Cerita dewasa: Aku diperbolehkan melihat tanteku colmek

Author:

Pada suatu hari, aku sedang memperbaiki kran air yang letaknya ada di dekat kamar mandi, persis dekat tempat mesin cuci. Aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, siapa yang sedang mandi itu?. Ternyata dia adalah tanteku yang cantik, Winda, lagi mandi, dan aku nggak bisa nahan diri untuk membayangkan dia bugil. Aku tahu dia tuh montok dan semok banget, tapi aku belum pernah liat dia telanjang sebelumnya. AKu memutuskan untuk mengintipnya dari celah lubang kunci. Dan benar saja, tubuh tanteku itu indah banget montok dan semok, pantatnya besar toketnya jumbo, pokoknya pasti enak kalau dientot.

Tiba-tiba, suara airnya berhenti, dan aku denger dia nyanyi-nyanyi sambil handukan. Jantungku sempet berdebar-debar, tapi terus aku denger suara pintu kamar mandi yang berderit kebuka. “Hayoo, kamu tadi ngintip tante kan, ngaku aja kamu Eko” katanya. “Aduk aku kepergok ngintip”, batinku menjawab.

“Ayo, Eko, masuk aja ke kamar mandi sama tante,” katanya. Mataku tak berkedip melihat pemandangan di depanku. tante sangat montok montok, payudaranya yang gede dan bergoyang-goyang indah pas dia jalan. Aku nggak bisa mengalihkan pandangan mataku dari tubuhnya yang montok dan toketnya yang jumbo itu yang 1 toketnya besarnya hampir sebesar kepalaku, luar biasa besar. Kontolku langsung ngaceng maksimal saat melihatnya.

“Kamu suka ya ko?” tanyanya, tatapan menggoda di matanya. “Iya suka banget tante, tante montok banget toketnya juga besar banget”, jawabku. Dia ketawa dan ngajakin aku ikut mandi bareng dia. Aku sempet ragu sebentar sebelum ikut masuk di belakangnya, tanganku gemetaran waktu aku meraih sabun.

Waktu kita saling mandi, badan ku dan tente Winda saling mendekat, aku nggak bisa nahan buat nyadarin betapa lembut kulitnya. Dia mendesah pelan waktu aku gosok-gosok sabun di memeknya kemudian aku juga menyabuni toketnya.

Tiba-tiba, aku melihat jari tante Winda masuk ke dalam memeknya, matanya merem melek keenakan. Jantungku dag-dig-dug waktu aku nonton dia colok-colok memeknya

pakai jarinya itu.

“Tante Winda,” bisikku, suaraku serak karena nafsu. “Tante ngapain sih?”

Dia buka mata dan liat aku nonton dia, muka kaget. “Nggak apa-apa,” dia gagap, berusaha narik jarinya dari memek basahnya. Tapi aku nggak bakal biarin dia bohong.

“Jangan bohong deh,” kataku, pegang pergelangan tangannya dan narik tangannya mendekat. “Tante lagi colok-colok memek ya?.”

Dia liat aku, pipinya merah karena malu dan nafsu. “Aku… nggak bisa nahan,” bisiknya. “Enak banget sih.”

Aku nggak bisa percaya apa yang baru aja aku denger. Tanteku, cewek baik yang aku kenal, lagi colok-colok memeknya pakai jarinya untuk masturbasi.

“Kamu suka ya?” tanyaku, suaraku dalam dan serak. “Kamu suka masukin jari ke dalem memekmu?”

Dia ngangguk, matanya ngeliatin aku. “Iya,” bisiknya. “Tapi kita nggak boleh ngomongin ini.”

“Kenapa nggak sih?” tanyaku, deketin dia. “Kan biasa aja.”

Dia geleng-geleng kepala, rambut panjangnya jatuh nutupin muka. “Nggak,” bisiknya. “Ini gak pantas dibicarakan.”

