Kali ini Aku akan menceritakan kisah saat Nafsuku dibuat Bergelonjak tidak karuan karna melihat Montoknya Toket Tante girang. Mau tahu kelanjutan ceritanya? Langsung aja yuk baca dan simak baik-baik cerita dewasa ini.Www.fantasiku.com
sewaktu aku masih kuliah sebagai mahasiswa teknik di Bandung tahun 90-an. Kejadiannya sendiri akan kuceritakan apa adanya, tetapi nama-nama dan lokasi aku ubah untuk menghormati privasi mereka yg terlibat. Menginjak tahun kedua kuliah, aku bermaksud pindah tempat kos yg lebih baik. Ini biasa, mahasiswa tahun pertama pasti dapat tempat kos yg asal-asalan. Baru tahun berikutnya mereka bisa mendapat tempat kos yg lebih sesuai selera dan kebutuhan.
Www.fantasiku.com
Setelah “hunting” yg cukup melelahkan akhirnya aku mendapatkan tempat kos yg cukup nyaman di daerah Dago Utara. Untuk ukuran Bandung sekalipun, daerah ini termasuk sangat dingin apalagi di waktu malam. Kamar kosku berupa paviliun yg terpisah dari rumah utama. Ada dua kamar, yg bagian depan diisi oleh Sahat, mahasiswa kedokteran yg kutu buku dan rada cuek. Aku sendiri dapat yg bagian belakang, dekat dengan rumah utama.
Bapak kosku, Om Iwan adalah seorang dosen senior di beberapa perguruan tinggi. Istrinya, Tante Karin, waKarin yg cukup menarik meskipun tdk terlalu cantik. Tingginya sekitar 163 cm dengan perawakan yg sedang, tdk kurus dan tdk gemuk. Untuk ukuran seorang waKarin dengan 2 anak, tubuh Tante Karin cukup terawat dengan baik dan tampak awet muda meski sudah berusia di atas 40 tahun. Maklumlah, Tante Karin rajin ikut kelas aerobik. Kedua anak mereka kuliah di luar negeri dan hanya pulang pada akhir tahun ajaran.
Karena kesibukannya sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi, Om Iwan agak jarang di rumah. Tapi Tante Karin cukup ramah dan sering mengajak kami ngobrol pada saat-saat luang sehingga aku pribadi merasa betah tinggal di rumahnya. Mungkin karena Sahat agak cuek dan selalu sibuk dengan kuliahnya, Tante Karin akhirnya lebih akrab denganku. Aku sendiri sampai saat itu belum pernah berpikir untuk lebih jauh dari sekedar teman ngobrol dan curhat. Tapi rupanya tdk demikian dengan Tante Karin….
“Doni, kamu masih ada kuliah hari ini?”, tanya Tante Karin suatu hari.
“Enggak tante…”
“Kalau begitu bisa anterin tante ke aerobik?”
“Oh, bisa tante…” Tante Karin tampak seksi dengan pakaian aerobiknya, lekuk-lekuk tubuhnya terlihat dengan jelas.
Kamipun meluncur menuju tempat aerobik dengan menggunakan mobil Kijang Putih milik Tante Karin.
Di sepanjang jalan Tante Karin banyak mengeluh tentang Om Iwan yg semakin jarang di rumah.
“Om Iwan itu egois dan gila kerja, padahal gajinya sudah lebih dari cukup tapi terus saja menerima ditawari jadi dosen tamu dimana-mana…”
“Yach, sabar aja tante.. itu semua khan demi tante dan anak-anak juga,” kataku mencoba menghibur.
“Ah..Doni, kalau orang sudah berumah tangga, kebutuhan itu bukan cuma materi, tapi juga yg lain. Dan itu yg sangat kurang tante dapatkan dari Om.” Tiba-tiba tangan Tante Karin menyentuh paha kiriku dengan lembut,
“Biarpun begini, tante juga seorang waKarin yg butuh belaian seorang laki-laki… tante masih butuh itu dan sayangnya Om kurang peduli.” Aku menoleh sejenak dan kulihat Tante Karin menatapku dengan tersenyum.
