Namaku Reza, saya seorang anak yang datang dari keluarga yang termasuk memiliki ekonomi menengah keatas. Di mana Ayahku senantiasa sibuk dengan pekerjaannya serta Ibuku sibuk dengan arisan serta shopingnya. Dari kecil saya dirawat oleh baby sitterku yang bernama Mba Ami.
Pada suatu hari saya lakukan skandal seks dengan Mbak Ami. Peristiwa ini bermula pada saat beberapa teman datang ke rumahku, Dedi, Dika, Budi, serta Bobi punya niat main ke rumahku, untuk melihat kaset DVD bokep yang dibawa oleh Bobi. Kebetulan kakak Bobi memiliki usaha rental kaset DVD di tempat tinggalnya. Ketika itu bapak serta ibuku kebetulan tengah pergi dengan masalah mereka masing-masing. Bobi Saat itu membawa 3 kaset bokep serta kami memanglah telah merencanakan untuk melihat kaset bokep itu dirumahku.
Ditengah asyiknya kami melihat film bokep, nyatanya Mba Ami mengintip kami yang tengah melihat film bokep itu. Waktu itu Mba Ami mengintip dari celah pintu yang tdk tertutup rapat serta yang tahu mba Ami mengintip cuma saya. Oh iya saya hampir lupa, Mba Ami ini jadi baby sisterku mulai sejak dia berusia 19 th, serta umur Mba Ami saat ini 27 th dengan status masih tetap single (belum juga menikah)
Karena dampak film bokep itu, mendadak perasaan lelaki keluar demikian saja. Saya menginginkan sekali lakukan seks seperti yang berada di dalam kaset DVD bokep yang kutonton dengan beberapa temanku barusan. Karena ketika itu wanita yang ada cuma Mba Ami, jadi saya punya niat menginginkan mempraktekannya dengan Mba Ami. Lalu saya mulai mencari argumen pada beberapa temanku untuk menyusul Mba Ami,
“ Eh gan, Sory yah Gue tinggal sebentar, Gue ingin ke toilet dahulu, ” ucapku,
“ Oke Za … janganlah lupa pintunya ditutup yaaa!!! ”, jawab satu diantara temanku.
“ Okey gan, tenang saja, ”, jawabku.
Lalu saya bergegas untuk keluar dari kamarku, serta saat saya keluar Mba Ami yang saat itu masih tetap ada di samping pintu kamarku kaget dengan keberadaanku dengan nafasnya yang tidak teratur.
“ Hmm… ma… ma… ada Den Reza nyatanya ”, ucap Mba Ami menyapaku sambil membetulkan tempat berdirinya.
“ Mbak ngapain di sini, pakai ngintip-ngintip lagi? ” tanyaku dengan maksud memberinya teguran.
Ketika itu dalam hatiku berkata “ wah, peluang nih buat Gue praktekin hal yang di kaset DVD bokep barusan “.
Lalu dengan perlahan pintu kamarku saya kunci dari luar kamar serta saya berpura-pura geram pada Mba Ami.
“ Mbak, apa-apaan sich ngintip-ngintip. ”
“ Hmm… hmm, Mbak ingin kasih minum untuk teman-teman Den Reza ”, jawabnya.
“ Nanti saya bilangin bapak sama ibu loh, kalo Mba Ami ngintipin Reza ”, ancamku, sambil saya pergi turun ke bawah untungnya kamarku ada di lantai atas
Mba Ami mengikutiku ke bawah, sesampainya dibawah,
“ Mba Ami ngintipin saya serta teman-teman itu tujuannya apa? ” tanyaku.
“ Mbak, mau kasih minum teman-teman Den Reza. ”
“ Kok Mbak tidak membawa minuman ke atas ”, tanyaku yang ternyata Mba Ami ke atas tanpa ada membawa minuman.
“ Hmm… Hmm… ” ucap Mba Ami mencari argumen yang beda.
Dengan kebingungan Mba Ami mencari alasan yang beda, saya lihat sambil melihat bentuk tubuh serta buah dada Mba Ami yang ranum serta seksi sekali. Dan saya membulatkan tekad untuk lakukan adegan bokep yang sudah kutonton barusan.
