Cerita Dewasa ML Bertiga Dengan Kedua Tanteku

Saat aku maen ke villa pamanku , aku masuk keruangan tante yang ternyata di dalamnya banyak foto telanjangnya tanteku, walupun usianya sudah tidak bisa dikatakan muda namun tante tanteku ini ahli dalam menampilan tubuh yang indahnya, setelah melihatnya aku mulai terangsang rasanya ingin sekali memeluknya.

Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku kerjain, lalu kupilih Tante Tante Irma (45 tahun) dan Tante Nita (37 tahun).

Aku telepon rumah Tante Irma dan Tante Nita. Aku minta mereka untuk menemuiku di villa keluarga.

Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama kemudian Tante Irma dan Tante Nita sampai. Kuminta mereka masuk ke ruang tamu.

โ€œAda apa sih Anto?โ€ tanya Tante Irma yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
โ€œDuduk dulu Tante,โ€ jawabku.

โ€œIya ada apa sih?โ€ tanya Tante Nita yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.

โ€œSaya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?โ€, kataku sambil mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto. Tante Irma lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.

โ€œDarimana kamu dapatkan foto-foto ini?โ€ tanya Tante Irma panik mendapatkan foto-foto telanjang dirinya.

โ€œAnto.. apa-apaan ini, darimana barang ini?โ€ tanya Tante Nita dengan tegang.

โ€œHhhmm.. begini Tante Irma, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih, pas kebetulan dikamar Tante Yani saya lihat kok ada foto-foto telanjang tubuh Tante-Tante yang aduhai itu,โ€ jawabku sambil tersenyum.

โ€œBaik.. kalau gitu serahkan klisenya?โ€ Kata Tante Nita.
โ€œBaik tapi ada syaratnya lho,โ€ jawabku.

โ€œKatakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,โ€ kata Tante Irma dengan ketus.

โ€œIya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,โ€ tambah Tante Nita memohon.

โ€œOoo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante telanjang,โ€ kataku.

โ€œJangan kurang ajar kamu!โ€ kata Tante Irma dan Tante Nita dengan marah dan menundingnya.

โ€œWah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan nggak sengaja, justru Tante-Tante sendiri yang ceroboh kan,โ€ jawabku sambil menggeser dudukku lebih dekat lagi.

โ€œBagaimana Tante?โ€
โ€œHei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!โ€ bentak Tante Nita sambil menepis tanganku.

โ€œBangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang kampung!!โ€ Tante Irma menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk foto itu ke wajahku.

โ€œHehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal deh!!โ€ kataku lagi.

Kulihat kananku Tante Irma tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,

โ€œTante-Tantemu yang lain kok tidak?โ€ tanya Tante Irma lemas.
โ€œOh, nanti juga mereka akan dapat giliran,โ€ jawabku.

โ€œBagaimana Tante? Apa sudah berubah pikiran?โ€
โ€œBaiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?โ€ tanya Tante Nita.

โ€œIya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?โ€ jawabku.
โ€œKamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Irma.โ€

โ€œBiarlah Mbakyu, daripada ketahuan,โ€ jawab Tante Nita sambil berdiri dan mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Irma sambil merengut marah.

Hingga tampak kedua Tanteku itu telanjang bulat dihadapanku. Tante Irma walau ssudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar.

Turun kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan amat lebat. Tidak kalah dengan tubuh Tante Nita yang berusia 37 tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedkit naik keatas.ย  Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di selangkangan baru dipotong pendek.

โ€œSudah Anto?โ€ tanya Tante Irma sambil mulai memakai bajunya kembali.

โ€œEh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,โ€ jawabku.

โ€œKurang ajar kamu,โ€ kata Tante Nita setengah berteriak.
โ€œYa sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?โ€ jawabku.

โ€œBaiklah,โ€ balas Tante Irma ketus,
โ€œApalagi yang mesti kami lakukan?โ€

โ€œCoba Tante berdua duduk di sofa ini,โ€ kataku.
โ€œDan buka lebar-lebar paha Tante berdua,โ€ kataku ketika mereka mulai duduk.

โ€œBegini Anto, Cepat ya,โ€ balas Tante Nita sambil membuka lebar kedua pahanya. Hingga tampak vaginanya yang berwarna kemerahan.

โ€œTante Irma juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,โ€ kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.

โ€œBeginikan,โ€ jawab Tante Irma yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak vaginanya yang kecoklatan.

โ€œAnto pegang sebentar ya?โ€ kataku sambil tangan kananku coba meraba selangkangan Tante Irma sementara tangan kiriku meraba selangkangan Tante Nita. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita.

โ€œSudah belum, Anto.. Ess..,โ€ kata Tante Irma sedikit mendesah.

โ€œEeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!โ€ desah Tante Nita juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.

โ€œSebentar lagi kok Tante, memang kenapa?โ€ tanyaku pura-pura sambil terus memainkan kedua tanganku di vagina Tante Irma dan Tante Nita yang mulai membasah.

โ€œEh, ini apa Tante?โ€ tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.

โ€œOhh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,โ€ desis Tante Irma menahan geli.
โ€œIya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,โ€ dasah Tante Nita.

โ€œMemang kenapa Tante, tadi katanya boleh,โ€ kataku sambil terus memainkan klitoris mereka. โ€œSshh.., oohh.., geliss.., To,โ€ rintih Tante Irma dan Tante Nita.

โ€œIni lubang vaginanya ya Tante?โ€ tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.

