Lega rasanya dapat menikmati kebebasan kembali setelah 6 bulan mendekam di LP Cipinang. Aku dapat melihat kembali hiruk-pikuknya manusia dgn segala urusannya, Wanita-wanita cantik berseliweran di jalan, sungguh indah arti sebuah KEBEBASAN. Selama ini aku sama sekali tdk berfikir bahwa selama ini kita hidup dlm kebebasan yg sangat berharga. Kita dapat bangun tidur seenaknya, jalan-jalan ke mal, pokoknya benar-benar bebas sesuai keinginan kita.
Sekedar informasi saja dan untuk jadi bahan renungan, Di dlm tahanan sungguh kehidupan yg sangat membosankan. Kiri kanan tembok tinggi, komunikasi terhenti, waktu berjalan detik ke detik terasa menjenuhkan. Tinggal dlm jeruji besi seperti binatang peliharaan! Beruntung aku ditahan di “Lingkungan” bukan di Blok atau sel tikus yg mengenaskan.
Namun demikian hidup di tahanan penuh ancaman dan keributan. Sangat tdk nyaman. Belum lagi kerjaan atau kuliah kita pasti terhenti dan kacau, jg tdk ada satupun cewek yg dapat kita lihat apalagi kita sentuh. pokoknya TDK ENAK!! Padahal aku masuk hanya gara-gara kasus sepele: Aku beli ganja. Belum lagi selnya yg kumuh penuh dgn penjahat dan sama sekali tdk bisa menikmati sinar matahari.
Sungguh membuat kita sangat menderita.
Kalau aku deskripsikan kehidupan di sana mulai dari polsek, jaksa, sidang, vonis, sampai di LP Cipinang, mungkin tdk cukup sehari bacanya. Yg jelas aku hanya mengingatkan kepada seluruh pembaca jangan sampai menyentuh NARKOBA. Hargailah kebebasan yg kita miliki sekarang, sebab di dlm tahanan sana ribuan orang sangat merindukan kebebasan, sampai-sampai pada waktu sidang dgn diangkut mobil berjeruji besipun seluruh tahanan berlomba-lomba melongokan kepalanya hanya untuk melihat jalan raya!
Akupun begitu. Aku merasakan bagai seekor katak yg keluar dari tempurung. Aku benar-benar menikmati kebebasan yg aku miliki sekarang, dan target pertama adalah melepaskan hasrat seksual yg sekian lama terpendam. Aku bolak-balik agenda dan cari teman di memori HPku. Aku ingat-ingat dari sekian wanita, mana yg paling berkesan? Pikiranku menerawang menembus memori dlm otakku hingga akhirnya “Hana” jadi pilihanku, teman chatting yg berwajah manis, tinggi, putih, 36B, dgn goyang yg aduhai.
Berfikir ke sana tanpa sadar senjataku langsung berdiri. Aku langsung kontak HPnya, tp yg mengangkat suara pria. Aku tdk nyahut dan langsung mematikan Hpku.
“Wah, kacau nih kalau gini!” Mengingat hasratku sdh benar-benar tdk bisa tertahan lagi, aku hubungi hampir semua wanita yg pernah kencan dgn aku, dan beruntung aku bisa mengajak Dewi bekas bawahanku yg sekarang sdh bekerja di tempat lain. Tdk terlalu bagus bodinya, tp cukuplah untuk menumpahkan hasrat. photomemek.com Aku rayu dia untuk bolos sehari dan ternyata dia mau. Tenang sdh pikiranku.
Tepat jam 10.00 pagi kami sdh berada di Hotel dan tanpa basa-basi lagi, aku langsung menyerangnya. Pakaian kami berdua sdh berhamburan di lantai. Aku bagai musafir bertemu air. Aku elus dan jilat semua jengkal tubuhnya, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Puting toketnya makin mencuat pertanda Dewi sdh diserang birahi tinggi. Aku terus mencumbu Toketnya. Kadang aku selingi dgn gigitan-gigitan lembut. Dewi semakin meracau tdk karuan, apalagi saat bibirku mengemut klitorisnya dan lidahku menerobos kewanitaannya. Ekspresi Dewi semakin kacau.
