cerita dewasa Aline Yang Di Cumbui dengan nafsu – malam itu, Aline sedang berdua dengan pacarnya, Faiz. Kedua meluncur ke sebuah daerah pinggiran di kota S. Daerah itu dikenal dengan sebutan “goyang goban”. Disana tempatnya luas, lapang tetapi gelap. oleh karena itulah banyak dimanfaatkan oleh kalangan muda-mudi untuk menyalurkan hasrat seksual mereka secara darurat. Cukup dengan membayar goban (lima puluh ribu rupiah), sepasang muda-mudi bisa segera crot. Tinggal memilih lokasinya saja. Tetapi tentu aktifitasnya didalam mobil, karena daerah itu sebenarnya adalah tanah lapang.
“Malam, bang.”, sapa Faiz saat memasuki daerah itu. Beberapa orang yang sedang asyik merokok dan ngopi memandang dia. Lalu salah seorang berdiri dan mendekat ke mobil Kijang tersebut.
Tanpa banyak bicara Faiz segera menyodorkan selembar uang lima puluh ribu rupiah ke preman tersebut. Sambil menghisap rokoknya, pemuda tanggung dengan tubuh yang agak kurus itu melongok kedalam mobil.
“Agak rame lho. jadi pilih yang dalam aja.”. Ujarnya. “Ceweknya mas?”, tanyanya sambil mengantongi uang goban itu. Faiz mengangguk. “Cakep mas.”, ujarnya lagi. Faiz tersenyum kecil. Dia lalu segera menjalankan mobilnya masuk ke daerah “telarang” itu. Melalui kaca spion mobilnya, Faiz dapat melihat preman tadi tertawa-tawa dengan teman-temannya sambil menunjuk kearah mobilnya.
Benar juga. sudah ada beberapa mobil yang terparkir rapi ditempat itu. Karena lampu depannya masih menyala, secara sepintas Faiz dapat melihat beberapa adegan panas didalam mobil yang pas kena sorot lampunya. Ada yang sedang mem-blow job cowoknya, ada juga cewek yang sedang disetubuhi cowoknya. Pemandangan yang semakin menggairahkan Faiz tentunya. Tetapi dia tidak berani secara terang- terangan menyorot mobil-mobil tersebut. Bisa-bisa digebukin ama preman yang jaga disana.
Tak lama kemudian, dia mendapat lokasi yang bagus. Didepannya banyak berjejer pohon sono yang rindang. Faiz lalu mematikan mesin mobilnya dan membuka sedikit jendelanya agar ada udara segar yang masuk.
“Yuk, say.”, ujar Faiz dengan genit. Aline cuman tersenyum lalu mencium
kekasihnya dengan mesra. Keduanya lalu pindah ke kursi belakang, karena lebih luas. Setelah itu, Faiz dengan segera menciumi Aline dengan penuh nafsu. Sudah sekitar 1 bulan ini dia tidak menikmati tubuh pacarnya, karena Aline lagi liburan ke Amrik bersama orang-tuanya. Jadi nafsunya sudah sangat bergolak. Aline balas menciumi kekasihnya itu. Tangan Faiz tidak lupa meremas-remas dengan cepat payudara Aline yang menonjol dibalik kaus ketatnya itu.Sudah beberapa menit mereka berciuman. Faiz lalu meraba-raba paha Aline yang mulus itu dan mulai bergerilya masuk kedalam. Aline memejamkan mata, merasakan geli sekaligus nikmat, saat jemari Faiz menggosok celana dalamnya dan lalu menusukkan jarinya kedalam vaginanya.
“Ah…”, erang Aline. Faiz terus menciumi leher Aline sambil jarinya merogoh masuk kedalam vagina Aline dan mengkocoknya dengan cepat. Vagina itu terasa semakin basah dan hangat.
“Enak say?”, ujar Faiz sambil terus melumat leher Aline. Sang cewek cuman mengangguk lemah saja, menikmati rangsangan yang diberikan pacarnya itu. Pada saat sedang asyik-asyiknya, tiba-tiba ada yang mengetuk kaca mobilnya. Sontak hal ini membuat Faiz dan Aline kaget. Dengan perlahan Faiz membuka kaca jendelanya lalu melongok keluar.