Tante Karin terus mengelus-elus pahaku di sepanjang perjalanan. Aku tdk berani bereaksi apa-apa kecuali, takut membuat Tante Karin tersinggung atau disangka kurang ajar. Keluar dari kelas aerobik sekitar jam 4 sore, Tante Karin tampak segar dan bersemangat. Tubuhnya yg lembab karena keringat membuatnya tampak lebih seksi.
“Don, waktu latihan tadi tadi punggung tante agak terkilir… kamu bisa tolong pijitin tante khan?” katanya sambil menutup pintu mobil.
“Iya… sedikit-sedikit bisa tante,” kataku sambil mengangguk.
Aku mulai merasa Tante Karin menginginkan yg lebih jauh dari sekadar teman ngobrol dan curhat. Terus terang ini suatu pengalaman baru bagiku dan aku tdk tahu bagaimana harus menyikapinya.
Sepanjang jalan pulang kami tdk banyak bicara, kami sibuk dengan pikiran dan khayalan masing-masing tentang apa yg mungkin terjadi nanti. Setelah sampai di rumah, Tante Karin langsung mengajakku ke kamarnya. Dikuncinya pintu kamar dan kemudian Tante Karin langsung mandi. Entah sengaja atau tdk, pintu kamar mandinya dibiarkan sedikit terbuka. Jelas Tante Karin sudah memberiku lampu kuning untuk melakukan apapun yg diinginkan seorang laki-laki pada waKarin.
Tetapi aku masih tdk tahu harus berbuat apa, aku hanya terduduk diam di kursi meja rias.
“Doni sayang… tolong ambilkan handuk dong…” nada suara Tante Karin mulai manja.
Lalu kuambil handuk dari gantungan dan tanganku kusodorkan melalui pintu sambil berusaha untuk tdk melihat Tante Karin secara langsung. Sebenarnya ini tindakan bodoh, toh Tante Karin sendiri sudah memberi tanda lalu kenapa aku masih malu-malu? Aku betul-betul salah tingkah.
Www.fantasiku.com
Tdk berapa lama kemudian Tante Karin keluar dari kamar mandi dengan tubuh dililit handuk dari dada sampai paha. Baru kali ini aku melihat Tante Karin dalam keadaan seperti ini, aku mulai terangsang dan sedikit bengong. Tante Karin hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yg serba kikuk melihat keadaannya.
“Nah, sekarang kamu pijitin tante ya… ini pakai body-lotion…” katanya sambil berbaring tengkurap di tempat tidur.
Dibukanya lilitan handuknya sehingga hanya tertinggal BH dan CD-nya saja. Aku mulai menuangkan body-lotion ke punggung Tante Karin dan mulai memijit daerah punggungnya.
“Tante, bagian mana yg sakit…” tanyaku berlagak polos.
“Semuanya sayang… semuanya… dari atas sampai ke bawah. Bagian depan juga sakit lho…nanti Doni pijit ya…” kata Tante Karin sambil tersenyum nakal.
Aku terus memijit punggung Tante Karin, sementara itu aku merasakan k0ntolku mulai membesar. Aku berpikir sekarang saatnya menanggapi ajakan Tante Karin dengan aktif. Seumur hidupku baru kali inilah aku berkesempatan menyetubuhi seorang waKarin. Meskipun demikian dari film-film BF yg pernah kutonton sedikit banyak aku tahu apa yg harus kuperbuat… dan yg paling penting ikuti saja naluri…
“Tante sayang…, tali BH-nya boleh kubuka?” kataku sambil mengelus pundaknya.
