Cerita bokep suami kurang puas di ranjang

Author:

Suamiku itu mempunyai napsu besar tapi gak bisa tahan lama, ampir tiap malem dia minta dipuasin napsunya. Tapi dia sekali masuk langsung keluar. Jadi aku belum berasa apa-apa dia dah keluar, repotnya lagi kalo sudah keluar dia biasanya langsung tidur, tinggal aku lah sendirian gigit jari.

Sering setelah suamiku tertidur saking puasnya, aku ngilik it ilku sendiri, kadang bisa nyampe, kadang enggak. Kalo enggak bisa muasin diriku sendiri, aku jadi uring-uringan besoknya. Bang Jimmy suamiku tau kenapa aku uring-uringan terus dikantor, karena aku pernah cerita terus terang ama dia perihal letoynya suamiku di ranjang. Dia sih kasi advis, tapi advis itu kan mesti dijalankan oleh suamiku, dan suamiku gak mau ndengerin aku soal apa yg harus dilakukan sebelum dia masuk ke aku. Ya gak ada hasilnya lah.

Sampelah pada suatu malem, kejadian yg sama terulang lagi, aku sebenarnya males ngeladenin napsunya, tapi namanya dah jadi istri ya aku ladenin jg napsunya dia dgn ogah-ogahan. Dia gak perasa sama sekali, sikapku yg ogah-ogahan ngeladenin dia gak diperhatikan karena dikepalanya cuma ada dia bisa keluar, that’s it. Setelah dia keluar, dia bilang mo keluar kota barang 2 minggu. Gila gak baru beberapa bulan nikah,aku mo ditinggalin 2 minggu.

Tapi namanya jg karyawan, dia pasti gk bisa nolak instruksi atasannya. Jadilah aku bete dan uring-uringan lagi di kantor. Bang Jimmy seperti biasa ketika makan siang bareng aku, menghiburku,
“Nis, kan dah biasa suami kau cepet keluarnya, ngapain jg uring-uringan terus. Selama dia gak mau ngerubah pola dia maen sama aku ya akan gini terus. Ke dokter Naek Tobing aja (dokter ini katanya pakar urusan ranjang), siapa tau kalo advisnya dari dokter, suami aku mau nurut. Ni alamat prakteknya”, kata bang Jimmy sembari memberikan kartu nama si dokter itu.
“Dia keluar kota bang”.

“Jadi kau jablay dong Nis”.
“Ih abang, orang lagi kesel jg”.
“Sori deh”. “Nanti deh bang kalo dia dah pulang Denis ajak ke dokter ini, mudahan aja dia mau. Wah nanti malem sepi banget ya sendirian”.
“emangnya dari nikah baru kali ini kau sendirian ya Nis”.
“Iya bang”.

“Mo ditemenin?” Aku menatap wajahnya, matanya berbinar-binar sembari tersenyum nakal.
“Ntar abang nakal lagi kalo nemenin Denis”.
“Kan kau mau dinakali Nis, nakal yg bisa bikin kau terkapar”.
“Kok terkapar bang?”
“Iya terkapar karena lemes dan nikmat, itu kan yg kau cari selama ini”.
“Bang, iseng aja sih, kataku sembari mukul pundaknya.
“Aku gak iseng Nis, serius nih, kau mau gak?”
“Tau ah”. Pembicaraan terputus sampe disitu karena waktu itirahat siang dah selesai.
Kami meninggalkan tempat makan dan kembali ke tempat kerja masing-masing.
Rupa-rupanya bang Jimmy pejuang yg gigih, karena aku gak ngasi dia jawaban, dia ndesek aku terus dgn menggunakan fasilitas intranet. Fasilitas itu membuat kita bisa chatting antar temen tanpa harus ngirim imel. Ada message masuk dari dia,
“Mau gak Nis, aku dah lama sebenarnya pengen maen ma kau. Bodi kau merangsang banget sih”.
“Bang lagi sibuk nih, emangnya gak ada kerjaan ya, kalo gak ada kerjaan bantuin Denis mending”.
“Iya aku bantuin”. Gak lama dia nongol di cubicle aku.
“apa yg bisa aku bantu?” Aku memberikan sebagian kerjaanku ke dia, gak lama dia sudah menyelesaikan kerjaannya. Aku ngecek sebentar, dan semuanya sudah beres.
“Ada lagi Nis yg bisa aku bantu?”
“Gak ada lagi bang, ini mah kerjaan Denis rutin, gak bisa dikerjain ma orang laen.”
