BURUAN KELUARIN SAYANG dan AKIBAT RANGSANGAN ROBIN

Author:

Cerita Bokep Terbarucerita panas dewasa ini adalah pengalaman seks pertamaku yang indah ternyata terus-menerus melekat dalam memori otakku, sehingga setiap habis menerima amplop hasil memberikan les privat, aku langsung menuju lokalisasi Kali Jodoh yang tidak jauh dari rumahku. Sampai-sampai aku merasa telah mahir sekali dalam urusan ranjang. Habis bagaimana nggak? Yang mengajariku adalah wanita-wanita senior yang handal dalam menservis lelaki.Segala macam gaya sex sudah kulakoni, meskipun kadang aku harus hutang untuk mendapatkannya (yang ini kalau nggak kenal banget, nggak akan bisa). Tapi meskipun demikian kebiasaanku melantunkan, “Hallo-hallo bandung” versiku, tak kunjung padam. Kadang di kamar mandi, kadang di tempat tidur, malah kadang di WC sekolah pun kulakoni, terutama sehabis melihat pemandangan indah teman sekelasku yang wanita.

Buruan Keluarin Sayang Setelah Lulus SMP, aku melanjutkan ke sekolah P di bilangan Jelambar, Jakarta Barat. Mula pertama masuk adalah saat yang paling menyenangkan. Aku mendapat teman baru yang cantik-cantik (yang cowoknya sih nggak usah diceritain), ditambah lagi dengan seragam celana panjang. Sepertinya aku semakin percaya diri untuk mendekati seorang wanita. Tak lama waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan kepiawaianku dalam pelajaran. Aku menjadi bintang kelas yang banyak didekati teman-temanku, terutama yang hobinya nyontek. Untunglah di kelasku (Atau mungkin seluruh sekolah) 80% muridnya hobi nyontek, jadi stock teman tidak akan kehabisan dalam kamus kehidupanku. Salah satu, eh salah dua dari sekian banyak temanku ada yang dandanannya bisa bikin senjata lelaki tegap. Namanya Jenny dan Lisa. Keduanya sahabat kental. Kemana pergi selalu berdua. Bahkan ke WC pun juga berdua, sampai seisi kelas memvonisnya sebagai pasangan Lesbian. Nah keduanya termasuk dalam siswi yang 80% tadi, sehingga tiap kali ada ulangan mereka selalu berada di dekatku. “Witing tresno jalaran soko kulino.”

Keakraban akan dapat menimbulkan kasih sayang, ternyata benar dan terjadi padaku. Aku benar-benar Fall in Love kepada Lisa, tapi sayangnya kalau aku perhatikan justru

Jenny yang ada perhatian denganku. Aku terjerat dalam cinta segitiga yang bikin pusing tuju keliling. Lisa memang lebih cantik dari Jenny. Itu menurutku, tapi body Jenny jauh lebih mantap dari Lisa. Kalau Lisa ibarat Paramitha Rusady, cantik, anggun tapi body agak payah, sedangkan Jenny ibarat Diah Permata Sari, wajah tidak terlalu cantik tapi dada dan pinggulnyaitu loh yang mantap. Oh ya ada yang lupa, keduanya kalau sekolah mengendarai sedan keluaran terbaru, cuma waktu itu aku tidak tahu siapa yang punya diantara mereka berdua, sedangkan aku sekolah mengendarai kedua kakiku. Sempat juga aku minder, tapi aku dapat menepiskan perasaan itu, apalagi saat Jenny mengundangku untuk mengajari Matematika yang katanya suka bikin dia demam, aku jadi tambah semangat. hari sabtu usai bubaran sekolah, aku ikut mobil mereka menuju rumahnya. Tiba di rumah Jenny, Lisa langsung pamit dengan alasan papinya menunggu di rumah. Satu point masuk memoriku. Berarti mobilnya milik Lisa, tapi melihat keadaan rumah Jenny yang cukup megah rasanya tidakmustahil kalau Jenny juga mempunyai mobil. Aku menunggu di ruang tamu dan tak lama Jenny sudah keluar membawakan juice jeruk. Tapi bukan juice-nya yang jadi perhatianku, pakaiannya minim sekali. Jenny hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, dan kaos oblong, sehingga waktu Jenny meletakkan gelas di meja, aku dapat melihat bulu ketiaknya yang sangat lebat, ditambah tonjolan dadanya yang sangat besar sepertinya sih dia tidak memakai bra.