Tante Karin menatapku sambil tersenyum dan mengangguk. Aku tahu betul Tante Karin sama sekali tdk sakit ataupun cedera, acara pijat ini cuma sarana untuk mengajakku bercinta. Setelah tali BH-nya kubuka perlahan-lahan kuarahkan kedua tanganku ke-arah payudaranya. Dengan hati-hati kuremas-remas payudaranya… ahh lembut dan empuk. Tante Karin bereaksi, ia mulai terangsang dan pandangan matanya menatapku dengan sayu. Kualihkan tanganku ke bagian bawah, kuselipkan kedua tanganku ke dalam celana dalamnya sambil pelan-pelan kuremas kedua pantatnya selama beberapa saat. Tante Karin dengan pasrah membiarkan aku mengeksplorasi tubuhnya.
Kini tanganku mulai berani menjelajahi juga bagian depannya sambil mengusap-usap daerah sekitar mekinya dengan lembut. Jantungku brdebar kencang, inilah pertamakalinya aku menyentuh meki waKarin dewasa… Perlahan tapi pasti kupelorotkan celana dalam Tante Karin. Sekarang tubuh Tante Karin tertelungkup di tempat tidur tanpa selembar benangpun… sungguh suatu pemandangan yg indah. Aku kagum sekaligus terangsang. Ingin rasanya segera menancapkan batang kemaluanku ke dalam lubang kewaKarinannya.
Aku memejamkan mata dan mencoba bernafas perlahan untuk mengontrol emosiku. Seranganku berlanjut, kuselipkan tanganku diantara kedua pahanya dan kurasakan rambut kemaluannya yg cukup lebat. Jari tengahku mulai menjelajahi celah sempit dan basah yg ada di sana. Hangat sekali raanya. Kurasakan nafas Tante Karin mulai berat, tampaknya dia makin terangsang oleh perbuatanku.
“Mmhh… Doni… kamu nakal ya…” katanya. “Tapi tante suka khan…?”
“Mmhh.. terusin Don… terusin… tante suka sekali.” Jariku terus bergerilya di belahan mekinya yg terasa lembut seperti sutra, dan akhirnya ujung jariku mulai menyentuh daging yg berbentuk bulat seperti kacang tapi kenyal seperti moci Cianjur.
Itu klitoris Tante Karin. Dengan gerakan memutar yg lembut kupermainkan klitorisnya dengan jariku dan diapun mulai menggelinjang keenakan. Kurasakan tubuhnya sedikit bergetar tdk teratur. Sementara itu aku juga sudah semakin terangsang, dengan agak terburu-buru pakaiankupun kubuka satu-persatu hingga tdk ada selembar benangpun menutup tubuhku, sama seperti Tante Karin. Kukecup leher Tante Karin dan dengan perlahan kubalikkan tubuhnya. Sesaat kupandangi keindahan tubuhnya yg seksi. Payudaranya cukup berisi dan tampak kencang dengan putingnya yg berwarna kecoklatan memberi pesona keindahan tersendiri. Tubuhnya putih mulus dan nyaris tanpa lemak, sungguh-sungguh Tante Karin pandai merawat tubuhnya.
Www.fantasiku.com
Diantara kedua pahanya tampak bulu-bulu kemaluan yg agak basah, entah karena baru mandi atau karena cairan lain. Sementara itu belahan mekinya samar-samar tampak di balik bulu-bulu tersebut. Aku tdk habis pikir bagaimana mungkin suaminya bisa sering meninggalkannya dan mengabaikan keindahan seperti ini.
“Tante seksi sekali…” kataku terus terang memujinya. Kelihatan wajahnya langsung memerah.
“Ah.. bisa aja kamu merayu tante… kamu juga seksi lho Don… lihat tuh burungmu sudah siap tempur… ayo jangan bengong gitu… terusin pijat seluruh badan tante….,” kata Tante Karin sambil tersenyum memperhatikan k0ntolku yg sudah mengeras dan mendongak ke atas.
Aku mulai menjilati payudara Tante Karin sementara itu tangan kananku perlahan-lahan mempermainkan meki dan klitorisnya.
