Ini adalah pengalamanku yang pertama kalinya terkait ngeseks dengan wanita yang lebih tua dariku. Sebab saya umumnya ngentot dengan gadis-gadis belia, ditambah dengan cewek-cewek abg yang masih smp tentu keinginan seks serta nafsu ngentot ku akan tidak tertahan. Karenanya kisah ngentot dengan wanita dewasa janda ini adalah pengalaman istimewa serta baru bagiku.
Saya memiliki saudara sepupu namanya Monica yang umurnya kira-kira 45 tahun. Ia telah menjanda sepanjang tiga tahun. Saat ini ia tinggal di salah satunya perumahan yang tidak besar atau kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini telah di tempat kost, sebab mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Saya terkadang singgah ketempatnya, untuk mengobrol atau dengar keluhan ia, sebab dari kecil kami benar-benar akrab.
Satu waktu saya singgah, kelihatan beberapa rekan sepupuku yang sedang bertamu. Umumnya saya langsung ke ruangan tamu dibelakang, membaca koran, majalah atau melihat tv. Sebab saya fikir mereka sedang mengobrol sekitar cowok atau tentang salon. Lantas saya dipanggil oleh sepupuku untuk dikenalkan pada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Rina serta Mbak Nita” kata sepupuku.
Saya jabat tangan satu-satu rekan sepupuku ini. Sebab mereka kelihatannya benar-benar enjoy sekali langkah mengobrolnya, saya cukup sungkan lantas saya ke belakang kembali. Kudengar langkah mereka bicara seperti beberapa anak seumur tujuh belas tahun, kemungkinan jika di muka beberapa anak mereka, tidak demikian langkah mereka bicara. Mereka tinggal di perumahan Bintaro, dari cerita sepupuku Mbak Rina baru enam bulan ini ditinggal oleh suaminya sebab kecelakaan pesawat terbang, sedang Mbak Nita ialah seorang istri petinggi yang seringkali ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak Rina memiliki badan padat, kulit putih, tinggi kira-kira 165 cm. Sedang Mbak Nita cukup langsing dengan payudara yang cukup cukup mencolok dan memiliki warna kulit yang sama juga dengan Mbak Rina.
“Mon saya pulang dahulu yach, tuh telah dijemput anakku, permasalahannya saya ingin ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Nita.
“Lho saya pulang dengan siapa nich” celah Mbak Rina.
“Gampang kelak diantar oleh adik gue” jawab Monica sambil menepuk bahuku.
“Wach tidak ngerepotin nich Mas” kata Mbak Rina kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.
Lantas saya diminta temani Mbak Rina mengobrol, sebab sepupuku Monica akan mandi. Kulihat Mbak Rina menggunakan rok hitam dan blazer berwarna pink, duduk enjoy dikarpet membaca majalah sekalian meluruskan kakinya. Kulihat demikian bening kulit dipahanya. Lantas kami mengobrol panjang lebar, tetapi kulihat dari pandangan Mbak Rina cukup sedikit genit, hingga membuatku pusing juga. Sesudah Monica usai mandi, Mbak Rina minta pamit.
“Mas tolongin dong, maklum nich telah tua” sekalian meminta tolong kepadaku agar mendapatkan ke-2 tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Rina.. Rina.. Karena itu minum jamu dong” ledek Monica terhadapnya.
“Aduch.. Koq ini yach pinggangku” jawab Mbak Rina sekalian menunduk menggenggam pinggangnya.
“Nach lho.. kenapa tuh” bertanya Monica.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Rina.
Lantas saya tuntun Mbak Rina ke mobil.
“Ok. Mon.. Sampai lusa yach bye.. bye.. ”
Diperjalanan Mbak Rina duduk di muka, menemaniku bawa mobil, ia meminta izin jika ia ingin rebahan sekalian turunkan sandaran jok kebelakang. Terkadang kucuri pandang paha Mbak Rina yang cukup terungkap dari roknya.
“Mas kelihatannya pinggangku salah urat nich waktu duduk di karpet tadi”
“Wach itu harus secepatnya diurut lho.. Mbak” kataku.
“Tapi ingin mencari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Rina.
“Memang beberapa anak Mbak tidak ada yang dapat mengurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.
“Yach jika tidak keberatan, saya dapat sih mengurut pinggang Mbak Rina” pancingku .