Karuan saja senjataku langsung bergerak mekar, menerobos hutan di sekitarnya. Efeknya langsung aku merasakan sakitseirama dengan tertariknya bulu kemaluanku tersebut. Aku beringsut membetulkan letak senjataku. “Gimana, La? Bisa langsung mulai nggak?” Jenny langsung pada tujuannya. “Boleh, boleh,” aku langsung mengiyakan menutupi sikap grogiku. “Sini dong! Gimana bisa ngajarin gua kalau berhadapan gini?” kata Jenny dengan nada manja. Aku langsung beranjak, dan duduk di sebelah Jenny di sofa yang untuk 3 orang. Jenny mulai bertanya tentang pelajaran yang

menurutnya agak sulit. Aku menjelaskannya dengan dada bergemuruh, apalagi saat paha Jenny saling bertumpangan, celana pendeknya makin tertarik ke atas, sehingga pahanya yang putih dan mulus makin terlihat jelas. Konsentrasiku semakin buyar. 2 jam berlalu, Jenny mulai bosan, akhirnya kami hanya mengobrol. Ternyata Orang tua Jenny jarang ada di rumah. Pantas saja aku tidak melihat seorang pun di rumah sebesar ini, tanpa kuminta Jenny mulai menceritakan hal-hal pribadi tentangnya. Kecanduannya akan ganja, pergaulannya dengan berbagai macam lelaki, jarangnya ada di rumah, dan masih banyak lagi yang intinya menjelaskan bahwa dia adalah salah satu sample produk broken home yang perfect. Tapi yang menarik buatku adalah pergaulan bebasnya. Itu berarti aku juga bisa ikut termasukdalam salah satunya dan 100% Jenny sudah tidak virgin lagi. Sementara Jenny nyerocos terus dengan ceritanya, otakku berfikir keras bagaimana cara menikmati keseksian tubuhnya. Sampai cerita Jenny habis dan aku pamit pulang, aku belum dapat menemukan caranya. Tapi Iblis memang selalu memberikan jalan buat pengikutnya.

Berawal dari acara sekolah, Jenny dan Lisa yang hobi nyanyi ternyata kesengsem dengan permainan jariku memetik senar-senar gitar. Kunjunganku ke rumah Jenny pun berubah menjadi acara karaoke bersama dengan Lisa.Setelah lelah bernyanyi, Jenny beranjak ke kamar pribadinya dan membawa laser disc (dulu belum ada VCD) porno dan memutarnya. Kami bertiga menonton bersama. Tak lama dari layar TV 29″ milik Jenny keluar gambar-gambar erotis yang membuat siapa pun akan naik tensi darahnya. Aku melihat Jenny dan Lisa memerah wajahnya, mungkin menahan nafsu, sedangkan aku sendiri sudah merasakan celana dalamku agak basah oleh pelumas yang keluar dari senjataku. Namun aku hanya diam dan berpura-pura bodoh. “Lis, sini gua bilangin,” Jenny menarik tangan Lisa ke kamarnya. Aku hanya bengong, entah apa yang dibicarakan mereka. Keluar dari kamar Lisa berpamitan pulang, aku bersorak dalam hati. Ini yang kutunggu. Deru suara mobil di halaman luar menandakan Lisa telah

pulang. Jenny menutup seluruh pintu dan jendela dan kembali duduk di sampingku. Pikiranku sudah membayangkan hal-hal yang indah. Pasti Jenny sudah tidak tahan. Namun aku masih bertahan dengan sikap bodohku dan tetap memandang gambar demi gambar yang keluar dari layar TV.

Meskipun seluruh aliran darahku telah bergerak ke arah penisku, dan senjataku sudah mengeras bagaikan batu, aku tetap bertahan karena aku mengenalkan diri kepada mereka sebagai lelaki yang tidak tahu apa-apa mengenai seks. “Ehmm, serius banget sih La, emangnya belum pernah nonton film begini ya?” suara Jenny membuyarkan angan-anganku. “Iya,” padahal dalam hati aku bilang, “Jangan kata nonton, ngelakonin aja sudah sering.” “Loe, mau nggak gua ajarin!” goda Jenny. “Apa?” aku pura-pura kaget. “Iya, seperti di film itu.” balas Jenny. “Tapi..” aku pura-pura semakin bodoh. “Tenang aja lah,” Jenny kembali memberi semangat. Melihat dari rayuannya yang berani, aku sudah bisa menebak pasti hal begini buat Jenny sudah biasa. Entah bagaimana mulainya, yang aku tahu kini aku sedang melaksanakan anganku, dan di hadapanku di permadani ruang tamu yang tebal telah tergolek tubuh indah putih yang selalu hadir dalam anganku saat onani. Aku bertahan dengan sikap bodohku, meskipun Jenny sudah merangsangku dengan kebugilannya, aku hanya diam. Perlahan Jenny mencium bibirku.

