Cerita Dewasa Kebinalan Seorang Perjaka – Pada awalnya kisah ini di mulai dari bercana dan tak ku sangka telah menjadi kenyataan. Usiaku 42 tahun. Aku merasa cantik dan baik hati (khususnya bagi perjaka). Dirumahku aku kontrakan, namun tidak banyak karena sekedar buat teman bagiku selagi kesepian. Trik ini akhirnya memang jitu karena salah satu penghuni kostku seorang mahasiswa yang ganteng dan kalem. Aku terpesona olehnya.
Berawal dari sinilah aku mendapat kepuasan sex darinya. Pada awalnya dia pinjam uang, karena kiriman dari orang tuanya terlambat. Aku tidak keberatan tapi aku minta sarat kamu harus menemanku tidur dan melayani semalam. Dia tidak keberatan bahkan berjanji akan memberikan kepuasan yang luar biasa. Karena dia sebetulnya juga membayangkan diriku. Suatu kebetulan yang tidak kuduga. Ahh ….. Sungguh tantangan yang membuatku bergairah.
Ajak bercinta Malam itu dia kusuruh datang sesuai permintaan dan rencanaku. Aku persiakan diriku sebaik mungkin untuk bertempur dengan perjaka malam ini. Gairahku bangkit saat terdengar suara langkah Angga. Saat pintu ditutup, tak banyak bicara kudorong dia di sofa. Kami berpelukan, sambil berciuman, tangan Angga merayap masuk dari bawah kaosku, meremas payudaraku, memencet puting susuku. Lidah yang saling dorong di antara jepitan bibir kami membuatku sungguh melayang, membuat kemaluanku terasa lembab.
Tangan Angga mendorong tubuhku, dan membalik badanku, sehingga aku berdiri membelakanginya. Angga menyelipkan kedua lengannya di ketiakku dam kembali memeluk tubuhku, dan tangannya meraba dadaku dengan leluasa, kali ini kedua tangannya dapat bekerja secara bersamaan. Memang harus kuakui Angga bertindak tepat, dengan membalik tubuhku, kedua tangannya dapat berkerja dengan bebas, merayap di dadaku, kadang turun meremas kemaluanku dari luar jeansku, sehingga hanya terasa sentuhan ringan. Angga memeluk tubuhku semakin erat, sehingga terasa hembusan napasnya di leherku yang makin membakar birahi.
“Sayang..” Angga berbisik ke telingaku, yang membuatku menoleh, dan langsung terasa bibirku diserbu, kembali ciuman panas berulang.
Siap bercinta Aku tidak bisa terlampau bebas bergerak, karena kedua lengan Angga terasa ketat menjepit badanku. Tanganku hanya dapat kuarahkan ke selangkangan Angga, itupun masih terasa terlampau jauh. Di pantatku terasa ganjalan, disebabkan kemaluan Angga yang telah menegang. Tangan Angga terasa membuka kancing celanaku, terasa getaran lembut saat tangannya menarik turun retsleting, posisi ini memungkinkan Angga membuka celanaku tanpa menghentikan ciuman kami. Saat telah terbuka, Angga menarik turun celana itu sehingga melewati pinggulku, dan sebelah tangannya menyerbu masuk ke balik celana dalamku, sedangkan yang sebelahnya kembali ke dadaku, meremas-remas payudaraku.
Saat tangannya perlahan mencapai rambut kemaluanku, berputar-putar sebentar di sana, kemudian terus turun mendekati celah kemaluanku dari arah jam 12. Tak ada jari yang menyusup ke celah bibir memekku, telapak tangannya terus ke bawah, menaungi kemaluanku, sehingga membuatku makin gelisah. photomemek.com Aku mengangkat sebelah kakiku, guna melepaskan celana panjangku. Saat aku mengangkat kaki, terasa ada jari yang terpeleset menggesek bibir memek sebelah dalam. Sebuah sentuhan ringan yang sungguh membuatku makin melayang.
