Heny tau gue masih berpacaran dengan Chyntia. Sering kali Heny mengintip gue yang sedang asik dengan Chyntia, dan meminta jatah pas Chyntia sudah pulang. Berkat kejantanan yang gue berikan, Heny memindahkan kamar gue ke atas yang lebih enak dan gue tidak perlu membayar kosan lagi sampai kapanpun gue mau.
MEMEK KU DI SAM
Pada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) orangnya terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis umurnya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi.Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak
Baca Juga Cerita Seks Panas : TEGUH PEGAWAI SWASTA dan AKIBAT SERING DI MANJA BOS
.Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.“Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman” Maaf Nisa ?”“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya.
Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa” Maaf Nisa ? ” Jawabku.” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari …tadi.Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.” Biasa main dimana ?” tanyanya“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun.Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”” Don’t worry !” katanya.Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang.
Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan.Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang.
Baca Juga Cerita Bokep Terpanas : RAGAKU TERGODA DENGAN TUBUH TESA dan PERNIKAHAN PUTRIKU TERCINTA
Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya.Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi.
Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa …menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana.
Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”.
Dia setuju dan masih menenteskan air mata.Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya. Demikianlah IBU KOSAN YANG BUTUH KENIKMATAN dan MEMEK KU DI SAM oleh cerita sex hot