Cerita Bokep Seks – cerita mesum hot ini adalah cerita panas yang mana terjadi ketika Sesudah kami menikah lebih dari 15 tahun, aku merasakan adanya kurang puas istriku dalam hal hubungan seks kami selama ini. Beberapa bulan terakhir ini apabila kami berhubungan, khususnya saat-saat istriku gairahnya naik dan kemungkinan sedang menjelang orgasmenya dia selalu mengerang dan mendesahkan kata-kata, “Gede-in dong, Mas, ayoo, gede-in lagi, Mas.. Ayyoo. Mas aku pengin lebih gede lagii..” Dan aku mesti tanggap akan desahan macam itu. Hal itu terutama karena aku maupun istriku meyakini bahwa desahannya itu tak mungkin aku penuhi. Penisku yang, yahh.., sedang-sedang saja mungkin jauh dengan khayalan kami, aku dan istri, yang selama ini juga termasuk senang nonton BF baik VCD maupun via internet. Kita semua tahu tontonan fantasi itu banyak memicu libido kami yang memang sering kami perlukan untuk mencari variasi dalam hubungan seks kami. Dan di sana kita menyaksikan betapa para cantik dan tampan plus perlengkapan mereka yang nempel sebagai bagian tubuhnya seperti penis, buah dada dan pantat maupun yang palsu seperti “dildo” dan sebagainya ukurannya sungguhlah ideal fantastis.
Dan itu akhirnya yang menjadi obsesi kami, termasuk yang akhirnya tersalur dalam desahan istriku tadi. Suatu malam ketika kami dalam keadaan asyik masyuk, pada saat-saat menghadapi puncak-puncak gairah birahi, kudengar kembali desahan itu, “Mas, gede-in dongg.., ayyoo, mass.. Gedeinn.., aku pengin yang gedeeii.. Mass..”. Ah, Surti.., benarkah ucapanmu itu..?? Benarkah ke-inginan kamu itu..?? Aku setengah bertanya dalam bisu. Aku tidak berani bertanya secara langsung. Aku belum tahu akan risikonya apabila dia benar-benar menginginkan hal itu. Aku juga takut kalau dia benar-benar menginginkan dan aku tidak mempedulikan. Aku merinding dan gemetar kalau membayangkan dia sendiri yang mencari jalan diluar pengetahuan saya. Aku sangat takut dia melakukan selingkuh. Aku sangat mencintainya. Aku percaya, kalau dia mau, dengan gampang mendapatkan lelaki macam manapun yang dia inginkan. Kecantikan dan sensualnya akan dengan cepat membuat setiap lelaki siap memuaskan syahwatnya. Aku sangat menderita apabila memikirkan semuanya itu. Aku demikian gelisah dan gundah hingga sering terbawa dalam mimpi-mimpiku. Hanya pada mimpiku terakhir beberapa malam yang lalu dari tidurku yang sama sekali sulit untuk nyaman, aku mendapatkan perasaan yang aneh. Sepertinya aku sedang menyaksikan istriku digauli dan berhubungan seks dengan seorang pria yang sangat tampan. Yang aneh adalah aku merasakan birahi saat menonton Surti yang berteriak histeris dilanda nikmat syahwatnya. Sayang aku terbangun sebelum mimpiku selesai. Penisku ngaceng dan birahiku yang masih menyala-nyala mendesak-desak untuk diselesaikan. Pagi itu aku melakukan onani tangan dengan mengingat-ingat bagaimana istriku dengan penuh nafsu secara aktif meladeni segala kemauan pasangannya sebagaimana yang kusaksikan dalam mimpiku. Aku merasakan kepuasan yang amat sangat saat spermaku muncrat-muncrat.. Yaa.., aku merasakan kepuasan syahwat yang luar biasa dengan mengingat gambaran istriku digauli orang lain. Sejak saat itu, aku sering onani dengan membayangkan istriku Surti, digauli lelaki lain.
Baca Juga Cerita Seks Indonesia : BERHAYAL NGENTOT TANTE dan SAHABAT ISTRIKU
Pada suatu hari saat aku beranjak pulang dari kantor, saat
aku bosan dengan berbagai hal aku iseng beli “koran got”. Aku suka sebut dengan
“koran got” itu karena isinya memang pantes untuk dicemplungkan ke-got saja.