Tangannya menggapai-gapai mencari pegangan atas aliran kenikmatan yg aku berikan. Rambutku diacak-acak dan kadang dijenggut, sampai Dewi tak tahan dan akhirnya berbalik menyerangku. Tubuhku didorongnya dan aku terlentang dikasur. Senjataku yg sedari tadi sdh menegang tepat berada di mukanya. Tp ternyata Dewi malah menghindar.
Aku memejamkan mataku, dan tahu-tahu lidahnya terasa hangat menjalari leher dan dadaku, sementara toketnya menempel menjepit senjataku. Sungguh nikmat sekali. Aliran darahku serasa berdesir nikmat menerima cumbuan Dewi. Aku pun tdk tinggal diam mengelus dan meremas pantatnya yg montok, dan saat cumbuannya sampai pada senjataku, Dewi langsung menggenggamnya dan mengocok batang senjataku pelan dan teratur, sementara mulutnya yg mungil mengemut kepala senjataku.
Nafsu birahiku semakin panas dan terasa membakar rongga dadaku. Dgn satu sentakan aku kembali berada di posisi atas. Kubuka pahanya sedikit dan dgn sedikit dorongan, masuklah senjataku ke dlm kewanitaannya. Dewi menjerit lirih pertanda nikmat. Senjataku pun terasa sekali hangat dgn denyutan nikmat kewanitaannya yg terasa meremas-remas. Perlahan aku menggerakkan pantatku naik turun. Kami mulai mendaki puncak kenikmatan bersama.
Hampir seluruh gaya sdh aku lakukan. Ruangan ber AC yg dingin tak mampu lagi menghilangkan peluh di tubuh kami yg semakin bercucuran dan panas birahi tubuh kami yg menuntut pelepasan. Gerakan senjataku pada posisi dog style makin lama makin cepat dan tak beraturan lagi, hingga akhirnya dgn meremas pantatnya kuat kusemprotkan kenikmatan orgasme ke dlm lubang kewanitaannya, berbarengan dgn Dewi yg mencengkram kuat sprey pertanda melepas orgasmenya yg berbarengan dgnku.
Aku terlentang mengatur aliran nafasku yg hampir putus. Dewi merebahkan kepalanya di dadaku.
2;”>“tit.. tit,”
HP ku berdering 2 kali pertanda ada pesan masuk. Aku bangkit berdiri dan membaca pesannya:
“Aku tunggu di tempat biasa jam setengah satu”
Aku lihat pengirimnya Hana. Aku jadi bingung.
“Kenapa tadi aku bel suara cowok?” Aku segera hapus pesannya.
“Sial!!” aku ngegerutu sendiri,
“Udah Keluar, baru dia kabarin!”
Tp mengingat tubuh Hana yg begitu aduhai aku tak mau membuang kesempatan ini. Aku bangunkan Dewi dari tidur ayamnya dan mengajaknya pulang, meskipun Dewi protes macam-macam tp akhirnya dia mengerti jg bahwa aku harus balik ke kantor karena ada urusan penting. Terpaksa deh aku bohong karena kalau aku bilang ada urusan ranjang yg lebih penting bisa runyam kan?
Pukul 12.05 aku keluar dari pelataran Hotel. Kepada yg bertugas aku titipkan kunci kamarku dan kukatakan bahwa aku mau cari makan sambil kuselipkan uang 10.000an. Setelah Dewi turun dari mobilku, segera aku menuju tempat biasa kami ketemu dgn Hana. Namun sebelumnya aku mampir dulu ke apotik beli viagra 100. Aku kuatir nafsuku yg sdh tersalurkan tadi menganggu ereksiku nanti dgn Hana. Aku minum separuhnya.
Sampai di sana aku lihat Hana sdh menunggu. Aku lihat pergelangan tanganku menunjukan pukul 12.35, berarti aku telat 5 menit. Setelah basa-basi dan ngobrol akhirnya aku baru tahu bahwa Hana sekarang sdh menikah, dan yg tadi ngangkat call aku adalah suaminya. Untung suaminya tdk cemburuan dan sangat menyaygi Hana (Katanya). fantasiku.com Obrolan kami berlanjut terus sampai di sofa kamar hotel yg tadi aku sewa, meski Hana sedikit bingung dgn keadaan sprey yg berantakan, tp dia mau menerima penjelasanku bahwa aku menginap dari tadi malam sendiri.