Gesekan itu makin membuatku ketagihan, sehingga aku melakukan ritual melepas celana panjang secara perlahan, sambil menggerakkan pinggulku, berharap ada jari Angga yang kembali tersesat ke jalan yang benar. Sensasi yang sangat indah, sampai sekarang belum kudapatkan dari suamiku, meskipun gaya pacaran kami juga tak begitu bersih, tapi sangat jarang dia mengerjaiku dari belakang, aku ingin memintanya, tapi aku belum menunjukkan pengalamanku.
Angga kali ini menciumi tengkukku, setelah tangannya menyingkirkan rambutku ke depan. Terasa tengkukku dijilat kecil, dan napasnya menghembus anak rambutku. Aku sangat menyukai jilatan di tengkuk, sehingga tanganku meraih rambut panjangku, dan memeganginya di ubun-ubunku. Ini semakin membuat Angga leluasa menciumi tengkukku, dan meremas buah dadaku. Berulang-ulang jilatannya mengelilingi leherku, sebelah tangan di memekku dan sebelahnya lagi dipayudaraku. Sampai akhirnya Angga menghentikan ketiga serangannya, yang memberikanku kesempatan mengatur napasku yang sudah kembang kempis.
Kali ini Angga mengangkat kaosku, dan melepaskannya melalui kepalaku. Setelah terlepas, Angga kembali menciumi tengkukku, dan aku kembali memegang rambutku di ubun-ubun yang tadi terlepas saat Angga menanggalkan bajuku. Jilatannya lebih bebas berputar, terasa begitu nikmat saat jilatannya bergerak menyusuri tulang belakang turun, diikuti hembusan napasnya yang halus di kulitku. Saat lidahnya terhalang BH, Angga tidak melepasnya, tetapi jilatannya menyusuri tali BH, ke samping tubuhku terus menjilati secara halus naik lagi ke arah pundak, dan kembali turun ke sisi tubuhku.
Tanganku yang memegangi rambut di atas kepalaku, membuatnya semakin mudah menjilati daerah sekitar ketiakku yang selalu tercukur bersih. Sungguh kali ini membuat kedua kakiku tak mampu menyangga bobot tubuhku. Aku langsung berjalan dan duduk di kasur Angga yang hanya dialas di atas lantai tanpa dipan. Angga melepaskan kaos dan celananya, sehingga tampak kemaluannya membuat celana dalamnya menyembul, ia lalu memungut pakaianku dan menggantungnya di belakang pintu kamar bersama pakaiannya.
Di luar masih terdengar suara para penghuni kost yang masih asyik berjudi. Angga berjalan ke kasur, dan mendorong tubuhku sehingga rebah. Angga menindih tubuhku dan kami kembali berciuman. Kali ini lebih ganas, lidah Angga terasa sangat agresif merangsek ke rongga mulutku, sehingga bisa kusedot dengan sekuat tenaga. Dengan bertumpu pada sikutnya, Angga menggerak-gerakkan pinggulnya menyodok daerah selangkanganku. Aku pun menggerakkan pinggulku untuk menambah sensasi gerakan Angga.
Ciuman Angga kini berubah menjadi jilatan yang menyusuri leherku, turun terus ke arah dadaku, dan kembali ke samping tubuhku. Angga lalu bangkit dan membalik badanku lagi, sehingga aku kini telungkup. Angga melepaskan kait BH-ku dan kini menjilati punggungku sepanjang tulang belakang, membuatku menggigit bibirku guna menahan suara desah kenikmatan yang kurasakan. Aku makin menenggelamkan wajahku ke bantal, tatkala lidah Angga tiba di daerah pinggulku.
Tangannya menurunkan karet celana dalamku dan menciumi daerah sekitar belahan pantatku, yang membuatku mengangkat sedikit pinggulku. Rupanya gerakan otomatis tubuhku itu dimanfaatkan oleh Angga untuk menurunkan celana dalamku sampai sebatas paha, dalam posisi setengah menungging memberikan Angga kesempatan menjilati daerah sensitif yang sangat sempit antara dubur dan memekku.