“Jadi boleh dong aku ngirim message lagi”, katanya sembari meninggalkan cublicleku. Gak lama nongol lagi message dari dia.
“Gini Nis, kalo kau gak mau ditemenin di rumah kau, gimana kalo kita ke Bogor aja”.
“Emangnya abang punya rumah disana?”, balesku.
“Kita nginep aja di hotel. Kan Jumat besok libur, jadi bisa long weekend. Kita bisa berangkat nanti malem, Bogor deket ini”.
“Abang banyak duit ya, mo nginep hotel segala, keluarga abang mo dikemanain?”
“Aku jg jomblo dirumah. Keluargaku liburan kerumah mertuaku di Surabaya, memanfaatkan liburan panjang. Sekarang aja aku dah sendirian di rumah. Mau ya Nis. Aku jamin pasti kau ketagihan deh”.
“Kalo Denis bener ketagihan gimana.”
“Ya kita cari kesempatan aja untuk memenuhi ketagihannya kau, biar gak uring-uringan terus. Daripada dirumah sendirian digigit nyamuk, mendingan jg aku yg gigit kau”.
“Sakit dong digigit”.
“Ya digigit enak dong sayang”.
“Ih mulai deh pake sayang-sayangan”.
“Mau ya, Nis. Aku mo cari hotel yg sesuai dgn isi kantongku nih”. Aku tdk membalas message terakhirnya.
Dasar gelo, gak lama lagi muncul lagi messagenya.
“Diem artinya mau Nis. Aku dah ngebook hotel (dia nyebut nama hotelnya). Kita berangkat nanti bubaran kantor”.
“aku kan belon bilang iya”, tapi giliran dia gak menjawab messageku.
Bubaran kantor, dia dah cengar cengir nungguin aku. aku diantarnya pulang.
Sepanjang jalan dia terus merayuku supaya aku mau ke Bogor dgnnya. Akhirnya pertahananku berantakan jg karena desakannya yg pantang menyerah itu. Dia senang sekali. Dia membantu aku bebenah pakean yg akan kubawa nginep dgnnya. aku berdebar-debar, tapi kutepis kekawatiranku dgn membayangkan bakal meregus kenikmatan dgnnya. Aku akhirnya bisa melupakan kekawatiranku, ketika kami berangkat ke Bogor dari rumahnya.
Sepanjang jalan dia ngajakin aku ngobrol hal yg ringan-ringan, dia tdk menyinggung acara ranjang sama sekali, malah dia cerita humor yg rada jorok sehingga aku terpingkal-pingkal dibuatnya. Jalan tol dalem kota yg macet tdk terasa karena aku sibuk tertawa berasam dia. Gak terasa, kami sudah diujung tol Jagorawi, ngantri mo bayar tol keluar Jagorawi.
“Nis, kita cari makan dulu ya, biar gak usah keluar hotel lagi. Kan kita mo honeymoon”. “Honeymoon dari Hongkong, iya bang, Denis dah kerasa laper nih”.
“Kita cari makanan Sunda ya, kau suka kan?” Mobilnya meluncur membelah jalanan kota Bogor yg macet karena banyaknya angkot yg seliweran.
Akhirnya mobilnya masuk ke pelataran parkir satu restoran Sunda.
“Parkirannya penuh, artinya makanannya enak. Yuk turun”. Kami masuk di restoran itu, kami milih duduk yg lesehan sehingga berasa seperti makan di kampung.
Restoran itu didekor dgn nuansa pedesaan dgn alunan suling dan degung Sunda. Nyaman sekali makan sembari lesehan seperti itu. Kami duduk bersebelahan, dia menyuapi aku, akupun ganti menyuapi dia. Rasa canggungku sudah gak ada sama sekali, apalagi kekawatiran mo maen dgn lelaki laen yg bukan suamiku, sudah hilang tanpa bekas dari pikiranku. Aku menjadi terhanyut karena pintarnya dia merayu aku.
Selesai makan, kami mampir di toko restoran itu yg menjual makanan kecil dan minuman.
“BIar gak usah beli lagi di hotel, di hotel kan lebih mahal dari diluaran”, katanya.
Setelah selesai semuanya barulah kau meluncur ke hotel. Mobil diparkirkan oleh petugas valet, sementara kami cek in. Prosesnya berjalan mulus, sehingga setelah menerima kunci mobil dari petugas valet, kau diantar oleh roomboy ke kamar.
