Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku

Author:

fantasiku.com – cerita sex Birahi teman Sekantorku Saya bekerja di suatu perusahaan di Kawasan Industri Wijaya di Semarang. Saya yang sekarang menempati posisi sebagai Marketing Head di lingkungan kantor tempat saya bekerja.

Panggil saja saya Rommi. Saya sering untuk melakukan kegiatan di luar kantor dan melakukan perjalanan ke luar kota untuk mengunjungi klien-klien atau pun hanya untuk mengontrol semua penjualan.

Waktu itu saya sedang tidak absen pagi , dan saya sudah meminta untuk masuk kantor siang. karena pada malam nya, saya habis kunjungan dari luar kota. Jadi selesainya sampai larut malam bertemu dengan klien. Sesampainya tiba di kontrakan pukul 03.00 am.

Dan saat itu saya langsung tidur pules. Sekiranya pukul 09.00 am, bel pintu kontrakan ada yang memencet terus menerus. Dengan sedikit mata terkantuk dan masih merem sedikit segera saya menuju ke pintu depan untuk melihat siapa yang memencet bel pintu kontrakan saya. Ketika saya membuka pintu , eh ternyata ada teman sekantor saya.
Dia memang bukan team marketing saya, tetapi dia berada di bawah posisi saya. Dia juga bertugas sebagai team pemasaran sehingga dia bisa kemana saja dengan leluasa keluar kantor. setelah saya mempersilahkan masuk,

“ ada apa nih”??tanyaku sambil mengucek-ngucek mata ku.
Semalam kan emang saya pulang sampai jam 03.00 am.
Iya Pak . .saya mau mampir saja, karena tadi pagi Pak Rommi tidak terlihat di kantor”.jawabanya sambil tersenyum. Setelah berbincang kesana-kemari tentang suasana kantor, saya bilang untuk mandi sebentar.
Sewaktu di kamar mandi, saya terus berpikir ada apa kok tiba-tiba Nitha datang ke kontrakan saya. Selama ini saya hanya mengenalnya sepintas dan itu pun hanya basa-basi. Bukannya sombong, tapi Nitha bukan anak buahku langsung. Jadi, memang jarang bertemu.

Tapi, jujur saja, Nitha tergolong cantik. Dengan kulitnya yang putih, gigi yang teratur rapi, plus rambut ikal yang di cat pirang yang sebahu, siapa pun akan mengakui kecantikannya. Belum

lagi dada dan pantatnya yang memang semok.
Setelah mandi, saya bergegas kembali ke kamar. Ternyata, Nitha sudah duduk di tempat tidurku sambil membaca majalah. Pikiran kotorku segera bekerja, “Pasti ada maunya nih”.

Dengan alasan akan mengambil baju yang tergantung di balik pintu, saya menutup pintu dan menguncinya. Sedetik kemudian, saya menemaninya duduk di ranjang. Sambil berbincang, dengan perlahan wajahku kudekatkan ke wajahnya.
Nitha hanya diam saja dan tidak mencoba menghindar. Langsung saja kulumat bibirnya dan ternyata responnya sangat mengejutkan. Nitha membalas ciumanku dengan bernafsu dan bibirnya makin terbuka saat lidahku bermain di mulutnya.
Cukup lama juga kami berpagutan, dan jelas burungku sudah berontak hendak keluar dari sarangnya. Saat kami berciuman, Nitha membisikkan bahwa Nitha suka pada saya. Sambil lidahku menuruni lehernya yang jenjang dan wangi, tanganku segera meraba payudaranya yang kenyal.

Nitha menggelinjang saat tanganku meremas payudaranya yang berada di balik blouse hitam transparan. Dengan lembut kulepaskan satu persatu kancing bajunya dan menyembullah payudara yang terbungkus BH hitam transparan.
Dengan ukuran 34 B, payudara itu nampak hendak mau tumpah dari cungkup BH nya. Segera saja kubenamkan wajahku ke payudaranya. Nitha makin mendesah dan tangannya meremas-remas rambutku.
Kujilati payudaranya dan dengan nafsu saya menyusuri gunung kembarnya. Dengan mulutku, kubuka BHnya dan tangan kiriku membuka kait BH di punggungnya. Rupanya, kelembutanku sangat menyenangkan Nitha. Nitha tertawa kecil sambil mengelus rambutku.

