Cerita Bokep Indonesia – cerita seks ini adalah cerita mesum yang mana aku akan memberikan gambaran sekilas tentang tanteku ini, Tingginya sekitar 167-an, lingkar dadanya sekitar 34-an, pinggulnya 32-an, aku menambahkan “an” karena aku kurang tahu pasti besar masing-masing bagian tubuhnya itu. Cerita bokep ini bermula di mana Kejadian itu terjadi di Denpasar Bali, tahun 1998, aku waktu itu kelas 3 SMU di salah satu SMU di Denpasar. Tapi sekarang aku kuliah di Jakarta di salah satu kampus yang tidak begitu terkenal di Jakarta. Aku memang sudah lama sekali sangat menginginkan tubuh tanteku itu, tapi butuh penantian yang lama, kira-kira sejak aku SMP. Mulailah kuceritakan isinya. Waktu itu sekitar jam 12.30 WITA, matahari benar-benar panasnya minta ampun, terus motorku endut-endutan. Wahhh! benar-benar reseh dah. Tapi akhirnya aku sampai di kost-kostan, langsung saja aku ganti baju, terus sambil minum air Aqua, wuahhh, segar tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan badan untuk istirahat handphone-ku bunyi, ternyata dari tanteku, lalu kujawab, “Halo Tan, ada apa?” “Kamu cepet dateng ya!” ucap tanteku. “Sekarang?” tanyaku lagi. “La iya-ya, masa besok, cepet yah!” ujar tanteku. Lalu aku bergegas datang ke rumah tanteku itu. Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tidak seperti biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku.
Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam. “Masuk aja
Wa!” teriak tanteku. Oh ya, namaku Dewa. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV.
Terus aku tanya, “Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras. “Lagi di
kamar mandi, bentar ya Wa!” sahut tanteku.
Sambil menunggu tanteku mandi aku langsung menghidupkan VCD yang ada di
bawah TV, dan menonton film yang ada di situ. Tidak lama kemudian tanteku
selesai mandi lalu menghampiri aku di ruang TV. Oh my god! Tanteku memakai
daster tipis tapi tidak transparan sih, tapi cetakan tubuhnya itu loh,
wuiiihhh! Tapi perlu pembaca ketahui di keluargaku terutama tante-tanteku kalau
lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dia menegurku. “Sorry ya Wa, Tante lama.” “Oh, nggak
papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yang mulai naik. “Oom kemana Tante?”
tanyaku. “Loh Oom kamu kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Memangnya kamu nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya
tanteku lagi. “Wah nggak tau Tante, Dewa sibuk sih,” jawabku. “Eh Wa, kamu
nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo
sendiri, ya Wa?” tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengajak tidur di rumahnya, tidak
biasanya, pikirku. “Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing. “Males Wa,” jawab
tanteku enteng. “Ooo, ya udah, terus Dewa tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kita bisa ngobrol sambil nonton film, di kamar
Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tidak menyangka aku bisa tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku. “Oke deh!” sahutku dengan girang. Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. “Waaa…! Dewaaa…! udah mandi belum?” teriak tanteku memanggil. “Bentar Tan!” jawabku. Memang saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor adalah kebiasaanku, karena aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya pasti tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang. Setelah melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku muncul lagi, aku berpikir dan mengkhayalkan kemaluan tanteku, “Gimana rasanya ya?” khayalku. Terus aku berusaha menghilangkan lagi pikiran itu, tapi kok tidak bisa-bisa. Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam terus entar aku macam-macam, wah pokoknya bisa gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang mengetuk. Kontan saja aku kaget, ternyata yang masuk itu adalah tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi kemaluanku, wah gawat! “Sibuk ya Wa?” tanya tanteku sambil senyum manja. “Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup. Tapi sebenarnya aku bangga, bisa menunjukkan batang kemaluanku pada tanteku.