“ Ke sini deh Mbak!!! ” ucapku,
Lantas dia pun mendekat,
“ Lebih dekat sekali lagi dong mbak!!! ” suruhku sekali lagi,
Karna Mba Ami mendekat dengan sedikit malu-malu serta masih tetap jaga jarak, akupun menyuruhnya untuk lebih dekat sekali lagi,
“ Cepetan Mba lebih dekat sekali lagi!!! gitu saja lama banget sich, ”
Mba Ami menuruti perintahku sampai dia sudah dekat sekali denganku, merasa buah dadanya yang ranum sudah menyentuh dadaku yang naik turun oleh deruan nafsu. Saya duduk di meja makan hingga Mba Ami ada di selangkanganku.
“Den Reza ingin apa”, tanyanya.
“ Den, ingin diapain Mbak ”, tanyanya, saat saya memegang bahunya untuk didekatkan ke selangkanganku.
“ Diam, jangan banyak bertanya ”, jawabku sambil melingkari kakiku ke pinggulnya yang seksi.
“ Janganlah Den… janganlah Den Reza”, pintanya untuk menghentikanku buka kancing pakaiannya.
“ Janganlah Den Reza, jangan… jangan… ” tolaknya tanpa ada menolak tanganku yang buka satu persatu kancing pakaiannya.
Empat kancing kubuka sampai saya lihat bukit kembar dihadapanku, putih mulus serta mancung terbungkus oleh BH yang berenda. Tanpa ada kuberi peluang sekali lagi untuk menghindar, kupegang buah dada Mba Ami dengan kedua tanganku serta kupermainkan puting susunya yang berwarna coklat muda serta kemerah-merahan.
“ Jangan… janganlah Den Reza”
“ Akh… akh… janganlah, janganlah Den”
“ Akh… akh… akh ”
“ Jangan… Den Reza”
Saya mendengar Mba Ami mendesah-desah, saya segera mengulum puting susunya yang belum juga sempat dipegang serta di kulum oleh seseorang pria juga. Saya memasukan semua buah dadanya yang ranum kedalam mulutku hingga merasa sesak serta penuh mulutku.
“ Ohhh… ahhhh… Den… Den Reza… tangan ber… ” tanpa ada dengarkan lanjutan dari desahan itu kumainkan puting susunya dengan gigiku, kugigit beberapa perlahan.
“ Ouh… ouhh… Ahhh… ” desahan nafas Mba Ami seperti lari 10 km.
Kupegang tangan Mba Ami untuk buka celana dalamku serta memegang kemaluanku. Tanpa ada di beri aba-aba, Mba Ami memegang kemaluanku serta lakukan pergerakan mengocok dari ujung kemaluanku hingga pangkal kemaluan.
“ Oouhhh…ssss… ahhh… Mba… Mba ”
“ Teruss… Ahhh… Mba ”
“ Den… Den… Reza, saya tidak kuat sekali lagi ”
Mendengar itu lantas saya turun dari meja makan serta kubawa Mba Ami tiduran dibawah meja makan. Mba Ami terlentang di lantai dengan buah dada yang menantang, tanpa ada kusia-siakan sekali lagi kuberanikan untuk meraba selangkangan Mba Ami.
Saya angkat bajunya ke atas serta kuraba-raba, saya rasakan kalau celana dalamnya telah basah. Tanganku mulai kumasukan kedalam celana dalam-nya serta saya rasakan ada bulu-bulu halus yang basah oleh cairan liang Vaginanya.
“ Mbak, di buka yah celananya. ” Mba Ami cuma mengangguk.
Sebelum kubuka, fantasiku.com saya coba memasukan telunjukku kedalam liang Vaginanya. Jari telunjukku sudah masuk separuhnya serta kugerakkan telunjukku maju mundur ke dalam liang wanita Mba Ami.
“ Ssss… ahhhh… euhhhh ”
“ Cepat di buka ”, pinta Mba Ami.
Kubuka celananya serta kulempar ke atas kursi makan, saya lihat kemaluannya yang masih original serta belum juga terjamah dan bulu-bulu yang teratur rapi. Saya teringat akan film DVD bokep yang kutonton serta kudekatkan mulutku ke liang Vaginanya.
Perlahan kumainkan lidahku di sekitaran liang surganya, ada rasa asem-asem gurih di lidahku serta kuberanikan lidahku untuk memainkan sisi dalam liang Vaginanya. Kutemukan ada daging tumbuh seperti kutil didalam liang kenikmatannya, kumainkan daging itu dengan lidahku.
