Cerita dewasa: Iseng ngajak pacar main bertiga

Author:

aku turun dari tempat tidur mendekati Nia. Aku mencium bibir Nia dan Nia segera membuka pakaianku, sehingga praktis aku bertelanjang bulat.

Nia kemudian membuka pakaian seragamnya dan menurunkan BH-nya kemudian mengangkat roknya dan celana dalamnya ditarik ke bawah kakinya.

Kami berciuman dengan sangat bergairah. Aku membimbing Nia ke sofa, aku duduk di sofa dan Nia duduk di pangkuanku. Aku menghisap buah dada Nia yang besar.

Dengan sangat bergairah Nia memainkan kontolku di dalam vaginanya. Bibirnya ia gigit supaya tidak berteriak.

Aku sendiri berjuang menutup mulutku dengan menenggelamkan kepalaku di buah dada Nia.

“Sshhh… enak Beni, enak sekaliii…” ujar Nia mendesah.

Bagaikan kuda liar, Nia terus mengayun-ayunkan pantatnya. Keringat menetes di kening dan dadanya. Wajah Nia yang cantik tampak semakin cantik meluapkan gairah di dalam dirinya.

Aku melirik ke bagian bawah perutnya, tampak bulu kemaluannya yang agak lebat. Biasanya aku kurang bergairah dengan wanita yang berbulu kemaluan lebat. Namun kali ini gairahku tidak padam justru membara.

Tanpa mencabut kontolku atau mengubah posisi ml-ku, aku membalik Nia. Nia mendekap tubuhku dan kakinya melingkar di pinggangku.

Aku baringkan Nia di sofa, Nia menekuk kakinya kemudian merapatkannya sampai kontolku terasa semakin rapat ke vaginanya.

Hari Sabtu aku kembali ke rumah sakit seperti yang disarankan Nia. Aku diminta istirahat di rumah hingga hari Rabu.

Jam 9 pagi aku sudah tiba di kost Nia, sebelumnya aku telah menelepon Nia bahwa aku akan datang ke kostnya. Nia telah menunggu aku di ruang tamu kostnya. Ia mengenakan celana warna coklat dengan kaos lengan buntung yang ketat.

“Hai, akhirnya kamu datang juga.” seru Nia dengan senang. Nia langsung mengantar aku ke kamarnya.

“Kangen sama kamu,” kataku sambil mencium bibirnya.

“Iya, saya kangen juga, masih penasaran dengan kontol kamu.” jawab Nia seraya tersenyum.

Aku membuka kaos dan celana pendek Nia. Tampak celana dalam model G-string berwarna hitam dikenakan Nia.

Nia

kemudian gantian membuka baju dan celana panjang serta celana dalamku. Kemudian Nia jongkok di depan aku, lalu mulai menghisap kontolku.

Selang beberapa menit menghisap kontol, aku meminta Nia berdiri kemudian aku baringkan di tempat tidur. Aku cium payudara Nia seraya tanganku membelai vaginanya dari luar celana dalamnya.

Nia memejamkan matanya menikmati kesenangan yang aku berikan padanya. Putingnya segera kuhisap dan gigit kemudian aku turun ke perut Nia. Nia menjerit geli ketika aku menjilat pusernya.

Dengan tak sabar aku mulai mencium vaginanya dari balik celana dalamnya, lantas aku tarik celana dalamnya hingga ke dengkulnya.

Wah, ternyata Nia telah memotong bulu kemaluannya hingga terlihat tipis dan rapi. Lain dengan malam sebelumnya yang bulu-bulu krmaluannya tampak lebat.

Aku jilat memeknya yang kemerahan dan itilnya yang besar tidak luput dari gigitanku. Nia menjerit-jerit kecil menerima gigitan di klitorisnya. Aku membalik tubuh Nia dengan posisi doggy style.

“Beni, ingin nggak bila ada variasi?” tanya Nia.

“Variasi seperti apa?” tanyaku balik.

“Ada orang ketiga.” sahut Nia.

“Siapa?”
“Namanya Lia. Ia suster juga tapi ruang kerjanya tidak sama. Tapi masih di rumah sakit yang sama.”

“Boleh saja, sekarang?”

“Bisa, tinggal saya telepon dan nanti ia datang dari kamar sebelah.”

“Hah…? Ia di kamar sebelah? Cantik, nggak?” tanyaku.

Kalau nanti yang datang suster yang pernah memandikan aku setiap hari Jumat pagi, kan repot, pikirku dalam hati.

