Cerita Dewasa Brengseknya Anak Buah Suamiku – Langsung saja aku perkenalkan, namaku Aryo dan saat ini aku sudah berstatus menikah dengan dikaruniai oleh 3 anak dan aku sudah berumur 34 tahun, aku sangat beryukur dan sayang dengan istriku, karena dia dapat menerima aku apa adanya. Tapi walaupun demikian aku pernah melakukan hal yang jahat meski dan aku termasuk orang yang beruntung karena beberapa kali aku memiliki selingkuhan yang cantik-cantik, jadi pengalamanku cukup banyak. Semua wanita yang menjadi gelapku senang seks denganku karena aku dapat memuaskan, karena aku bisa memberikan kepuasan kepada mereka beberapa kali, bahkan sampai 8 kali orgasme ketika aku bermain pacar dengan gadis bule.
Pengalamanku kali ini terjadi ketika tahun 2015 saat aku pergi ke Yogyakarta untuk urusan bisnis. kebetulan aku bekerja di sebuah perusahaan ekspedisi penelitian dan ekowisata maka aku berangkat ke kota yogya dalam acara pameran ekowisata. Saat itu aku pergi sendiri dengan menggunakan kereta executive.
Pertama kali aku pergi ke Yogya individu jadi aku tidak begitu hapal kota Yogya tapi dengan modal nekat dan keberanian akupun memberanikan diri seolah-olah aku sering datang ke kota tersebut. Tadinya aku isteri bos ku yang kebetulan pergi ke Yogya. Karena masih ada urusan di Jakarta maka isteri bosku tidak jadi menemaniku. Isteri bosku (Bernama Mbak Susi) wajahnya cukup menarik dengan kulit coklat dan hitam manis dan tubuh yang usianya sudah menginjak 39 tahun tapi masih terlihat sintal dan berisi, sering aerobik dan olahraga raga.
Pada waktu aku di Yogya, Mbak Susi sering meneleponku hampir setiap hari bahkan lebih dari 2 hari, pada mulanya aku sendiri tidak tahu mengapa sering menelepon aku. Saat itu, aku tinggal di sebuh hotel yang lumayan bagus, bersih dan murah di dekat jalan Malioboro. Karena aku sendiri di kota itu aku sering sering dan aku selalu ingat anak dan teriku.
Akan tetapi semua itu hilang ketika Mbak Susi meneleponku dan aku selalu menggodanya bahwa aku kesepian dan horny di kota ini karena aku sering merasakan kenikmatan dari sebelah kamarku, dia hanya akan tertawa saja. Bahkan dia menggodaku untuk mencari wanita Yogya saja buat menemaniku.
Beberapa hari kemudian mendapat kabar bahwa bosku menyuruh Mbak Susi untuk menemaniku di Yogya, aku berfikir wah ini kesempatan yang baik buatku untuk menggodanya, memang masih berpihak pada diriku sendiri. Akhirnya dia bilang bahwa dia akan menyusul dengan menggunakan kereta dan memesan satu kamar untuknya. Aku bilang pada hari itu mungkin kamar akan penuh.
Dia sedikit kecewa lalu dia bilang,
“Terus gimana dong, aku gak mau tinggal di hotel yang jauh dari kamu.. Ngomong-ngomong Aryo kamar kamu ada 2 bed apa satu?”
“Kamarku Cuma satu bed tapi di bawah ranjang ada satu bed lagi jadi mungkin aku bisa pake, emang Mbak mau sekamar denganku?” Aku menggodanya.
“Boleh kalo nggak ada kamar lagi” Aku tidak percaya ucapannya.
Aku inilah waktu yang tepat untuk aku bisa mendekati dia dan menggodanya.
“Tapi Mbak aku suka tidur paling cuma pake celana dalam doang dan selimut apa Mbak gak apa-apa?” Aku sedikit berharap dia akan kebiasaanku.
“Tidak apa-apa siapa takut.. Masalah aku kadang-kadang begitu juga”
Aku senang. Lalu aku menawarkan untuk tinggal sekamar denganku bila tidak ada kamar kosong dan dia setuju.
