Cerita dewasa: Hadiah dari ibu untuk Agus

Author:

Pada suatu hari, Agus sudah selesai mengerjakan semua tugas sekolahnya. Agus sekarang sudah kelas 12 atau kelas 3 SMA yang berarti tinggal dikit lagi ujian akhir kelulusan sekolah.

Dulu Agus memang nggak disiplin dalam belajar, malas-malasan. Suka bolos, cabut dari sekolah sebelum jam pelajaran selesai. Bukan karena dia bodoh, tapi karena dia gampang bosen aja sama pelajarannya. Sekolah itu membosankan buat dia.

Pada suatu saat bahkan guru-gurunya sampai manggil ortunya. Agus disuruh nunggu di rumah sementara orang tuanya dipanggil oleh gurunya. Satu setengah jam dia nunggu ortunya balik. Pas mereka balik, dari tatapan bapaknya, Agus tahu kalau ortunya pasti dapat teguran dari guru. Bapaknya malem itu mendiamkan dia, begitu juga besoknya. Begitu pula dengan ibunya.

Pas akhirnya bapaknya ngomong sama dia, dia suruh Agus masuk ruang tamu, disuruh duduk di sofa berhadapan sama bapaknya. Bapaknya jelasin apa yang dia harapin dari Agus di sekolah. Nggak ada yang disebut soal absensi Agus atau nilainya yang anjlok. Bapaknya cuma bilang apa yang dia harapkan dari Agus, yaitu Agus harus rajin dan giat belajar, tidak boleh bolos dan malas-malasan agar dia kelas jadi orang yang sukses.

Terus bapaknya bilang, kalo Agus nurut, Rabu malem bakal dapet “hadiah”.

Sekarang udah Rabu malem.

Agus udah rajin belajar dan selesai ngerjain semua tugasnya, sesuai janji sama ortunya.

Dia ada di kamar mandi, lagi mandi.

Nunggu “hadiahnya”.

Tiba-tiba dia denger ibunya masuk kamar mandi.

Agus mundur. Punggungnya nempel ke dinding saat pintu kamar mandi kebuka dan ibunya masuk dengan telanjang.

Agus ngeliatin bentuk tubuh ibunya. Rambutnya yang hitam dan panjang, buah dadanya yang besar, gumpalan lemak yang ada di perutnya membuat Agus horny. memeknya juga terlihat jelas.

Jantung Agus berdegup kencang saat ibunya mendekat, air shower membasahi bahu ibunya.

Tiba-tiba ibunya bilang “Agus, kamu ngintip ibu mandi ya?”

“Agus,” ibunya menghampiri Agus, “Tenang. Kamu kaya mau lari

aja. Santai aja, oke?”

Agus berusaha mengatur napasnya. Ibunya meraih tangannya dan membawanya kembali ke bawah guyuran air shower yang hangat. Tubuh mereka berdekatan, saling berdesakan di bawah shower.

“Kamu mau lakuin ini, sayang?” Tanya ibunya. “Nggak apa-apa kalo kamu nggak mau. ”

Agus cuma diam, matanya menelusuri wajah ibunya, turun ke lehernya, lalu ke tubuhnya. Dia ngeliatin buah dada ibunya yang besar dan lekuk tubuhnya. Dia jadi membayangkan nyedot puting ibunya itu.

Agus kaget saat tangan ibunya mengelus kontol Agus dari balik celananya kemudian mengeluarkannya dan menggenggamnya.

“Agus, kamu harus jawab. Kamu mau lakuin ini?”

Ibunya mengelus dan mengocok kontolnya saat bertanya. Tangannya mengocok naik-turun kontolnya.

Ibunya makin mendekat. Tubuh mereka bersentuhan di bawah guyuran air. Tubuh Agus yang masih remaja beradu dengan tubuh ibunya.

Ibunya masih menggenggam kontolnya yang menegang. Matanya menatap Agus.

Bibir ibunya mendekat, mengecup lalu menggigit bibir bawah Agus.

Kontol Agus berdenyut dan ibunya merasakannya. Dia makin erat menggenggamnya dan menggesekkan memeknya ke paha Agus.

“Kenapa, nak?”

Ibunya meraih sabun dan mundur dari Agus.

Agus nonton saat ibunya mulai menyabuni tubuhnya. Kontolnya menegang dan mengarah ke ibunya. Sekarang tangan ibunya nggak lagi di sana, Agus jadi pingin dipegang lagi kontolnya sama ibunya.

Agus pegang kontolnya sendiri dan perlahan mengocoknya saat nonton ibunya menyabuni tubuhnya.

Agus melihat rambut ibunya yang basah nempel di kepala dan bahu. Busa sabun meluncur ke tubuhnya, mengalir ke belahan dadanya lalu turun ke perut. Jembut ibunya menghalangi aliran sabun untuk turun lebih jauh. Napas Agus terhentak saat melihat jari ibunya mengelus memekinya yang terlihat sudah longgar itu dan jarinya dimasukkan ke dalam mekinya itu.

Agus tanpa sadar mengeluarkan suara “”Ahhh, ahhh, ahhhh”.

Ibunya berhenti dan menatap Agus. “Jadi, kamu terangsang melihat ibu Gus?.”, kata ibunya

“A-aku-,” Agus mulai bicara tapi gagap.

Tangan ibunya lagi-lagi menggenggam kemaluannya yang tegang.

