Aku Mengkhayalkan Tante Ku dan Gak Kuat Melihat Kemontokan Pembantu

Author:

Cerita Mesum Dewasacerita bokep ini adalah bersumber dari pada kisah mesAku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini. Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu.  Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab, “Halo Tan, ada apa?” “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku. “Sekarang?” tanyaku lagi. “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku. Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu. Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “masuk aja Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV.

Terus aku tanya, “tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras. “Lagi di kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku. Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku

kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi. Aku lanjutkan, lalu dia menegurku. “Sorry ya Wa, Tante lama.” “Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik. “Oom kemana Tante?” tanyaku. “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku. “Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi. “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku. “Eh Wa, kamu nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu. Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak biasanya, pikirku. “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing. “Males Wa,” jawab tanteku enteng. “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi. “Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku. Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku. “Oke deh!” sahutku dengan girang. Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil. “Bentar Tan!” jawabku. Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk.

Baca Juga Cerita seks Panas :

href="https://fantasiku.com/2019/10/20/malam-pemerkosaan-yang-ganas/">Malam pemerkosaan yang Ganas

Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah
tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat! “Sibuk ya
Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja. “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa
ngunci,” jawabku gugup. Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang
kemaluanku pada tanteku. Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa
mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh. “Oh nggak papa, cepetan deh
mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada yang pengen Tante omongin.” “Oh my
god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku. Lalu aku cepat-cepat mandi,
terus berpakaian di dalam kamar mandi juga, tidak sempat deh melanjutkan onani,
padahal sudah di puncak. Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante memakai
celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di
atas tempat tidur. “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu lho,” ujar
tanteku. “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi. Dalam hatiku sebenarnya aku
sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante menawarkan
kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku itu. “Sebenernya
Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak
juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang
bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan
ranjang,” ujar tanteku panjang lebar. “Maksud Tante?” tanyaku lagi. “Ya ampun,
masih nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka
cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku. “Ooo…” ucapku
pura-pura tidak mengerti. “Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku
dengan nada memelas. “Bantu apa Tan?” tanyaku lagi. “Kan hari ini sepi, terus
Oom-mu kan nggak ada, juga sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu
main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.

Gila!
Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tapi jangan
sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam. “Tapi Dewa takut Tante,
nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos.

“Loh…! kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa?
kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan. “Ya udah deh,” ujar
tanteku sambil memulai dengan menempelkan tangannya ke kemaluanku yang
sebenarnya sudah menegang dari tadi. “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu
Wa!” ujar tanteku mesra. Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat
pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok
batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang
payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede
banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku. Aku tidak terlalu mendengarkan omongan
tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan
kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika sudah dilumatnya batang kemaluanku
itu. “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… terus Tan…!” ujarku merasakan
nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas
ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia
memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa
melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang
kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak…
terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin
bertambah, dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi,
dan akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena
semprotan cairan kewanitaannya. “Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu
ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan
nikmat. Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh
tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah
liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya,
pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu,

setelah terbuka, aku mulai
memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi
kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.

Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun,
mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir
kemaluannya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit saking
gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh… Waaa…
Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut
kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante nggak
kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante pengen
langsung ngerasain itu-mu.” Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara
tangan kiri membimbing batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan
mencari liang kemaluan tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk
memasukkan batang kemaluaku ke liang kemaluannya. Setelah menempel di
lubangnya, perlahan kudorong masuk batang kemaluanku, dorongan itu diiringi
dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa… egghhmm…!”
desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang dengan permainan
yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang kemaluanku, kukeraskan
sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa.. saaakitt… pelan-pelan…
aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan tidak percuma, batang kemaluanku
langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Setelah itu batang
kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan. Dengan
gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh…
terus Wa… enak sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu…
terus Waaa…” erang tanteku keenakan.

 Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut, “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!” “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!” Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya. Setelah itu kucabut

batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.

