Cerita Dewasa Perawan Livia Anak Pemilik Toko

Author:

fantasiku.comcerita dewasa perawan Livia anak Pemilik Toko nama ku Irwan,ciri-ciriku adalah muka tampan,.tubuh ramping,kulit sawo matang,dan agak tinggi,umurku adalah 18 tahun. Tapi aku tak kuliah dan memilih untuk mencari pekerjaan untuk mengjhidupi keluargaku, saat SMA dulu banyak wanita yang menyukaiku karena aku memang tampan,tetapi jujur tak ada yang dapat meluluhkan hatiku. Aku baru saja lulus dari SMA dan akan mencari pekerjaan.

Akupun melihat lowongan pekerjaan di Koran, yang menarik perhatianku adalah sebuah toko pakaian yang baru buka,mereka mencari seorang pegawai, aku berangkat ke toko itu dengan segera menggunaka sepeda motorku.

Setelah 30 menit akhirnya aku melihat sebuah toko baju, menurutku toko itu lumayan besar, akupun masuk ke sana, tak ada seorang pun kecuali seorang tante yang kira-kira berumur 50 tahunan di tempat kasir, akupun menghampirinya, aku tersenyum padanya dan dia membalas senyumanku,

Cerita Dewasa Perawan Livia Anak Pemilik Toko

“Eh,nyonya, saya mencari pekerjaan”Kataku membuka percakapan
“Oh,iya, pegawai kami baru saja keluar, kamu boleh bekerja di sini”

Setelah itu nyonya itu menjelaskan padaku mulai dari peraturan, cara menyapa, cara melayani, dan lain – lain.

“Wah,kamu cepat tangkap,ya?”Kata nyonya itu sambil tersenyum .

Akupun tersenyum kecil saja. Belakangan ku ketahui nyonya itu bernama nyonya Leni, kulitnya berwarna putih, rambut panjang, dan wajahnya agak cantik menurutku.
Dia juga baru saja mengetahui namaku.

“Dengar Irwan, aku mau pergi sebentar, kamu tolong awasi toko ini”
“Wah,tapi saya baru bekerja nyonya”

“Tak apa-apa, nanti akan kusuruh putriku turun menemanimu”
“Hmmmm,oke deh”Jawabku tersenyum.

Nyonya Leni pun memanggil nama “Livia,Livia”,dari belakang pintu di sebelah kasir terdengar suara seorang gadis.

Lalu gadis itu pun keluar, sungguh aku terpesona padanya,gadis bernama Livia itu sungguh cantik, tubuhnya mungil dan agak montok, payudaranya lumayan besar, pantatnya montok berisi, kulitnya putih, rambut hitam panjang, dan senyumannya adalah senyuman termanis yang pernah kulihat, kuakui aku jatuh cinta pada pandangan pertama padanya. Setelah

nyonya Leni pergi, kuberanikan diri untuk menyapanya .

Hai”
“Hai,pegawai baru,ya?”

“Iya”Jawabku tersenyum

Kamipun berbincang – bincang sebentar, dapat kuketahui Livia sekarang berumur 18 tahun, ibunya adalah seorang wanita sibuk, begitu juga dengan ayahnya, jadi dia sering membantu menjaga toko, tak lama kemudian seorang pelanggan datang, akupun melayaninya secepatnya agar bisa berbincang – bincang dengan Livia, setelah pelanggan itu mendapat barang yang dia inginkan dan membayar, akupun kembali ke dekat kasir.

“Kalau jam segini masih sepi Wan, nanti sekitar jam 3 baru ramai”
“Ohhh, akupun mengangguk .

Harus kuakui Livia sangat asyik, semua omongan jadi nyambung, baru pertama kali ini aku menemui gadis seperti ini .
“Liv,kamu sudah punya pacar?”Tanyaku penasaran

“Belum, kalo kamu?”
“Aku juga belum”

“Oh,kita sama-sama single dong”Katanya sambil tersenyum .

Akupun tersenyum, rasanya aku ingin membalas “Kamu mau tidak sama aku?”Tapi aku tidak berani mengatakannya, jujur pertama ini aku bisa mengobrol lama dengan seorang gadis. Keringatku tak berhenti bercucuran pertanda aku gugup.

panas,ya?”Tanya Livia
“Hmmm tidak kok”Jawabku

“Hehehe,kamu keringatan ya?”
“Iya,anggukku membalas candanya

Setelah lima menit seorang pelanggan masuk lagi, akupun melayaninya dan kembali ke Livia

“Wan,kamu asyik ya orangnya?”