Tangannya melepas bajuku, belaian jarinya yang lentik di dadaku membuatku tak tahan. “Ayo dong La,” tangannya menuntun tanganku ke dadanya yang membusung besar. Aku dapat merasakan kelembutan dan kekenyalan dadanya di tanganku. Perlahan aku meremas buah dadanya. Jemariku menelusuri permukaannya mencari putingnya, tapi sulit sekali karena putingnya melesak ke dalam. Gundukan buah dadanya belum mencuat seperti guru-guruku. Aku mencongkelnya sedikit dengan kuku. Begitu kudapatkan kupilin pelan ke kiri ke kanan. Jenny menjerit lirih. Dia bergerak melepas celana panjangku, dan dengan tak sabar celana dalamku dilorotkan. Senjataku langsung mencuat ke atas bagai seorang prajurit tempur menunggu instruksi komandan. “Ohh.. gila! La, punya loe

gede banget,” Jenny langsung menggenggamnya dan mengocoknya halus. Aku semakin tak tahan dengan kepura-puraanku. Aku mulai membalas serangannya. Lidahku mulai bergerak menelusuri lehernya yang putih dan jenjang, turun terus memutari dua buah gundukan besar dan kenyal. Aku permainkan nafsu Jenny dengan tidak menyentuh puting dadanya. Lidahku hanya berputar di buah dadanya. Ternyata Jenny tak tahan. “Putingnya, La!” tangan Jenny meremas kepalaku dan membimbing mulutku mengisap putingnya. Kini aku bagaikan bayi mengisap puting buah dadanya, kiri dan kanan. Sesekali kutekan dengan lidah bahkan kugigit pelan. Jenny semakin merintih. Tangan Jenny bergerak menelusuri seluruh tubuhku sesuka hati. perjalanan lidahku sampai juga pada kemaluan Jenny yang ditumbuhi bulu lebat. Kusibak bulu-bulunya yang menghitam dengan lidahku. Klitorisnya yang sudah mengkilap kujilati, dan kuhisap sedangkan kedua jariku asyik memilin kedua puting payudaranya. Jenny semakin merintih tidak karuan menahan gairahnya, sedangkan aku yang sudah terbakar masih sabar memberikannya kenikmatan sedikit demi sedikit, padahal kepala senjataku sudah penuh denganpelumas yang keluar. Nafsuku memang sangat tinggi terhadap Jenny, lain sekali dengan WTS yang kukencani. Lidahku semakin dalam menelusup ke lubang kewanitaannya. Remasan Jenny semakin kuat di rambutku. “La, gua udah nggak tahan,” suara Jenny terdengar terputus-putus, tapi aku masih terus berkutat dengan daging kecil di selangkangan Jenny. Kadang kuhisap dengan kuat. Tapi tiba-tiba saja Jenny bangkit berdiri dan mendorong tubuhku, lalu dengan rakus dijilatinya seluruh tubuhku. Puting dadaku digigit-gigit sementara tangannya terus memainkan senjataku. Dan yang paling berkesan, dengan lahapnya Jenny melumat senjataku.

Dikocoknya di sela-sela giginya yang putih. Aku mencoba bertahan dari rasa nikmat yang terus mengalir ke seluruh tubuhku. Aku tak mau dicap sebagai ayam sayur. Akhirnya Jenny sendiri yang sudah tak tahan langsung menaiki tubuhku, dan dengan sekali sentakan pinggulnya ke bawah, amblaslah seluruh senjataku ke dalam lubang kewanitaannya yang sudah basah. Aku menikmati remasan lembut di batang senjataku. Saat pinggul Jenny bergeraknaik turun, aku

meremas dadanya, kadang meremas pinggulnya yang bahenol. Memang lain sekali, jepitan kemaluan Jenny terasa erat mencengkram senjataku. Aku yang selama ini hanya main dengan WTS merasakan sekali perbedaannya. semakin lama gerakan pinggul Jenny semakin kuat. Aku sudah tak tahan lagi, cepat-cepat kupegang pinggulnya, gerakannya terhenti. Lalu dengan cepat kuambil alih posisi. Kini dengan posisi di atas, aku mulai menggerakkan pantatku maju mundur, sambil terus bergerak mulutku menghisap buah dadanya sedangkan tanganku yang satu memilin-milin putingnya yang satu. Ternyata jurusku cukup ampuh. Jenny menjerit lirih dan dengan hentakan keras pinggulku dan hisapan kuat di puting buah dadanya, Jenny mencapai orgasmenya.