Kamarnya sedeng-sedeng aja, gak besar, fasilitasnya standar saja, tempat tidur besar, sofa, meja rias, tv dan lemari es. Kulihat kamar mandinya jg standar tanpa bathup, hanya shower saja, toilet dan wastafel. Baiknya masih disediakan sabun, odol dan sikat gigi.
“Not bad kan kamarnya, gak mewah seh, disesuaikan dgn kantongku kan”. Aku masuk kamar mandi dan membersihkan badan, kukira dia akan mengikuti aku mandi, ternyata tdk. Selesai mandi aku hanya mengenakan daster tanpa bra.
Memang bagian dada daster itu rendah sehingga kalo aku membungkuk, toketku yg besar montok itu seakan amu keluar dari dasterku. Memang dirumah aku biasanya pake daster seperti itu, sehingga bisa dimengerti kalo suamiku selalu napsu melihat aku seperti itu. Itu yg menjadi perhatian dia. Dia kemudian yg membersihkan diri, selesai mandi, dia mengeluarkan dvd player portabel yg dibawanya dari rumah. Ada film baru katanya.
“Film apaan sih bang”, tanyaku sambil duduk di ranjang sambil nyandar di tepi ranjang.
“Pokoknya seru deh, bule lawan orang sini”, jawabnya sambil memasukkan kepingan ke playernya, kemudian dia duduk diranjang jg disebelahku.
“emangnya tinju”, tanyaku gak ngerti.
“Bukan tinju tapi gulet”, jawabnya.
“Kalo gulet, Denis gak tertarik ah”, kataku sambil bangkit berdiri, tapi dia lebih cepat. Dia menarik tanganku supaya tetap duduk disebelahnya.
Ternyata film itu “biru”, lakonnya bule dgn cewek yg tampangnya melayu. Ceweknya sih montok, toge pasar. Mereka sedang gulet dikolam renang, masih pake pakaian. Ceweknya pake bikini yg kelihatannya kekecilan sehingga toketnya yg besar seperti mau tumpah dari branya. Si lelaki bule pake celana pendek, kelihatan selangkangannya sudah gembung, pertanda penisnya sudah ngaceng. Panas jg aku ngeliat ulah ke 2 “artis” film biru itu. Sambil cipokan mereka saling remas.
“Seru kan, jarang ada film yg pemainnya cewek sini. Lagi mainnya sama bule lagi. Kau suka nonton film bokep ma suami kau Nis”, kata dia sambil merangkul pundakku.
“Ampir gak pernah”.
“Ah payah lah suami kau”. Ceweknya mulai ditelanjangi, dan si bule menjilat dan mengemut semua yg bisa dijilat dan diemut, baik yg atas maupun yg bawah, dan seperti lazimnya film biru, ceweknya mulai ber ah uh ria.
Dia mulai melancarkan aksinya, rambut dan pundakku mulai dielusnya sambil merayu,
“Nis, kau cantik. Harusnya kau jadi sekretaris, pasti dirubung lelaki di kantor”. Tiba-tiba dia mencium pipiku.
“Ah, abang nakal ih”, kataku genit.
“Tapi suka kan”, jawab dia sambil mempererat rangkulannya. D
ia memegang daguku dan mukaku ditolehkan ke arah mukanya, kemudian perlahan dia mencium bibirku. Karena aku jg mulai panas menyaksikan adegan gulet di film, aku menyambut ciumannya dgn mengemut bibirnya.
Karena aku memberi repons positif, tangannya mulai mengarah ke toketku, langsung saja diremasnya dari luar daster. karena aku tdk mengenakan bra, dia lebih leluasa meremas dan memlintir pentilku. Tangannya kemudian menyusup ke balik dasterku dari bagian dada dan makin getol saja tangannya menggarap toket dan pentilku. Dia melepas bibirku dan mulai menciumi telingaku dan terus ke leherku. Tahu dia bahwa telinga dan leher merupakan salah satu dari sekian banyak titik sensitif di tubuhku. Aku mulai melenguh menikmati ulahnya, pentilku mengeras karena terus dipilin-pilin.
“Bang, …” lenguhku.
“Kenapa Nis, udah gak tahan ya, pengen dilanjut…” katanya sambil tersenyum.
“Buka ya dasternya”, katanya sambil menarik dasterku keatas.
Aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepas dasterku. Dia melotot memandangi tubuhku yg hanya berbalut cd mini yg tipis. Karena CDku mini, jembutku yg lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDku.