Bibir ibunya mendekat

telinga Agus, dia berbisik, “Kamu mau hadiah ini Gus?”, kata ibunya sambil menunjuk ke arah memeknya

“Ii, ii, iya bu, Agus pingin memek ibu”, kata Agus.

“Kamu boleh kok ngentot ibu kalau kamu mau”, kata ibunya dan itu membuat Agus kaget. “Yang bener Bu?”, Agus menjawab. “Iya bener, entot aja ibu”. jawab ibunya.

Tangan Agus reflek meraih tubuh ibunya, memeluknya erat. Lidah ibunya menjilat bibirnya dan Agus membuka mulut, mempersilakan lidah ibunya masuk.

Ini ciuman pertama Agus yang benar-benar dalam, dengan ibunya sendiri dalam hubungan terlarang.

Air shower mengalir membasahi mereka berdua. Hangatnya air hampir tak terasa dibanding hangatnya tubuh mereka yang bergairah.

Di bawah shower, mereka berpelukan dan mengerang dalam ciuman.

anak laki-laki memeluk ibunya, merasakan puting keras ibunya menempel di dadanya. Perut lembut dan pinggul ibunya menempel erat ke tubuh Agus. Tangan ibunya mengocok kontol Agus dengan semakin kuat dan cepat. Kontol Agus pun ereksi dengan maksimal. “Kontolmu lebih besar dari kontol Bapakmu Gus, ibu mau dientotp sama kamu Gus,” ucap ibunya.

Agus belum pernah merasakan tangan lain selain tangannya sendiri memegang kontolnya. Melihat dan merasakan ibunya mengocok kontolnya di kamar mandi, Agus hampir tak percaya.

Agus terengah saat bibir ibunya menyentuh ujung kemaluannya. Lututnya hampir lemas saat kontolnya masuk ke dalam mulut hangat ibunya dan ibu mulai menyepong kontol Agus.

Ibunya membalikkan badan, menghadap dinding, membuka kakinya. Dia menoleh ke Agus, “entot ibu sekarang Gus”.

Matanya Agus merem saat ujung kontolnya menyentuh memek ibunya.

Ibunya menuntun ujung kontolnya masuk ke dalam memeknya.

Tangan ibunya melepasnya saat kontol Agus udah masuk sebagian.

Agus tahu apa yang mau dia lakuin.

Tangan Agus meraih pinggang ibunya.

Dia memajukan kakinya buat dapat posisi yang lebih nyaman.

Agus dorong pinggulnya maju.

Kontolnya masuk lebih dalam ke dalam liang ibunya yang sudah longgar karena sudah sering dientot bapaknya setiap hari, tapi ternyata masih

terasa nikmat oleh Agus. “Gimana, enak sayang?”, tanya ibunya. “Enak banget Bu, memek ibu enak banget”, jawab Agus, “Agus baru pertama kali ini ngentot Bu”.

Kehangatan memek ibunya, membuatnya Agus merasakan denyutan kenikmatan.

Memek ibunya seperti menyedot kontolnya. Ibunya mendesah merasakan nikmatnya kontol Agus. Agus terus memompa kontolnya keluar masuk memek ibunya. Tubuhnya mulai gemetar dan Agus harus meraihnya, memeluknya, saat nyadar ibunya klimaks. Ibunya tba tiba squirt, cairan squirt tu memancar hingga ke dinding kamar mandi.

Memek ibunya berlumuran cairan orgasmenya.

Agus memeluknya.

Tangannya meremas payudara ibunya. Diremas. Dipencet dan ditarik putingnya, bikin ibunya mengerang keenakan.

Shower masih menyiram mereka.

Kontol Agus masih keluar-masuk dalam tubuh ibunya.

Bapaknya ada di bawah, nonton tv, sementara anaknya lagi ngentot ibunya di kamar mandi.

Agus terus menerus mendorong kontolnya ke dalam memek ibunya.

Agus mertasa sebentar lagi kontolnya mau ngecrot. “Bu aku gak kuat, aku mau ngecrottt, Ahhhhh, ahhh, ahhhh”, erang Agus.

Dengan beberapa sodokan terakhir Agus lalu menarik kontolnya ke luar dari memek ibunya kemudian Ibunya mengocok kontol Agus dengan tangannya dan croootttt, crooottt, croootttt, kontol Agus ngecrot dengan jumlah sperma yangs angat banyak dan berjatuhan ke lantai kamar mandi. Cairan kental yang hangat itu dijilati dan diminum oleh ibunya. “Sperma kamu enak sayang, sperma perjaka, ibu suka banget, manis rasanya”, ungkap ibunya. Agus tersenyum dan mencium kepala ibunya.

Agus benar-benar melepas keperjakaannya, tapi kali ini yang melepas adalah ibunya sendiri.

Setelah keluar dari shower, mereka berdiri dekat dan saling mengeringkan tubuh.

Tangan Agus menjelajahi tubuh wanita ibunya. Menggodanya dan menyedot toket ibunya lagi. “Kamu pingin lagi sayang”, besok kalau bapakmu berangkat kerja, kita ngentot lagi ya”, kata ibunya. “Yes, yes, yes, siap Bu”, Agus menjawab.

“Jangan bikin bapak curiga ya, kita rahasiakan ini semua antara kita berdua”, kata ibunya. “Oke bu, asal kita bisa ngentot terus, Agus mau.”.

Mulai saat

itu, hampir setiap 2 hari sekali Agus ngentot dengan ibunya.