Baca Juga Cerita Panas Indonesia : AKU DISETUBUHI OLEH BOSSKU

Seluruh tubuhnya bergetar halus dan mengejang kaku. Bola matanya mendelik. Aku merasakan hangat di senjataku. Aku segera memacu pantatku lebih kuat. Jenny berteriak lirih agar segera menyudahi permainan. “Achh, gua ngilu la, cepet.. keluarin.. jangan di dalam yah..” Aku mengerti perkataannya. Saat aku merasakan spermaku sudah di ujung, kucabut senjataku dan dengan bantuan tanganku, muncratlah isi senjataku ke atas perutnya yang mulus. Sejak saat itu tiap kesempatan, Jenny selalu mengundangku ke rumahnya untuk diajari matematika dan mati-matian dalam kenikmatan. Namun aku belum puas jika belum menaklukan Lisa. Aku akan terus berusaha untuk menaklukan sekaligus menyetubuhi Lisa, wanita impianku.

akibat RANGSANGAN ROBIN

Kenalkan, namaku Robet. Aku adalah seorang mahasiwa tingkat 3 di sebuah perguruan negeri tinggi di Kota Bandung. Postur tubuhku biasa saja, tinggi 173 cm dgn berat 62 kg, namun karena aku ramah, lumayan pintar, serta lumayan kaya maka aku cukup terkenal di kalangan adik maupun kakak kelas jurusanku.

Pagi itu aku tergesa – gesa memarkir Honda Accordku di parkiran kampus. Setengah berlari aku menuju ke gedung kuliah yg berada sekitar 400 m dari parkiran tersebut, sambil mataku melirik ke jam tangan Albaku yg telah menunjukkan pukul 8.06. Shit..! Kalau saja

tadi malam aku tdk nekat menonton pertandingan bola tim favoritku (Chelsea) sampai pukul 2 larut malam pasti aku tdk akan terlambat seperti ini.

“Kalau saja pagi ini bukan Pak Noel yg mengajar, tentu saja aku masih berjalan santai menuju ruang kuliah. Ya, Pak Noel yg berusia sekitar 40 tahunan memang sangat keras dalam urusan disiplin, terlambat sepuluh menit saja pastilah pintu ruangan kuliah akan dikuncinya.

Kesempatan “titip absen” pun nyaris tdk ada karena ia hampir selalu mengecek daftar peserta hadir. Parahnya lagi, kehadiran minimal 90% adalah salah satu prasyarat untuk dapat lulus dari mata kuliah ajarannya.”

Tersentak dari lamunanku, ternyata tanpa sadar aku sudah berada di gedung kuliah, namun tdk berarti kesulitanku terhenti sampai disini. Ruanganku berada di lantai 6, sedangkan pintu lift yg sedari tadi kutunggu tak kunjung terbuka.

Mendadak, dari belakang terdengar suara merdu menyapaku. “Hai Robet..!” Akupun menoleh, ternyata yg menyapaku adalah adik angkatanku yg bernama Nella. “Hai juga” jawabku sambil lalu karena masih dalam keadaan panik.

“Kerah baju kamu terlipat tuh” kata Nella. Sadar, aku lalu membenarkan posisi kerah kemeja putihku serta tak lupa mengecek kerapihan celana jeansku. “Udah, udah rapi kok. Hmm, pasti kamu buru – buru ya?” kata Nella lagi. “Iya nih, biasa Pak Noel” jawabku. “Mmh” Nella hanya menggumam.

Setelah pintu lift terbuka akupun masuk ke dalam lift. Ternyata Nella juga melakukan hal yg sama. Didalam lift suasananya sunyi hanya ada kami berdua, mataku iseng memandangi tubuh Nella. Ternyata hari itu ia tampil sangat cantik.

Tubuh putih mulusnya setinggi 167 cm itu dibalut baju kaos Gucci pink yg ketat, memperlihatkan branya yg berwarna hitam menerawang dari balik bajunya. Sepertinya ukuran payudaranya cukup besar, mungkin 34D.

Ia juga mengenakan celana blue jeans Prada yg cukup ketat. Rambutnya yg lurus sebahu terurai dgn indahnya. Wangi parfum yg kutebak merupakan merk Kenzo Intense memenuhi udara dalam

lift, sekaligus seperti beradu dgn parfum Boss In Motion milikku. Hmm pikirku, pantas saja Nella sangat diincar oleh seluruh cowo di jurusanku, karena selain ia masih single tubuhnya juga sangat proporsional,Lebih daripada itu prestasi akademiknya juga cukup cemerlang. Namun jujur diriku hanya menganggap Nella sebagai teman belaka. Mungkin hal itu dikarenakan aku baru saja putus dgn pacarku dgn cara yg kurang baik, sehingga aku masih trauma untuk mencari pacar baru.

Tiba – tiba pintu lift membuka di lantai 4. Nella turun sambil menyunggingkan senyumnya kepadaku. Akupun membalas senyumannya. Lewat pintu lift yg sedang menutup aku sempat melihat Nella masuk ke sebuah ruang studio di lantai 4 tersebut.

Ruang tersebut memang tersedia bagi siapa saja mahasiwa yg ingin menggunakannya, AC didalamnya dingin dan pada jam pagi seperti ini biasanya keadaannya kosong. Aku juga sering tidur didalam ruangan itu sehabis makan siang, abisnya sofa disana empuk dan enak sih. Hehehe.

