Aku seorang pria yang telah menikah dan bekerja di perusahaan swasta di Jakarta, sebuahhari ada seorang wanita di mutasi dari kantor cabang ke kantor pusat tempatku kerja. Namanya Farah, orangnya cantik, kulitnya putih bersih, tinggi badan kira-kira 165cm, berdada montok. Aku suka curi-curi pandang untuk menonton kecantikan wajahnya.
Awalnya aku gak tau kalau dirinya sedang hamil sebab dirinya suka pakai pakaian yang longgar-longgar, tapi seusai tahu kalau dirinya hamil aku tambah semangat untuk mendekatinya, sebab menurutku wanita hamil lebih jauh sexi.
Seusai pendekatan hampir sebulan, aku memberanikan diri untuk mengundang dirinya untuk makan siang di Ancol, sebab aku yakin Farah juga menyukaiku. Padahal kantor tempat ku bekerja berada di daerah Sudirman. Seusai hingga, kuparkirkan mobil di pinggir pantai, lalu kumulai aksiku. Kumulai dengan dialog kecil lama kelamaan dudukku bergeser mendekatinya. Kuusap rambutnya yang hitam terurai, kulanjutkan dengan mengelus lehernya diapun memejamkan mata. Kuciumi pipinya yang halus dirinya tetap diam lalu aku mencoba melumat bibir merahnya dengan lembut. Farahpun merespon ciumanku. Lidahnya diputar-putar dalam mulutku. Kemudian tangan Farah mulai berani merengkuh leherku. Mulut kami saling melumat mesra, nikmat banget rasanya. Hari itu kami hanya berciuman saja, sebab kami tetap saling sungkan.
Dua hari seusai ketemuan kulihat Farah sedang murung, lalu kucoba untuk bertanya
“Kamu kog kelihatannya murung ada Fa?” tanyaku.
“Saudaraku ada yang sedang sakit dan diopname tapi aku belum sempat menjenguknya sebab suamiku sibuk terus” jawabnya kecewa.
“Gimana kalau tidak anter” tawarku.
“Beneran mau nganterin aku…?” jawabnya.
“Iya bener, tapi aku minta bayaran lho..” godaku.
“Kog minta bayaran sih” jawabnya dengan muka cemberut.
“Bayar aku dengan ciuman…hahahaha” kataku sambil tertawa. Farahpun mencibir dan mencubit lenganku.
Singkat cerita seusai berakhir mengantar Farah dari rumah sakit, aku nyetir mobil tanpa arah sebab aku gelisah banget, pas berhenti lampu merah aku bertanya pada Farah.
“Bayarannya mau dibayar kapan nih Farah?” tanyaku.
“Kamu mintanya kapan” jawabnya singkat
“Ehmmm… kapan ya?
“Terserah kalian aja” jawabnya lagi.
Lampu lalu lintas telah hijau kembali. Lalu kuarahkan mobilku ke daerah MT.Haryono menuju PN.
Pas masuk pelataran PN, kulihat wajah Farah kelihat resah, kupegang tanganya dan aku mengatakan
“Kamu kenapa kog kelihatannya resah, kalau Farah ragu-ragu kami berangkat aja ya..” Farah Cuma menggelengkan kepalanya dan menjawab
“Gak kog, aku gakpapa”
Seusai memarkirkan mobil kami langsung masuk ke kamar. Di dalam kamar aku langsung memeluknyadiapun membalas pelukanku kemudian bibir kami saling berciuman, lumayan lama kami berciuman dengan posisi berdiri. Tanganku mulai mengelus lehernya dan turun untuk meremas toketnya. Terasa padet banget, terbukti kalau wanita sedang hamil, toketnya menjadi padet dan montok banget.
Lidahku pun tidak mau diam kujilati dari telinganya dan lehernya. Sementara tanganku tetap meraba dan meremas toket dan putingnya.
“Aaahhh…” desahnya.
Kemudian kugendong Farah dan kurebahkan di tempat tidur, kulucuti pakaiannya, Farah terkesan pasrah.Kini tinggal BH dan CD yang tetap melekat di tubuh Farah. Terkesan perut Farah sangat sexi, usia kandungannya kira-kira 6bulan. Kuciumi dan kujilati perutnya sambil tanganku menelusup BH meremas dan memilin-milin putingnya.
Akupun lanats melepas BH nya, (Gila montok banget) ucapku dalam hati. Aku mulai menjilati putingnya yang telah tegang banget tandanya dirinya telah mulai terangsang. Tanganku merayap ke CDnya dan menggesek memeknya dengan jariku. Nyatanya memeknya telah basah oleh lender kenikmatan. Nafas Farah terdengar sangat memburu.
“Sssttt…Oooohhh…aahhh…” desahnya menahan nikmat. Kemudian CDnya kutarik ke bawah, telihat memek montok yang ditumbuhi rambut agak tebal.
Lidahkupun lantas bermain-main dengan memeknya. Kujiati bibir memeknya dan juga kujilati itilnya, baunya sangat harum. Belum sempat aku menyium aroma khas yg semacam ini, dan juga ada rasa gurih-gurihnya lagi. Lidahku terus menjilai itilnya, kadang juga lidahku kumasukan ke celah memeknya, sambil tanganku mengelus-elus perut buntingnya.
“Aahhh…sayang terus yank enak niiihh…” desahnya, sambil lidahku kumasukan maju mundur ke celah memeknya.
“Sssttt…ooohhhh….” desahnya lagi
Farah terus terangsang, dirinya memegang kepala dan meremas-remas rambutku saking nikmatnya. Aku merasa nafas Farah terus terengah-engah tidak beraturan dan tubuhnya mulai mengejang dan cengkraman di memeknya terus erat. Jilatanku dan sodokan lidahku terus kupercepat dan akhirnya…
“Aaaahhhhh….teruuusss sayang aku mau keluaaarrrr….” jeritnya nikmat.