โ€œBoleh dimasukin jari nggak Tante?โ€

Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku, slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Nita dan Tante Irma yang makin mendesah-desah tidak karuan,

โ€œJangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,โ€ rintih Tante Nita.
โ€œJangan lho Anto.. sshh..,โ€ desah Tante Irma sambil tangannya meremasi sofa.

โ€œKenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,โ€ kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.

โ€œAaahh.., Anto..,โ€ desah Tante Irma dan Tante Nita bersama-sama mersakan jari Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.

โ€œSsshh.. eemmhh..!!โ€ Tante Irma dan Tante Nita mulai meracau tidak karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.

โ€œBagaimana Tante Irma,โ€ tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
โ€œSaya cium ya vagina Tante Irma ya?โ€ tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya.

โ€œSebentar ya Tante Nita,โ€ kataku.

โ€œJangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Irma sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
โ€œGimana Tante Irma, geli tidak..,โ€ tanya Anto.

โ€œSsshh.. Anto.. Geli ss..,โ€ rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.

โ€œTeruss.. Anto,โ€ desis Tante Irma tak kuat lagi menahan nafsunya.

Sementara Tante Nita memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia gerakkan keluar masuk. Dan Tante Irma kian mendesah ketika mendekati orgasmenya dan

โ€œAaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,โ€ rintih Tante Irma merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.

โ€œTante Irma keluar Anto..,โ€ desah lemas Tante Irma dengan kedua kakinya menjepit kepalaku di selangkangannya.

Tahu Tante Irma sudah keluar aku bangkit lalu pindah ke vagina Tante Nita dan kubuka kedua pahanya lebar-lebar. Sama seperti Tante Irma Tante Nita juga merintih tidak karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.

โ€œAah ss.., Antoo,.., enak ss..,โ€ rintih Tante Nita sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.
Tante Nita di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang vagina Tante Nita, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Nita yang ssudah basah itu,

โ€œTeruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,โ€ rintih Tante Nita merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Irma dan Tante Nita.

โ€œGantian dong Tante, punyaku sudah tegang nih,โ€ menunjukkan sarung yang aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Irma dan Bullik Nita. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.

โ€œKamu nakal Anto, ngerjain kami,โ€ kata Tante Irma sambil tangannya membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.

โ€œIya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,โ€ balas Tante Nita sambil memasukkan penisku kemulutnya.

โ€œSsshh.. Tante.. terus..,โ€ rintih Anto sambil menekan kepala Tante Nita yang naik turun di penisnya. Tante Irma terus menjilati penisku gantian dengan Tante Nita yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku didalam mulutnya.

Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya ketika dia menghisap.

โ€œSudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,โ€ rintih Tante Nita sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.

โ€œTunggu dulu ya Tante Irma, biar saya dengan Tante Nita dulu,โ€ kataku sambil menarik kepala Tante Irma yang sedang memasukkan penisku kemulutnya.

โ€œTante Tina sudah nggak tahan nih,โ€ kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Nita dan berlutut diantaranya.

โ€œCepatss.. Anto,โ€ desah Tante Nita sambil tangannya mengarahkan penisku ke vaginanya.
โ€œAsshhss..,โ€ rintih Tante Nita panjang merasakan penisku meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Nita mengerang setiap kali aku menyodokkan penisnya.

Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati โ€œperkosaanโ€ ini, aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri. Kuminta Tante Nita untuk menjilati vagina Tante Irma yang jongkok diatas mulutnya.

โ€œUshhss.. Geli dik,โ€ desis Tante Irma setiap kali lidah Tante Nita memasuki vaginanya.

Sementara aku sambil menyetubuhi Tante Nita tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Irma. Tiba-tiba Tante Nita mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari mulutnya.

โ€œAhhss.. Anto Tante keluar.. โ€

โ€œSudah keluar ya Tante Nita, sekarang gilran Bu Irma ya,โ€ kataku sambil menarik Tante Irma untuk naik kepangkuanku.

Tante Irma hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke vagina Tante Irma Lalu Aaahh.. desah Tante Irma merasakan lubang vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati goyangan Tante Irma sambil โ€˜menyusuโ€™ kedua payudaranya yang tepat di depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.

โ€œTeruss.. Tante, vagina Tante enak..,โ€ rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.

โ€œPenis kamu juga sshh..โ€ rintih Tante Irma sambil melakukan gerakan pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.

โ€œSebentar Tante, coba Tante balik badan,โ€ kataku sambil meminta Tante Irma untuk menungging.

Kusetubuhi Tante Irma dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur Tante Irma mempunyai vagina lebih enak dari Tante Nita yang berusia lebih muda.

Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Irma, yang makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat hentakan penisku di vaginanya.

โ€œSsshh.. Anto, Tante mau keluar..โ€ rintih Tante Irma.
โ€œSabarr.. Tante, sama-sama,โ€ kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.

โ€œAaahh ss.., Tante Irma keluar..,โ€ melenguh panjang.
โ€œSaya belum, Tante,โ€ kataku kecewa.

โ€œPake susu Tante aja ya,โ€ jawab Tante Irma jongkok didepanku sambil menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.

โ€œTerus, Tante enak ss..,โ€ rintihku.

Melihat hal itu Tante Nita bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dadaTante Irma dan Tante Nita.

โ€œTerima kasih ya Tante,โ€ jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Author: Jerry Miller