Isi koran itu hanya penuh berita kriminil, kecelakaan yang serem-serem atau
cerita hantu atau penyelewengan suami istri yang diungkapkan secara vulgar.
Tetapi koran itu sangat laris. Pembacanya adalah masyarakat kelas bawah yang
memang haus hiburan seperti tukang ojek, supir metro-mini atau pedagang
K-5. Singkat cerita sesudah membaca
“head line”-nya aku langsung aku membuka-buka halaman bergambar untuk sekedar
pelipur lara dan tak kulewatkan juga membaca larik-larik iklan mini. Pada kelompok iklan Panti Pijat aku baca
sederet iklan. Ternyata banyak informasi
yang membuat libido bergoyang. Antara lain, lihat, Panti Surgawi, buka 24 jam,
sedia pemijat cantik dan ganteng. Hubungi no. HP xx8907. Kemudian lainnya,
Pijat Gairah untuk suami istri, ditanggung memuaskan, hubungi 021-8877xx. Dari
sekian iklan itu tiba-tiba ada iklan yang menarik bagiku, bunyinya begini,
Pijat Sehat hubungi Pria, Ramon, usia 28 tahun, turunan Arab, tinggi 175 cm,
berat 65 kg, tampan, berkumis dan bulu dada, size 18/5, ditanggung memuaskan.
Bisa dipanggil ke rumah atau hotel. Hubungi 24 jam, HP no. 0818xx. Ah, aku jadi langsung ingat istriku. Aku mau
tunjukkan padanya iklan macam itu. Aku pengin tahu, adakah macam itu yang memang
dia butuhkan. Yah, tetapi aku tetap harus hati-hati, agar tidak meninggung
perasaannya.
Cari” timing”-lah.
Tadi malam aku kembali mendengar desahan itu. Saat-saat aku konsentrasi
untuk melepas spermaku dia kembali,
“Gede-in Mas, ayoo.., gede-in dulu Mas.. Yang gede yang enak,
Mas..”. Bagaimana mungkin? Dan aku terus
saja mengayunkan kemaluanku yang pas-pasan ukurannya ini hingga spermaku tumpah
ke liang vaginanya. Tetapi kali ini ada
yang aku cemaskan. Kali ini dia, Surti
istriku ini mengakhiri hubungan seks tanpa mendapatkan orgasmenya sama sekali.
Aku tahu itu. Aku tahu apabila dia mendapatkannya dia akan menunjukkan luapan
emosi syahwat yang nyata banget. Tetapi kali ini tidak. Dan itu nampak
membuatnya kecewa dan menderita. Dan akhirnya kami tidak bisa tidur hingga
larut malam. Pada kesempatan itulah aku tunjukkan padanya koran yang kubeli dan
kusimpan untuknya. “Bagaimana, Ma, kalau
itu kita coba saja? Mama percaya nggak ada iklan ini?” Istriku ini sesungguhnya sangat pemalu,
termasuk di depan aku suaminya. Walaupun dia baca juga iklan itu dia nggak akan
menjawabnya untuk tawaranku macam ini. Dan akulah yang harus mengerti sendiri
jawabannya. Dan ada satu hal lagi, yang rasanya kini justru datang dari aku
sendiri. Kebiasaanku onani dengan membayangkan lelaki lain menyetubuhi istriku
Surti mendorong syahwatku untuk melihat secara nyata kejadian itu. Aku ingin mimpi-mimpiku itu menjadi
kenyataan. Duhh.. Gigiku gemelutuk menggigil dan gemetar dengan apa yang
mungkin akan terjadi.. Aku jumpa istriku
saat sama-sama kuliah di UKI. Dia adalah yuniorku dengan selisih 3 tahun
kuliah. Surti, demikian panggilannya, memiliki postur tubuh yang langsing dan
getas. Dengan warna kulitnya yang coklat kuning, dia masih termasuk punya darah
biru. Kecantikannya dikenal di seputar kampus. Dari sekian pesaing, akulah yang
beruntung menjadi pemenangnya untuk mengajak ke pelaminan. Orang tuanya masih ada hubungan sebagai cucu
raja Jawa, entah dari permaisuri atau selir yang ke sekian. Dengan tinggi yang
167 cm dan berat 55 kg, dia nampak sangat sportif dan lincah. Sepintas
posturnya mengingatkan figure Dyah Permatasari yang bintang sinetron itu. Dua
orang anak hasil perkawinan kami dibesarkan di Solo sesuai dengan keinginan
mertua kami agar lebih mengenal tradisi dan budayanya.