Gak Kuat Melihat Kemontokan pembantu

Dia mempunyai libido sex yang tinggi, tidak jarang melakukan onani sampai setiap hari jika sedang bernafsu, Di rumahnya dia ditemani 3 orang pembatu yang masih muda dan seksi. Pembantunya semua wanita, yang pertama (dari umur), Mirna asal Malang, umurnya 25 tahun, sudah menikah (suaminya tetap di Malang) dan mempunyai dua orang anak. Walau sudah menikah, tubuhnya masih bagus, body seksi dan kulitnya putih susu. Payudaranya masih kencang, berisi, dan montok dengan ukuran 36B.  Lubang kemaluannya masih rapat walau sudah pernah melahirkan 2 anak. Kedua, Marni asal Lumajang, status janda tanpa anak (cerai), umur 19 tahun, tubuhnya tinggi sekitar 175 cm. Bodynya seksi, payudaranya berukuran 36B juga tapi sudah menggantung, alat vitalnya bagus dan sedikit sudah longgar, tapi masih enak, rapih karena bulu kemaluannya dicukur habis.  Ketiga, Parni asal Jember, umur 16 tahun belum menikah tapi sudah tidak perawan lagi,

Baca Juga Cerita Seks dewasa : Dalam Keluarga Ada Adik Ipar dan Aku Dipertaruhkan Judi Suamiku

tubuhnya biasa dibandingkan dengan yang lain, tetapi sangat menggairahkan. Payudaranya besar berukuran 39A, kulitnya putih dan liang senggamanya masih sempit (baru satu kali

melakukan hubungan sex).  Hari kamis Bonsa pulang kerja lebih awal, tetapi dia sampai di rumahnya baru sore hari, karena dia tadi bersama temannya nonton film biru dulu di kantornya (ruangannya). Setelah sampai di rumah, Bonsa ingin langsung masuk kamar untuk melepaskan nafsunya yang terbendung dengan melakukan onani. Tetapi ketika hendak masuk kamar, Bonsa melihat pembantu-pembatunya bersenda gurau dengan menggenakan baju yang seksi, dengan hanya memakai rok mini dan atasannya “you can see”. Dia memperhatikan senda gurau pembantunya yang bercanda dengan memegang payudara temannya. Otak Bonsa cepat berpikir kotor, apalagi sudah dari tadi dia sedang bernafsu. 

Bonsa berjalan mendekati pembantunya yang berada di taman
belakang, dia mengendap-ngendap mendekati Marni yang paling dekat dan
membelakangiinya. Setelah dekat, dipeluk tubuh Marni yang berdiri dan langsung
bibirnya bergerilya di leher Marni. 
“Tuann.. lepaskan Tuan, saya pembantu Tuan..” katanya.  Tapi Bonsa tetap acuh saja dan terus menciumi
leher bagian belakang milik Marni, sedangkan yang lain hanya diam saja ketakutan.  “Aug..!” desah Marni saat Bonsa mulai meremas
payudara miliknya.  “Kamu semua harus
melayaniku, aku sedang ingin bercinta..!” kata Bonsa seraya melepaskan
pelukannya tapi tidak melepaskan genggamannya di tangan Marni.  “Tappii.. Tuuan..” jawab mereka ketakutan.  “Tidak ada tapi-tapian..” jawab Bonsa sambil
kembali memeluk Marni dan mulai menciumnya. 
“Augghh..” desah Marni saat tangan Bonsa menyelinap ke selangkangannya
dengan mereka tetap berciuman, sementara Parni dan Mirna hanya melihatnya tanpa
berkedip (mungkin sudah terangsang), tangannya pun mulai masuk ke dalam roknya
masing-masing.  Ciuman Bonsa mulai turun
ke arah payudara milik Marni, dikecupnya payudara Marni walau masih tebungkus
BH dan kaosnya, sedangkan tangan Bonsa meremas-remas susunya yang kiri dan
tangannya yang satunya sudah berhasil melewati CD-nya.  “Augh..” desah Marni.  Dibuka bajunya dan BH-nya, “Wau besar juga
susumu Mar..” kata Bonsa sambil tangannya memainkan susu Marni dan memelintir
puting susunya.  “Ah, Tuaan bisaa aja,
ayo dong nyusu duluu.. augh..!” jawab Marni

sambil mendorong kepala Bonsa higga
susunya langsung tertelan mulut Bonsa. 
“Augghh..” desah Marni merintih kenikmatan, sedang tangannya Marni masuk
ke celana Bonsa dan langsung mengocok batang kejantanan Bonsa.  Dijilat dan dihisap payudara Marni, tangannya
meremas serta mempermainkan puting susunya, kadang digigit dan disedot payudara
Marni.  “Auughh..!” Marni berteriak
kencang saat susunya disedot habis dan tangan Bonsa masuk ke liang
senggamanya. 