“Yach udaaah.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat kata saya menanti Mbak Rina diruang tamu, sebab ia sedang ganti pakaian sekalian membikinkan saya teh manis. Mbak Rina keluar dari ruangan tengah sekalian bawa cangkir minuman untukku, dengan cuma kenakan daster yang sangat tipis, hingga dengan samar-samar kelihatan BH dan celana dalamnya. Wach lebih pusing saya dibuatnya.
“Minum dahulu dech Mas” sapa ia.
Lantas saya dibawa ke kamar Mbak Rina, untuk diurut.
“Mas sisi sini nich” sekalian Mbak Rina mengusung dasternya sampai kebahunya dalam kondisi terlungkup di tempat tidur.
Memang Mbak Rina ini memiliki badan yang padat, sampai ke-2 iris sisi pantatnya terlihat tersembul ke atas, serta yang lebih gilanya ia menggunakan celana dalam yang mode belakangnya cuma seutas tali yang menyelip antara ke-2 iris pantatnya. gphotomemek.com Tidak diduga ini hari saya nikmati panorama yang mengagumkan indahnya. Lantas saya ambil minyak dari keranjang yang sudah ia siapkan, di dalam keranjang itu ada juga beberapa botol beberapa alat untuk mandi. Saya mulai menggosok sisi pinggangnya serta terkadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging pada ke-2 iris pantatnya. Ia rupanya benar-benar nikmati posisi tanganku dipinggangnya, sampai ia terlelap tidur.
“Mbak bagaimana telah cukup lebih enak tidak?” tanyaku.
Ia terkejut terjaga lantas, ia mengatakan “Mas dapat tolong sekaligus betis kakiku tidak, permasalahannya cukup pegal-pegal nich”
“Yups.. ” jawabku singkat.
Terlihat Mbak Rina cukup renggangkan ke-2 iris kakinya serta masih dalam urutan terlungkup, terlihat selintas kulihat tepian lubang vagina Mbak Rina tersembul antara celana dalamnya yang hanya berupa segitiga di bagian depannya. Saya lantas mengganti minyak gosok dengan bodi oil dalam keranjang di atas meja dekat tempat tidur Mbak Rina. Saya mulai menggosok dari betis mengarah paha dengan melumurkan bodi oil cukup banyak. Terus kuurut ke-2 iris betis Mbak Rina sampai hingga ke-2 iris pahanya.
“Mas urutnya cukup didesak sedikit pada bagian sini Mas, soalnya pegel sangat sich” kata Mbak Rina sekalian menunjuk di antara paha serta pantatnya pada bagian belakang, lantas ia buka tali dari celana dalamnya serta menariknya lantas ditaruhnya dekat bantal dikepalanya. Semakin jelas telah kulihat vagina Mbak Rina dari sisi belakang serta nampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih olehnya. Saya mulai mendesak pantatnya dengan ke-2 jempolku, serta terkadang saya sentuh lubang anus Mbak Rina dengan sentuhan halus.
“Och..” terlihat Mbak Rina mulai mendesah.
Saya tuangkan bodi oil banyak-banyak dikedua bongkahan daging dipantatnya, lantas saya mulai menggosoknya naik turun dari ke-2 pahanya. Lantas Mbak Rina menyuruhku meletakkan bodi oil ditelapak tanganku, lantas digenggamnya tanganku serta di taruh disela-sela lubang kemaluannya.
“Mas tolong gosok pada bagian ini yach Mas” pintanya.
Lantas saya mulai menggosok bibir kemaluannya dari mulai lubang anus Mbak Rina.
“Och.. Mas lanjutkan Mas.. Och.. ”
Kulihat Mbak Rina mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan ke lima jariku. Tanpa ada percuma sekalian menggosok bodi oil kumasukan jari tengahku ke lubang kemaluannya, terus kulalukan seringkali, serta kulihat ke-2 tangan Mbak Rina meramas keras sprei di tempat tidurnya. Mendadak Mbak Rina bangun dari tempat tidurnya lantas menyerangku dengan ciuman dibibirku sekalian mendustai lidahnya. Serta ia berbisik.
“Mas saya buka pakaiannya yach”
Saya cuma mengangguk sinyal sepakat. Dilepaskan pakaian serta celanaku, sampai tidak selembarpun benang melekat ditubuhku.