Aku terkejut mendengarnya, ternyata leluconku yang dari tadi ku luncurkan dapat meluluhkan hatinya

“Ah,kamu juga asyik kok”Jawabku dengan tersenyum

Wajah cantiknya tersenyum manis, kontolku terasa tak dapat diturunkan sangat tegang. Kami berpandangan sebentar, lalu kuberanikan diri untuk menciumnya jantungku serasa berdegup kencang, Livia agak terkejut,tapi dia tak memberontak, kukulum bibirnya dengan mesra kami berciuman ala French Kiss, ini adalah ciuman pertamaku.  fantasiku.com

Suasana semakin memanas, kuberanikan diriku untuk mnyentuh payudara 34 B nya, Livia agak terkejut. tapi karena terlanjur nafsu dia membiarkan tanganku bermain sambil mulutku mencumbui mulutnya, sejenak Livia memberhentikan permainanku.

“Wan, kamu kunci pintu dulu deh, malu kalau diliat orang nanti”

Akupun melangkah dengan cepat ke pintu depan, segera kukunci pintu itu dan kuganti

tanda di pintu menjadi “CLOSE”

Lalu aku segera berjalan kearah Livia, Livia mengajakku masuk ke dalam tokonya dan dia mengajakku ke kamarnya. setelah sampai ke kamarnya di lantai 2, kuberanikan diri untuk menciumnya lagi, Livia membalas ciumanku dengan mesra.

Sementara tanganku kembali meremas payudara Livia yang sudah mengeras, setelah lima menit kuberanikan diri untuk membuka pakaianku satu persatu, saat k*ntolku yang besar terpampang, Livia cukup kaget dan agak jijik, ini mungkin adalah pertama kalinya dia melihat sebuah k*ntol, sementara selama ini aku tak pernah berhubungan badan, aku hanya mendapatkan ilmu dari film biru yang selalu kutonton.

Livia tak tahu harus berbuat apa dengan k*ntol kuyang dari tadi sudah menegang, dia hanya memandanginya sambil kadang menyentuhnya dengan jarinya, kutuntun dia agar menunduk dan menjilat k*ntolku

“Ah, jijik, Wan, gak mau ah”tolaknya
“Ayo deh, Liv entar kamu bakal merasakan kenikmatan” kataku meyakinkan.

Livia akhirnya menyetujuinya entah karena dia sudah bernafsu atau terpancing kata – kataku, dia memasukkan k*ntolku ke dalam mulutnya, lalu dia mengulumnya dengan lembut, pertama terasa agak kaku, tapi setelah terbiasa, kulumannya terasa nikmat, membuatku merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

Setelah puas bermain dengan k*ntolku Livia kembali berdiri dan tersenyum manis padaku yang semakin membuat nafsuku meningkat, kubuka bajunya dengan perlahan, dia tak menolak malah tersenyum .

Pasti dia sudah nafsu pikirku, sampai Livia telanjang bulat kulihat pemandangan yang sungguh indah di depanku, payudaranya yang montok dengan puting berwarna pink yang sudah mengeras, sedangkan vaginanya masih berwarna merah muda, ditumbuhi bulu – bulu halus.

Akupun menjilat payudaranya dan memainkan putingnya, Livia agak kegelian, tetapi dia menikmatinya, terdengar dari desahan kecilnya dan rontaan pelannya, setelah puas dengan payudaranya, aku melakukan French kiss dengannya sebentar sambil tanganku menelusuri vagina perawannya.

“Apa yang akan kamu lakukan, Wan?”Tanyanya heran

“Aku akan menusukkan k*ntolku pada vaginamu, agak sakit sebentar. tapi nanti akan sangat nikmat

deh”Kataku padanya

“Jangan, Wan, aku masih perawan”

Tak kudengarkan lagi kata-katanya karena terlalu nafsu, kuarahkan kontolku pada vagina Livia yang sudah basah, sementara Livia hanya bisa berkata “Jangan, Wan”, sebenarnya aku agak kasihan, tetaapi aku sudah terlanjur nafsu, kumasukkan k*ntolku perlahan pada vaginanya yang basah.

Livia berteriak dengan keras saat kupaksakan masuk k*ntolku , k*ntolku sulit masuk karena vagina Nia masih sempit, saat kumasukkan perlahan, wajah cantik Livia mengeluarkan air mata dan Livia mendesah kesakitan.