“Mas. Buka pintunya sebentar.”, ujar salah seorang preman yang mendekat tadi. Faiz memandangi sekitarnya. Karena gelap, dia tidak dapat melihat dengan jelas. Namun yang pasti, ada 3 orang yang sedang mengerumuni mobil mereka. Merasa gelagat yang kurang enak, Faiz berusaha menutup kaca jendela dan berniat untuk kabur. Namun salah seorang preman tersebut menyadari rencana Faiz dan segera melayangkan tinjunya. Plak ! Faiz terguling didalam mobil. Aline berteriak tertahan. Dengan cepat, preman tersebut memasukkan tangannya kedalam mobil melalui jendela yang terbuka dan membuka kunci pintunya.
Singkat cerita, mereka membawa Aline dan Faiz ke sebuah gubuk bambu yang letaknya tidak jauh dari lokasi mereka memparkir mobil. Gubuk itu hanya diterangi oleh lampu petromaks, ukurannya tidak terlalu besar. Didalamnya ada sebuah kasur yang sudah butut. Salah seorang
preman itu lalu menohok perut Faiz dan melemparnya ke lantai. Fiaz mengerang kesakitan. Aline cuman bisa gemetar sambil menutup mulutnya.“Hehe…punya cewek cantik cuman mau dinikmati sendiri. Enak aja.”, ujar Adi, salah seorang preman itu. Kedua preman yang lain tertawa mendengarnya. Salah seorang diantara mereka sedang memegang botol bir yang tinggal sedikit. Hm…lagi mabuk rupanya.
Adi lalu mendekati Faiz dan melucuti seluruh pakaiannya. Setelah itu, dia membuang pakaian itu ke luar gubuk, mengikat Faiz dan meninggalkan Faiz yang sedang kesakitan dalam keadaan telanjang.
Ketiga preman itu lalu berbalik dan memandangi Aline yang sedang berdiri ketakutan. “Wow…nonik ini cantik sekali. Putih dan seksi lagi.”, goda Somat.
Aline cuman diam sambil menangis sesenggukan. Dia melihat Somat memandangi dirinya kayak belum pernah liat cewek sebelumnya. Tiba-tiba timbul penyesalan didalam dirinya. Ngapain juga pake baju seksi. Aline memakai kaus tanktop putih tipis yang ketat, dengan BH hitam. Ditambah rok mini jeans kesukaannya.
Somat lalu mendekat dan mulai meraba-raba tubuhnya. Dengan cepat Aline menepis tangan itu. Ketiga preman itu cuman tertawa melihatnya. Lalu tiba-tiba Somat memeluk Aline dari belakang dan langsung meremas-remas payudara Aline. “Aduh…sakit. Lepaskan…Jangan mas…jangan…”, ujar Aline memelas. Air mata- nya menetes dengan deras. Dia tidak rela tubuhnya disentuh oleh preman-preman ini. Tetapi dia tak mampu melawan. Somat nampak merem-melek meremasi payudara Aline yang seksi itu.
“Oh…uenak banget. yeah…”, ujarnya sambil menggesek-gesekkan penisnya ke pantat Aline. Adi tidak tinggal diam. Dia juga mendekat lalu menarik Aline dari Somat. Dengan buas dia lalu menciumi bibir Aline yang tipis dibalut lipstik pink itu.
“Oh…ga mau……ga mau….”, pintanya memelas. Tetapi dia tidak mampu melawan. Preman yang satunya lagi, si Rohim, nampak sudah melepas seluruh pakaiannya dan mulai mengkocok penisnya sendiri, melihat kedua temannya mengerjai gadis cantik itu.
Karena sang korban masih melawan, Somat dengan kesal mengeluarkan gobang dari balik bajunya dan menempelkannya ke leher Aline.
“Loe
bisa diam kagak? Mau gue gorok kayak sapi ya?”, ancamnya serius. Aline cuman menggelengkan kepala sambil menangis. Mungkin saking takutnya, tanpa sadar Aline sampai ngompol !Somat menyadari hal ini. Dia lalu tertawa lepas, demikian juga kedua temannya. “Haha…udah deh non. Kamu diam aja. Ok? Ga apa-apa kok. Kami cuman pengen coba aja. Masa seumur hidup kagak pernah? Cowokmu kan sama dengan kita, tapi dia pernah. Masa kita kagak boleh?”. Sahutnya lagi.