Ciuman Bonsa turun setelah puas menyusu pada Marni,
dijilatnya perut Marni dan membuka roknya. Setelah terbuka, terlihat paha putih
dan liang senggamanya yang telah basah yang sangat membuat nasfu Bonsa
bertambah. Sedangkan Mirna dan Parni sudah telanjang bulat dan melakukan
masturbasi sendiri sambil melihat tuannya bercinta dengan temannya.  Diciuminya bibir kemaluan Marni yang masih
terbungkus CD.  “Augghh..” desah Marni
tidak kuat.  Karena tidak kuat lagi,
Marni mendorong kepala Bonsa dan langsung menurunkan CD-nya, setelah itu
didorong masuk kepala Bonsa ke liang senggamanya.  “Auughh.. ughh..” desah Bonsa saat lidah
Bonsa menjilati bibir kemaluannya.  Lidah
Bonsa semakin liar saja, dimasukkan lidahnya ke liang itu dan dijilati semua
dinding kemaluan itu tanpa ada sedikitpun yang terlewati. Klitorisnya pun tidak
ketinggalan digigit dan dijilati. 
“Aauugghh.. aagghh..!” desah Marni. 
Lidah Bonsa terus menjilati bagian dalam vagina Marni. Marni mulai
mengejang bagai tersambar petir jilatan lidah Bonsa. Tangannya mulai menjabak
rambut Bonsa, tapi Bonsa tidak marah dan sebaliknya malah mempercepat jilatan
lidahnya.  “Aagghh.. aku mau keeluu..
uuaarr.. Tuua.. an..” rintih Marni. 
Dijilati terus Marni dengan lidahnya, dan akhirnya, “Croott..
crroott..!” cairan kental, panas, dan asin keluar dengan deras di lidah Bonsa,
dijilati cairan itu dan ditelan Bonsa. 
Setelah itu Bonsa berjalan ke arah Parni yang sedang tiduran dan
masturbasi. Ditidurinya langsung tubuh Marni, dicium payudaranya yang sudah
mengeras. Dijilat dan digigit puting susu Parni dan Parni hanya mendesah saja,
tapi tangannya masih di dalam liang kemaluannya. Sedangkan Marni masih
menjilati tangannya yang habis membersihkan ciran

yang keluar dari lubang
senggamanya. Tangan Bonsa bergerak turun membelai semua sudut pahanya dan
jilatannya mulai turun dari payudara Parni. 
Setelah puas menjilati bagian bawah dari payudara Parni (perut dan
sekitarnya), Bonsa mulai memasukkan lidahnya ke liang kemaluan Parni yang sudah
banjir.  “Aaugghh..!” desah Parni ketika
lidah Bonsa menjilati dinding kemaluannya. 
Tangan Parni meremas susunya sendiri menahan geli dan nikmat,
dipelintir-pelintir sendiri puting susunya.

Lidah Bonsa ditarik keluar dan digantikan tangannya, langsung masuk tiga jari sekaligus dan mulutnya beraksi lagi di susu Parni.  “Auugghh.. aagghh.. ugghh.. ugh..!” desah Parni yang bergerak ke kanan ke kiri, menahan nikmat yang luar biasa.  “Aagghh.. Parni.., mau.. kee.. luar Tuaa.. ann..!” teriak Parni sambil memasukkan tangannya ke liang senggamanya.  Dengan maksud membantu mempercepat keluar karena Bonsa mengetahui Parni mau keluar, tangan Bonsa diganti dengan lidahnya dan tangannya memelintir serta meremas payudara Parni.  “Aaaghh.. Parni.. keluu.. uarr..! Croott.. ccrroott..!” cairan panas membasahi lagi lidah Bonsa dan langsung Bonsa bersihkan serta menelannya (prinsip Bonsa menelan cairan dari kemaluan wanita adalah dapat membuat awet muda). Parni lemas sekitika, dia hanya meremas pelan buah dadanya, dan Bonsa mengecup bibir Parni.  Kemudian Bonsa bergerak ke Mirna yang sedang berciuman dengan Marni temannya. Kaki Mirna sudah terbuka lebar dan terlihat lubang kemaluannya yang merah menyala, memperlihatkan banjir oleh cairan kental. Tangan Mirna terus meremas-remas payudara Marni dan demikian sebaliknya. Karena sudah terbuka kaki Mirna, maka Bonsa berlutut dan langsung menancapkan lidahnya ke liang milik Mirna.  “Agghh..!” desah Mirna saat lidah Bonsa sudah menjilati liangnya dan juga menghisap klitorisnya.  Mirna dan Marni terus berciuman, sedangkan Parni melakukan masturbasi lagi.  Bonsa terus menjilati dan memasukkan tanganya ke kemaluan Mirna, dijilat dan dihisap terus sampai Mirna berhenti berciuman dan mengejang. Tubuhnya bergerak ke kanan dan ke kiri. Tangan Marni meremas susu Mirna, dan mulutnya menjilati susunya yang sebelah lagi, sedangkan tangannya masuk