Kujilati kedua bukit payudaranya dan sesekali kuhisap serta kuemut putingnya dengan lembut sambil kupermainkan dengan lidahku. Tante Karin tampak sangat menikmati permainan ini sementara tangannya meraba dan mempermainkan k0ntolku. Aku ingin sekali menjilati kewaKarinan Tante Karin seperti dalam adegan film BF yag pernah kutonton. Perlahan-lahan aku mengubah posisiku, sekarang aku berlutut di atas tempat tidur diantara kedua kaki Tante Karin. Dengan perlahan kubuka pahanya dan kulihat belahan mekinya tampak merah dan basah.
Dengan kedua ibu jariku kubuka bibir mekinya dan terlihatlah liang kewaKarinan Tante Karin yg sudah menanti untuk dipuaskan, sementara itu klitorisnya tampak menyembul indah di bagian atas mekinya. Tanpa menunggu komando aku langsung mengarahkan mulutku ke arah meki Tante Karin. Kujilati bibir mekinya dan kemudian kumasukkan lidahku ke liang mekinya yg terasa lembut dan basah.
“Mmhhh.. aahhh” desahan nikmat keluar dari mulut Tante Karin saat lidahku menjilati klitorisnya.
Sesekali klitorisnya kuemut dengan kedua bibirku sambil kupermainkan dengan lidah. Aroma khas meki waKarin dan kehangatannya membuatku makin bersemangat, sementara itu Tante Karin terus mendesah-desah keenakan. Sesekali jari tanganku ikut membantu masuk ke dalam lubang mekinya.
“Aduuh.. Donii… enak sekali sayang… iya sayang… yg itu enak.. emmhh .. terus sayang… pelan-pelan sayang… iya… gitu sayang… terus.. aduuh.. aahh… mmhh..” katanya mencoba membimbingku sambil kedua tangannya terus menekan kepalaku ke selangkangannya.
Tdk berapa lama kemudian pinggul Tante Karin mulai berkedut-kedut, gerakannya terasa makin bertenaga, lalu pinggulnya maju-mundur dan berputar-putar tak terkendali. Sementara itu kedua tangannya semakin keras mencengkeram rambutku.
“Doni.. Tante mau keluaar… aah.. uuh..aahh…oooh…. adduuh… sayaaang… Doniiii…. terus jilat itu Don… teruus… aduuuh… aduuuh…tante keluaaar…” bersamaan dengan itu kepalaku dijepit oleh kedua pahanya sementara lidah dan bibirku terus terbenam menikmati kehangatan klitoris dan mekinya yg tiba-tiba dibanjiri oleh cairan orgasmenya.
Beberapa saat tubuh Tante Karin meregang dalam kenikmatan dan akhirnya terkulai lemas sambil matanya terpejam. Tampak bibir mekinya yg merah merekah berdenyut-denyut dan basah penuh cairan.
“Doni.. enak banget…. sudah lama tante nggak ngerasain yg seperti ini…” katanya perlahan sambil membuka mata.
Aku langsung merebahkan diri di samping Tante Karin, kubelai rambut Tante Karin lalu bibir kami beradu dalam percumbuan yg penuh nafsu. Kedua lidah kami saling melilit, perlahan-lahan tanganku meraba dan mempermainkan pentil dan payudaranya. Tdk berapa lama kemudian tampaknya Tante Karin sudah mulai naik lagi. Nafasnya mulai memburu dan tangannya meraba-raba k0ntolku dan meremas-remas kedua buah bola pingpongku.
“Doni sayang… sekarang gantian tante yg bikin kamu puas ya…” katanya sambil mengarahkan kepalanya ke arah selangkanganku.
Tdk berapa lama kemudian Tante Karin mulai menjilati k0ntolku, mulai dari arah pangkal kemudian perlahan-lahan sampai ke ujung. Dipermainkannya kepala k0ntolku dengan lidahnya. Wow.. nikmat sekali rasanya… tanpa sadar aku mulai melenguh-lenguh keenakan. Kemudian seluruh k0ntolku dimasukkan ke dalam mulutnya.