“Mau kan non?”, tanya Somat lagi. Aline menggeleng dengan lemah. Somat lalu menempelkan lebih keras gobangnya. “Mau ngga? aku gorok sekarang.”, ancamnya sambil pelan-pelan menggeserkan goroknya dileher Aline. Aline merasa ancaman si Somat ini nggak main-main. Jadi dia cuman pasrah aja, sambil menangis sesenggukan.
“Nah…gitu donk non. Sip.”, ujar Adi sambil melepas seluruh pakaiannya, yang kemudian diikuti oleh Somat. Aline diam saja sambil menutup matanya. Dia tidak menyangka hal seperti ini bakal dialaminya.
Somat lalu mendekati Aline dari belakang dan kembali meremasi payudara gadis itu dengan gemas. Aline mengeritkan dahi, menahan sakit. “Duh…sakit mas.”, ujar Aline tetapi tidak digubris oleh Somat yang terus meremas payudaranya sambil merem-melek keenakan.
Adi lalu menyuruh somat berhenti dan dia lalu mengangkat tanktop putih ketat Aline sehingga tampaklah payudara Aline yang indah, terbungkus oleh BH hitam transparan berenda.
“Bujubuset. Asyik banget dadamu, moy.”, ujar Adi kegirangan. Somat lalu menciumi punggung Aline dengan buas, sedang Adi langsung menyergap kedua bukit kembar itu dengan sama buasnya. Aline merasa kesakitan. Tak sabar, Adi lalu mengangkat cup BH hitam Aline.
“Wuah….seksi banget.”. Putih Aline yang merah muda terlihat menonjol di ujung payudaranya yang berukuran 34B. Dia lalu dengan buas menyedot puting payudara Aline sambil tangannya yang lain memilin puting satunya. Aline mengerang. Dia mulai merasakan sedikit getaran kenikmatan saat putingnya disedot dengan kasar oleh Adi.
Somat lalu berdiri didepan Aline, bersebelahan dengan Adi. Lalu keduanya dengan
rakus menyedot dan melumat kedua payudara Aline secara bergantian. Adi terkadang memainkan lidahnya di daerah puting Aline, sedang Somat terus menetek dengan ganas. Payudara indah yang putih mulus itu sekarang penuh dengan air liur kedua preman itu. Aline mengerang semakin jelas. Entah, menurut ceritanya, dia mulai merasakan kenikmatan saat payudaranya dinikmati oleh preman tersebut.Sambil terus menetek, Somat mulai menarik resleting rok jeans Aline dan melepasnya. Mereka lalu berhenti menyedot puting Aline dan melihat pemandangan seksi dibawahnya. Mereka melihat sebuah CD hitam transparan yang berenda juga, menutup lubang vagina Aline. Mata kedua preman itu takjub. Aline cuman pasrah saja. Dia memandangi gubuk itu dan melihat si Rohim masih mengkocok penisnya perlahan.
“Uh…Seksi banget non.”, ujar Somat. Dia lalu menarik Aline keatas kasur butut itu dan menidurkannya terlentang. Adi lalu dengan cepat menciumi daerah paha kanan Aline, sedangkan Somat dengan asyiknya menciumi dan menjilati belahan vagina Aline yang masih tertutup CD hitam transparan tersebut. Jarinya tak lupa memilin-milin puting payudara Aline.
“Uh…ah…”, erang Aline. Tak bisa dipungkiri, walaupun dia dalam kondisi diperkosa, Aline merasakan getaran kenikmatan seksual yang semakin tinggi. “Haha…Konak juga loe ya non…Dibilang apa.”, goda Adi. Aline diam saja sambil memejamkan mata, membiarkan dirinya dinikmati oleh preman tersebut. Somat lalu melorot CD hitam tersebut. Wow…Terlihat sebuah vagina yang GUNDUL ! Tercukur rapi. “Wah…Non rupanya ga suka ada bulunya ya…”, goda Somat lagi. Dia lalu dengan cepat memainkan lidahnya didalam belahan vagina Aline yang semakin becek itu.
