Cerita dewasa: Saat arisan ibu-ibu, Karto selingkuh dengan Rahma di dapur

Author:

Di suatu sore, rumah Selvi dipenuhi oleh suara ramai ibu-ibu yang sedang berkumpul untuk acara arisan bulanan. Arisan kali ini diadakan di rumah Selvi setelah sebelumnya di rumah ibu-ibu yang lain. sebagai tuan rumah, Selvi, istri Karto sibuk menyiapkan berbagai macam makanan dan minuman untuk tamu-tamu yang datang. Karto, juga ada di rumah, meski biasanya dia lebih memilih untuk menghindar dari keramaian ibu-ibu yang sedang arisan.

Ibu-ibu arisan itu duduk melingkar di ruang tamu, berbincang dan bercanda sambil menunggu giliran arisan dimulai. Di antara mereka ada Rahma, seorang ibu yang cukup menarik perhatian. Rahma selalu terlihat anggun dan cantik. Dia adalah istri seorang pengusaha mebel di desa kami, namun hubungannya dengan suaminya sering terlihat tidak harmonis dan itu sudah menjadi rahasia umum, ya karena tinggal di desa maka ketika ada gosip akan dengan cepat menyebar.

saat acara sedang berlangsung, Karto keluar dari toilet yang terletak di bagian belakang rumah, dekat dengan dapur. Kebetulan, Rahma sedang membawa piring bekas makan ke dapur. Mereka bertemu di sana, di tempat yang agak tersembunyi dari keramaian ruang tamu.

“Bu Rahma, tidak usah repot-repot bu, biar saya saja yang bawa piring-piring itu,” kata Karto sambil tersenyum ramah.

Rahma tersenyum, menatap Karto dengan tatapan mata yang menggoda. “Oh, tidak apa-apa, Pak Karto. Hanya sekedar bantu angkat piring aja kok.”

Karto pun memandang Rahma, Rahma yangs aat itu menggunakan make-up yang sangat cantik dipadukand engan pakaian yang menggunakan baju berwarna merah dan rok hitam yang tinggi roknya sedikit di atas lutut. Tatapan Karto pun mengara pada wajah dan tubuh Rahma yang terbilang cukup montok dan berisi, sangat nikmat untuk dipeluk dan digenjot, batinnya, bila dibandingkan dengan istri Karto, rahma jauh lebih berisi, toketnya pun lebih besar yang tampak menyembul dari bajunya yang ketat itu.

“Rahma, kamu kelihatan sangat cantik hari ini,” kata Karto dengan suara rendah. “Ahh

Pak Karto bisa saja, jangan muji saya, nanti istri bapak tahu bisa bahaya,”, jawab Rahma dengan tersenyum,”. Tenang saja, kita hanya berdua di sini”, Karto menimpali.

Pak Karto pun lantas memegang tangan Rahma, sepintas Rahma menolak namun akhirnya ia tidak melakukan perlawanan apa-apa. Ditariknya Rahma jauh kebelakang bagian Rumah dan dipojokan Rumah Karto ia memepet rahma ke dinding Rumah sambil berbcara dengannya. “Kamu sangat cantik Rahma, bapak suka sama kamu, kamu membuat nafsu seks bapak naik 100%”. Lantas Karto pun memberanikan diri mencium bibir Rahma. “Tunggu Pak, apa yang bapak lakukan?” tanya Rahma “Saya sudah bersuami Pak, bapak juga sudah beristri”. “Lantas kenapa kalau kamu sudah bersuami dan aku sudah beristri, apa kita tidak boleh mencintai orang lain”, jawab Karto. Rahma pun bingung harus bagaimana, di satu sisi ia takut, namun ada rasa penasaran dengan pak Karto ini, bagaimana sesungguhnya ia. Pak Karto lantas melumat dan menciumi bibir Rahma dan Rahma tak melawan namun justru membalas ciuman tersebut dengan menciumi bibir pak Karti dengan lahapnya.