ke kemaluannya sendiri sambil dimaju-mundurkan.  “Aagh.. uugghh.. saya mau.. keluar Tuu.. ann..!” jerit Mirna, dan Bonsa masih terus menjilati dengan cepat dan terus bertambah cepat.  “Ccrrott.. ccrroott..!” keluar cairan panas membasahi lidah dan wajah Bonsa lagi, dan seperti sebelumnya, dijilati dan ditelan cairan yang keluar dari kemaluan Mirna.  Setelah selesai menjilati kemaluan Mirna, Bonsa menarik tangan Marni dan menyuruhnya berposisi nungging atau doggy style. Dipukul pantat Marni dengan batang kejantanannya dan tangannya meremas susu Marni agar membangkitkan rangsangan lagi. Setelah terlihat merekah lubang kemaluan Marni, batang keperkasaan Bonsa pun langsung ditancapkan ke vagina Marni.  “Aaagghh..!” desah Marni saat batang kejantanan Bonsa masuk semua ke lubang senggamanya.  Bonsa pun mulai memompa secara teratur dan stabil, diselingi hentakan-hentakan yang tiba-tiba,”Aaagghh..!” desah Marni. 

Baca Juga Cerita mesum hot : Kesukaanku Memek Mulus Tante Keturunan Arab

Bonsa terus memompa dan sekarang mulai bertambah cepat,
karena melihat Marni yang kepalanya mendangak ke atas dan berteriak semakin
keras mengucapkan kata-kata kotor. 
“Agghh.. Tuan, rudal Tuan ennakk banget.. Saya mau keluar Tuu.. an..!”
teriak Marni yang malah mempercepat sodokan Bonsa ke liang senggamanya.  “Aagh.. saya keluu.. arr..!” tubuh Marni
mengejang dan cairan keluar membasahi batang kemaluan Bonsa, terasa panas
cairan tersebut.  Dan setelah selesai,
Bonsa mencium punggung Marni dan berkata, “Liang kamu juga enak, kapan-kapan
layani tuan lagi ya..?”  Marni hanya diam
berbaring di rumput dan tangannya meremas susunya sendiri.  Bonsa merangkak ke arah Parni yang duduk dan
sedang masturbasi sendiri, sedangkan Mirna sedang menikmati jilatan lidah Marni
yang bangun lagi ke kemaluannya. Diacungkan batang keperkasaan Bonsa ke arah
Parni dan disuruh memasukkan ke mulutnya. Parni langsung menyambar batang
kemaluan tuannya dan mulai menjilati serta memasukkan ke mulutnya.  “Aagghh..!” desah Bonsa, “Kamu hebat juga ya
kalau ngemut beginian..!” kata Bonsa memuji hisapan pembantunya.  Parni memang ahli, dia menjilat dari ujung
sampai ke buah zakar

tuannya, kadang dimasukkan semua batang tuannya ke
mulutnya dan disedot serta dimaju-mundurkan mulutnya. Setelah puas dengan
kepunyaan tuannya, Parni meminta tuannya memasukkan keperkasaannya ke lubang
kenikmatannya. Bonsa berbaring di rumput dan menyuruh Parni berada di atasnya.
Parni menuntun batang kejantanan tuannya ke liangnya dalam posisi dia duduk di
atas tuannya.  “Aggh..!” desah Bonsa dan
Parni saat kejantanan Bonsa masuk ke liang Parni.  Bonsa mendorong pinggulnya untuk menekan
kemaluannya masuk dan Parni menggoyangkan pinggangnya agar batang tuannya bisa
maraba semua bagian dalam vaginanya. Naik turun dan bergoyang memutar Parni
untuk mengimbangi sodokan liar tuannya. Tangan Bonsa pun meremas susu Parni
yang bergoyang mengikuti gerakan Parni. 
“Agghh.. uuggkkhh..!” desah Parni. 
Parni pun terus berteriak mengeluarkan kata-kata kotor dan mendesah
ketika dia merasa sudah mau keluar. 
“Aaghh.. ruu.. dall.. Tuan.. enak, saya.. mau.. keluarr..!
Enakk..!”  Bonsa mempercepat gerakannya
dan demikian juga Parni.  “Croott..
croott..” keluar cairan panas yang kali ini lebih panas dari milik Marni ke
batang kemaluan Bonsa.  “Kamu hebat
Parni..” kata Bonsa sambil mengecup susu Parni. 