Lalu, Adi segera memberi isyarat kepada Somat untuk mulai. Somat lalu berdiri. Adi memposisikan Aline supaya lebih enak disetubuhi. Dengan cepat dia menindih gadis cantik itu dan memposisikan penisnya divagina Aline. “Duh…aku ga mau bang. Jangan bang…”, ujar Aline perlahan. Adi cuman menyeringai saja. Dia lalu memposisikan penisnya dan menusuknya dengan cepat kedalam vagina Aline. “Oooooooo…uenaknya. Becek uhh…”, teriak Adi saat penisnya menembus
vagina Aline. “Aduh…bang. Sakit… !”, teriak Aline kesakitan. Bibir vaginanya melesak kedalam saat penis Adi menusuknya. Penis Adi memang cukup besar, sehingga “merepotkan” vagina Aline didalam menerimanya.Adi lalu terus menghunjamkan penisnya yang besar itu dan mengkocoknya dengan ganas. Aline cuman bisa menangis kesakitan, sedang Adi merem melek menahan nikmatnya menyetubuhi gadis itu. Payudara Aline yang putih terguncang kedepan dan kebelakang, mengikuti irama persetubuhan Adi yang kasar.
Selama beberapa menit Adi menyetubuhi gadis ini. Erangan kesakitan dan tangis Aline tidak mengurangi gairah ketiga preman itu. Justru hal ini membuat mereka semakin bergairah.
“Uh…enak man….enak man…”. Tak lama kemudian, Adi mengalami orgasme. Dengan menjambak rambut Aline, dia menyemprotkan spermanya didalam vagina Aline. Dia lalu kelojotan selama beberapa detik dan lalu rebah kecapaian diatas Aline.
Dia lalu mencabut penisnya dan terlihat sedikit lelehan spermanya keluar melalui belahan vagina Aline. Aline menangis memegangi vaginanya yang terasa sakit dan ngilu. Adi tertawa melihatnya, “Giliranmu, Mat. Gile. Enak banget.”.
Somat lalu menarik dengan kasar lengan Aline keatas sehingga memperlihatkan ketiaknya yang putih. Somat dengan gemas menciumi ketiak Aline dan menjilatnya penuh nafsu. “Uh…sip.”, ujarnya. Dia lalu memposisikan penisnya dan bersiap untuk memperkosa Aline. “Aduh…sakit bang. Jangan ya bang…”, pinta Aline memelas. Somat tidak menggubrisnya, dan dengan sebuah hunjaman yang dalam, dia menusukkan penisnya kevagina Aline. “Ahhhhhhh………”, teriak Somat keenakan. “Aduh…bang ! sakiiiiit !”, teriak Aline kesakitan. Penis Somat katanya berukuran lebih besar ketimbang Adi, sehingga bibir Aline semakin melesak kedalam saat dikocok. Untung ada tambahan pelumas, yaitu sperma dari Adi. Kalo nggak, bakal pingsan dah Aline.
Somat lalu memegang kedua pinggang Aline dan menariknya ke depan dan belakang. Dia mengkocok penisnya yang besar itu didalam vagina Aline. “Oh…ya….sip…uh…”, erang Somat keenakan. Aline cuman kembali menangis merasakan sakit di vaginanya. “Uh…Him, Rohim. Sumpel mulutnya supaya ga nangis melulu.”, tukas Somat sambil terus memperkosa Aline dengan buas.
Rohim yang dari tadi udah nunggu jatah dengan segera memasukkan penisnya ke mulut Aline. “Huek…”, Aline sedikit tersedak ketika mulutnya dimasuki penis Rohim. Uh…Bau. “Ayo, diemut non.”, perintah Rohim. Aline cuman bisa pasrah. Sambil melelehkan air mata, dia emut penis Rohim yang hitam besar itu. Rohim mengerang keenakan. Tangannya tidak diam tetapi meremasi payudara Aline yang indah itu.“Ah….ah….Aaaaaaaaaaahhhhh”. Sekitar 5 menit kemudian Somat mengalami orgasme. Dia mengkocok penisnya dengan ganas didalam vagina Aline sambil kelojotan menyemprotkan spermanya kedalam rahim gadis ini.