Baca Juga Cerita Mesum Hot : NIKMATNYA NGENTOT PRAMUGARI DI DALAM PESAWAT dan NGENTOT DI MALAM PERTAMA YANG ASIK DAN MELELAHKAN
Panjang batang kemaluanku pas keadaan puncak bisa mencapai
15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, terus langsung ke kamar ya, ada
yang pengen Tante omongin.” “Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,”
pikirku. Lalu aku cepat-cepat mandi, terus berpakaian di dalam kamar mandi
juga, tidak sempat deh melanjutkan onani, padahal sudah di puncak. Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante
memakai celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, terus aku
bertanya, “Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil
duduk di atas tempat tidur. “Enggak, Tante pengen cerita, tentang Oom-mu itu
lho,” ujar tanteku. “Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi. Dalam hatiku
sebenarnya aku sudah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante
menawarkan kemaluannya padaku. Dengan seksama aku medengarkan cerita tanteku
itu. “Sebenernya Tante nggak begitu
bahagia sama Oom-mu itu, tapi dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya
Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, dan pengertian, yang bikin Tante
ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu adalah masalah urusan ranjang,” ujar
tanteku panjang lebar. “Maksud Tante?” tanyaku lagi. “Ya ampun, masih nggak
ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down,
nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku. “Ooo…” ucapku pura-pura tidak mengerti.
“Mmm… Wa, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas. “Bantu
apa Tan?” tanyaku lagi. “Kan hari ini sepi, terus Oom-mu kan nggak ada, juga
sekarang Tante lagi terangsang nih, mau nggak kamu main sama Tante?” tanya
tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Ternyata benar juga yang aku khayalkan, Tanteku minta!
Cihui! ups tapi jangan sampai aku terlihat nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tapi Dewa takut Tante, nanti ada yang ngeliat gimana?” ucapku polos. “Loh…!
kan kamu ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,”
jawab tanteku meyakinkan. “Ya udah deh,” ujar tanteku sambil memulai dengan
menempelkan tangannya ke kemaluanku yang sebenarnya sudah menegang dari
tadi. “Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu
Wa!” ujar tanteku mesra. Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat
pula tanteku memegang kemaluanku yang sudah over size itu. Sambil mengocok
batang kemaluanku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang
payudaranya dan mengeluarkan bunyi-bunyi yang merangsang. “Emf… ehm… mmm… gede
banget kemaluanmu Wa!” ujar tanteku. Aku
tidak terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku sudah “over” sekali.
Lalu tanteku mulai menempelkan kemaluanku ke mulutnya, dan dengan seketika
sudah dilumatnya batang kemaluanku itu. “Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante…
terus Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu. Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas
ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang kemaluanku itu, lalu ia
memutar tubuhnya dan meletakkan liang kemaluannya di atas mukaku tanpa
melepaskan kemaluanku dari mulutnya. Dengan sigap aku langsung menjilat liang
kemaluan tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan. “Aaah… Wa… enak…
terus Wa… terus jilat…!” erang tanteku keras-keras. Mendengar itu, nafsuku makin bertambah,
dengan nafsu yang menggebu jilatan ke kemaluannya kutingkatkan lagi, dan
akibatnya tanteku mengalami orgasme yang dahsyat, sampai-sampai mukaku kena
semprotan cairan kewanitaannya.
“Oh Dewa… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat. Aku merasa bangga karena aku masih bertahan, lalu aku membalikkan tubuh tanteku sehingga ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya sehingga terpampanglah liang kemaluannya berwarna pink merekah. Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, setelah terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting payudaranya, dan kemaluanku yang telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya. Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting terus ke perut lalu ke paha sampai akhirnya tiba di bibir kemaluannya.
Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, sampai menggigit
saking gemasnya, dan rupanya tanteku akan mengalami orgasmenya lagi. “Ooohh…
Waaa… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak
rambut kepalaku sehingga wajahku terbenam di kemaluannya. “Wa, udah ah, Tante
nggak kuat lagi, Oom-mu mana bisa kayak gini, udah deh Wa, lansung aja tante
pengen langsung ngerasain itu-mu.”