“Jembut kau lebat ya Nis, pasti napsu kau besar ya”, katanya sambil mengemut-ngemut pentilku sambil meremas toketku. “Toketmu kenceng ya Nis”, katanya.
Sambil menikmati remasan tangannya, tanganku jg tdk tinggal diam, kuremas penisnya dari luar celana pendeknya.
“Bang, ngacengnya sudah keras banget”, kataku.
Aku sudah tdk bisa menahan napsuku lagi. Aku telentang diranjang, menunggu aksi selanjutnya. dia bangkit dan melepaskan t shirt dan celana pendeknya, sehingga tinggal cdnya yg melekat di tubuhnya. Tampak selangkangannya sangat menonjol, pertanda penisnya sudah ngaceng dgn penuh. Player dimatikan dan ia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya dgn penuh napsu dan tangannya kembali meremas-remas toketku sambil memilin-milin pentilnya.
“Isep dong bang..” pintaku sambil menyorongkan toketku itu ke wajahnya. Langsung toketku disepnya dgn penuh napsu. Pentilku dijiatinya.
“Ohh.. Sstt..” erangku keenakan.
Jarinya mulai mengelus jembutku yg nongol keluar dari CDku, kemudian disusupkannya ke dalam CD-ku. Jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya berakhir di it ilku sehingga menimbulkan kenikmatan yg luar biasa. memekku langsung berlendir,
“Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yg satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tdk tahan lagi,
“Bang, Denis udah gak tahan nih”. CD-ku didorong kebawah sampai terlepas dari kakiku.
Aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia meloloskan penutup terakhir tubuhku. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutku yg lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku. Dia menyelipkan jarinya ke belahan no
nokku yg sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekkku.
“Bang..! Aduuh! Denis sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintaku.
Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah jarinya beralih menggosok-gosok it ilku.
“Aduuh! abang..nakal!” seruku.
Aku pun semakin tdk karuan, kuremas penisnya yg sudah keras sekali dari luar CD nya. Toketku yg sudah keras sekali terus saja diremas-remas, demikian jg pentilku.
“Ayo dong bang dimasukin, Denis sudah benar-benar enggak kuu..at!” rengekku lagi.
Kemudian dimasukkannya jarinya ke dalam memekku yg sudah basah kuyup. memekku langsung dikorek-korek, dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yg tumbuh di dalam liang memekku dimainkannya dgn ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujung jarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung mengulum bibir memekku.
Cairan yg membasahi sekitar selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum bibir memekku. Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan dilumat dgn mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otot-otot perutku jadi kejang dan akhirnya aku nyampe, cairan memekku yg banjir ditampung dgn mulutnya dan tanpa sedikit pun merasa jijik ditelan semuanya.
Aku menghela napas panjang, dia masih dgn lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. memekku terus diusap-usapnya, demikian jg it ilku sehingga napsuku bangkit kembali.
“Terus bang.. Enak..” desahku.
“Ayo dong bang.. Denis udah nggak tahan”. Tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap it illku sambil meremas-remas toket dan pentilku.
Dia melepaskan CDnya, penisnya yg lumayan panjang dan besar sudah ngaceng keras sekali mengangguk-nengguk. Aku dinaikinya dan segera dia mengarahkan penisnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala penisnya.
“Enak bang.” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan penisnya ke memekku yg sempit.
memekku terasa sesek karena kemasukan penis besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih penisnya mulai dienjot keluar masuk.
“Terus bang.. penisnya enak” erangku keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak tukar posisi. Sekarang aku yg diatas. Kuarahkan memekku ke penisnya yg tegak menantang.
Dgn liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik turun. Toketku yg montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia meremas toketku dan menghisap pentilnya dgn rakus.
“Bang.. penisnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas tubuhnya.
“Enak Nis?’ tanyanya.
“Enak bang.. en totin Denis terus bang..” Dia memegang pinggangku yg ramping dan menyodokkan penisnya dari bawah dgn cepat.
Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya,
“Denis nyampe bang” jeritku saat tubuhku menegang merasakan nikmat yg luar biasa.
Setelah itu tubuhku lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium bibirku.
“Bang, nikmat sekali. Baru pertama ini Denis ngerasain nikmatnya penis bang”.
Setelah beberapa saat, penisnya yg masih ngaceng dicabut dari dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah no
nokku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung it il ku. Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas-remas penisnya dgn penuh nafsu.