Hasratku yg tadi baru tersalurkan membuatku santai dan relax, namun pengaruh obat membuat senjataku terasa berdenyut-denyut. Apalagi saat Hana dgn manjanya memulainya. Pantatnya yg menurutku sangat indah dgn tanpa dosa menduduki senjataku. Meskipun masih berpakaian, tak urung nafsuku langsung bangkit. Apalagi aroma parfumnya yg khas semakin membuatku tak tahan untuk memulai acara yg sesungguhnya. Tp sungguh di luar dugaanku, Hana yg dahulu kalem sekarang begitu liar.
Begitu aku mulai melumat bibirnya, dia langsung membalasnya ganas. Pakaianku langsung dibukanya, ciumannya buas menjalari leherku, lidahnya memutari dadaku dan memainkan putingku, sementara tangannya langsung menarik celanaku, dan menggenggam senjataku yg kaku. Hana yg masih berpakaian lengkap mencumbu aku yg sdh telanjang polos. Fantastis!! Tp keadaan itu tak berlangsung lama. Aku berbalik membuka bajunya perlahan.
Wow.. Inilah yg aku dambakan: 36B. Aku tak mau kalah dan mencumbunya panas. Melihat keindahan tubuh Hana nafsuku naik drastis. Dgn tanpa sehelai benangpun kami saling bercumbu berlomba memberikan kenikmatan, namun aku rasakan nafsu Hana sungguh di luar dugaanku. Dlm posisi 69 aku kewalahan menerima emutan mulutnya di senjataku. Lidahku sampai terasa kaku menerobos kewanitaannya yg semakin basah.
Tiba-tiba Hana berbalik dan langsung menduduki senjataku. Diarahkan kepala senjataku tepat di bibir vaginanya. Pinggulnya yg bahenol perlahan turun. Otomatis senjataku langsung menyeruak masuk ke dlm vaginanya. Pinggulnya mulai bergerak naik turun dan kadang memutar. Jari-jarinya yg lentik mengusap dadaku. Sungguh indah.
Namun sebentar saja gerakan pantat dan pinggul Hana semakin cepat dan tdk beraturan, hingga aku merasakan tubuhnya mengejang kaku dan senjataku terasa hangat. Ternyata Hana sdh mencapai orgasme. Tubuhnya diam dan lemas di atas tubuhku tp senjataku yg kaku masih tertancap di dlm vaginanya.
Sebentar saja Hana diam. Mungkin masih menikmati sisa-sisa kenikmatan yg baru dicapainya. Tak kurang dari 1 menit dia menyuruhku kembali memulainya dgn posisi di atas. Kini gantian aku yg bekerja keras menyodok senjataku ke dlm kewanitaannya yg semakin basah. Berbagai gaya sdh aku lewati. Hana sendiri sdh orgasme berulang-ulang.
Hampir di tiap gaya Hana bisa orgasme, sementara aku sama sekali belum ada tanda-tanda mau keluar. Sampai Hana tdk sanggup lagi melayaniku dan memohon kepadaku untuk mengeluarkan spermaku, aku masih bingung untuk mengeluarkannya. Jam sdh menunjukkan pukul 15.30, berarti sdh tiga jam aku main, dan hebatnya dlm kurun waktu tersebut senjataku belum melemah, senjataku tetap saja kaku.
Aku mencoba berkonsentrasi untuk mencapai puncak kenikmatan, namun sampai keringatku bercucuran aku belum dapat mencapainya. Aku jadi tdk enak sendiri melihat keadaan Hana yg semakin tdk bertenaga dan membuat vaginanya ngilu. Lalu aku keluarkan senjataku dan beristirahat sebentar.
15 menit kemudian kucoba lagi dgn menciumi vaginanya, Ternyata Hana welcome, dan sama sekali tdk menolak, meskipun sangat sesak dan membuat Hana menjerit, namun kenikmatan yg diterima senjataku sangat terasa, dan tdk lebih dari 5 menit senjataku memuntahkan sperma di dlm anusnya. Sungguh nikmat.
Aku terbaring merebahkan tubuhku menenangkan debar jantungku yg terasa berdetak cepat. Hana sdh tertidur pulas dlm kelelahan, dan kepuasan. Di sinilah aku sadar betapa indah arti KEBEBASAN, apalagi bisa main dgn 2 wanita dlm satu hari. Enak gila! Di penjara mana ada?,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,