“Cantik, tidak boleh takut deh. Ia satu kost dengan saya.” jawab Nia seraya meraih handphonenya.

Rupaya Nia sudah bercerita pada temannya tentang persetubuhan kami di rumah sakit. Dan lebih mengejutkan lagi, Lia pun sering bersetubuh atau minimal oral sex dengan pasien.

Hmmm… nakal juga suster-suster ini, pikirku dalam hati.

Dalam waktu tidak sampai semenit, Lia mengetuk pintu kamar Nia dan dibukakan oleh Nia. Wajah Lia bolehlah, walaupun tidak secantik Nia.

Lia memakai daster bercorak bunga-bunga dengan corak gampang kelihatan khas dari

Bali. Dari balik dastetnya terlihat buah dadanya yang tidak ditahan BH.

Aku masih berbaring di tempat tidur Nia dengan telanjang dan mata Lia tertuju ke kontolku.

“Hallo…” sapaku untuk menghilangkan kecanggungan.

“Hallo, Beni..” sshutnya dengan tidak banyak malu.

Nia berdiri di belakang Lia lalu membuka daster Lia. Lia langsung bertelanjang bulat. Lia tersenyum mslu lalu mendekati aku.

Aku meremas payudaranya yang tidak sebesar psyudara Nia namun bulat dan kencang.
Pantat Lia sedikit lebih banyak isinya dari pantat Nia, bulu kemaluan tampak tercukur tipis dan rapi.

Lia meraih konyolku dan mengelusnya. Kemudian ia menundukkan kepalanya dan mulai menghisap kontolku.

Aku meraih pantatnya dan menariknya ke arah wajahku sampai kami melakukannya dengan posisi 69.

Nia tampak mengambil handycam dan mulai merekam adegan aku dengan Lia. Dengan gemas aku jilat vagina Lia, terhirup bau sabun yang wangi.

Lia membalas dengan menghisap kontolku sambil meremas bijinya.

Puas ber-69, aku minta Lia tetap nungging kemudian aku masukkan kontolku ke vaginanya. Vaginanya tidak sesempit vagina Nia namun begitu kontolku masuk langsung terasa vaginanya berdenyut-denyut di kepala kontolku. Lia kemudian kugenjot dengan penuh gairah.

Nia merekam masing-masing adegan seraya tangan kirinya membelai vaginanya sendiri. Lia mengikuti irama goyanganku dengan menggoyang pinggulnya dengan kuat sampai kontolku masuk lebih dalam ke vaginanya.

Nia lantas meletakkan handycamnya di meja dengan posisi lensa mengarah kami, lalu ia berlutut di belakangku kemudian memeluk aku.

Tangan kanannya meremas-remas bijiku. Rangsangannya yang didapatkan dari Nia membuat aku menggenjot Lia semakin cepat.

“Ohhh… terus Beni… trus Beni… saya inginkan keluar…” jerit Lia dengan kuat.

Tubuh Lia mengejang dan terasa vaginanya menjadi lebih basah. Lia langsung tengkurap dengan lemas di kasur.

Wah, belum apa-apa sudah lemas, aku berkata dalam hati.

Langsung aku tarik Nia dan memasukkan kontolku ke lubang vaginanya. Nia membuka kedua kakinya dengan lebar dan menerima kontolku di dalam vaginanya.

Aku meremas-remas payudaranya

dengan napsu seraya menggenjot kontolku yang belum tuntas tugasnya.

Aku melirik Lia dan ia kelihatannya kembali bergairah dan jongkok di atas muka Nia dan Nia langsung melahap vagina Lia.

Lia melenguh setiap kali lidah Nia menyapu vaginanya.

Aku mencium bibir Lia dan kami saling berpagutan.

Setelah menyetubuhi Nia sekitar sepuluh menit, pejuku terasa ingin keluar.

Langsung aku cabut kontolku dan menyodorkannya ke mulut Lia.

Lia menerima dengan senang. Ia menghisap dan menelan pejuku yang keluar dari kontolku. Nia sendiri masih asyik menjilat vagina dan anus Lia.

Aku terkulai lemas di tempat tidur, Lia rebahan di sebelah kiri dan Nia di sebelah kanan.

Nia memutar video dengan adegan seks tadi. Sepanjang hari, kami bertiga terus bersetubuh dengan posisi yang betbeda-beda.

Kadang-kadang ganti aku yang menghandycam Lia dan Nia yang ber-69 dan berciuman.

Threesome yang paling eksotis. Tubuhku langsung terasa sehat dan segar.