Sungguh sensasional, getaran yang diberikan dari lidahnya langsung menaikkan tegangan birahiku ke titik tertinggi. Energi berupa sentuhan lidah yang sangat ringan diteruskan secara merata dan sama besar ke seluruh jaringan saraf kenikmatanku. Ini menyerupai prinsip kerja Hidrolik, dengan gaya yang kecil dari lidahnya, mampu menghasilkan gaya angkat yang sangat besar yang diteruskan melalui aliran darahku, kebetulan Angga adalah mahasiswa Fakultas Teknik mungkin ini adalah salah satu praktek ilmu yang didapatnya.
doggystyle hotWell, setelah mengalami orgasme aku langsung jatuh telungkup, ini membuat akses ke daerah celah sempit di pinggulku tertutup dari serangan Angga, sehingga dia membaringkan dirinya di sampingku, seraya menumpangkan kakinya ke atas pantatku, dan tangannya membelai rambutku dan mengelus punggungku yang agak basah karena jilatan Angga dan keringatku sendiri. Angga menarik selimut, menutupi tubuh kami berdua, karena memang Bandung pada saat-saat itu dalam masa pancaroba dari musim panas ke musim hujan, sehingga suhu udara sangat dingin dibandingkan dengan bulan-bulan lain dalam setahun.
Saat aku mencoba memulihkan kesadaranku, kurasakan kemaluan Angga yang masih ngaceng dalam mengganjal di pahaku, aku menghadapkan wajahku ke arah Angga, yang tampak tersenyum sangat simpatik ke arahku.
“Astaga, enak sekali rasanya, saya tidak akan melupakan saat ini.” Bisikku sambil mengelus pipi Angga.
“Aku juga tidak mau kehilangan waktu untuk menciummu sayang.” Balas Angga dan mendekatkan wajahnya ke wajahku, cukup dekat sehingga hidungku yang mancung dapat terjangkau oleh lidahnya.
Bibirku bisa menciumi dagunya yang terasa kasar ditumbuhi jenggot pendek. Aku membalikkan tubuhku, sehingga kami berdua saling berhadapan dalam posisi rebahan side by side. fantasiku.com Pada saat jeda ini kami biasanya bercakap-cakap, menyatukan perbedaan pikiran, berbagai masalah kuliah, keluarga, bahkan masalah keuangan biasa kami diskusikan. Aku tak ingat masalah yang kami bicarakan saat itu, tapi aku ingat, setiap kali kami selesai bercinta, rasa cinta di dalam hatiku senantiasa bertambah kepadanya.
Tangan Angga meraba-raba buah dadaku, menyentuh-nyentuhkan ujung kukunya di pentil susuku, membuat gairahku bangkit kembali. Tanganku merambat menyusuri dadanya, dan perutnya yang ditumbuhi rambut yang cukup lebat.
Aku merapatkan tubuhku, sehingga kami dapat saling berciuman. Kali ini tanganku merogoh celana dalam Angga dan mengelus batang kemaluannya dan juga kedua buah pelirnya. Sambil terus berciuman, aku mendorong tubuhnya hingga telentang, dan kutindih dadanya dengan sebagian tubuhku, sehingga tanganku dapat dengan leluasa bermain dengan kejantanannya. Aku terus memagut bibirnya, dan perlahan turun ke dadanya, dan ke puting.
“Terbalik sayang.” Angga berkata.
“Terbalik apa?” Aku heran dan bertanya.
“Mestinya saya yang netek, bukan kau!” katanya sambil mendorong tubuhku hingga rebah.
Tidak kuat melawan tenaganya, sehingga aku hanya rebah tak berdaya. Angga menindih tubuhku, dan menyedot puting susuku. Dan sangat efektif untuk membangkitkan gairahku. Segera terasa cairan di liang senggamaku, Angga menciumi dadaku dan melempar selimut yang menutupi tubuh kami. Saat itu tak kusia-siakan, aku bangkit dan menduduki perutnya, kusodorkan dadaku ke mulutnya, sehingga Angga langsung rebah telentang.