Kisah sensual mereka pun berlanjut, tangan pak Karto lantas meraba-raba paha rahma dari bawah roknya, ternyata Rahma hanya memakai celana dalam saja, tanpa menggunakan short, itu memudahkan pak Kartto untuk melakukan colmek pada memek Rahma, Dengan menurunkan sedikit sempak rahma, Pak Karto lantas memasukkan jari-jarinya ke dalam memek rahma. Awalnya hanya satu jari saja yaitu jari telunjuk, namun kemudian pak Karto memasukkan dua jarinya ke dalam memek Rahma dan mengocoknya dengan gerakan cepat.

Lendir kewanitaan lantas mengalir dari dalam memek Rahma, Lendir Rahma itu menetes hingga keluar dari memek dan jatuh ke lantai, memek Rahma yang basah kemudian dijilati oleh Karto dengan lahapnya. “Aku ingin menyedot semua cairan memekmu ini Rahma, tidak akan aku sia-siakan”. Pak Karto terus mencolmek dan kemudian menjilati memek Rahma. Rahma merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia rasakan

dengan suaminya, biasanya suami Rahma ketika bercinta langsung memasukkan kontolnya ke dalam memek Rahma tanpa melakukan foreplay dulu. Rahma pun mengeluarkan suara lirih “Ahhhhh, ahhh, ahhh, enak banget pak Karto, teruskan, teruskan, jangan berhenti, jilat dan colok memekku pak Karto”. mendengar kata-kata Rahma, Karto semakin bersemangat untuk menjilat dan mencolmek memek Rahma. “Sekarang entot aku Karto”, pinta Rahma. Tanpa berpikir panjang, kontol Karto yang sudah ngaceng maksimal, langsung ia arahkan ke liang memek Rahma setelah sebelumnya ia menaikkan rok Rahma dan memiringkan posisi sempaknya. Alasan kenapa ia tidak melepas saja memek rahma adalah ketika misalnya ada orang ke dapur, maka mereka akan dengan cepat berpura-pura untuk menuutupi perbuatan mesumnya dengan Rahma.

Karto pun lantas memasukkan kontolnya ke memek rahma. “Ahhhh, ahhh, oh my God, besar banget kontolmu pak Karto, rasanya memekku penuh dengan kontolmu”, jawab rahma. “Jelas gede donk Rahma, Selvi aja ketaghihan sama kontolku”, jawab Karto. “Kontolmu jauh lebih besar dari kontol suamiku”, tambah Rahma.

Karto dan Rahma ngentot sambil berdiri dengan tetep menggunaka pakaian lengkap. Karto meremas toket Rahma dari balik bajunya, Rahma menggelinjang karena keenakan dientot dan di remas toketnya. Karto terus mengentot Rahma dengan gerakan cepat, Kontol Karto keluar masuk memek rahma dengan cepat, membuat Rahma merasakan kenikmatan dan berteriak “Ahhhh, enak banget anjing, teruskan pak Karto”, Pak Karto lantas menutup mulut rahma dan memberitahunya agar tidak berteriak keras-keras karena khawatir ada orang yang mendengarnya. Akhirnya Rahma hanya berteriak lirih saja “Enak banget kontolmu Karto, terus entot aku, jangan berhenti”, jawab Rahma perlahan. Karto terus menggenjot rahma, sampai akhirnya Karto mengatakan “Soila, aku ga tahan lagi rahma, aku mau muncrat,”, “Muncratkan saja di memekku pak Karto”, “Ahhh aku gak tahan lagi Rahma, ahhhh”. Dengan beberapa genjotan terakhir kontol pak Karto di memek Rahma, hal yang dinantikan pun datang “Ahhh, ahhh”, crooottt, crooottt, crooottt, cairan mani Karto

menyembur di dalam memek Rahma, memenuhi memeknya dengan sperma Karto, Karena ngentot dengan posisi berdiri, maka sperma pak Karto pun menetes-netes ke lantasi keluar dari memek Rahma. “Enak banget anjir, puas banget aku ngentot sama kamu Rahma, memekmu enak banget sumpah, jepitannya mantab”, kata Karto.