Akhirnya setelah lima menit, seluruh k*ntolku masuk dalam vaginanya, seperti yang kuduga, Livia merasakan kenikmatan luar biasa, saat semula dia meronta, dia kini sudah tenang dan menikmati permainanku, ku tusukkan secara perlahan lalu semakin cepat,

“Ahhh, Wan, enak, Wan, ahhh, terusin, Wan, Akkkhh”

Kurasakan k*ntolku seperti dipijit oleh vaginanya, sangat nikmat terasa sehingga aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan memaju mundurkan k*ntolku pada vaginanya yang sempit, Livia mendesah kecil sambil memejamkan mata, air mata masih mengalir di pipinya sementara tubuhnya berkeringat.

Saat kulihat wajahnya yang berkeringat, entah kenapa aku semakin nafsu, sehingga kucepatkan tusukanku yang membuat Livia mendesah semakin keras, sementara kontolku dipijat dengan lebih keras oleh vaginanya.

“Akkkhh, Ssssst, ahhhhh, Wan, enak, Wan, Ahhhh”Begitulah kata yang muncul dari mulut Livia pertanda dia suka dengan permainanku

Stelah 20 menit kurasakan kenikmatan itu, Livia mengalami orgasme hebat, cairan hangat keluar dari vaginanya, akupun mencabut k*ntolku , lalu ku kocokkan dengan cepat di depan wajahnya, spermaku berceceran di wajahnya

Livia pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena dia sudah capek, tapi setelah melihat tubuhnya yang dipenuhi keringat yang memancing nafsuku, akupun berniat melanjutkannya.

Aku segera duduk di tempat tidur, lalu ku tuntun tubuhnya agar vaginanya pas di atas kontolku, setelah mencapai posisi ideal, akupun memasukkan k*ntolku ke dalam vaginanya yang masih basah, kudengar Livia mendesah kecil saat k*ntolku berhasil masuk lagi ke dalam vaginanya.

Lalu kunaik

turunkan tubuh mungilnya semakin cepat sehingga desahan Livia semakin keras, rambut panjangnya kadang menyentuh wajahku, kurasakan k*ntolku dipijat oleh vaginanya lebih keras dari tadi, itu malah membuatku merasa semakin nikmat,

“Ahhh, Wan, terusin, Wan, Ahhh, lebih cepat lagi, Wan”
“Oke, sayang”

Ku cepatkan frekuensi tusukanku yang menambah kenikmatan pada Livia, dia mendesah dengan kenikmatan

“Ahhh, Wan, nikmat banget, Wan, Ahhhh, Ssssst”

Sementara aku baru kali ini merasakan kenikmatan seperti ini, pijatan pada k*ntolku sangat nikmat, membuatku mendesah kecil sementara tubuhku tak berhenti mengeluarkan keringat, setelah 20 menit ku  naik turunkan k*ntolku pada vaginanya.

Vagina Livia kembali mengeluarkan cairan hangat, ku baringkan tubuhnya yang sudah lemas lalu ku keluarkan spermaku di dadanya, kami pun terbaring lemas dan berpelukan dalam keadaan telanjang.

“Gimana, Liv?Enak, gak?”Tanyaku
“Wah, enak banget, Wan, baru kali ini aku merasakan kenikmatan seperti ini, terima kasih, ya?”Dia berkata sambil tersenyum padaku

“Aku yang berterima kasih, Liv”Kataku membalas senyumannya

Kamipun segera membersihkan diri, kulap bekas darah perawan Livia, lalu kami mandi bersama dan kembali menjaga toko, di depan toko sudah berjejer beberapa pelanggan.Cerita Dewasa Perawan Livia Anak Pemilik Toko

Akupun segera membuka pintu dan mmpersilahkan mereka masuk, aku dan Livia melayani mereka, sampai jam 05.00 Nyonya Leny pulang, dia suka dengan cara kerjaku, dan dia menerimaku menjadi pegawai tetap.

Aku masih meneruskan bercinta dengan Livia pada saat jam sepi dan seperti tak terjadi apa – apa, aku sungguh beruntung bekerja di toko ini, dan Livia adalah wanita tercantik dan terhebat yang pernah kutemui.

Cerita Dewasa Perawan Livia Anak Pemilik Toko

The post Cerita Dewasa Perawan Livia Anak Pemilik Toko appeared first on fantasiku.com .