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri membimbing
batang kemaluanku mencari sarangnya. Melihatku kesulitan mencari liang kemaluan
tanteku, akhirnya tanteku yang membimbing untuk memasukkan batang kemaluaku ke
liang kemaluannya. Setelah menempel di lubangnya, perlahan kudorong masuk
batang kemaluanku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku. “Egghmm… terus Waa… pelan tapi terus Wa…
egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebenarnya tidak senang
dengan permainan yang perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang
kemaluanku, kukeraskan sehingga tanteku teriak kesakitan. “Aaahh… Waaa..
saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Dan
tidak percuma, batang kemaluanku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya
itu. Setelah itu batang kemaluanku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari
kenikmatan. Dengan gerakan perlahan itu
akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu. “Ah… uh… terus Wa… enak
sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih enak dari Oom-mu itu… terus Waaa…”
erang tanteku keenakan. Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan
maju-mundur, dan itu mendapat reaksi yang dahsyat dari tanteku,
ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang kemaluanku mulai berdenyut, “Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!” “Di dalam aja Waaa… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!” Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya. Setelah itu kucabut batang kemaluanku dari liang kemaluan tanteku, terus kuberikan ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yang masih ada di kepala kemaluanku hingga bersih. Setelah itu tanteku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, dan aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Setelah tanteku selesai membersihkan diri, ia kembali ke kamar dan segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selama oom-ku di Singaraja, aku diharuskan tinggal di rumah tanteku dan aku jelas mengiyakan. Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau misalnya oom-ku ada di rumah, terus tanteku ingin main denganku, tanteku akan mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut senang saja.
SAHABAT ISTRIKU
Kisah ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang
berada dikota B, kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana
dan saat itu liburan anak sekolah. Sudah 2 hari kami berada di kota, hampir
seluruh sudut kota kami jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati
liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.
Saat itu kami sedang berada disebuah factory outlet ketika sebuah suara terdengar
“Hey……, apa kabar ..? seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba
setengah berteriak menegur Anita, “Eh.., Mira….apa kabar..” jawab istriku yang
langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan. “Pa…ingat kan..ini
Mira….” kata istriku “Tentu saja aku ingat…apa kabar..? “tanyaku menyalaminya
Mira adalah sahabat istriku saat masih kuliah…, wajahnya khas sunda, tidak
terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun lalu
disuatu pesta di Jakarta, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku
namanya…namun suaminya adalah seorang arsitek.
Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang belanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabatnya. Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Mira pamit mau pulang. “Kasihan…ia sudah bercerai” kata istriku dimobil “Lho..kok…? tanyaku ”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya akhirnya mereka cerai…sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan “Lalu…?” tanyaku lagi “Ya sudah…Mira sekarang membuka butik” jelas Anita Percakapan berhenti sampai disitu karena anak anak mulai cerewet minta makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan kami. “Pa.. Mira kusuruh kesini ya…, sebelum kita pulang, biar dia nginep disini…” istriku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota “Boleh” jawabku..dan sungguh …saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh aneh melintas di benakku, aku sedang melepas semua pikirang tentang pekerjaan dan benar benar bersantai, lagi pula anak anak juga tidak mau tinggal diam…selalu ribut tidak karuan Anita mengambil HP nya, setengah jam ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 8, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil memasuki halaman. “Hai…..” sapa Mira ketika kami menyambutnya, malam itu ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum ‘memikirkan hal itu’ sama sekali.. Istriku segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk rumah. Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Mira diletakan.