Di Jakarta kami masing-masing punya kegiatan dan bekerja.
Kami memiliki cukup materi dan lingkungan social yang baik. Kami sama-sama
sepakat bersikap demokrat dan liberal dalam memandang liku-liku kehidupan ini.
Kami terbiasa berfikir positip dalam banyak hal. Dalam hal hubungan seks, saat
ini kami lakukan sebagai penyaluran kebutuhan biologis semata. Dan itu kami
lakukan dengan semangat rekreasi dengan penuh kesenangan. Dan untuk masalah iklan tadi kini aku nggak
akan tanya untuk yang ke 2 kali. Aku cukup lihat cahaya di matanya. Aku tahu
aku harus mengambil inisiatip. Artinya dia mempercayakan padaku dan aku
bertanggung jawab atas apapun risiko yang akan dihadapi. Saat itu pula, jam
23.35 WIB, tanpa ambil risiko memakai nomer telpon rumah, aku putar no. HP-nya
melalui HP-ku. Sesaat kemudian ada
jawaban. Ternyata aku berhadapan dengan mesin rekaman yang minta agar aku
merekam pesanku pada HP-nya. Aku lakukan dengan cukup mengatakan, “Hubungi kami
segera”. Ternyata tidak sampai 10 menit
HP-ku bergetar. Aku memandang istriku, tetapi dia nampak acuh saja. Kuraih HP
dan kubuka jawaban, “Hallo”. Benar, aku
menghadapi dan berbicara dengan Ramon. Dia minta maaf tidak segera membuka
HP-nya karena kebetulan sedang membereskan buku-bukunya. Dia ceritakan bahwa
saat ini sedang melanjutkan kuliah untuk meraih S2-nya. Dia seorang arsitek.
Dia memang memerlukan dana untuk kelanjutan kuliahnya. Dia menyerahkan padaku
di mana dan kapan kami sama-sama jumpa. Dan dia sangat tahu problem macam kami.
Dia akan berusaha sebisanya untuk menolong kami, katanya.
Ah, kedengarannya santun dan intelek banget. Benarkah? Aku ceritakan pembicaraanku dengan Ramon pada
istriku. Dia tetap saja menunjukkan ke-acuhannya. Tidak menolak dan tidak
meng-iya-kan. Mungkin dia malu untuk menunjukkan girangnya. Siapa tahu. Aku
janji besok untuk mendapatkan konfirmasi tempat di mana yang paling nyaman dan
aman. Kami tidak ingin hal macam ini mesti ketemu orang lain yang kami
kenali. Hotel IBS, kamar 534 & 535
Sesudah berpikir-pikir dan berputar-putar akhirnya aku memilih yang paling aman
dan nyaman, Hotel IBS berbintang 4, yang terletak di seberang perempatan
Manggala Wana Bhakti. Hotel itu merupakan group hotel Internasional. Hotelnya
tersebar di seluruh dunia. Di Jakarta
mungkin ada 3 atau 4 hotel dari group dan nama yang sama. Sesudah konfirmasi
dengan istriku, OK atau tidak nya, kemudian dengan Ramon untuk menetapkan waktu
dan tempatnya, aku pastikan untuk booking 2 kamar connecting door dengan no.
534 & 535. Ini sebetulnya permintaan istriku, yang akhirnya keluar juga
omongannya, alasannya nanti dia akan ceritakan saat ketemu sore nanti. Dengan cara rasional dan praktis saja, aku
dan istriku sepakat ketemu di restoran hotel jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya
si Ramon juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan
malam sekalian. Ternyata aku dan Ramon
datang lebih dulu. Istriku belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang
di jalan Sudirman. Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi
kepada Ramon bagaimana kami sebagai suami istri. Aku tidak tahu apakah hal ini
ada gunanya. Dan yang lebih penting lagi, ternyata Ramon ini orangnya sangat
“handsome” dan nampak cerdasnya. Dari
ceritanya yang tak terlampau banyak, aku tahu bagaimana dia memandang hidup ini
juga pragmatis dan positip saja.