“ Ahhhh… Den… ”
“ Mbak ingin kelluaar… ”
Saya tidak tahu apa yang disebut dengan “ keluar ”, namun saya makin giat memainkan daging tumbuh itu, tanpa ada kusadari ada cairan yang keluar dari liang vaginanya yang kurasakan di lidahku, kulihat liang Vagina Mba Ami sudah basah dengan kombinasi air liurku serta cairan liang Vaginanya.
Lantas saya mengubah tempatku dengan berlutut serta kuarahkan batang kemaluanku ke lubang senggamanya, karena mulai sejak barusan kemaluanku tegang.
“ Zlebb…. Zlebbb… ” Saya rasakan kehangatan mengagumkan di kepala kemaluanku.
“ Den… Den pelan-pelan dongg… ” Kutekan sekali lagi kemaluanku kedalam liang surganya.
“ Zlebb… Zlebb ” serta,
“ Eghhh… eghhh… ”, nada Mba Ami tertahan waktu kemaluanku masuk semuanya kedalam liang Vaginanya.
“ Den… Den… pelan-pelaan… ” Nafsu birahiku sudah ke ubun-ubun serta saya tidak mendengar ucapan Mba Ami.
Jadi kupercepat pergerakanku.
“ Eghhh… eghhh… eghhh… tolong… tolong Den pelan-pelan ”
tidak lama lalu,
“ Den Reza, Mba keluaar laagi ”
Berbarengan dengan itu kurasakan tekanan yang hebat dalam kepala kemaluanku yang sudah disemprot oleh cairan vagina Mba Ami. Jadi kutekan sekuat-kuatnya kemaluanku untuk masuk semuanya kedalam liang vagina Mba Ami. Kudekap erat tubuh Mba Marni hingga agak tersengal-sengal, tidak lama lalu,
“ Croot… croot… crottt ” air maniku masuk kedalam liang vagina Mba Ami. Sesudah Mba Ami tiga kali keluar serta saya telah keluar, Mba Ami lemas di sampingku. Dalam kondisi lemas saya naik ke dadanya serta saya minta untuk dibikin bersih kemaluanku dengan mulutnya.
– Dengan sigap Mba Ami menuruti permintaanku. Sisa air maniku disedot oleh Mba Ami hingga habis kedalam mulutnya. Kami lakukan kurang lebih sepanjang 3 jam, tanpa ada kusadari beberapa temanku teriak-teriak karena kunci pintu kamarku pada saat saya keluar barusan.
“ Reza… tolong bukain dong, pintunya ”teriak mereka,
Jadi cepat-cepat kuminta Mba Ami menuju ke kamarnya untuk berpura-pura tidur serta saya naik ke atas membukakan pintu kamarku. Bertepatan dengan saya ke atas Ibuku pulang naik Taxi.
Serta kuminta beberapa temanku untuk makan oleh-oleh Ibuku lantas kusuruh pulang. Sesudah semua temanku pulang serta Ibuku istirahat di kamar menanti ayah pulang. Saya ke kamar Mba Ami untuk mohon maaf, atas perlakuanku yang sudah merenggut keperawanannya.
“ Mbak, maafin Reza yah! ”
“ Tidak apa-apa Den Reza, Mbak juga ikhlas kok ”
“ Keperawanan Mbak lebih baik di ambil sama Den Reza daripada sama supir tetangga ”, jawab Mba Ami.
Dengan kerelaannya itu jadi, kelakuanku semakin hari semakin manja pada baby sitterku yang merawatku sejak usiaku sembilan tahun.. Sejak peristiwa itu ku ajak Mba Ami main berdiri, main di taman, main di tangga serta mandi dengan Mba Ami bersedia menuruti.
Sampai satu waktu Mba Ami hamil karena perbuatanku, saya ingat saat itu saya kelas dua SMA Ayah dan Ibuku memarahiku, karena hubunganku dengan Mba Ami yang cantik berwajah serta putih kulitnya. Saya dipisahkan dengan Mba Ami, Mba Ami dicarikan suami untuk jadi ayah dari anakku itu.
Sampai sekarang saya merindukan kebersamaanku dengan Mba Ami, karena saya belum juga memperoleh wanita yang pas untukku. Inilah kisahku, saat ini saya telah bekerja di perusahaan ayahku jadi satu diantara pimpinan serta saya tengah mencari tahu ke mana Mba Ami, baby sitterku tersayang serta bagaimana berita Reza Juniorku.