Ketika pada hari H nya, aku jemput dia di stasiun dan setelah bertemu aku ajak ke hotel tempat aku menginap, otak ngeresku mulai jalan dan aku mulai berfikir bagaimana caranya agar dia mau sekamar denganku lalu dengan akal bulusku aku menyatakan bahwa kamar hotel penuh semua. Lalu aku langsung mengajak Mbak Susi ke kamarku dan aku tidak menyangka ternyata dia mau sekamar denganku. Karena sebelumnya aku pikir dia hanya bercanda
Ketika malam tiba, aku sengaja mengambil satu tempat tidur lagi, untuk menjaga agar dia tidak memiliki pikiran yang jelek tentang diriku sendiri, karena aku masih takut kalau Mbak Susi akan marah dan kamu akan marah dengannya karena biasanya itu akan dianggap tidak sopan dan senonoh serta murahan dan perempuan akan marah sekali bila dianggap seperti itu.
Sebelum tidur kami bertemu tentang macam-macam dan bicara tentang seks. Sangking seriusnya bicara tentang seks, aku memberanikan diri memancing reaksinya.
“Mbak kalo ngomongin seks kayak gini, cewekku dulu sering udah basah duluan”.
Lalu dia menjawab,
“Ah itu sih biasa, aku aja suka basah”.
Tak lama kemudian suasana berubah karena dia merasa perutnya agak sakit karena kembung. aku mulai panggang lalu aku menawarkan diri,
“Biar aku refleksi dan pijit deh”.
Lalu aku pijit kaki dan betisnya. Pada mulanya dia bertahan dengan pijitanku tersebut. Otak kotorku mulai datang dan aku coba untuk memijit pahanya dan dia melihatnya. Lama aku memijit pahanya dan semakin lama aku kendurkan pijitanku tetapi dia masih mengerang bahkan ketika aku elus-elus dia masih mengerang.
Dengan memiliki keberanian untuk mencoba mengelus hingga ke pangkal pahanya dan dia semakin, saja penisku langsung berdiri terlebih dahulu ketika aku pijit dan elus bagian pahanya, dia membuka pahanya lebar-lebar.
Lalu aku singkapkan rok tidurnya dan aku elus di pangkal paha kemudian aku beranikan diri mengelus vaginanya, ternyata Mbak Susi diam saja dan mengerang, tanpa pikir panjang aku masukkan jari-jemariku ke balik celana dalamnya dan memainkan klitoris dan lubang vaginanya dengan jariku.
Ternyata vaginanya sudah basah sekali, lalu aku tarik celana dalamnya dan aku mulai menciumi pahanya hingga sampailah pada gundukan vaginanya yang sangat memicu.
Aku hisap dan jilat vaginanya yang harum, Mbak Susi semakin menikmati kenikmatannya.
“Oh.. Oohh.. Mmhh.. Ohhmm.. Sayangg.. Ohmm” Jilatanku semakin pembohong dan semakin terasa kaki mulai mengejang. Aku mendorong tempo jilatan mautku dan dia mengerang semakin keras.
“Oohh.. Eheehmm.. Ohh.. Aauuaa.. Hhmm” Ternyata dia telah mencapai orgasme yang pertama.
Kemudian aku selalu celana dalamku karena kebetulan aku tidur hanya memakai celana dalam dan saat aku hanya memakai kain sarung. Dengan penis yang masih menegang aku beralih posisi di atasnya dan menciumi bibir dan kedua susunya dengan jemari kita tangani pentilnya. Karena tidak sabar lalu masukkan penisku yang sudah tegang. Ketika penisku masuk ke lubang kenikmatan tersebut terdengar erangan keenakan Mbak Susi.
Vagina Mbak Susi serasa sempit karena tulang panggulnya yang seolah-akan mempersempit lubang lubangnya. Akan tetapi saya merasakan kenikmatan yang luar biasa di penisku dengan lubangnya yang sempit itu.
Aku keluarkan penisku dan Mbak Susi membuka lebar lebar sambil menopang satu kaki ke dinding. Saya merasakan sensasi yang luar biasa ketika penisku keluar masuk, karena dinding lubang vagina dan tulang panggulnya yang menggesek-gesek batang batangku begitu terasa sekali.