Terlihatlah payudara Nitha yang menantang dengan puting berwarna coklat. Putingnya tidak seberapa besar, dan lingkaran putingnya benar-benar membuatku bernafsu.
Lebar dan benar-benar bulat sempurna. Segera kujilati putingnya dan sesekali menggigitnya dengan mesra. Nitha makin liar dan tubuhnya terdorong ke belakang sampai rebah di ranjang.
Ini memudahkan daya jelajah saya, dengan posisi berbaring. Saya lebih leluasa mengulum kedua payudaranya. Dengan kedua tanganku, kutangkupkan kedua bukit indah itu dan lidahku menjilatinya bergantian. Kombinasi permainan lidah dan remasan tanganku rupanya membuatnya makin bergairah.

“Terus, .

. . Mas.., terus.., aduh enak . . . .”, desahannya.
Payudara yang tadinya lembut itu makin menegang putingnya dan dengan girasnya kulahap. Tangannya makin membenamkan wajahku ke payudaranya.

Tangan Nitha lalu menyusuri perutku dan jarinya masuk ke dalam celana dalamku. Kemaluanku pun dipijat-pijatnya. Walaupun saya sudah tegang, tapi rudalku baru 50% ereksi.
Bukannya sombong, tapi saya tergolong lambat panas. Saya segera melepas celana dalamku dan dengan leluasa tangannya mengocok rudalku. Rasanya selangit deh, antara geli dan enak. Walaupun tidak tergolong besar (panjang 17 cm, diamater 3.7 cm), tapi stamina rudalku cukup prima.
Saya tidak mau kalah dan mulutku pun mulai menuju perutnya. Lidahku berhenti sejenak di pusarnya dan kumasuki lubang pusarnya dengan lidah. Pinggul Nitha langsung terangkat dan desahannya makin kencang. Lalu tangan kananku mencari risleting roknya dan menurunkannya.

Rok mini merahnya kupelorotkan dan kuciumi paha putihnya yang merangsang. Mulai dari balik dengkul, sampai ujung paha kejelajahi dengan lembut. Nitha terlihat menggigit bibirnya sendiri sambil matanya merem melek keenakan.
Ketika ku ciumi pangkal pahanya, terlihat beberapa bulu halus menyembul keluar dari celana dalam kerenda hitamnya. Perlahan, jariku menyibak pinggir celana dalamnya dan kujilati clitorisnya. Rupanya, sensasi dengan cara kujilati clitorisnya ketika masih memakai celana dalam sangat disukainya.
Desis Nitha bercampur nafas yang semakin memburu makin membuatku birahi. Dengan bernafsu kujilati seluruh vaginanya yang berwarna merah muda. Lidahku turun naik menyusuri vagina wanginya dan dengan gerakan liar kumainkan lidahku di lubang kemaluannya.

Setelah sekitar 10 menit berlalu, vagina indah itu sudah basah oleh lendir dan dengan bernafsu semakin kujilati. Lalu, tiba-tiba Nitha menarik lenganku ke atas.
“Ayo dong Mas, Nitha udah nggak tahan. Masukin dong Mas..”, pintanya
dengan mata memelas. Nitha pun segera merenggangkan kedua pahanya dan terlihat vaginanya yang sangat menggiurkan. Saya segera mengarahkan rudalku ke lubang vaginanya.

Sambil memeluk tubuhnya dengan erat, perlahan kudorong rudalku memasuki vaginanya. Mulanya

agak seret, tapi Nitha malah mendorong pantatku. Akhirnya dengan sebuah hentakan lembut seluruh rudalku berhasil masuk.
Bulu vagina Nitha yang lebat terasa menggesek bagian atas rudalku dan membuatku makin terangsang. Begitu berada di dalam lubang vaginanya, rudalku langsung mengembang sempurna dan menjadi keras sekali.
“Aduh, Mas.., enak banget rudalmu. Makin besar di dalam..”, desahnya.
Langsung kulumat bibirnya dan serentak pinggulku mendorong rudalku untuk maju mundur. Bujuuuk . . . enaknya ! ! !
Bagian dalam vaginanya mencengkeram erat rudalku yang tak henti-hentinya kugesek-gesekkan di bibir vaginanya.
“Benar-benar nikmat nih cewek”, batinku.
Nitha pun mengimbangi gerakanku dengan memutar-mutar pinggulnya.