Tante Karin mengemut dan sekaligus mempermainkan batang kemaluanku dengan lidahnya. Kadang dihisapnya k0ntolku kuat-kuat sehingga tampak pipinya cekung. Kurasakan permainan oral Tante Karin sungguh luar biasa, sementara dia mengulum k0ntolku dengan penuh nafsu seluruh tubuhku mulai bergetar menahan nikmat. Aku merasakan k0ntolku mengeras dan membesar lebih dari biasanya, aku ingin mengeluarkan seluruh isinya ke dalam meki Tante Karin.
Www.fantasiku.com
Aku sangat ingin merasakan nikmatnya meki seorang waKarin untuk pertama kali….
“Tante… Doni pengen masukin ke punya tante… ” kataku sambil mencoba melepaskan k0ntolku dari mulutnya.
Tante Karin mengangguk setuju, lalu ia membiarkan k0ntolku keluar dari mulutnya.
“Terserah Doni sayang… keluarin aja semua isinya ke dalam veggie tante… tante juga udah pengen banget ngerasain punya kamu di dalam sini….” Perlahan kurebahkan Tante Karin disebelahku, Tante Karin langsung membuka kedua pahanya mempersilahkan k0ntolku masuk.
Samar-samar kulihat belahan mekinya yg merah.
Dengan perlahan kubuka belahan mekinya dan tampaklah lubang meki Tante Karin yg begitu indah dan menggugah birahi dan membuat jantungku berdetak keras. Aku takut kehilangan kontrol melihat pemandangan yg baru pertama kali aku alami, aku berusaha keras mengatur nafasku supaya tdk terlarut dalam nafsu…. Perlahan-lahan kupermainkan klitorisnya dengan jempol sementara jari tengahku masuk ke lubang mekinya. Tdk berapa lama kemudian Tante Karin mulai menggerak-gerakkan pinggulnya,
“Doni sayang.. masukin punyamu sekarang, tante udah siap…” Kuarahkan k0ntolku yg sudah mengeras ke lubang mekinya, aku sudah begitu bernafsu ingin segera menghujamkan batang k0ntolku ke dalam meki Tante Karin yg hangat.
Tapi mungkin karena ini pengalaman pertamaku aku agak kesulitan untuk memasukkan k0ntolku. Rupanya Tante Karin menyadari kesulitanku.
Dia memandangku dengan tersenyum…..
“Ini pengalaman pertama ya Don….”
“Iya tante….” jawabku malu-malu.
“Tenang aja… nggak usah buru-buru… tante bantu…” katanya sambil memegang k0ntolku.
Diarahkannya kepala k0ntolku ke dalam lubang mekinya sambil tangan yg lain membuka bibir mekinya, lalu dengan sedikit dorongan ke depan…masuklah kepala k0ntolku ke dalam mekinya. Rasanya hangat dan basah…. sensasinya sungguh luar biasa. Akhirnya perlahan tapi pasti kubenamkan seluruh k0ntolku ke dalam meki Tante Karin, aah.. nikmatnya.
“Aaahh…Donii.. eemh…” Tante Karin berbisik perlahan, dia juga merasakan kenikmatan yg sama.
Sekalipun sudah diatas 40 tahun meki Tante Karin masih terasa sempit, dinding-dindingnya terasa kuat mencengkeram k0ntolku. Aku merasakan mekinya seperti meremas k0ntolku dengan gerakan yg berirama. Luar biasa nikmat rasanya….
Perlahan kugerakkan pinggulku turun naik, Tante Karin juga tdk mau kalah, pinggulnya bergerak turun naik mengimbangi gerakanku. Tangannya mencengkeram erat punggungku dan tanganku membelai rambutnya sambil meremas-remas payudaranya yg empuk. Sementara itu bibir kami berpagutan dengan liar…. Baru beberapa menit saja aku sudah mulai merasa seluruh tubuhku bergetar dijalari sensasi nikmat yg luar biasa… maklumlah ini pengalaman pertamaku… kelihatannya tdk lama lagi aku akan mencapai puncak orgasme.