Setelah itu lift pun tertutup dan membawaku ke lantai 6, tempat ruang kuliahku berada. Segera setelah sampai di pintu depan ruang kuliahku seharusnya berada, aku tercengang karena disana tertempel pengumuman singkat yg berbunyi “kuliah Pak Noel ditunda sampai jam 12. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Ttd: Tata Usaha Departemen”

Baca Juga Cerita ngentot Seru : AKU ASMAH

Sialan, kataku dalam hati. Jujur saja kalau pulang lagi ke kostan aku malas, karena takut tergoda akan melanjutkan tidur kembali. Bingung ingin melakukan apa selagi menunggu, aku tiba – tiba saja teringat akan Nella. Bermaksud ingin membunuh waktu dgn ngobrol bersamanya, akupun bergegas turun kelantai 4 sambil berharap kalau Nella masih ada disana.

Sesampainya di lantai 4 ruang studio, aku tdk tahu apa Nella masih ada didalam atau tdk, karena ruangan itu jendelanya gelap dan ditutupi tirai. Akupun membuka pintu, lalu masuk kedalamnya. Ternyata disana ada Nella yg sedang duduk disalah satu sofa didepan

meja ketik menoleh ke arahku, tersenyum dan bertanya,

“Hai Robet, ngga jadi kuliah?”

“Kuliahnya diundur” jawabku singkat.

Iapun kembali asyik mengerjakan sesuatu dgn laptopnya. Aku memandang berkeliling, ternyata ruangan studio selebar 4X5 meter itu kosong, hanya ada suaraku, suara Nella, dan suara AC yg bekerja. Secara tdk sadar aku mengunci pintu, mungkin karena ingin berduaan aja dgn Nella. Maklum, namanya juga cowo, huehehe…

Penasaran, aku segera mendekati Nella.

“Hi Nella, lagi ngapain sendirian disini?”

“Oh, ini lagi ngerjain tugas. Abis dihimpunan rame banget sih ,jadi aku ga bisa konsentrasi.”

“Eh, kebetulan ada Robet, udah pernah ngambil kuliah ini kan?” Tanya Nella sambil memperlihatkan tugas di layar laptopnya.

Aku mengangguk singkat.

“Bisa ajarin Nella ngga caranya, Nella dari tadi gak ketemu cara ngerjainnya nih?” pinta Nella.

Akupun segera mengambil tempat duduk disebelahnya, sambil mengajarinya cara pengerjaan tugas tersebut. Daripada aku bengong, pikirku. Mulanya saat kuajari ia belum terlalu mengerti, namun setelah beberapa lama ia segera paham dan tak lama berselang tugasnya pun telah selesai.

“Wah, selesai juga. Ternyata gak begitu susah ya. Makasih banget ya Robet, udah ngerepotin kamu.” Kata Nella ramah.

Iapun menutup laptop Toshibanya dan mengemasnya.

“Apa sih yg ngga buat cewe tercantik di jurusan ini” kataku sekedar iseng menggoda. Nella pun malu bercampur gemas mendengar perkataanku, dan secara tiba – tiba ia berdiri sambil berusaha menggelitiki pinggangku.

Aku yg refleksnya memang sudah terlatih dari olahraga karate yg kutekuni selama ini pun dapat menghindar, dan secara tdk sengaja tubuhnya malah kehilangan keseimbangan serta pahanya mendarat menduduki pahaku yg masih duduk. Secara tdk sengaja tangan kanannya yg tadinya ingin menggelitikiku menyentuh kemaluanku. Spontan, adik kecilku pun bangun.

“Iih, Robet kok itunya tegang sih?” kata Nella sambil membenarkan posisi tangannya.

“Sori ya” kataku lirih. Kami pun jadi salah tingkah, selama beberapa saat kami hanya saling bertatapan mata sambil ia tetap duduk

di pangkuanku.

Melihat mukanya yg cantik, bibirnya yg dipoles lip gloss berwarna pink, serta matanya yg bulat indah membuatku benar – benar menyadari kecantikannya. Ia pun hanya terus menatap dan tersenyum kearahku.

Entah siapa yg memulai, tiba – tiba kami sudah saling berciuman mulut. Ternyata ia seorang pencium yg hebat, aku yg sudah berpengalamanpun dibuatnya kewalahan. Harum tubuhnya makin membuatku horny dan membuatku ingin menyetubuhinya.

Seolah mengetahui keinginanku, Nella pun merubah posisi duduknya sehingga ia duduk di atas pahaku dgn posisi berhadapan, daerah v4ginanya yg masih ditutupi oleh celana jenas menekan p3nisku yg juga masih berada didalam celanaku dgn nikmatnya.