“Jluuuub. . .Jluuub . . ..”,
suara rudalku yang sedang giat-giatnya memasuki vaginanya terdengar dengan merdunya.
“Terus Mass.., terus.., ah.., enak..”, jeritnya kecil.
Saya semakin terangsang dan mempercepat gerakan rudalku. Kupandangi wajah cantik Nitha yang kini penuh dengan keringat dan mulutnya yang setengah terbuka.
“Kubikin kamu bahagia Nitha”, bisikku.
Nitha hanya tersenyum dan makin mempercepat gerakan pinggulnya. Sempat kulirik rudalku yang sedang beraksi memasuki lubang kenikmatan Nitha. Saya pun makin terangsang. Payudara Nitha bergerak naik turun seirama nafsu yang makin memuncak.

Tidak berapa lama kemudian, kedua kakinya dilingkarkan di pinggangku dan menjepit erat. Wajahnya sudah merah padam dan matanya sedikit terpejam.

Lagi-lagi bibirnya digigit sendiri dan tangannya mendorong pantatku untuk masuk lebih dalam. Makin kubenamkan rudalku dalam-dalam. Tanganku meremas-remas payudaranya.
Beberapa detik kemudian pantatnya diangkat dan jepitan kakinya makin erat sampai saya susah bernafas.
“Aaahh..”, Nitha berteriak dan tubuhnya menegang.
Rupanya Nitha sedang mengalami orgasme. Rudalku terasa basah oleh cairan vaginanya. Tapi, tatap saja tidak kulepas rudalku dari jepitan vaginanya.
“Kamu hebat Mas”, ujarnya di sela-sela desah nafasnya.
Kucium bibirnya dan segera kuangkat kedua pahanya tinggi-tinggi sampai ke payudaranya. Dengan bernafsu kugenjot lagi vaginanya.

“Aih.., istirahat dulu dong Mas..”, pekiknya pelan sambil tersenyum.
Segera kusumpal bibirnya dengan mulutku dan makin kupercepat gerakan

rudalku memasuki lubang vaginanya. Gelinjangnya semakin liar. Sekitar 5 menit kemudian, Nitha mengerang lagi. Saya pun sudah tidak tahan.
“Di dalam saja Mas”, bisiknya mesra.
Kupercepat gerakan rudalku di dalam vaginanya dan..,
“Crot.., crot..”,
kubanjiri vaginanya dengan sperma kentalku.
Kami berpelukan erat sambil melakukan ciuman berkelanjutan. Nitha meletakkan kepalanya ke dada saya sambil mengelus-elus rudalku.

“Hebat ya rudalmu Mas, saya udah puas banget”,
ujarnya dengan senyum manis. Karena dielus-elus, rudalku pun bangun lagi. Nitha ternyata paham dan langsung mengulum rudalku di mulutnya. Hebat deh, nggak kena gigi!

Tangan kanannya mengocok rudalku, sementara mulutnya dengan giras menjilati kepala rudalku. Wow, sensasi luar biasa nikmat sekali rasanya, serasa saya terbang di langit ketujuh.

Tak sabar, saya segera duduk dan Nitha segera mengangkang. Kami pun bercinta lagi dengan bersemangat. Dengan bergelora, Nitha memompa rudalku naik turun.
Di depan mata saya, payudara indahnya bergerak naik turun dan segera saja kulahap keduanya. Nitha makin gila, dan kedua tangannya diangkat di kepala.
“JLEEEB. . . . . Jluuuub . . . . .JLeebb . . . .”
rudalku semakin cepat dipompanya.
“Barengan yuk”, pintanya. Akhirnya, sambil memeluk tubuhku erat-erat, Nitha menjambak rambutku dengan mata terpejam erat.

Kali ini saya tidak mau menahan-nahannya lagi, dan segera saja kusemburkan sperma saya sekali lagi. Tubuh Nitha melengkung ke belakang manahan kenikmatan yang tiada tara. Beberapa detik kami serasa di langit ke tujuh. Peluh membasahi tubuh kami berdua.
Sejak saat itu, kami selalu mengulangi persetubuhan yang indah itu, baik di tempat kontrakanku, di rumah Nitha ataupun di hotel yang kami sewa. fantasiku.com

Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex

Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku, 

The post Cerita Sex Birahi Teman Sekantorku appeared first on fantasiku.com .