Cairan lendir yg keluar kembali dari memekku dgn lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yg kuat menghisap memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutnya menekan memekku, hidungnya yg mancung menempel dan menekan it ilku. Aku kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dgn sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dgn posisi hidungnya tetap menempel di it ilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung napsuku.
“Oocch! Bang.. Teruu.. Uus! Denis nyampe lagi bang”, suaraku semakin parau saja.
Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya yg terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dgn pahaku, badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dgn rakus sekali hingga habis.
Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, penis nya sudah mengarah ke memekku. Aku merasakan sentuhan ujung penisnya di memekku, kepala penis nya terasa keras sekali. Dgn sekali dorongan, kepala penisnya langsung menusuk memekku. Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala penis nya terbenam ke dalam memekku.
Walau penis nya belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yg membuat otot memekku berdenyut, cairan yg membasahi memekku membuat penisnya yg besar mudah sekali masuk ke dalam memekku hingga dgn sekali dorongan lagi maka penisnya masuk kedalam sarangnya, blee.. ess.. Begitu merasa penisnya sudah memasuki memek ku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di atas tubuhnya, kududuki batang penis nya yg cukup panjang itu. Kugoyangkan pantatku dan kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga penisnya keluar masuk memekku, dia meremas- remas kedua toketku.
Lebih nikmat rasanya ngen tot dgn posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan penis besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk it ilku. Kini giliran nya yg tdk tahan lagi dgn permainanku, ini dapat kulihat dari gelengan kepalanya menahan nikmat yg sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata benar jg, dia memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret,
“Nis, aku dah mau ngecret, boleh didalem ya Nis”.
“Ngecretin didalem aja bang, biar tambah nikmat. Kita nyampe sama-sama..bang”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatku.
“Aa..Aacch!” Akupun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dgn dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas penisnya.
Pejunya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui penisnya sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yg merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas.
Posisiku tengkurap disampingnya yg terkulai telentang.
“Bang, pinter banget sih ngerangsang Denis sampe berkali-kali nyampe, udah gitu penis abang kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku.
“memekmu jg nikmat sekali Nis, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kepenisku”, jawabnya sambil memelukku.
Setelah selesai, aku bangkit dari tanjang ke kamar mandi, membersihkan sisa-sisa peju dan cairan memekku yg melelh keluar. Lemes banget deh, bener kata bang Jimmy, nikmat itu membuat kita terkapar saking lemesnya.
Aku berbaring di ranjang, sementara dia masuk ke kamar mandi. Karena cape, akhirnya aku tertidur. Tdk tahu berapa lama aku tertidur, tiba-tiba aku terbangun karena merasa toketku ada yg mengelus-ngelus. Aku terbangun dan melihat dia duduk disebelahku dan sedang mengelus-ngelus toketku.
“Cape ya Nis, sampe ketiduran”. Dia memelukku.
Bibirku langsung dicipoknya. kusambut saja ciumannya. Toketku langsung menjadi sasaran remasannya. Pentilku segera mengeras dan dipilin-pilinya, napsuku mulai bangkit. Sambil meremas toketku, dia menjilati toketku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar saking napsunya.
Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus-elus dgn satu tangan masih meremas toketku. Setelah itu selangkanganku dijilati,
“Nih jembut lebat banget sih, tapi aku suka kok ngen totin prempuan yg jembutnya lebat, apalagi toketnya besar seperti kau”.
“Napa bang”, tanyaku terengah.
“Cewek yg jembutnya lebat kan napsunya besar, suka binal kalo lagi dien tot”.
“Bukannya binal bang, tapi menikmati”, jawabku.
Bibir memekku langsung dijilatnya, lidahnya jg masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku memerah sambil terdongak keatas. penisnya sudah ngaceng lagi dgn kerasnya.
“Bang kuat banget, baru aja ngecret dah keras gini lagi”. Aku hampir tak dapat memegangnya dgn kedua tanganku. “Dikocok Nis”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok penisnya dgn gemas, makin lama makin membesar dan memanjang. “diemut dong”, katanya keenakan. aku duduk sambil mengarahkan penis yg ada digenggamanku ke arah mulut ku.
Aku mencoba memasukkan kedalam mulutku dgn susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu kepala penisnya. Dia mendesah-desah sambil mendongakkan kepalanya. Kutanya
“Kenapa bang”.
“Enak banget, terus Nis, jangan berhenti”, ujarnya sambil merem melek kenikmatan.