Jadinya tidak begitu beda dengan kami. Mengenai usia istriku
yang hampir 38 tahun, lebih tua 10 tahun dari dia, bagi Ramon nggak
masalah. Mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan jasa untuk Ramon tidak ada masalah. Dia akan tidur menemani istriku
hingga besok pagi. Dan, sesuai dengan yang tersebut dalam iklannya, dia juga
tawarkan kepadaku kemungkinan untuk “threesome”, bersama bertiga dalam satu
ranjang. Jawabanku adalah, untuk yang pertama ini biarlah aku menyaksikan saja
dari balik pintu kamar sebelahnya.
Nampak istriku di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian
mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Surtiku ini. Mungkin dia datang
terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Lihatlah, lantai granit
restoran yang mengkilat ini membuat bayangan tubuhnya bak peragawati sedang
melangkah-langkah di “catwalk”-nya. Dia benar-benar bidadari. Dan sesaat sesudah istriku datang dan sejenak
duduk, sambil bersalaman kenalan dengan spontan penuh kekaguman Ramon
membisikkan padanya bahwa “Jeng Surti” amatlah cantik. Hal ini menjadi sangat
penting dalam perjalanan petualangan ini selanjutnya. Sikap istriku langsung cair yang ditunjukkan
dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Panggilan “jeng” yang lekat dengan
budaya Solo ini membuatnya langsung akrab antara ke-duanya. Ramon ini sangat
paham psikologi orang rupanya. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala,
hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi. Syahwatku mengaliri urat-urat darahku.
Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana istriku ini digauli orang lain. Aku pengin melihat bagaimana dia menerima kenikmatan syahwat yang akan diberikan Ramon padanya. Aku pengin lihat bagaimana wajahnya yang terhanyut dalam ayunan gairah libido bukan dengan aku, suaminya. Dan aku pengin lihat, bagaimana istriku menikmati kemaluan Ramon yang gede itu. Ahh.., rasanya celana dalamku menyesak.
PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK
Namaku Ade, umurku waktu itu sekitar 19 tahun, aku kini kuliah di OSU, Amerika, Kebetulan aku kost di salah satu kenalan Oom aku di sana yang bernama Tante Linda. Wuih, dia itu orangnya baik benar kepadaku. Kebetulan dia seorang istri simpanan bule yang kaya raya tapi sudah tua. Jadilah aku kost di rumahnya yang memang agak sepi, maklumlah di sana jarang memakai pembantu sih. Tante Linda ini orangnya menurutku sih seksi sekali. Buah dadanya besar bulat seperti semangka dengan ukuran 36C. Sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati. Sedangkan perutnya rata soalnya dia belum punya anak, yah maklumlah suaminya sudah tua, jadi mungkin sudah loyo. Umurnya sekitar 33 tahun tapi kulitnya masih mulus dan putih bersih. Hal ini yang membuatku betah berlama-lama di rumah kalau lagi nggak ada urusan penting, aku malas keluar rumah. Lagian aku juga bingung mau keluar rumah tapi nggak tahu jalan. Dan sehari -harinya aku cuma mengobrol dengan Tante Linda yang seksi ini. Ternyata dia itu orangnnya supel benar nggak canggung cerita-cerita denganku yang jauh lebih muda. Dari cerita Tante Linda bisa aku tebak dia itu orangnya kesepian banget soalnya suaminya jarang pulang, maklum orang sibuk. Makanya aku berupaya menjadi teman dekatnya untuk sementara suaminya lagi pergi. hari demi Hari keinginanku untuk bisa mendapatkan Tante Linda semakin kuat saja, lagi pula si Tante juga memberi lampu hijau kepadaku. Terbukti dia sering memancingmancing gairahku dengan tubuhnya yang seksi itu. Kadang-kadang kupergok Tante Linda lagi pas sudah mandi, dia hanya memakai lilitan handuk saja, wah melihat yang begitu jantungku deg – degan rasanya, kepingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang- kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Malah waktu itu aku sempat mengintip dia lagi mandi sambil masturbasi.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : NIKMATNYA NGENTOT PRAMUGARI DI DALAM PESAWAT dan NGENTOT DI MALAM PERTAMA YANG ASIK DAN MELELAHKAN