“Tante…Doni sudah hampir keluar…. aaah…uuh…” kataku berusaha keras menahan diri.
“Terusin aja Don… kita barengan yaa…. tante juga udah mau keluar… aahh… Doni… tusuk yg kuat Don… tusuk sampai ujung sayang… mmhh….” Kata-kata Tante Karin membuatku makin bernafsu dan aku menghujamkan k0ntolku berkali-kali dengan kuat dan cepat ke dalam mekinya.
“Aduuh…Doni udah nggak tahan lagi…”.
Aku benar-benar sudah tdk dapat mengendalikan diri lagi, pantatku bergerak turun naik makin cepat dan k0ntolku terasa membesar dan berdenyut-denyut bersiap mencapai puncak di dalam meki Tante Karin. Sementara itu Tante Karin juga hampir mencapai orgasmenya yg kedua. “Ayoo Don… tante juga mau…ahhhh…ahhh kamu ganas sekali……. aaaahhh…. Doniii…. sekarang Don…. keluarin sekarang Don… tante udah nggak tahan…mmmhhh”. Tante Karin juga mulai kehilangan kontrol, kedua kakinya dijepitkan melingkari pinggulku dan tangannya mencengkeram keras punggungku.
Dan kemudian aku melancarkan sebuah tusukan akhir yg maha dahsyat…
“Tante…aaaa…aaaagh….Doni keluaaaar…..aagh..” aku mendesah sambil memuncratkan seluruh spermaku ke dalam liang kenikmatan Tante Karin. Bersamaan dengan itu Tante Karinpun mengalami puncak orgasmenya,
“Doniii….aduuuh……tante jugaa….aaaah… I’m cumming honey… aaaahh…..aah….” Kami berpelukan lama sekali sementara k0ntolku masih tertanam dengan kuat di dalam meki Tante Karin.
Ini sungguh pengalaman pertamaku yg luar biasa…. aku betul-betul ingin meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan yg indah ini. Akhirnya aku mulai merasakan kelelahan yg luar biasa, seluruh persendianku terasa lepas dari tempatnya.
Kulepaskan pelukanku dan perlahan-lahan kutarik k0ntolku yg mulai sedikit melemah karena kehabisan energi. Lalu aku terbaring lemas di sebelah Tante Karin yg juga tergolek lemas dengan mata masih terpejam dan bibir bawahnya sedikit digigit. Kulihat dari celah mekinya cairan spermaku meleleh melewati sela-sela pahanya. Rupanya cukup banyak juga spermaku muntah di dalam Tante Karin. Tak lama kemudian Tante Karin membuka matanya dan tersenyum padaku,
“Gimana sayang…enak?” katanya sambil menyeka sisa spermaku dengan handuk. Aku hanya mengangguk sambil mengecup bibirnya.
“Tante nggak nygka kalau kamu ternyata baru pertama kali “making-love”. Soalnya waktu “fore-play” tadi nggak kelihatan, baru waktu mau masukin k0ntol tante tahu kalau kamu belum pengalaman. By the way, Tante senang sekali bisa dapat perjaka ting-ting seperti kamu.
Tante betul-betul menikmati permainan ini. Kapan-kapan kalau ada kesempatan kita main lagi mau Don…?” Aku hanya diam tersenyum, betapa tololnya kalau aku jawab tdk. Tante Karin membaringkan kepalanya di dadaku, kami terdiam menikmati perasaan kami masing-masing selama beberapa saat. Tapi tdk sampai 5 menit, energiku mulai kembali. Tubuh waKarin matang yg bugil dan tergolek dipelukanku membuat aku kembali terangsang, perlahan-lahan k0ntolku mulai membesar. Tangan kananku kembali meraba payudara Tante Karin dan membelainya perlahan. Dia memandangku dan tersenyum, tangannya meraih k0ntolku yg sudah kembali membesar sempurna dan digenggamnya erat-erat. “Sudah siap lagi sayang…? Sekarang tante mau di atas ya…?” katanya sambil mengangkangi aku.
