Cerita dewasa: Atlit bola voli wanita ngentot dengan pelatihnya

Author:

Ratih adalah pemain bola voli berbakat yang telah memainkan olahraga ini sejak dia masih kecil. Dia selalu menjadi atlet alami, dengan tubuh yang kuat dan lincah yang sempurna untuk olahraga tersebut. Ratih juga seorang wanita yang sangat cantik, dengan rambut hitam lurus panjang, sorot mata yang penuh nafsu, dan senyum cerah.

Joni adalah seorang pelatih sukses yang telah bekerja di lapangan selama lebih dari satu dekade. Dia memiliki reputasi sebagai pelatih yang tegas namun adil, dan dia telah membantu banyak atlet mencapai tujuan mereka. Joni juga seorang pria yang sangat tampan, dengan rambut hitam pendek.

Ratih dan Joni telah bekerja bersama selama beberapa bulan, dan mereka telah mengembangkan ikatan yang erat. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, berlatih dan menyusun strategi, dan mereka menjadi teman baik.
Suatu hari, saat mereka sedang berlatih, Ratih dan Joni mulai saling menggoda. Mereka selalu mempunyai ketertarikan satu sama lain, tapi mereka belum pernah bertindak berdasarkan hal itu sebelumnya. Mereka berdua terkejut dengan betapa kuatnya perasaan mereka. fantasiku.com

Saat mereka terus berlatih, rayuan mereka menjadi semakin intens. Ratih hanya bisa menatap lengan berotot dan bahu lebar Joni. Dia membayangkan bagaimana rasanya mengusap tubuhnya.
Joni, pada bagiannya, tidak bisa berhenti memikirkan kaki Ratih yang kencang dan pantat yang kencang. Dia ingin merobek pakaiannya dan membawanya ke lapangan.

Akhirnya, mereka tidak bisa menahan godaan itu lebih lama lagi. Mereka berhenti berlatih dan mulai bermesraan. Ratih melingkarkan tangannya di leher Joni, menariknya mendekat. Joni mengusap lekuk tubuh Ratih, merasakan panas tubuhnya.
Mereka berpisah sejenak, keduanya terengah-engah. Ratih menatap Joni dengan senyum menggoda. “Ayo kembali ke tempatmu,” ajaknya.
Joni mengangguk, dan mereka segera meninggalkan lapangan. Mereka berkendara ke rumah Joni, saling berpegangan tangan. Mereka tidak sabar untuk telanjang dan menjelajahi tubuh satu sama lain. fantasiku.com

Begitu mereka masuk ke dalam, mereka mulai membuka pakaian.

Ratih melepas kemeja dan celana pendeknya, memperlihatkan bra berenda dan celana dalamnya. Joni hanya bisa menatap tubuh sempurnanya.
Joni melepas kemeja dan celananya, memperlihatkan dada dan perutnya yang berotot. Ratih terkesan dengan fisiknya.
Mereka berjalan ke kamar tidur, tubuh mereka saling menempel. Mereka jatuh ke tempat tidur, berciuman dan menyentuh satu sama lain.

Joni mulai mencium leher Ratih, terus hingga ke payudaranya. Dia menjilat dan menghisap nya, membuatnya mengerang nikmat.
Ratih mengulurkan tangan dan mulai membelai penis Joni. Rasanya keras dan berdenyut, dan dia tidak sabar untuk merasakannya di dalam dirinya.

Joni merentangkan kaki Ratih dan mulai menjilat vaginanya. Ratih mengerang keras saat dia merasakan lidah pria itu di klitorisnya. Dia meraih kepalanya dan menariknya lebih dekat.
Joni mulai menyentuh Ratih sambil menjilatnya. Dia begitu basah dan kencang, dan dia bisa merasakannya semakin dekat dengan orgasme.

Ratih datang dengan susah payah, tubuhnya gemetar karena kenikmatan. Joni terus menjilatnya, membuatnya mengerang semakin keras.
Joni naik ke atas Ratih dan memasukkan penisnya di vagina Ratih seraya mulai menggenjotnya. Penisnya begitu hangat dan basah, dan dia tidak percaya betapa nikmatnya rasanya. fantasiku.com

Mereka mulai bercinta, tubuh mereka bergerak berirama. Ratih melingkarkan kakinya di pinggang Joni, menariknya lebih dekat.
Joni mulai mendorong lebih keras dan lebih cepat. Ratih bisa merasakannya semakin dekat dengan orgasme. Dia mengulurkan tangan dan mulai membelai kemaluannya.

Joni mengerang keras saat dia mulai mencapai puncak kenikmatan, dan akhirnya dia tak tahan lagi kemudian, crooootttt, croootttt, crooootttttt, air maninya muncrat memenuhi vagina Ratih. Ratih mengerang saat dia merasakan pria itu mengisinya.
Mereka ambruk di tempat tidur, keduanya terengah-engah. Ratih menatap Joni dengan senyum puas. “Itu luar biasa,” katanya.
Joni balas tersenyum. “aku senang kamu menikmatinya. Kita harus melakukannya lagi kapan-kapan.”
Ratih mengangguk, matanya dipenuhi hasrat. “Saya menantikannya,” katanya.

Dan dengan itu,

mereka berdua bangkit dan mulai berpakaian. Mereka baru saja berbagi momen spesial bersama, momen yang akan selalu mereka ingat.