Wah pokoknya dia tahu benar cara mancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya hari Jumat malam, waktu itu turun hujan gerimis, jadi aku malas keluar rumah, aku di kamar lagi main internet, melihat gambar-gambar porno dari situs internet, terus tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar perempuan bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali sekitar 15 cm, habis aku sudah terangsang banget sih. Tanpa kusadari tahu-tahu Tante Linda masuk menyelonong saja tanpa mengetuk pintu, saking kagetnya aku nggak sempat menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Linda sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang, langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu De?” “Aah, nggak Tante lagi main komputer”, jawabku sekenanya. Tapi Tante Linda sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih Tante?” tanyaku. “Aah nggak, Tante cuma pengen ajak kamu temenin Tante nonton di ruang depan.” “Ohh ya sudah, nanti saya nyusul yah Tan”, jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah”, kata Tante Linda lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak keluar kamar tidur dan menemani Tante Linda nonton film semi porno yang banyak mengumbar adegan-adegan syuuurr. Melihat film itu langsung saja aku jadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi nggak karuan. Malah malam itu Tante Linda memakai baju yang seksi sekali, dia memakai baju yang ketat dan gilanya dia nggak pakai bra, soalnya aku bisa lihat puting susunya yang agak muncung ke depan. Karuan saja, gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi yah apa boleh buat aku nggak bisa apa-apa.
Sedangkan batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku
mencoba bergerak-gerak sedikit guna membetulkan letaknya yang miring. Melihat
gerakan-gerakan itu Tante Linda langsung menyadari sambil tersenyum ke
arahku. “Lagi ngapain sih kamu De?” “Ah
nggak Tante..” Sementara itu Tante Linda mendekatiku sehingga jarak kami
semakin dekat dalam sofa panjang itu. “Kamu terangsang yah De, lihat film ini?”
“Ah nggak Tante biasa aja”, jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat
payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap -hisap sambil
kugigit putingnya yang keras. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja,
Tante Linda pun rupanya juga sudah agak terangsang sehingga dia mencoba
mengambil serangan terlebih dahulu.
“Menurut kamu Tante seksi nggak De?” tanyanya. “Wah seksi sekali Tante”,
kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan
buah dadanya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi Tante dong, abis
Tante bodynya bagus sih.” kataku. “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya bener Tante,
sumpah…” kataku. Jarak duduk kita
semakin rapat karena Tante Linda terus mendekatkan dirinya padaku, lalu dia
bertanya lagi kepadaku, “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama Tante?”
“Mmaaauu Tante…” Ah seperti dapat durian runtuh kesempatan ini tidak aku
sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri
pada Tante Linda. “Wahhhh barang kamu gede juga ya De…” katanya. “Ah Tante bisa
aja deh… Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. sampe saya
gemes deh ngeliatnya…” kataku. “Ah nakal kamu yah De”, jawab Tante Linda sambil
meletakkan tangannya di atas kemaluanku, lalu aku mencoba untuk tenang sambil
memegang tangannya. “Waah jangan dipegangin terus Tante, nanti bisa tambah gede
loh”, kataku. “Ah yang bener nih?” tanyanya. “Iya Tante.. ehhh, eehhh saya
boleh pegang itu Tante nggak?” kataku. “Pegang apa?” tanyanya. “Pegang itu
tuh..” kataku sambil menunujukkan ke arah buah dada Tante yang besar itu.
“Ah boleh aja kalo kamu mau.” Wah kesempatan besar nih, tapi aku agak
sedikit takut pegang buah dadanya, takut dia marah tapi tangan si Tante
sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri
untuk mengelus buah dadanya. “Ahhh.. arghhh enak De.. kamu nakal yah”, kata
Tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh
kok dilepas sih De?” “Ah, takut Tante marah”, kataku. “Ooohh nggak sayang…
kemari deh.” Tanganku digenggam Tante
Linda, kemudian diletakkan kembali di buah dadanya sehingga aku pun semakin
berani meremas -remas buah dadanya. “Aaarrhh… sshh”, rintihan Tante semakin
membuatku penasaran, lalu aku pun mencoba mencium Tante Linda, sungguh diluar dugaanku,
Tante Linda menyambut ciumanku dengan beringas, kami pun lalu berciuman dengan
mesra sekali sambil tanganku bergerilya di buah dadanya yang sekal sekali itu.