Tanganku meraba ke bawah, mengocok kemaluannya yang telah keras. Sedotan Angga di puting susuku terasa melambungkan gairahku. Aku lalu turun dan melepaskan celana dalamku dan membantu Angga melepaskan celana dalamnya. Melihat kontolnya yang Erma, aku langsung menciumi batang itu, menjilati sepanjang batangnya, berputar-putar di kantung pelirnya, sambil sebelah tanganku merayap di perutnya. Saat aku memasukkan batang kemaluannya ke rongga mulutku, terdengar desah Angga seperti baru melepaskan beban di pundaknya.
“Oh.. Enak sekali Yang.” Suara Angga terdengar lirih, sambil tangannya menyibak rambutku, sehingga ia dapat memandang mulutku yang sedang mengulum kemaluannya.
Menatap matanya yang keenakan, menambah semangatku dan makin mempercepat gerakan kepalaku, dan menambah kuat sedotan mulutku. Kadang kuselingi dengan permainan lidah di dalam mulutku, menjilati kepala kontolnya. Saat kutarik hingga hanya kepalanya kontolnya tersisa di mulutku, lidahku kugerak-gerakkan seolah sedang berciuman. Kulihat Angga tidak mampu bersuara, hanya mulutnya yang terbuka, mencoba menghirup lebih banyak oksigen. Angga adalah pria pertama yang kuoral, meskipun keperawananku bukan kuserahkan padanya. Nanti akan kuceritakan saat hilangnya keperawananku, juga bagaimana aku memperoleh kepuasan dari kakakku.
posisi seks oral pria diatas
“Sini sayang, aku ingin mencium kamu memekmu.” Aku berkata.
Aku berputar, sehingga selangkanganku berhadapan dengan wajahnya. Kami berposisi 69, dan masing-masing melakukan kegiatan sendiri. Saat lidah Angga menyapu memekku, aku langsung melayang, terasa Angga menyapu semua cairan memekku, membersihkan semua lendir di celah memekku. Sangat nikmat terasa, membuatku semakin liar mengulum kontolnya.
Kontol Angga berukuran normal pria Indonesia, tampak gagah tersunat rapi. Ini yang membuatku sangat menikmati oral sex, ini merupakan kontol bersunat pertama yang kudapatkan, dengan lelaki sebelumnya belum kutemukan. Aku sangat menikmati setiap kontur kontol Angga, dengan menggerakkan lidahku mengitari palkon, menelusuri setiap titik di bagian itu membuatku semakin tergila-gila pada benda itu.
Dengan sedikit mengerahkan tenaga karena harus melawan arah natural kontol itu. Setiap kali kontol itu terlepas dari jepitan bibirku, langsung terpental seolah terbuat dari bahan elastis. Angga melipat lututnya, sehingga kepalaku berada di tengah kedua pahanya, dengan kedua tanganku aku menahan posisi pahanya agar tidak mengurangi daerah pergerakan kepalaku. Sementara di arah yang berlawanan, terasa sangat nikmat Angga menjilati itilku, sementara tangannya masuk ke liang senggamaku, bergerak keluar masuk terlalu nikmat untuk dideskripsikan di sini.
Tak mau ketinggalan, aku pun mengeluarkan kemampuan oral terbaikku, kujilati sepanjang urat besar di bagian bawah batang kontol Angga, dan kuteruskan sampai ke pelernya, tidak hanya sampai di situ, lidahku terus ke arah duburnya, menjilat dengan liar, tampak menunjukkan hasil, Angga menggerakkan pinggulnya ke atas, membuat lidahku bisa semakin jauh menjelajahi daerah selangkangannya.
“Sayang, masukin..” kata Angga.
lalu bangkit, dan mengubah posisiku, kali ini aku berhadapan dengan Angga, dengan bertumpu pada lututku. Kuraih kontol Angga dari tangannya yang sedang mengelus, dan langsung kuarahkan ke memekku. Terasa nikmat saat benda itu menerobos masuk secara perlahan, menyusuri celah memekku. Kulihat Angga tersenyum, matanya terpejam, kulepaskan tanganku dari batangnya, dan mulai memelintir putingnya.