Baca Juga Cerita Mesum Dewasa : BERGAMBAR HOT NGENTOT DENGAN TUKAN BECAK dan NGENTOT TANTE SEKSI
Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak
tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama
kemudian aku terlelap. Rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku
tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri
walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai
kelutut aku benar benar tak tahu. Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya
dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju
lainnya. Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi
diatas Anita memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang hangat itu dan
mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara
mulutnya berdesis seperti orang kepedasan. “Srrrt…” aku tak tahan lagi dan
melepaskan air maniku duluan dalam vagina istriku yang masih terus bergoyang
mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian
istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung
…pikirku…telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa pusing dia kalau
tidak berhasil mencapai klimaxnya. Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku,
dan…plop…..kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling
memeluk, yah…walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex
……..kami sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang
berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’. Kami tidak banyak
bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta
nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam
selimut….berpelukan telanjang bulat.
Pagi pagi aku sudah terjaga…, melihat istriku masih tidur..
aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang ada
diadalam kamr, cuci muka…lalu keluar keruang makan…mencari kopi. Saat melintas
dapur kulihat Mira sedang asyik mengaduk kopi digelas…dan ketika melihatku nia
tersenyum… Mira hanya mengenakan baju tidur yang agak tipis… dan buah dadanya
yang saat itu tidak menggunakan bra…membayang jelas…, masih pagi.., baru
bangun……. melihat pemandangan seperti itu…langsung saja ‘adik kecil’
diselangkangan berontak keras…. “Mas…kopinya suka manis ?” tanya Mira “Lho..kok…mana
pembantu..masa kamu yang bikin ..?” tanyaku “Kusuruh kepasar….Mira ingin masak
kalau boleh…tanya Anita deh….hobby Mira kan masak..” jawabnya. Ingin kutanya
‘hobby’ nya yang lain..tapi mengingat ia teman istriku dan aku belum diberi
tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal…. “Jangan terlalu
manis..ah….nanti bisa diabetes…” jawabku, hampir…saja kulanjutkan…’kalau diabet
bisa impoten…rugi …’ tapi kembali kujaga lidah ku.. Siang itu aku bersantai
dikamar sementara istriku dan Mira asyik memasak…, anak anaku juga asyik dengan
urusan mereka masing – masing dikamarnya “Hey….makanan sudah siap.”teriak
istriku dan hawa dingin kota Bandung serta suasana yang nyaman sungguh membuat
kami lapar…… Mataku sempat menelusuri tubuh Mira yang tampak sibuk mengambilkan
nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat, celana jeans yang
dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita ini bukan wanita
yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan, wajahnya biasa saja
tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang gadis muda..
namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta
penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’,
dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sdh 3 tahun bercerai…’jangan
jangan sudah rapat kembali’ Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng
yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku
sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan
anak anak sudah tidak kupedulikan lagi. Setelah mandi sore kami menyempatkan
diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pk. 9.00 malam
kami sudah kembali kerumah…anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian
suasana sudah sepi… Aku sedang membaca dikamar ketika istriku masuk dan duduk
disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata “Pa..menurut papa Mira
bagaimana..?” tanyannya tiba tiba. “Bagaimana apa…”tanyaku “Ah…mama kan melihat
papa memperhatikan Mira, waktu makan siang tadi, …minat….?” lanjut istriku
“Mmmmm bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku
mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Anita.