“Mgak apa-apa tante,” kataku, aku ulurin tangan meremas toketnya. “Dan aku pengen liat tante colmek.”

Dia liat aku, matanya melebar kaget. “Kamu mau?” tanyanya.

Aku ngangguk, kontolku berdenyut di celana. “Iya,” bisikku. “Aku mau liat kamu colok-colok memek sampe muncrat.”

Aku kira tante bakal nolak. Tapi terus dia senyum, senyum nakal yang bikin mupeng. “Oke deh,” bisiknya. “Tapi kamu janji nggak bakal cerita ke siapa-siapa ya.”

Aku ngangguk semangat. “Aku janji,” kataku. “Aku nggak bakal cerita ke siapa-siapa.”

Dia bersandar di dinding kamar mandi, merem waktu dia mulai raba-raba memeknya pakai jarinya lagi. Aku nonton takjub waktu dia masukin dua jarinya ke memek basahnya, pinggulnya bergoyang-goyang. Aku nggak bisa percaya apa yang lagi aku liat. Tanteku, cewek tanggung jawab dan baik yang aku kenal, lagi colok-colok tepat di depan mataku.

Sementara aku nonton tanteku colmek, makin lama tante memasukkan hampir semua jarinya ke dalam memeknya dengan gekaran yang semakin lama semakin cepat. “Ahh

tante sudah gak tahan Eko, tante mau muncratt, Ahhhh, ahhhh, ahhhh”, kata tanteku sambil mendesah. “Ayo tante muncratkan saja cairan memek tante”, kataku. Kemudian craaattt, crraaaattt, craaattttt, aku liat memek tanteku muncrat, cairan squirtnya menyembur keluar dari memeknya dengan semburan kuat dan muncrat mengenai mukaku.

“Minum,” bisiknya, suaranya serak karena nafsu. “Minum muncratanku.”

Aku nggak bisa percaya apa yang barusan aku denger, tapi aku nggak bisa nolak. Aku mendekat dan buka mulut, biarkan cairan manis dan asin itu memenuhi mulutku. Rasanya enak banget, sari-sari memek tante memang paling enak.

“Lagi,” bisiknya, jarinya makin cepet dicolok di dalam memeknya. “Aku mau kamu minum semuanya.”

Aku ngangguk semangat, mendekat buat nangkep setiap tetes yang muncrat dari memek basahnya. Craaatttt, crraaaattt, craaattttt, memeknya muncrat lagi dan aku mengarahkan mulutku lansgung di depan liang memeknya dan cairan squirtnya masuk semua ke mulutku dan aku minum dengan lahapnya. Ini pengalaman paling erotis dalam hidupku, dan aku nggak mau ini berakhir.

Waktu akhirnya dia berhenti muncrat, mukanya masih muka-muka orang horny mupeng.

Kemudian aku menciumi memek tanteku itu dan menjilatinya sampai habis semua cairan memeknya.

Dan dengan itu, kita keluar dari kamar mandi. Aku nggak bisa percaya apa yang baru aja aku lihat. Tanteku membiarkan aku nonton dia colmekk dan malah nyuruh aku minum air muncratan memeknya.

“Kamu tau nggak,” bisiknya, napasnya anget di telingaku. “Kamu nggak perlu rahasiain ini lagi.”

Aku liat dia, jantungku dag-dig-dug karena penasaran. “Maksudnya?” tanyaku.

Dia senyum, matanya penuh kejahilan. “Maksudnya,” bisiknya. “Kamu bisa nonton tante colmek kapan aja kamu mau. Tinggal minta, dan aku bakal biarin kamu liat.”

Aku nggak bisa percaya apa yang barusan aku denger. tanteku nawarin aku buat nonton dia colmek kapan aja aku mau? Aku nggak sabar untuk menerima tawarannya.

“Beneran?” tanyaku, suaraku hampir kayak bisikan.

Dia ngangguk. “Tante mau kamu lihat tante colmek sampai muncrat.”

Tanteku memang binal.