Bagian dadanya pun seakan menantang untuk dicium, hanya berjarak 10 cm dari wajahku. Kami berciuman kembali sambil tanganku melingkar kepunggungnya dan memeluknya erat sekali sehingga tonjolan dibalik kaos ketatnya menekan dadaku yg bidang. “mmhh.. mmmhh..” hanya suara itu yg dapat keluar dari bibir kami yg saling beradu.

Puas berciuman, akupun mengangkat tubuh Nella sampai ia berdiri dan menekankan tubuhnya ke dinding yg ada dibelakangnya. Akupun menciumi bibir dan lehernya, sambil meremas – remas gundukan payudaranya yg terasa padat, hangat, serta memenuhi tanganku. “Aaah, Robet…” Erangannya yg manja makin membuatku bergairah.

Kubuka kaos serta branya sehingga Nella pun sekarang telanjang dada. Akupun terbelalak melihat kecantikan payudaranya. Besar, putih, harum, serta putingnya yg berwarna pink itu terlihat sedikit menegang. “Robet…” katanya sambil menekan kepalaku kearah payudaranya. Akupun tdk menyia – nyiakan kesempatan baik itu.

Baca Juga Cerita bokep Seks : AKHIRNYA MAU KU AJAK DI KOSAN

Tangankupun meremas, menjilat, dan mencium kedua belah payudaranya. Kadang bibirku mengulum putting payudaranya. Kadang bongkahan payudaranya kumasukkan sebesar mungkin kedalam mulutku seolah aku ingin menelannya, dan itu membuat badan Nella menggelinjang.

“Aaahh… SShhh…” aku mendongak keatas dan melihat Nella sedang menutup matanya sambil bibirnya mengeluarkan erangan menikmati permainan bibirku di payudaranya. seksi sekali dia saat itu.

Putingnya makin mengeras menandakan ia semakin bernafsu akan “pekerjaanku” di dadanya.

Puas menyusu, akupun menurunkan ciumanku kearah pusarnya yg ternyata ditindik itu. Lalu ciumanku makin mengalir turun ke arah selangkangannya. Akupun membuka jeansnya, terlihatlah celana dalamnya yg hitam semi transparan itu, namun itu tak cukup untuk menyembunyikan gundukan v4ginanya yg begitu gemuk dari pandanganku.

Akupun mendekatkan hidungku ke arah v4ginanya, tercium wangi khas yg sangat harum. Ternyata Nella sangat pintar dalam menjaga bagian kewanitaannya itu. Sungguh beruntung diriku dapat merasakan miliknya Nella. Akupun mulai menyentuh bagian depan celana dalamnya itu. Basah. Ternyata Nella memang sudah horny karena servisku. Jujur saja aku merasa deg – degan karena selama ini aku belum pernah melakukan seks dgn kedelapan mantan pacarku, paling hanya sampai taraf oral seks.

Jadi ini boleh dibilang pengalaman pertamaku. Dgn ragu – ragu akupun menjilati celana dalamnya yg basah tersebut. “Mmhhh… Ooggghh…” Nella mengerang menikmati jilatanku. Ternyata rasa cairan kewanitaan Nella gurih, sedikit asin namun enak menurutku. Setelah beberapa lama menjilati, ternyata cairan kewanitaannya makin banyak meleleh.

“Buka aja celana dalamku” kata Nella. Mendengar restu tersebut akupun menurunkan celana dalamnya sehingga sekarang Nella benar – benar bugil, sedangkan aku masih berpakaian lengkap. Benar – benar pemandangan yg indah. V4ginanya terpampang jelas di depan mataku, berwarna pink kecoklatan dgn bibirnya yg masih rapat.

Bentuknya pun indah sekali dgn bulunya yg telah dicukur habis secara rapi. Bagai orang kelaparan, akupun segera melahap v4ginanya, menjilati bibir v4ginanya sambil sesekali menusukkan jari tengah dan jari telunjukku ke dalamnya. Berhasil..! Aku menemukan G-Spotnya dan terus memainkannya. setelah itu Nella terus menggelinjang, badannya mulai berkeringat seakan tdk menghiraukan dinginnya AC di ruangan ini.

“Emmh, please don’t stop” kata Nella dgn mata terpejam.

“OOuucchh…” Rintih Nella di telingaku sambil matanya berkerjap-kerjap merasakan nikmat yg menjalari tubuhnya.

“Ssshhh…Ahhh”, balasku merasakan nikmatnya v4gina Nella yg makin basah. Sambil terus

meremas dada besarnya yg mulus, adegan menjilat itu berlangsung selama beberapa menit. Tangannya terus mendorong kepalaku, seolah menginginkanku untuk menjilati v4ginanya secara lebih intens. Pahanya yg putih pun tak hentinya menekan kepalaku.