“Daster Mbak saya buka yach”
Diapun mengangguk sepakat. Saya disuruhnya duduk selain tempat tidurnya, lantas disodorkan ke-2 iris buah dadanya kemulutku, serta saya sambut dengan melumat ke-2 iris bongkahan daging kenyal didadanya. Tangan kananku juga bermain di sekitar vagina Mbak Rina, nampaknya sisa bodi oil tadi telah bersatu dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak Rina. Ia semakin mendekap kepalaku kedadanya, serta terkadang pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, waktu jari-jariku keluar masuk ke lubang kemaluannya.
Lantas ia jongkok dihadapanku serta mulai memasukkan penisku ke mulutnya, terlihat penisku hilang ditelan oleh gumulan mulutnya sampai masuk sentuh tenggorokannya. Rasa nikmat mulai menyebar keubun-ubun kepalaku. Lantas ia permainkan lidahnya pada ujung sisi bawah penisku. Wach benar-benar pandai sekali pikirku Mbak Rina ini langkah merangsang lelaki.
“Mas ingin khan gantian” pintanya.
Saya pahami jika Mbak Rina meminta dijilati vaginanya. Lantas ia ambil handuk kecil, disemprotnya handuk itu dengan wangi-wangian, yang kutahu bukan wangi-wangian lokal, lantas dibikin bersih selangkangannya dengan handuk itu. Lantas diapun tidur terlentang dengan mengganjal pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya. fantasiku.com Karena itu terlihat jelas lubang kemaluan Mbak Rina yang sudah memiliki bibir disamping kanan kirinya dengan warna merah kecoklat-coklatan. Serta terlihat juga lubang anus Mbak Rina yang telah berwarna coklat tua, tentu ia pernah bermain anal seks nich pikirku. Serta memang tidak kelihatan sehelai rambutpun di sekitar kemaluan serta anusnya.
Lantas saya mulai jilat bibir kemaluan Mbak Rina, serta memang tidak tercium berbau yang aneh-aneh, bermakna memang Mbak Rina benar-benar rajin menjaga tubuhnya. Ia mulai menggelinjang di atas tempat tidurnya, waktu kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lantas saya berikan telunjukku dengan bodi oil, serta kumasukan pelan-pelan ke lubang anusnya, bersamaan dengan lidahku mendustai kelentitnya.
“Och.. Och.. Och..!!”
Terlihat pekikan Rina kelihatannya tidak mempedulikan akan ada orang lain yang mendengarkannya.
“Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Och.”
Terus kupermainkan ke-2 lubang Mbak Rina, pada akhirnya ia memintaku untuk masukkan penisku ke lubang kemaluannya. “Mas.. Gunakan kondom yach.., itu mengambil di dalam laci”
Nyatanya di dalam laci kulihat tidak cuma kondom, tapi ada banyak penis yang dibuat dari karet elastis ada didalamnya. Sesudah kupakai kondom, kumasukan penisku ke kemaluannya, langsung saya hentak keras seringkali lubang kemaluannya. Iapun mengimbangi dengan mengusung pantatnya tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras itu sepanjang tiga puluh menit, sampai kulihat Mbak Rina tidak lakukan perlawanan. Sedang penisku belumlah ada pertanda ingin keluarkan pejunya, lantas saya cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Rina. Perlahan saya input ke lubang anus Rina sekalian teteskan bodi oil pada bagian atas penisku.
“Pelan-pelan Mas..
Terus saya tekan penisku sampai terpendam habis dilubang anus Mbak Rina, serta pelan-pelan saya tarik, lantas saya input kembali, sampai Mbak Rina tidak membuat reaksi sinyal sakit dilubang anusnya. Saya mulai menggenjot tiada henti penisku ke lubang anusnya, serta sebab tidak selonggar lubang kemaluan Mbak Rina, pejuku mulai berlomba ingin keluar.
Serta waktu pejuku akan muncrat kutekan penisku dalam-dalam sekalian mencium bibir serta merangkul badan Mbak Rina kuat-kuat. Kemudian saya terkulai disamping badan Mbak Rina. Serta kulihat Mbak Rina mencabut kondomku lantas bersihkan penisku dengan handuk kecilnya. Lantas iapun merangkul diriku, sekalian berbisik.
“Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas..”
Akupun mengangguk lantas kukecup keningnya, sekalian merangkulnya erat-erat.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,