Mbak Susi masih terus mengerang ketika aku menekan penisku di vaginanya dalam-dalam. Meski penisku tidak besar sekali tapi berukuran normal tetapi sensasi yang aku berikan ketika aku mengocok penisku di dalam vaginanya membuat Mbak Susi mengerang, berteriak sambil menatap merem melek.
Setelah hampir satu jam sejak pemanasan Mbak Susi tampak tegang kemudian merapatkan kedua kakiku dan aku mengangkangkan kakiku sehingga lubang vaginanya semakin sempit. Dengan gaya seperti itu aku masih tetap terus mengocok vaginanya dan Mbak Susi semakin mengerang keras.
Akhirnya dia bilang,
“Ohh sayang aku mau keluaarr.. Ohh enakk”
Akhirnya Mbak Susi tidak bisa menahan gejolak yang ada dalam dirinya, maka jebollah pertahanannya dengan jeritan yang membuat bergairah. Aku masih mengocok penisku karena sampai saat itu aku bertahan dan aku ingin menikmati kenikmatan yang dasyat untuknya sehingga dia tidak lupa dan terus ketagihan. Saya mendorong kecepatan saya mengocok jeritan tertarikakan Mbak Susi lebih kencang dan tak terputuskan.
Aku merasakan sensasi yang tiada taranya, sehingga aku merasakan ada sesuatu yang akan keluar dari batangku dan akupun irama musik kocokanku. Badanku semakin menegang dan Mbak Susi semakin mengerang.
“Ohh.. Mbak aku mau keluar.. Mbak udah mau nggak lagi? Aku dah nggak tahan nih”
“Ohh sayang aku juga mau keluar.. Ohh.. Oohh kita bareng sayaangg.. Oohh aku keluaarr”
“Aku juga Mbak.. Oohh Mbak eeaannakk?”
Dan bobollah pertahananku dan pertahanannya.. Crot.. Crot.. Crot..
“Oohh.. Enaak..” Akhirnya kami orgasme bersama-sama.
“Oh, kamu hebat sayang.. Sampai aku orgasme tiga kali, padahal aku jarang banget loh orgasme walaupun sama suamiku. Malah aku seringnya nggak bisa orgasme”.
Dengan peluh yang mengucur banyak aku tidak segera menghentikan penisku dari vaginanya, aku membiarkan penisku merasakan sensasi vagina Mbak Susi yang begitu nikmat. Akhirnya kamipun menyadari tubuh masih telanjang.
Malam itu kami lakukan lagi sampai 4 kali. Pada keesokan harinya kami lakukan lagi hingga siang hari sampai 3 kali. Begitu pula pada malam setiap hari hingga pagi kami lakukan lagi 3 kali.
Setiap hari kami lakukan terus dan sampai kembali ke Jakarta Kami masih tetap melakukannya di dalam kereta walaupun hanya bermain jari-jariku di permainannya dan dia mengocok penisku dengan penutup selimut. S
esampainya di Jakarta kami masih sering melakukannya di luar ketika bos dan orang pergi atau di kantor saat semua orang sedang keluar.
Mbak Susi termasuk wanita yang kuat seperti sekali kuda pembohong karena untuk membuat orgasme memerlukan waktu yang lama dan laki-laki yang betul-betul kuat dan pandai memberikan sensasi yang hebat, sehingga suaminya tidak dapat memerlukannya, tapi dengan aku Mbak Susi tidak bisa melakukan apa-apa apa karena setiap kali bersetubuh aku selalu memberikannya kepuasan.
Akan tetapi sekarang kami tidak lagi, karena dia memiliki selingkuhan yang lainnya. Sekarang aku kesepian lagi apalagi aku jarang berhubungan dengan isteriku karena aku sering merasa malu karena sering kecapaian.
Teman- mengatakan bahwa saya memang bisa memuaskan perempuan. Bahkan mereka merasa puas di ranjang tidak dapat memainkan permainanku hingga bisa perempuan berkali-kali.
Sampai wanita bulepun kewalahan karena mereka jarang mendapatkan kepuasan dengan laki-laki bule walaupun mereka memiliki penis yang besar, tapi itu bukan jaminan dan cewek-cewek bule mengakuinya ketika tahu bahwa aku bisa memuaskan mereka beberapa kali.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,