“Kontomu juga enak banget pak, lebih gede dari suamiku, sodokanmu mantab, dan kamu gak gampang ngecrot, kalau suamiku paling main 5 menit sudah lansgung ngecrot, payah dia”, jawan rahma sambil tertawa. Mereka berdua kemudian merapikan pakaian dan Rahma kemudian datang kembali menuju ruang Tamu dengan berjalan sedikit ngangkang karena memeknya habis dieksekusi oleh Karto. Dia juga membawa tisu bekas sperma Karto yang menetes-netes ke lantai. Rahma memasukkan tisu ke dalam sempaknya agar sperma Karto tidak tembus ke luar dari sempaknya, agar tidak ketahuan, khususnya oleh Selvi, Selvi pun tidak menaruh curiga pada Rahma, hanya saja ia melihat setelah dari dapur, rambut Rahma tampak sedikit berantakan dan dia keringatan.

Rahma berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi. Sejak saat itu, karto dan Rahma mulai sering berkomunikasi WA. Beberapa bulan berlalu, dan hubungan gelap mereka semakin intens. Suatu hari, Rahma menyadari bahwa dirinya hamil. Hati Rahma diliputi kecemasan dan kebingungan. Dia tahu bahwa anak yang dikandungnya adalah anak Karto, bukan suaminya. Dengan berat hati, dia memutuskan untuk memberi tahu Karto.

“Pak Karto, sada yang ingin saya sampaikan,” kata Rahma lewat telpon.

Karto mendengar Rahma dengan penuh perhatian. “Ada apa, Rahma?”

Rahma menarik napas dalam-dalam sebelum mengucapkan kata-kata yang berat di hatinya. “Saya hamil, Pak Karto. Dan saya yakin ini anak kamu.”

Karto terdiam, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Hatinya campur aduk antara kebahagiaan dan kecemasan. “Aku akan tanggung jawab Rahma”

Rahma mengangguk, matanya berkaca-kaca. “Saya tahu. Tapi saya takut, Pak Karto. Bagaimana reaksi suami saya? Bagaimana dengan istri bapak?”

Mereka berdua tahu bahwa ini adalah situasi

yang rumit. Karto berusaha menenangkan Rahma, mengatakan bahwa dia akan bertanggung jawab atas anak hasil hubungan gelap mereka.

Beberapa minggu kemudian, suami Rahma mulai curiga dengan perubahan sikap dan kondisi fisiknya. Setelah berbagai pertanyaan dan tekanan, Rahma akhirnya mengakui perselingkuhannya dengan Karto. Suami Rahma merasa sangat marah dan terluka. Tanpa banyak kata, dia menceraikan Rahma dan mengusirnya dari rumah.

Rahma merasa hancur, tetapi dia tahu bahwa dia harus bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil. Dia pindah ke rumah kecil yang disewakan Karto untuknya. Sementara itu, Karto berusaha sebisa mungkin untuk tetap menjalani dua kehidupan, menjaga rahasia perselingkuhannya dari istrinya yang tidak tahu apa-apa.

Hubungan mereka terus berlanjut, meski dalam bayang-bayang dosa dan rasa bersalah. Rahma melahirkan anak Karto, seorang bayi laki-laki yang menjadi simbol cinta terlarang mereka. Di rumah, istri Karto, tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi. Karto tetap berusaha menjadi suami yang baik, meskipun hatinya terbagi. Dia hidup dalam kebohongan yang diciptakannya sendiri, menjalani dua kehidupan yang bertolak belakang.

Rahma kemudian dinikahi Karto secara Siri dan hal itu berarti rahma sudah menjadi istri kedua pak Karto.