Cerita Dewasa Di Beri Perawan Sama Marsya ABG Cantik – Kisah ini menceritakan tentang seorang anak gadis muda bernama Marsya dia mempunyai wajah cantik dengan bibir tipis, alis yang melengkung matanya indah bak pola pimpong kata om iwan fals, bulu mata yang lentik sempurna untuk ukuran gadis yang bernama Marsya ini. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek, rambutnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan.
Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. Seminggu yang lalu Marsya mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku, Renne Lobo, aku seorang duda. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, di antaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, seperti meja kerja yang terletak di atasnya terletak seperangkat komputer.
Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakang oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman. Rumahku memang menciptakan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Marsya sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol.
Marsya berusaha menggapai ke bawah keputusan untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Marsya kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Marsya berusaha tersenyum, saat tangan kirinya yang kupegang dan Telapak Kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam pengelolaan. Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata,
“Marsya, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”. Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Marsya mencubit pahaku sambil tersenyum senang.
“Udah punya pacar Marsya?”, Godaku sambil menatap Marsya.
“Belum, Kak!”, Jawabnya malu-malu, wajahnya cantik itu bersemu merah.
Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar ”, lanjutku.
“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
“Ohh!”, Aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.
“Minum Coca Cola apa Fanta, Marsya?”, Lanjutku.
“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak ”, sahutnya sambil terus bekerja.
Aku membawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan berada di tubuh Marsya yang membelakangi, ternyata juga gadis ini menarik, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.
“Sudah Kak”, suara Marsya mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku melakukan pekerjaan itu, ternyata benar semua.
“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Marsya“, pujiku dan membuat Marsya tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.
Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku. Pujian tadi tidak dapat mencoba dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang, tapi gagal. photomemek.com Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengungkapkan perasaan agak tergetar.
“Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Marsya”, kataku sambil melihat wajah Marsya lewat sudut mata.
Marsya tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum, ulang dong Kak!”, Sahutnya.
Kemudian aku mengambil kertas baru dan di penjara, tangan kananku mulai rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut. Marsya semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan kita dengan lembutapan jari tanganku, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.
Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Marsya mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahanya. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku. Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Marsya menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.
“Kamu sakit?”, Tanyaku berbasa basi.
Marsya menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Marsya diam saja tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya. Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku,
“Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Marsya”, gumamku lirih.
Pujian itu membuat dirinya semakin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Marsya ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan di dadaku,
“Ahh ..”, Marsya mendesah kecil tanpa disadari.
Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Marsya merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip perasaan perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.
“Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, Kataku merayu.
Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku pegang keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan tidak merasa rela untuk cepat-cepat berakhir semua kejadian itu.
“Ja .., jangan Kak”, pintanya tidak menolak.
Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan perasaan yang penuh perasaan menyusuri pipinya yang, lembut putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki- laki. Jantung di dadanya berdegup semakin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin lama. “Uuhh ..!”, Hatinya tergelitik untuk mulai ciuman ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.
“Aaahh ..”, dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan kenikmatan kenikmatan …
“Dadamu sangat indah Marsya”, sebuah pujian yang semakin mabuk, bahkan, kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut memaksa dan mengikuti irama remasan di tanganku.
Dia benar-benar lebih menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang. “Aaahh”, Marsya mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah oleh lendir yang keluar dari rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan kenikmatan. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya. Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, siap mencoba menahannya.
“Jangan nanti dilihat orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan buka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna coklat.
Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu semakin terbuka.
“Auuuhh”, bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus.
“Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.
Aku semakin senang dengan bau wangi tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuat kepala besar. Tanganku itu dibiarkan beraktivitas dadanya yang terbuka. filmbokepejpang.com Marsya sendiri tidak menolak menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini berlari perutnya dengan lembut, menggelinjang kegelian. Bibir hangatku melarikan diri dari dadanya.
“Uhh.!”, Tanganku yang menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. Auuuhh yang menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang. Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya.
“Ooohh”, terdengar desah Marsya yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat muda yang lembut. Aku semakin tegang hingga membina gejolak birahi dengan pembantuan pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Marsya dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Marsya semakin penasaran dan semakin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.
Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku. “Aaahh .. Uuuhh. ooohh ”, Marsya menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia semakin merasa nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya. Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. “Kak .. Aaahh .. uuhh .. ahh”. Marsya mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang berusaha ikut membuka bajuku, agak susah, tapi dia berhasil.
Tangannya menyusup baju kebalik dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh ..“, vaginanya yang basah semakin nikmat, pikirku. Marsya menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur. Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih, saat mataku bergerak lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh selain dirinya sendiri.
Sedangkan aku tertegun melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha membantu pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini. Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung, lembut putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Marsya menggelinjang, “Ahh .. uuuhh .. aaahh”. Pengalaman pengalaman ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal yang terasa nikmat kuhisap, lidah lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.
“Aaahh ..!”, Dia merintih geli dan mendekap kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. “Kak .. ahh, terus Kak .. ahh .. Uhh”, rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis. Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Marsya akan menghapuskan memagutnya, telapak tangan kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap.
Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli .. ahh .. ohh!” Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. “Uuuhh.!”, Dia mendekapkan kepalaku, itu akan membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak. “Kak .. ahh, terus kak .. ahh .. ssst .. uhh”, dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap. Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang membasah, Aku merasakan birahi Marsya semakin memuncak.
Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu. “Kak .. ahh, terus Kak .. ahh .. uhh”, terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Marsya tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat laporan yang membuatnya bertekuk lutut, menyerah. “Jangan Kak .. aahh”, tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Marsya malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun siaga melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.
“Uuuhh”, ketika membalikkan badan, Marsya melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Marsya mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sewaktu-waktu, kemudian hilang oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh ..”, dia diam saja aku kembali mencium bibirnya, membimbing ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, marsya organisasi mengelus-elus benda yang membuat dia penasaran , tapi kemudian dia kaget dan menarik perhatian.
“Aaahh”, Marsya tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. “Ahh .. ahh .. teruuus .. ahh .. uhh”, sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.
“Teruuuss .. aaahh .. uuuhh”, karena geli dan nikmat Marsya mulai membuka kakinya, jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala. “Ahh .. terus .. ahh .. ohh”, gadis itu kaget didirikan, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Marsya menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Marsya makin menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh .. teruusss ooh”, Marsya merintih rintih kenikmatan. Aku tahu gadis itu mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan.
Benar saja, Marsya mengizinkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan. Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dipasang bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus. Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir vagina semakin membanjir. “Kak .. ahh, terus Kak .. ahh .. uhh”. Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala.
“Kak .. aahh”, Marsya tak tahan lagi dan menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Marsya tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku. Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, tidak langsung gadis itu bertindak bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras yang berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum. Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Marsya kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu.
Vaginanya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka lebar-lebar pahanya. Sejenak aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya. Marsya hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang dilengkapi dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat.
“Kak .. ahh, terus ssts .. ahh .. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang. “Kak .. ahh!”, Dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan gatal. “Uuuhh .. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak ora ndah”, gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.
Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir vagina. “Ooohh Kak orde Aaahh”, di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Salam “Aduuhh .. aahh”, mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Marsya hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras.
“
Burungku yang terpercik darah bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-perawan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan. Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung itu masuk lagi setengahnya dan .. Pohon “Ohh ..”, kali ini tidak ada rasa sakit, Marsya hanya merasakan perasaan saat burung itu keluar masuk merojok vaginanya. Marsya menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.
“Kak .. ahh, terus Kak .. ohh .. uhh”, serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk lagi. “Ahh, terus… ahh .. uhh”, hole vaginanya makin lama makin mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Marsya merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.
Melihat Marsya sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan semakin cepat merojok keluar masuk lubang vagina Marsya, “Kak .. ahh .. ssst .. ahh .. uhh”, Marsya merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali . Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku. “Ahh .. oohh .. ohh .. aaaahh!”, Kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang masih berdenyut nikmat.
Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Marsya dan mengaturnya dengan Marsya merasa aman, dia tampak sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. “Bagaimana kalau Marsya hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan udara. Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Marsya tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan pinjaman yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.
Marsya semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah dikirim oleh seorang perempuan. Bangun tidur, Marsya membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, melepaskannya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.,,,,,,,,,,,,,