“Ahhh kamu memang hebat De.. terusin sayang.. malam ini kamu mesti memberikan
kepuasan sama Tante yah.. ahhh.. arhhh.” “Tante, saya boleh buka baju Tante
nggak?” tanyaku. “Oohhhh silakan sayang”, lalu dengan cepat kubuka bajunya
sehingga buah dadanya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di
depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat buah dadanya yang memang aku
kagumi itu. “Aahhh… arghhh…” lagi-lagi Tante mengerangerang keenakan. “Teruss..
terusss sayang… ahhh enak sekali…” lama aku menjilati buah dada Tante Linda,
hal ini berlangsung sekitar 10 menitan sehingga tanpa kusadari batang
kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas
kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan
Tante Linda sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun
kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kupelororti. “Aahhh buka saja sayang…
jangan malu-malu… ahhhh…” nafas Tante Linda terengah -engah menahan nafsu,
seperti kesetanan aku langsung membuka celananya dan kuciumi CD-nya. Waah, dia
lagsung saja menggelinjang keenakan, lalu kupelorotkan celana dalamnya sehingga
sekarang Tante Linda sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh
dengan bulu yang ditata rapi sehingga kelihatan seperti lembah yang penuh
dengan rambut.
Lalu dengan pelan -pelan kumasukan jari tengahku untuk menerobos lubang kemaluannya yang sudah basah itu. “Aahrrrh… sshh… enak De.. enak sekali”, jeritnya. Lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin mengkilap itu, lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluan Tante dengan lidahku turun naik sepeti mengecat saja. Tante Linda semakin kelabakan, dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil memeras buah dadanya sendiri. “Aahhh… sshhh come on baby.. give me more, give me more… ohhhh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan dengan jari tanganku kucoblos lubang kemaluannya yang semakin lama semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya dia mau orgasme. Lalu kupercepat tusukan-tusukan jariku sehingga dia merasa keenakan sekali lalu seketika dia menjerit, “Oohh aaahh… Tante sudah keluar sayang… ahhh”, sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan untuk mencari lidahku yang masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali, lalu dia menarik tubuhku ke atas sofa. “Wah ternyata kamu memang hebat sekali, Tante sudah lama tidak sepuas ini loh…” sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya berlepotan ke bibir Tante Linda. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di eluselus oleh Tante Linda dan aku pun masih memilin-milin puting Tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran Tante sayang… Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh Tante ini. Tangan Tante Linda segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit, tapi kudiamkan saja habis enak juga diremas-remas oleh tangan Tante Linda. Lalu aku juga nggak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : BERGAMBAR HOT NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK dan NGENTOT TANTE SEKSI
Terus terang aku paling suka dengan buah dada Tante Linda
karena bentuknya yang indah sekali, juga besar berisi alias montok. “Aahhh…
shhh,”, rupanya Tante Linda mulai terangsang kembali ketika tanganku mulai
meremas-remas buah dadanya dengan sesekali kujilati dengan lidah pentilnya yang
sudah tegang itu, seakanakan seperti orang kelaparan kuemut-emut terus puting
susunya sehingga Tante Linda menjadi semakin blingsatan. “Ahh kamu suka sekali
sama dada Tante yah De?” “Iya Tante, abis tetek Tante bentuknya sangat
merangsang sih, terus besar tapi masih tetep kencang…” “Aahhh kamu emang pandai
muji orang De..” Sementara itu tangannya
masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan
tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu Tante Linda mulai menciumi dadaku
terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan
yang luar biasa sampai pada akhirnya Tante Linda jongkok di bawah sofa dengan
kepala mendekati batang kemaluanku. “Wahh batang kemaluanmu besar sekali De…
nggak disangka kamu nggak kalah besarnya sama punya orang bule”, Tante Linda
memuji-muji batang kemaluanku. Sedetik
kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang mengeluarkan cairan
bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan
lidahnya. Uaah, tak kuasa aku menahan erangan merasakan nikmatnya service yang
diberikan Tante Linda malam itu. Lalu dia mulai membuka mulutnya lalu
memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan
menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Aku
pun nggak mau kalah, sambil mengelus-elus rambutnya sesekali kuremas dengan
kencang buah dadanya yang montok sehingga Tante Linda bergelinjang menahan
kenikmatan. Selang beberapa menit setelah Tante melakukan hisapannya, aku mulai
merasakan desiran -desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku
lalu kuangkat Tante Linda kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di
atas karpet. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat
di depanku. “Ahh De ayolah masukin batang kemaluan kamu ke Tante yah..