Angga membuka matanya, dan tangannya meraih buahdadaku. Sambil meremas buahdadaku, Angga menggerak-gerakkan pinggulnya, memaksa kontolnya masuk lebih dalam lagi. Aku juga senantiasa bergerak menyesuaikan gerakan kami berdua. Kadang dengan agak memiringkan tubuhku, sehingga pada saat Angga menarik kemaluannya, sangat terasa gesekan di sisi dalam memekku.
Tiba-tiba aku merasakan peningkatan rangsangan, saat Angga mengarahkan jari telunjuknya ke klitorisku, sehingga menguras seluruh pertahananku. Digesek dan ditekan membuat diriku terasa melayang dan kehilangan pijakan. Tubuhku langsung ambruk seketika, menindih Angga, perubahan posisi ini membuat Angga tidak bebas menggerakkan jemarinya yang terhimpit di antara tubuh kami. Tetapi pinggulnya tetap bergoyang lembut, mengantarkan diriku menikmati detik demi detik puncak kenikmatan seksual.
Setelah melalui orgasme, perlahan gairahku kembali berkobar, dengan goyangan batang kontol di tengah jepitan memekku. Angga dengan konstan tetap menstimulasi memekku dengan batang nikmatnya. Aku mengangkat badanku, dan memutar membelakangi Angga, setelah mengarahkan, kontol Angga langsung kududuki, dan menelan habis semua batang kontol Angga. Posisi favoritku, selain doggy style, juga woman on top, sehingga dengan berada di atas dan membelakangi Angga, terjadi kombinasi optimum. Apalagi saa
t Angga bangkit setengah duduk, dan tangannya menggapai buah dadaku yang ikut bergoyang, menambah sensasi kenikmatan posisi ini
misionaris1Tak lama Angga kemudian mendorong tubuhku, dan mengambil alih posisi di atas, dengan napasnya yang menderu, ia menyelipkan kontolnya ke memekku. Setelah mendiamkan sejenak, Angga mulai bergoyang, lututku ditekuk dan agak diangkat sehingga pinggulku ikut terangkat. Sebelah tangannya membantu menahan kedua kakiku, sedangkan yang satunya menyerbu klitoris yang kurang mendapat sentuhan pada posisi ini. Kami sering mendiskusikan berbagai posisi, sehingga bisa mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap posisi favorit kami.
Posisi ini adalah favoritku dan Angga juga menyukainua, sebab ia bisa melihat dengan jelas bagaimana proses keluar masuk batang kontolnya ke memekku. Kadang dengan menggunakan jempol dan jari tengahnya ia merapatkan kedua belahan memekku, dan jari telunjuknya mengerjai itilku. Setelah bergoyang beberapa menit, Angga lantas mencabut kontolnya, dan mengocoknya dengan tangan, dan segera muncrat spermanya, kental putih dan aroma yang khas segera memenuhi ruangan kamarnya itu.
“Ah.. Enak sekali sayangku..” Angga akhirnya mampu mengeluarkan suaranya setelah mengalami ejakulasi.
“Saya selalu mau main denganmu, kapanpun kau mau!” Kataku sambil berusaha membantunya mengocok kontolnya.
Setelah membersihkan seluruh tumpahan spermanya dan melumat habis, ia memelukku dengan erat dan menciumi bibirku. Seluruh badanku terasa lemas, terutama daerah pinggulku, namun di sisi lain, terasa pikiranku fresh. Sungguh indah kenikmatan seks. Kami bertempur hebat malam ini, karena kami memang saling membutuhkan.
Malam itu kami bercinta sampai pagi, begitu bangun kuajak dia berkelahi lagi di tempat tidur. SUngguh luar biasa staminanya, aku bahkan sampai kewalahan. Benar-benar darah muda. Malam itu aku sangat puas buas dan liar, membuatku mampu bercinta sampa lima kali sepanjang malam dilanjutkan pagi harinya. Tak hanya malam itu, setiap aku butuh kepuasan, dia aku panggil untuk melampiaskan hasratku.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,