Aku jilatin penisnya mulai dari kepala penisnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia memegangi kepalaku dgn satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengen toti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas toketku sebelah kanan. Gerakannya semakin lama semakin cepat. Tiba-tiba dia menghentikan gerakannya.
penisnya dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan penisnya ke toketku,
“Nis, aku mau ngerasain penis ku kejepit toket kau yg montok ya”. Aku paham apa yg dia mau, dan dia kemudian menjepit penisnya di antara toketku.
“Ahh.. Enak Nis”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus menggoyang penisnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku. Sampai akhirnya
“Aduh Nis, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut kau ya”.
“Jangan bang, di memek Denis aja”, jawabku.
Aku bukannya tdk ingin merasakan pejunya dimulutku, tapi lebih baik dingecretkan di memekku, aku jg bisa ngerasain nikmat.
Diapun naik keatasku sambil mengarahkan penisnya ke memekku. Dia mulai memasukkan penisnya yg besar dan panjang itu ke memekku. Pantatnya semakin didorong-dorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain
memekku digesek penisnya. Dia mulai menggerakkan penisnya keluar dan masuk dimemekku yg sempit itu.
“Wuah Nis, sempit betul memekmu”, dia menggumam tak keruan.
Aku mulai merasakan nikmat yg luar biasa. Lebih nikmat dari yg pertama tadi. Secara naluri aku gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan penisnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali gesekkan penisnya di memekku. Tubuhnya yg berada diatas tubuhku yg putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan penisnya sendiri yg sedang keluar masuk di memekku. Selang beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan penisnya dari belakang ke memek ku.
“Enngghh…” desahnya tak keruan.
Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dgn erat, aku merasa nikmat yg luar biasa. Tdk tahu berapa lama dia menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe,
“Bang, enjot yg keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot penisnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali. ‘creettt, creeth.., creeetttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh penisya yg besar itu.
Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku
“Gimana Nis? enak kan?”.
“Enak sekali bang, rasanya nikmat sekali, memek Denis sampe sesek kemasukan penis abang, abis gede banget sih”, jawabku.
Dia mencabut penisnya yg sudah lemes dari memekku. penisnya berlumuran pejunya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dimemekku. Aku yg kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama kemudian aku tertidur lagi.
Ketika aku bangun, hari udah terang. Segera aku kekamar mandi. Dia sedang gosok gigi. Melihat aku masuk kamar mandi, dia segera membersihkan busa odol dan memelukku. Hebatnya penisnya udah ngaceng lagi.
“Nis sarapan yuk”, ajaknya sambil meremas-remas toketku.
Aku tau apa yg dia maksud dgn sarapan, ya ngen tot lagi lah. Leherku diciuminya dgn penuh napsu. Itu membuat napsuku jg bangkit dgn cepat. Dia segera duduk di toilet dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan penisnya ke belahan bibir memekku. Dgn menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung penisnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung penisnya ke ujung it ilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian penisnya yg sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku.
Awalnya agak sulit jg penisnya masuk kedalam memekku. Tetapi dgn sedikit bersusah payah akhirnya ujung penisnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yg kubantu dgn sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil jg penisnya amblas semua ke dalam memekku.
Dgn posisi begini membuatku harus aktif mengocok penisnya dgn cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok penisnya. penisnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, penisnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yg kurasakan tdk dapat kulukiskan dgn kata-kata lagi. memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan penisnya dalam memekku sudah tdk sesesak tadi. Kini aku pun sudah tdk kuat lagi menahan napsuku.
Aku tdk mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi penisnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor.
Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tdk mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yg kulakukan.
“Aduuh..! Nis, hebat banget empotan memek kau! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku.
Dia rupanya sudah benar- benar tdk mampu bertahan lebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya sambil berpegangan ke wastafel, tetapi penisnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan penisnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style.
“Aa.. Aacch!” kini giliranku yg menyeracau tdk karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yg menerpa dinding memekku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku.
Bersamaan dgn itu, aku pun mengalami hal yg serupa, kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dgn cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tdk tertampung seluruhnya.
Cairan kami yg telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dgn handuk. Aku segera memakai pakean dan keluar kamar bersamanya ke cafe untuk sarapan.
Demikianlah selama di hotel sampe waktu cek out, dia membawaku berkali-kali mereguk kenikmatan bersamanya. Staminanya luar biasa sehingga dia bisa berkali-kali menggocek memekku dgn penisnya sampe aku berkali-kali nyampe. Sungguh kenikmatan yg melelahkan.,,,,,,,,,,,,,,,,,,