Tak lama kemudian, “Uuuhhh.. Nella mau ke… lu… ar…” seiring erangannya v4ginanya pun tiba – tiba membanjiri mulutku mengeluarkan cairan deras yg lebih kental dari sebelumnya, namun terasa lebih gurih dan hangat. Akupun tdk menyia – nyiakannya dan langsung meminumnya sampai habis. “Slruuppp…” suaranya terdengar nyaring di ruangan tersebut. Nafas Nella terdengar terengah – engah, ia menggigit bibirnya sendiri sambil seluruh tubuhnya mengkilat oleh keringatnya sendiri.

Setelah tubuhnya berhenti bergetar dan jepitan pahanya mulai melemah akupun berdiri dan mencium bibirnya, sehingga ia merasakan cairan cintanya sendiri.

“Mmhh, Robet… makasih ya kamu udah bikin Nella keluar.”

“kamu malah belum buka baju sama sekali, curang” kata Nella.

“Gantian sini.”

Setelah berkata lalu Nella mendorong tubuhku sehingga aku duduk diatas sofa. Iapun berjongkok serta melepaskan celana jeans serta celana dalamku. Iapun kaget melihat batang p3nisku yg berukuran cukup “wah.” Panjangnya sekitar 16 cm dgn diameter 5 cm.

kepalanya yg seperti topi baja berwarna merah tersentuh oleh jemari Nella yg lentik.

“Robet, punya kamu gede banget…”

setelah berkata maka Nella langsung mengulum kepala p3nisku. Rasanya sungguh nikmat sekali.

“mmh Nella kamu nikmat banget…” kataku.

Iapun menjelajahi seluruh penjuru p3nisku dgn bibir dan lidahnya, mulanya lidahnya berjalan menyusuri urat dibawah p3nisku, lalu bibirnya yg sexy mengulum buah zakarku.

“aah… uuhh… ” hanya itu yg dapat kuucapkan.

Lalu iapun kembali ke ujung p3nisku dan berusaha memasukkan p3nisku sepanjang – panjangnya kedalam mulutnya. Akupun mendorong kepalanya dgn kedua belah tangannya sehingga batang p3nisku hampir 3/4nya tertelan oleh mulutnya sampai ia terlihat hamper tersedak. Sambil membuka bajuku sendiri aku mengulangi mendorong kepalanya hingga ia seperti menelan p3nisku sebanyak 5 – 6 kali.

Puas dgn itu ia

pun berdiri dan duduk membelakangiku, tangannya membimbing p3nisku memasuki liang kemaluannya.

“Robet sayang, aku masukin ya..” kata Nella bergairah.

Lalu iapun menduduki p3nisku, mulanya hanya masuk 3/4nya namun lama – lama seluruh batang p3nisku terbenam ke dalam liang v4ginanya. Aah, jadi ini yg mereka katakana kenikmatan bercinta, rasanya memang enak sekali pikirku.

Iapun terus menaik – turunkan v4ginanya sambil kedua tangannya bertumpu pada dadaku yg bidang. “Plak.. plak… plak.. sruut.. srutt..” bunyi paha kami yg saling beradu ditambah dgn cairan kewanitaannya yg terus mengalir makin menambah sexy suasana itu.

Sesekali aku menarik tubuhnya kebelakang, sekedar mencoba untuk menciumi lehernya yg jenjang itu. Lehernya pun menjadi memerah di beberapa tempat terkena cupanganku.

“Nella, ganti posisi dong” kataku.

Lalu Nella berdiri dan segera kuposisikan dirinya untuk menungging serta tangannya bertumpu pada meja. Dari posisi ini terlihat liang v4ginanya yg memerah tampak semakin menggairahkan. Akupun segera memasukkan p3nisku dari belakang.

“aahh, pelan – pelan sayang” kata Nella.

Akupun menggenjot tubuhnya sampai payudaranya berguncang – guncang dgn indahnya.

“Aaahhkk…Robet…Ooucchhhkgg..Ermmmhhh” suara Nella yg mengerang terus, ditambah dgn cairannya yg makin banjir membuatku semakin tdk berdaya menahan pertahanan p3nisku.

“Ooohh…yeahh ! fu*k me like that…uuhh…i’m your bitch now !” erang Nella liar.

“Aduhh.. aahh.. gila Nella.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek.

“Oohh.. terus Robet.. kocok terus” Nella terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.

“Yak.. dikit lagi.. aahh.. Robet.. udah mau” Nella mempercepat iramanya karena merasa sudah hampir klimaks.

“Nella.. Aku juga.. mau keluar.. eerrhh” geramku dgn mempercepat gerakan.

“Enak nggak Robet?” tanyanya lirih kepadaku sambil memalingkan kepalanya kebelakang untuk menatap mataku.

“Gila.. enak banget Nella.. terusin sayang, yg kencang..” Tanganku yg masih bebas kugerakkan kearah payudaranya untuk meremas – remasnya. Sesekali tanganku memutar arah ke bagian belakang untuk meremas pantatnya yg lembut.