Rohim lalu mendorong Somat yang kelelahan dan mencabut penisnya dari mulut Aline. Penis hitam berurat itu terlihat licin terlumuri oleh ludah Aline.
“Nah…giliran gue menikmati vaginamu, Moy.”, kata Rohim menyeringai. “Duh…jangan bang. Sakit…”, sekali lagi Aline mengiba.
Rohim tidak menghiraukan. Dia lalu memposisikan penisnya. Ah, vagina Aline terlihat memerah. Sedikit bengkak. Terlihat noda merah darah yang keluar bersama-sama dengan lelehan sperma Adi dan Somat. Kayaknya mereka menyetubuhi Aline terlalu keras sehingga melukai vaginanya.
Dengan buas pula, Rohim menusukkan penisnya kedalam vagina Aline. Penis itu nampak mudah sekali masuk. Aline juga tidak terlalu merasakan sakit seperti sebelumnya. “Wah. Itunya udah ga enak, bang. Udah longgar banget. Brengsek.”, Umpat Rohim, diikuti tawa Adi dan Somat yang sedang tiduran kecapaian. Rohim lalu mencabut penisnya. Aline merasa sedikit lega. Artinya dia ngga bakal tersiksa lagi.
Rohim lalu menarik lengan Aline dan memangkunya. Dia lalu memasukkan penisnya kedalam vagina Aline dalam posisi duduk. Aline mengerang, kali ini dia merasa enak saat penis Rohim menembus vaginanya. Entah kenapa. Padahal sebelumnya dia merasa sakit.
Baca Juga :Cerita sex Polwan Yang Terkapar Di Kasur Rohim lalu menyedot puting Aline sambil menggenjot vaginanya. Tangannya juga meremasi payudara putih itu denagn penuh nafsu. Aline cuman menggigit bibirnya. Mereka lalu bersetubuh dalam posisi memangku selama beberapa menit. Tak lama kemudian, Aline merasa ada getaran aneh merasuki dirinya. Tubuhnya bergetar.
Oh my. Dia merasa bakal
orgasm ! Tidak mungkin ! Masa dia menikmati pemerkosaan ini. Tetapi tubuhnya berkata lain. Dengan sekuat tenaga dia berusaha untuk tidak berteriak. Namun, saat orgasm itu benar menyergap, Aline seakan lupa segala. Sambil berciuman bibir dengan Rohim, dia berteriak menyambut puncak kenikmatan yang dirasakannya.
“Ah……bang….”. Ketiga preman itu langsung tertawa-tawa lebar, mengejek. Aline merasa malu, tetapi memang hal itu tidak bisa dikendalikannya. Rohim lalu mencabut penisnya dari vagina Aline. “Anumu udah ga enak, non. Longgar.”.
Dia lalu memutar posisi Aline tetapi tetap memangkunya sehingga Rohim memandangi punggung gadis cantik ini. Dia lalu pelan-pelan memasukkan penisnya yang besar itu kedalam anus Aline.
“Duh…jangan disitu bang. Sakit bang. Sakiittt…Awaaaaaauuuuw !”, teriak Aline. Rohim dengan cepat menghunjamkan penisnya kedalam anus Aline. “Oh ya…Ini baru enak. Seret. Oh……Ah….”, erang Rohim penuh kenikmatan. Tangannya memegang payudara Aleine yang meremasnya dengan gemas dari belakang, sambil mengkocok penisnya didalam anus gadis ini.
“aduh….sakit bang….”, erang Aline kesakitan. Rohim cuman merem melek merasakan kenikmatan seksual yang dirasakannya. Tak lama kemudian, dia menyemprotkan sperma kedalam anus Aline dengan cepat. “Ohh………….”.
Setelah puas, dia lalu mencabut penisnya dan tiduran kecapaian disamping teman- temannya.
Aline menangis, merasakan sakit di lubang dubur dan di lubang vaginanya. Setetes darah keluar dari anusnya.
Beberapa menit kemudian, ketiga preman itu lalu berpakaian. Mereka menyuruh Aline juga segera berpakaian. Dengan menangis sesenggukan, gadis manis itu mengenakan kembali pakaiannya. Faiz disuruh mengambil sendiri pakaiannya. Ketiganya lalu menghilang dibalik kegelapan malam.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,