“Aghh.. Tuan juga hebat, kontol Tuan enak..!”  Bonsa menarik Mirna yang menjilati bibir
kemaluan Marni dan digantikan Parni. Setelah mengistirahatkan kemaluannya,
Bonsa menyuruh Marni menjilati dan menyedot rudalnya agar berdiri kembali. Dan
setelah berdiri, maka Bonsa memasukkan batang kejantanannya ke lubang kenikmatan
Mirna dalam posisi tiduran (Mirna di bawah dan Bonsa di atas menindih).  “Agghh..!” desah Marni saat batang kemaluan
tuannya baru masuk setengah.  “Rapet
banget lubangmu Mir..!” kata Bonsa ketika agak kesulitan memasukkan seluruh
batang kemaluannya.  Dihentakkan dan
disodok rudal Bonsa ke pembatunya, dan secara spontan Mirna berteriak merintih
kesakitan karena milik tuannya terlalu besar dan dimasukkan secara paksa.  “Aaghh.. iighh..!” teriak Mirna.  Bonsa mendiamkan sebentar rudalnya yang telah
masuk ke kemaluan Mirna. Setelah itu mulai dipompa pelan dan semakin lama
semakin cepat.  “Aghh.. uugghh.. koonn..
tooll Tuaann.. enakk..!” teriak Mirna saat sodokan

Bonsa mulai tambah cepat dan
mulut tuannya menghisap susunya.  Bonsa
terus menghisap dan memompa cepat rudalnya, dan Mirna mulai bergerak ke kiri ke
kanan dan kemaluannya secara spontan mulai menjepit rudal tuannya yang berada
di dalam sarangnya.  “Aaaghh, sayaa..
keluarr.. uughh.. ughh..!” Mirna menjerit kencang tidak beraturan karena
nafasnya mulai kehabisan menahan kenikmatan sodokan batang rudal tuannya.  Akhirnya, “Crroott.. ccrroott..!” keluarlah
cairan panas ke kemaluan Bonsa, dan cairannya sangat banyak hingga keluar
mengalir dari liang senggamanya.  “Boleh
juga memek kamu dan susu kamu, nanti malam ke kamarku..!” kata Bonsa setelah
mengecup bibir kemaluan Mirna yang sudah banjir dan masih mengeluarkan
cairan.  “Ah Tuan bisa aja, memang saya
hebat..? Nanti malam saya akan jadi pembatu sexx tuan, dan saya berikan layanan
super special dari memek saya ini, Tuan..” 
Karena masih berdiri tegak dan masih belum ejakulasi, maka Bonsa
menyuruh pembantunya bertiga untuk menghisap dan menjilat kemaluannya sampai
mengeluarkan sperma. Marni, Parni dan Mirna berebutan menghisap dan memasukkan
batang kemaluan tuannya ke mulut mereka.

Bonsa sudah merasa mau keluar dan ditariknya kemaluannya
sambil mulai mengocok dengan cepat di hadapan wajah pembantu-pembantunya.  “Aaaghh..!” desah Bonsa saat dia mengeluarkan
beban sex-nya yang ada di alat vitalnya. 
Semburan sperma tadi mengenai wajah Mirna, Parni dan Marni. Karena
sperma yang dikeluarkan sangat banyak, maka sampai mengalir ke susu mereka
bertiga. Bonsa menyuruh Parni membersihkan sisa sperma di batang kejantanannya
dengan mulut Parni, sedangkan Parni membersihkan kemaluan tuannya. Yang lainnya
menjilati dan menelan sperma yang mengalir dan menempel di mulut, wajah, dan
susu mereka masing-masing. cewek bugil 
Setelah selesai, Bonsa berkata, “Kalian semua hebat dan terima kasih
atas pelayanan kalian. Kalian akan mendapatkan bonusku setiap akhir minggu atau
semau kalian atau saya. Dan Mirna, jangan lupa nanti malam..!”  Bonsa berrjalan mengambil pakaiannya dan
masuk ke dalam untuk mandi.  “Terimah
kasih Tuan telah memuaskan kami, dan kami

akan mengambil bonus Tuan.” jawab
pembantu Bonsa ketika melihat tuannya masuk ke rumah.  Mereka bertiga saling mencumbu, dan setelah
itu masuk dan mandi bertiga.  Demikianlah
pengalaman sex Bonsa dan pembantunya yang masih berlangsung sampai sekarang,
walaupun Bonsa sekarang sudah mempunyai istri dan dua orang anak laki-laki.
Mungkin anak laki-lakinya meneruskan perilaku ayahnya.  Demikianlah cerita seks panas Aku
Mengkhayalkan Tante Ku dan Gak Kuat Melihat Kemontokan Pembantu oleh cerita sex
hot.