“uuhh.. sshh.. Nella, aku udah ga tahan nih. Keluarin

dimana?” tanyaku. “uuhhh.. mmh.. ssshh..

Keluarin didalam aja ya, kita barengan” kata Nella. Makin lama goyangan p3nisku makin dalam dan makin cepat..

“Masukin yg dalem dooo…ngg…”, pintanya. Akupun menambah kedalaman tusukan p3nisku, sampai pada beberapa saat kemudian.

“aahh… Robet.. kita keluarin sekarang…” Nella berkata sambil tiba – tiba cekikan v4ginanya pada p3nisku terasa sangat kuat dan nikmat.

Iapun keluar sambil tubuhnya bergetar. Akupun tak mampu membendung sperma pada p3nisku dan akhirnya kutembakkan beberapa kali ke dalam liang v4ginanya. Rasa hangat memenuhi p3nisku, dan disaat bersamaan akupun memeluk Nella dgn eratnya dari belakang.

Setelah beberapa lama tubuh kami yg bercucuran keringat menyatu, akhirnya akupun mengeluarkan p3nisku dari dalam v4ginanya. Aku menyodorkan p3nisku ke wajah Nella dan ia segera mengulum serta menelan habis sperma yg masih berceceran di batang p3nisku.

Aku menyandarkan tubuhku pada dinding ruang studio dan masih dgn posisi jongkok dihadapanku Lydia tersenyum sambil terus mengocok batang p3nisku tetapi semakin lama semakin cepat. Nafasku memburu kencang dan jantungku berdegub semakin tak beraturan dibuatnya.

walaupun aku sangat sering masturbasi, tapi pengalaman dikocok oleh seorang cewek adalah yg perRobet bagiku, apalagi ditambah pemandangan dua susu montok yg ikut bergoyang karena gerakan pemiliknya yg sedang menocok p3nisku bergantian dgn tangan kiri dan kanannya.

“Nella.. mau keluar nih..” kataku lirih sambil memejamkan mata meresapi kenikmatan hisapan Nella.

“Bentar, tahan dulu Robet..”jawabnya sambil melepaskan kocokannya.

“Loh kok ngga dilanjutin?” tanyaku.

Tanpa menjawab pertanyaanku, Nella mendekatkan dadanya ke arah p3nisku dan tanpa sempat aku menebak maksudnya, dia menjepit p3nisku dgn kedua payudaranya yg besar itu. sensasi luar biasa aku dapatkan dari p3nisku yg dijepit oleh dua gundukan kembar itu membuatku terkesiap menahan napas.

Sebelum aku sempat bertindak apa-apa, dia kembali mengocok p3nisku yg terjepit diantara dua susunya yg kini ditahan dgn menggunakan kedua tangannya. P3nisku serasa diurut dgn sangat nikmatnya. Terasa kurang licin, Nella pun melumuri

payudaranya dgn liurnya sendiri.

“Gila Nella, kamu ternyata liar banget..” Nella hanya menjawab dgn sebuah senyuman nakal.

Kali ini seluruh urat-urat dan sendi-sendi di sekujur tubuhku pun turut merasakan kenikmatan yg lebih besar daripada kocokan dgn tangannya tadi.

“Enak nggak Robet?” tanyanya lirih kepadaku sambil menatap mataku.

“Gila.. Bukan enak lagi.. Tapi enak banget Sayang.. Terus kocok yg kencang..” Tanganku yg masih bebas kugerakkan kearah mulutnya, dan ia langsung mengulum jariku dgn penuh nafsu.

“Ahh.. ohh..” desahnya pelan sambil kembali memejamkan matanya. Kocokan serta jepitan susunya yg semakin keras semakin membuatku lupa daratan.

Tak lama kemudian, “aah… Nella aku mau keluar lagi…” setelah berkata begitu akupun menyemprotkan beberapa tetes spermaku kedalam mulutnya yg langsung ditelan habis oleh Nella. Iapun lalu menciumku sehingga aku merasakan spermaku sendiri.

Setelah selesai, kami pun berpakaian lagi. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepadanya, lalu akupun pulang kekostan setelah mengantarkan Nella ke kostannya menggunakan mobilku. Dialam mobil ia berkata bahwa ia sangat puas setelah bercinta dgnku serta menginginkan untuk mengulanginya kapan – kapan.

Akupun segera menyggupi dan mencium mesra bibirnya. Setelah itu aku mengarahkan mobilku ke kostanku yg berada di daerah Dago. Soal kuliahnya Pak Noel, aku sudah cuek karena hari itu aku mendapatkan anugerah yg tdk terkira, yaitu bisa bercinta dgn Nella. Demikianlah cerita seks panas BURUAN KELUARIN SAYANG dan AKIBAT RANGSANGAN ROBIN oleh cerita sex hot