Tante udah nggak sabar mau ngerasain tempe Tante
disodok-sodok sama batangan kamu yang besar itu.” “Iiiya Tante”, kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku
ke arah lubang kemaluan Tante Linda tapi aku nggak langsung memasukkannya tapi
aku gesek-gesekan ke bibir kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda lagi-lagi
menjerit keenakan, “Aahhh.. yes.. yes.. oh good.. ayolah sayang jangan
tanggung-tanggung masukinnya…” lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku. Uh,
agak sempit rupanya lubang kemaluan Tante Linda ini sehingga agak susah
memasukkan batang kemaluanku yang sudah besar sekali itu. “Aahh.. shhh.. aoh..
oohhh pelan-pelan sayang.. terusterus… ahhh”, aku mulai mendorong kepala batang
kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Tante Linda sehingga Tante Linda merasakan
kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan
dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Linda juga
ikut-ikutan bergoyang-goyang. “Aahhh argghhh.. rasanya nikmat sekali karena
goyangan pantat Tante Linda menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin
oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam.
“Uuaahhh..” sementara itu aku terus menjilati puting susu Tante Linda dan
menjilati lehernya yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Linda
mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat
lagi. “Ooohh shhh sayang… enak sekali ooohhh yess… ooohh good… ooh yes…”
mendenganr rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan
permainan ini, “Aahh… cepat sayang Tante mau keluar ahh”, tubuh Tante Linda
kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik rupayanya dia kembali
orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang
lagi merojokrojok lubang kemaluan Tante Linda.
“Aahh… shhsss.. yess”, lalu tubuhnya kembali agak tenang
menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh
kamu memang bener-bener hebat De… Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu
masih tegar.” “Iiya Tante… bentar lagi juga Ade keluar nih…” sambil terus aku
menyodok-sodok lubang kemaluan Tante Linda yang sempit dan berdenyut-denyut
itu. “Ahh enak sekali Tante.. ahhh…” “Terusin sayang.. terus… ahhh.. shhh”,
erangan Tante Linda membuatku semakin kuat merojok – rojok batang kemaluanku ke
dalam liang kenikmatannya. “Aauwh pelan-pelan sayang ahhh.. yes.. ahh good.”
“Aduh Tante, bentar lagi keluar nih…” kataku. “Aahh Ade sayang… keluarin di
dalam aja yah sayang.. ahhh.. Tante mau ngerasin.. ahhh… shhh mau rasain
siraman hangat peju kamu sayang…” “Iiiyyaa… Tante..” lalu aku mengangkat kaki
kanan Tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku
yang sedang keluar masuk lobang kemaluannya. “Aahhh… ohhh ahhh.. ssshhh.. Tante
Ade mau keluar nih.. ahhh”, lalu aku memeluk Tante Linda sambil meremas-meremas
buah dadanya. Sementara itu, Tante Linda memelukku kuat-kuat sambil
mengoyang-goyangkan pantatnya. “Ah Tante juga mau keluar lagi ahhh… shhh…” lalu
dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku
yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. “Seeerr.. serr… crot.. crot…”
“Aahhh enak sekali Tante… ahhh harder.. harder… ahhh Tante…” Selama dua menitan
aku masih menggumuli tubuh Tante Linda untuk menuntaskan semprotan maniku itu.
Lalu Tante Linda membelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan De…” Setelah itu ia mencabut batang kemaluanku yang masih agak tegang dari lubang kemaluannya kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap Tante Linda. Setelah kejadian ini kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno yang banyak beredar di sana. Sekian, semoga ceritaku ini bisa jadi bahan bagi anda yang suka bersenggama dengan tante-tante. Demikianlah cerita bokep AKU NIKMATI ISTRIKU DIGAULI ORANG dan PENGALAMAN NGENTOT TANTE LINDA SUPER MONTOK oleh cerita sex hot.