Dibimbingnya k0ntolku ke arah lubang mekinya yg masih basah oleh spermaku. Kali ini dengan lancar k0ntolku langsung meluncur masuk ke dalam meki Tante Karin yg sudah sangat basah dan licin. Kini Tante Karin duduk diatas badanku dengan k0ntolku terbenam dalam-dalam di mekinya. Tangannya mencengkeram lenganku dan kepalanya menengadah ke atas dengan mata terpejam menahan nikmat.
“Aahh…Doni… k0ntolmu sampai ke ujung… uuh…. mmhh… aahhh” katanya mendesah-desah.
Gerakan Tante Karin perlahan tapi penuh energi, setiap dorongannya selalu dilakukan dengan penuh energi sehingga membuat k0ntolku terasa masuk begitu dalam di liang mekinya. Pantat Tante Karin terus bergerak naik turun dan berputar-putar, kadang-kadang diangkatnya cukup tinggi sehingga k0ntolku hampir terlepas lalu dibenamkan lagi dengan kuat. Sementara itu aku menikmati goyangan payudaranya yg terombang-ambing naik-turun mengikuti irama gerakan binal Tante Karin. Kuremas-remas payudaranya dan kupermainkan pentilnya sehingga membuat Tante Karin makin bergairah.
Gerakan Tante Karin makin lama makin kuat dan dia betul-betul melupakan statusnya sebagai seorang istri dosen yg terhormat. Saat itu dia menampilkan dirinya yg sesungguhnya dan apa adanya… seorang waKarin yg sedang dalam puncak birahi dan haus akan kenikmatan. Akhirnya gerakan kami mulai makin liar dan tak terkontrol…
“Doni… tante sudah mau keluar lagi…. aaah… mmmhh.. uuuughhh…”
“Ayoo tante… Doni juga udah nggak tahan…” Akhirnya dengan sebuah sentakan yg kuat Tante Karin menekan seluruh berat badannya ke bawah dan k0ntolku tertancap jauh ke dalam liang mekinya sambil memuncratkan seluruh muatan…
Tangan Tante Karin mencengkeram keras dadaku, badannya melengkung kaku dan mulutnya terbuka dengan gigi yg terkatup rapat serta matanya terpejam menahan nikmat.
Setelah beberapa saat akhirnya Tante Karin merebahkan tubuhnya di atasku, kami berdua terkulai lemas kelelahan. Malam itu untuk pertama kalinya aku tidur di dalam kamar Tante Karin karena dia tdk mengijinkan aku kembali ke kamar. Kami tidur berdekapan tanpa sehelai busanapun. Pagi harinya kami kembali melakukan persetubuhan dengan liar… Tante Karin seolah-olah ingin memuaskan seluruh kerinduannya akan kenikmatan yg jarang didapat dari suaminya. Semenjak saat itu kami sering sekali melakukannya dalam berbagai kesempatan. Kadang di kamarku, kadang di kamar Tante Karin, atau sesekali kami ganti suasana dengan menyewa kamar hotel di daerah Lembang untuk kencan short-time.
Www.fantasiku.com
Kalau aku sedang “horny” dan ada kesempatan, aku mendatangi Tante Karin dan mengelus pantatnya atau mencium lehernya. Kalau OK Tante Karin pasti langsung menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke kamar. Sebaliknya kalau Tante Karin yg “horny”, dia tdk sungkan-sungkan datang ke kamarku dan langsung menciumi aku untuk mengajakku bercinta. Semenjak berhasil merenggut keperjakaanku Tante Karin tdk lagi cemberut dan uring-uringan kalau Om Iwan pergi tugas mengajar ke luar kota. Malah kelihatannya Tante Karin justru mengharapkan Om Iwan sering-sering tugas di luar kota karena dengan demikian dia bisa bebas bersamaku.