“Teriak aja Farah jangan ditahan suaranya, teriak yang kencang gak akan ada yang denger” kataku dan Farah pun mulai berteriak kencang.
“Ooohhh sayanaaang, akuu keluaaaarrr…..” jeritnya. Akhirnya Farah mencapai klimaks juga, kuhisap dan kutelan semua lendir kenikmatan dari memek Farah.
Lalu kami berdua berpelukan dan kuciumi bibirnya sambil kuelus-elus perut buntingnya dan Farah berbisik padaku,
“Kujiati batang penismu ya mas…”
“Perbuat sesukamu Farah” kataku. Kemudian dirinya mulai menjilati kepala penisku sambil mengocok batang penisku. Sungguh sangatlah nikmat.
“aaahhh Farah enak sekaliii” desahku. Tapi lalu aku memegang kepalanya dan bilang
“Telah sayang yang jilati penisku, kalau kelak crot dan masuk ke mulutmu gimana?”
“Gakpapa mas, aku pengen ngerasain pejuhmu.” Jawabnya. Sambil menjilati batang penisku. Dan kata-kata itu terus membikinku bergairah.
Akhirnya kuangkat kepalanya dan kulumat lagi bibir tipisnya sambil kurebahkan badannya dalam posisi terlentang. Kunaiki dia, kuarahkan batang penisku untuk menembus celah memeknya, dengan pelan kumasukan batang penisku ke memeknya, tetap rapet juga nich… pikirku, padahal Farah telah punya ank satu, tapi mungkin anak yang pertama keluarnya dengan cara cesar, sehingga memeknya tetap rapet. Seksi banget tubuh Farah ketika kulihat dari atas dengan perut membusung seksi.
Dengan sedikit usaha akhirnya aku sukses menjebol celah memeknya. Tanganya mengenggap erat lenganku.
“Ooohhhh sayang kali ini aku milikmu” desah Farah.
Batang penisku tenggelam semua di celah memeknya, Enak banget semacam ada yang mencengkram erat batang penisku, hingga aku mendesah kenikmatan. Kusodok pelan naik turun memek Farah, nikmat sih tapi agak mengganjal perut buncitnya. Lalu aku meminta Farah untuk ganti posisi agar dapat bebas gerakan yang kami bikin.
“Pindah posisi yuk sayank biar lebih nikmat” ajakku.
Lalu kuangkat tubuh Farah utuk bersandar di kepala kasur dan bawah bokongnya aku alasi bantal agar lebih tinggi.
Sambil aku ciumi bibirnya, kumasukan lagi batang penisku ke celah memeknya. Langsung “Sleeeep”
“Aaahhh lebih nikmat nih mas” katanya.
Aku juga merasakan demikian sebab telah tidak terkendala oleh perut buncitnya. Seusai batang penisku masuk semua, aku diamkan berbagai detik,
“Kog berhenti kenapa mas?’ tanyanya.
“Aku ingin menikmati rasa ini dulu Farah” jawabku.
Seusai berbagai saat, aku mulai menggerakan pinggul perlahan, maju mundur dengan tempo yang beraturan.
Lidahku menjilat puting susunya dan tanganku yang sebelah meremas-remas toketnya. Celah memeknya serasa mencengkram erat batang penisku. Nikmat banget deh rasanya nikmat banget, aku wajib dapat ngatur nafasku agar aku gak keluar dulu.
Tak lama tubuh Farahpun mengejang dan tanganya mencengkram erat lenganku tanda dirinya mau klimaks untuk yang kedua kalinya. Kupercepat sdokanku, terus cepat… akupun juga merasa mau keluar isi dalam penisku
“Aduuuh maass…aahhh…enak banget maasss” desahnya manja.
“iya faa..aku juga merasakan faktor yang samaaaa” balasku sambil terus menyodok memeknya.
Waktu aku merasa udah mau keluar lalu lidahku menyedot putingnya dan Farah mencengkramku terus erat.
“Oooohhh maaasss….aku keluaarrr lagiiii” jerit nikmat Farah.
“Aku juga Faraaahhh..aahhhh “ kataku sambil menggenjot memeknya.
Akhirnya kami klimaks bersamaan, pejuhku menyembur di dalam memeknya, menarik nikmatnya. Kulumat bibri Farah dengan nafsunya,dan kupeluk Farah. Lalu Farah mengatakan padaku.
“Sumpah mas ni tadi nikmat banget, makasih ya”
“Iya Farah aku juga merasakan nikmat yang teramat sangat” kataku.
Seusai kami melepas lelah, kamipun lantas mandi bareng. Kusabuni tubuhnya dengan lembut dan daerah yang paling lama kusabuni merupakan perutnya. Kuelus lembut, dengan gerakan memutar, kanan kiri, aku sangat menikmat sensasinya.
“Kamu suka dengan perut buntingku ya…?”
“Iya, aku suka banget sama wanita hamil” jawabku polos.
“Kalau aku telah melahirkan, apa kalian tetap suka sama aku?” tanyanya.
Kujawab dengan senyuman sambil menyiumi bibirnya. Kubasuh tubuhnya dan seusai itu kukeringkan dengan handuk. Seusai kami berakhir mandi lalu kami pakai baju kembali dan kuajak dirinya untuk kembali ke kantor.
Empat kali aku ngesek sama Farah, hingga kandungannya berumur delapan bulan. Dan seusai Farah melahirkan, aku tidak sempat lagi ngesek sama Farah, tapi hubungan kami tetap berlangsung baik hingga saat ini. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,