“Mm……….tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita”
jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku…’kalau iya
lumayan kan…’pikirku Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku…kali ini dia
yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa..nurut saja. ya…nggak rugi
deh…” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar… Aku mencoba kembali
ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar.. Sekitar lima belas menit
kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Mira yang sudah
berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat
kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas..sayang daster batik yang
dikenakannya agak tebal..sehingga tidak ada bayangan yang timbul… “Ngobrol
disini saja ya Mir…, pa boleh kan Mira ngobrol dulu disini ..?,”
pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Mira nggak
enak, nggak ada Exhaust Van nya”…, memang terkadang istriku merokok, terbayang
kan kalau asap rokok tidak dikamar tidak bisa keluar..? “Walau awalnya agak
canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Anita duduk disisiku
dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Mira duduk diujung
ranjang…., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku
yakin dia sudah bertanya sebelumnya…tapi diulangi lagi untuk ku), “Mir…kalau
boleh tahu….kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu…, nah kalau
‘kepingin…itu..’ bagaimana kamu mengatasinya…? tanpa tedeng aling aling Anita
bertanya yang membuat wajah Mira merah bagi kepiting rebus. “Ya…gitu deh………..,
udah ah….kok nanya in yang begituan sih…….” jawab Mira tersipu. Tiba tiba Anita
bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya
dipangkuannya dan…menyalakannya serta memanggil Mira mendekat… Aku hanya
memperhatikan apa yang dilakukan istriku…walau aku tahu apa yang ada
dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Mira berteriak kecil…”Ih…gila ya
kamu……..” sambil melirik kearahku. Berkali kali terdengar jerit tertahan Mira
saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo
‘petualangan’ kami…bermacam occasion yang sudah ku compile dalam suatu album,
ada yang istriku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan
lain dan macam macam lainnya. “Sebentar ya…” kata Anita yang lalu beranjak ke
kamar mandi Mira tidak menjawab namun matanya terus menatap layar lap top dengan
wajah yang berubah ubah..antara percaya dan tidak..antara ingin tahu dan
tertarik….ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Anita yang sudah
kembali duduk didekatku…tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang
kukenakan. Istriku alau merangkul leherku, mencium bibirku..lidah kami saling
bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan
didalam celana pendek yang kukenakan…beberapa saat kemudian celana yang
kukenakan sudah terlepas…
Ketika Anita menengok…ia terpana….karena saat itu istriku
sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku…dan ketika istriku
melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya…ia menghentikan gerakannya dan
memberi tanda agar mendekat…. dan entah sadar atau tidak Mira mendekati kami
duduk disamping tempat tidur. Tiba –tiba istriku menarik tangan Mira dan
meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras. Tangan yang terasa
dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas…memberikan sensasi
padaku..dan benar seperti kata istriku……. Mira sudah terlalu lama tidak
menyentuh laki laki…, sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang
kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Mira menghisap kepala kemaluanku istriku
menjilati bijiku dan begitu bolak balik…kujulurkan tanganku…kutarik Mira agar
merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku…
Ketika dasternya kulepas..buah dadanya terpampang jelas…puting susunya lebih
besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya…, dan
walau sdh tidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga. Mulutku
melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah
pusarnya…terasa selangkangan yang lembab agak basah…dengan bulu bulu yang cukup
lebat. Istriku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya
menjilati kemaluanku..lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi.
Kubaringkan Mira telentang..dan kucium bibirnya…lalu perlahan jilatanku
merambat turun…lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan
kuhisap putingnya sementara ia hanya memejamkan mata mengerang lirih…. Lidahku
turun terus kebawah…dan ketika sampai di perutnya ia mulai
menggelinjang…kuambil bantal..
kuminta ia mengganjal pinggulnya dan kini aku mulai
konsentrasi pada vagina yang merekah membasah itu. Dengan kedua tanganku
kusibak bulu bulu di area itu….kubuka vaginanya…dan lidahku mulai menari nari
di klitorisnya…, sesekali menerobos masuk dan kembali menjilat, menghisap dan
menjilat.. Anita yang rupanya tidak tahan dari belakang juga ‘menyerang’ku.
“Ssshh…..aduh….sdh nggak tahan……” sesekali kepalaku dijepitnya dengan
pahanya..dan aku mengerti..sudah terlalu lama ia ‘haus’..maka ketika aku
menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan serta merat
tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku terarah tepat
dengan perlahan mulai kubenamkan…Mira mengerang…. membuka pahanya semakin
lebar,…setelah kepala kemaluanku masuk…dengan satu hentakan yang diiringi
desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga habis.
Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat namun
‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita jawa barat umumnya bisa membuat
vaginanya enak..tidak kering agak basah sedikit, tapi legit..atau mungkin
pengaruh suka makan lalaban?..dan baru kemudian kutarik sedikit…lalu kubenamkan
lagi..demikian berulang – ulang… sementara Mira memeluk dan kakinya bahkan
melingkari pinggangku… Tiba kurasakan sensasi lain…wah…….ternyata istriku
mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik
turun di vagina Mira, bahkan sesat kemudia bukan lagi usapan yang kurasakan
namun …..jilatan….gila…………….rasa nikmat yang luar biasa menyerangku …………,
batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Mira dan lidah Anita menjilati
bijiku..sesekali batangku terjilat saat tertarik keluar….. Aku tahu kalau
begini terus tidak lama lagi pasti tumbang…….. maka, ku rubah posisi, tanpa
melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi hingga Mira kini
diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan
menggayut diatasku dengan leluasa kuremas…,
sesekali putingnya kuhisap…, disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu. Mira mulai bergerak teratur….mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlalu lama…..ia naik turun diatasku dengan teratur…semakin lama semakin cepat..kemaluannya mulai menghangat…dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya…..dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia melemparkan kepalanya kebelakang..mencengkeram pundaku dan mendesah lirih…”Ah…ssss…………….hhh…………. …..ah……..aduh…..keluar………..” lalu ia ambruk diatas dadaku. Kucium bibirnya dan dengan perlahan ia kurebahkan kesamping…, sesungguhnya aku yakin akalu kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak sedahsyat yang barusan..namun aku juga tahu kalau istriku sudah menanti.. Kusuruh Anita menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah kuyup dangn lendir Mira menerobos memasuki lubang vagina istriku..yang juga sudah basah…. Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik….maka irama yang berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah sedemikian mendesak…kuberi tanda pada Anita untuk meningkatkan ‘speed’ dan akhirnya…srrrrt…..creeet……….air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah keras.
Baca Juga Cerita Sex : GAIRAH IBU JILBOOB NAFSUAN
Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan
telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka
mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu…, namun juga
masih susut. Belum terlalu rasanya beristirahat Mira sudah mulah memainkan
kembali mulutnya di selangkanganku sementara Anita berjongkok diatas wajahku
dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya……, vagina istriku
walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat… juga
klitorisnya masih tetap mungil kemerahan….sekitar lima menit kami dalam posisi
itu sebelum berbalik… kini kembali aku diatas Mira yang dengan melebarkan
kakinya menerima kemaluanku dan Anita memelukku dari belakang menjilati leher
dan belakang telingaku..kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan
pantatku…. Aku menggenjot Mira yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur
dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang
panas…istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat
dan seperti tadi…………Mira yang masih haus itu kembali mencapai klimax
duluan…..”Mas……….ah…….cepet….cepet.. .aduh…………enaaaak..hhh………” dan setelah
seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa
mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut
itu…….dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara
teratur….”waw……….geli….ah……..aduhh.. …………” Mira merintih dan mendesah….namun
aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin
kugapai…dan “Aduh…….keluar…lagi……ah……” dan istriku juga semakin giat mengusap
dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi……kucabut kemaluanku
dari vagina Mira dan istriku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang
basah penuh lendir itu.
Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Anita yang tanpa ragu langsung menelannya., Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari cairan. Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali…. dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Anita untuk kemudian melepaskan isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat diisi’ air maniku Entah jam berapa Mira kembali ke kamarnya karena saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya…aku terlelap. Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istriku…sambil berbisik ”Mira bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya..” aku hanya tersenyum karena benar benar merasa ‘habis…..’, terkuras energi dan air maniku…., Hampir tengah hari baru aku beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi. Demikianlah cerita sex panas BERHAYAL NGENTOT TANTE dan SAHABAT ISTRIKU oleh cerita sex hot