Dan akupun juga semakin betah tinggal di rumah Tante Karin. Pernah suatu malam setelah Om Iwan berangkat keluar kota, Tante Karin masuk ke kamarku dengan mengenakan daster. Dipeluknya aku dari belakang dan tangannya langsung menggeraygi selangkanganku. Aku menyambut dengan mencumbu bibirnya dan membaringkannya di tempat tidur. Saat kuraba payudaranya ternyata Tante Karin sudah tdk memakai BH, dan ketika kuangkat dasternya ternyata dia juga tdk memakai celana dalam lagi. Bibir mekinya tampak merah dan bulu-bulunya basah oleh lendir. Samar-samar kulihat sisa-sisa lelehan sperma dengan baunya yg khas masih tampak disana, rupanya Tante Karin baru saja bertempur dengan suaminya dan Tante Karin belum merasa puas.
Langsung saja kubuka celanaku dan k0ntol yg sudah mengeras langsung menyembul menantang minta dimasukkan ke dalam liang kenikmatan. Tante Karin menanggapi tantangan k0ntolku dengan mengangkangkan kakinya. Ia langsung membuka bibir mekinya dengan kedua tangannya sehingga tampaklah belahan lubang mekinya yg merekah merah.
“Masukin punyamu sekarang ke lubang tante sayang…..” katanya dengan nafas yg berat dan mata sayu.
Karena aku rasa Tante Karin sudah sangat “horny”, tanpa banyak basa-basi dan “foreplay” lagi aku langsung menancapkan batang k0ntolku ke dalam meki Tante Karin dan kami bergumul dengan liar selama hampir 5 jam! Kami bersetubuh dengan berbagai macam gaya, aku diatas, Tante Karin diatas, doggy-style, gaya 69, kadang sambil berdiri dengan satu kaki di atas tempat tidur, lalu duduk berhadapan di pinggir ranjang, atau berganti posisi dengan Tante Karin membelakangi aku, sesekali kami melakukan di atas meja belajarku dengan kedua kaki Tante Karin diangkat dan dibuka lebar-lebar, dan masih banyak lagi. Www.fantasiku.com
Aku tdk ingat apa masih ada gaya persetubuhan yg belum kami lakukan malam itu. Dinginnya hawa Dago Utara di waktu malam tdk lagi kami rasakan, yg ada hanya kehangatan yg menggetarkan dua insan dan membuat kami basah oleh keringat yg mengucur deras. Begitu liarnya persetubuhan kami sampai-sampai aku mengalami empat kali orgasme yg begitu menguras energi dan Tante Karin entah berapa kali. Yg jelas setelah selesai, Tante Karin hampir tdk bisa bangun dari tempat tidurku karena kakinya lemas dan gemetaran sementara mekinya begitu basah oleh lendir dan sangat merah. Seingatku itulah malam paling liar diantara malam-malam liar lain yg pernah kulalui bersama Tante Karin.
Petualanganku dengan Tante Karin berjalan cukup lama, 2 tahun, sampai akhirnya kami merasa Om Iwan mulai curiga dengan perselingkuhan kami. Sebagai jalan terbaik aku memutuskan untuk pindah kos sebelum keadaan menjadi buruk. Tetapi meskipun demikian, kami masih tetap saling bertemu paling sedikit sebulan sekali untuk melepas rindu dan nafsu. Hal ini berjalan terus sampai aku lulus kuliah dan kembali ke Jakarta. Bahkan sekarang setelah aku beristri, kalau sedang mendapat tugas ke Bandung aku masih menyempatkan diri menemui Tante Karin yg nafsu dan gairahnya seolah tdk pernah berkurang oleh umurnya yg kini sudah kepala lima.