Aku terpekik pekik kecil dibuatnya, Bandot tua ini benar benar ingin menikmati kecantikan tubuhku luar dalam. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat yang terpaksa.
Sampai akhirnya kurasakan otot tubuhku mengejang dahsyat, aku mencapai orgasme pertamaku. Cairan vaginaku tak dapat lagi kubendung.
“Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” demikian bunyinya ketika Om Lie menghisap sisa-sisa cairan Vaginaku.
“Cairan Orgasme gadis perawan adalah resep awet mudaku selama ini..”kata Om Lie tersenyum puas.
“Luar biasa Nikmatnya Vaginamu, sekarang saatnya kau nikmati pula penisku ini Shanti..”kata Om Lie sambil menyodorkan batang penisnya yang tegang ke muka ku.
“Jangan… aku tak mau… !” kataku sambil berusaha menolak batang kemaluannya tapi Om Lie mengancam dan terus memaksakan penisnya masuk kemulutku sambil terus memaju-mundurkan penisnya di mulutku.
Pada awalnya aku tetap menolak, namun dia menahan kepalaku hingga aku tidak dapat melepaskannya.Terpaksa kuturuti pula kemauannya kuhisap kuat kuat penisnya hingga matanya merem melek kenikmatan.
Harga diriku benar benar jatuh saat ini, Aku dipaksa melayaninya dengan Oral. Tak terasa sudah 15 menit aku mengkaraoke Om Lie, Penisnya sudah semakin besar dan keras, dia mengakhirinya dengan menarik kepalaku.
“Sekarang saatnya Aku pecahkan perawanmu Shanti..”kata Om Lie sambil menindih tubuhku dan membuka lebar-lebar kedua pahaku .
Aku memejamkan mata menunggu detik-detik ketika penisnya menerobos vaginaku.
Menyadari kalau aku masih perawan, Om Lie tak hanya melebarkan kedua pahaku. Namun dengan jari jemari tangannya Om Lie kemudian membuka kedua bibir vaginaku, kemudian dengan perlahan dipandunya batang penisnya yang sudah tegang kearah lubang vaginaku yang sudah terbuka.Setelah dirasa tepat, perlahan Om Liepun menekan pantatnya kebawah.
“Auuw ..Akhh… auuww..! ”
Aku memekik kesakitan sambil meronta ketika batang penis Om Lie mulai memasuki lubang kewanitaanku. Keringatku bercucuran membasahi tubuhku yang telanjang bulat, Keperawananku yang selama ini kujaga mulai ditembus oleh Om Lie tanpa sanggup kucegah lagi.
Aku meronta ronta kesakitan…
Om Lie yang sudah berpengalaman tak ingin serangannya gagal karena rontaanku segera tangan menahan pantatku, lalu dengan cepat, ditekan pantatnya kembali kedepan sehingga separuh batang kelakiannya pun amblas masuk kedalam Vaginaku.
“Aakkhhh… !” Aku memekik kesakitan bersamaan dengan jebolnya keperawananku.
Hancur sudah kehormatanku ditangan bandot tua itu. Sesaat aku masih meronta ronta pelan, namun karena pegangan kedua tangan Om Lie dipantatku sangat kuat hingga rontaanku tiada arti.
Batang penis terus menerobos masuk mengkoyak koyak sisa sisa Perawanku. Tangisanku mulai terdengar lirih diantara desah napas Om Lie yang penuh birahi. Tubuhku yang putih mulus kini tak berdaya dibawah himpitan tubun Om Lie yang gendut.
Sesaat Om Lie mendiamkan seluruh batang penisnya terbenam membelah Vaginaku sampai menyentuh rahimku, perutku terasa mulas dibuatnya.
“ha..ha..ha… tak perlu menangis nona cantik, kau sudah kuperawani saat ini, lebih baik nikmati saja kontolku ini.” ejek Om Lie sambil mulai menggoyang pantatnya maju mundur perlahan.
Penis Om Lie kurasakan terlalu besar menusuk Vaginaku yang masih sempit, setiap gesekan penis Om Lie menimbulkan rasa nyeri yang membuatku merintih rintih, tetapi buat Om Lie terasa nikmat luar biasa karena Penisnya terjepit erat oleh memek Shanti yang masih rapat dan baru ditembus perawannya. Inilah nikmatnya makan gadis perawan muda yang selama ini membuat Om Lie jadi ketagihan.
Semakin lama batang Penis Om Lie Semakin lancar keluar masuk menggesek Vaginaku karena cairan pelumas Vaginaku mulai keluar secara alamiah, rasa sakit dikemaluanku semakin berkurang, rintihanku perlahan mulai hilang berganti dengan suara napas yang berirama dan terengah engah.
Tua bangka ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. hisapan hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Bagai manapun juga aku adalah manusia normal yang juga punya napsu birahi, sadar atau tidak aku mulai terbawa nikmat oleh permainannya, tak ada guna menolak. lebih baik kunikmati saja perkosaan ini.
“Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” .erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil. akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Om Lie.
Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah lelaki muda idamanku.
Penisnya kini mulai meluncur mulus sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati perkosaan ini, aku tidak perduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Bandot tua yang sudah merenggut kehormatanku.
Darah perawanku kurasakan mulai mengalir keluar membasahi seprai dibawah pantatku. Rasa sakitku kini mulai hilang. Sambil bergoyang menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya melumat bibir dan pentil susuku, tangannyapun rajin menjamahi tiap lekuk tubuhku sehingga membuatku menggeliat geliat kenikmatan .
Rintihan panjang ahirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Bandot itu semakin bernapsu menggumuliku.
Birahi Om Lie semakin menggila melihat tubuhku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluan yang mungil itu menjepit dengan ketat batang penisnya yang cukup besar itu.
Sungguh ironi memang, gadis muda secantik aku terpaksa mendapatkan kenikmatan seperti ini bukan dengan kekasihku, akan tetapi dengan orang asing yang sedang memperkosaku. Tanpa memberiku kesempatan beristirahat Om Lie merubah posisi bersetubuh.
Tubuhku ditariknya duduk berhadapan muka sambil mengangkang pada pangkuannya, Dengan sekali tekan penis Om Lie yang besar kembali menembus vaginaku dan terjepit erat dalam liang kewanitaanku, sedangkan tangan kiri Om Lie memeluk pinggulku dan menariknya merapat pada badannya, sehingga secara perlahan-lahan tapi pasti penis Om Lie menerobos masuk ke dalam kemaluanku.
Tangan kanan Om Lie memeluk punggungku dan menekannya rapat-rapat hingga kini pinggulku melekat kuat pada pinggul Om Lie .
“Ouughh..oohhh… ooohhhh… “Aku merintih halus ketika kurasakan batang penis Om Lie amblas seluruhnya hingga menyentuh rahimku. Rintihanku semakin keras saat Bandot itu mulai melumati buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu nyapu puting susuku .
Kepalaku tertengadah lemas ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda tubuhku sehingga dengan leluasanya mulut Om Lie bisa melumati bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa saat puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan tubuhku naik turun.
“Hmm… Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shanti… beda dengan perempuan lain yang sering aku setubuhi… “suara Om Lie sayup sayup kudengar ditelingaku.
Aku tak memperdulikannya lagi, saat ini tubuhku tengah terguncang guncang hebat oleh goyangan pinggul Om Lie yang semakin cepat.
Terkadang Bandot ini melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tidak karuan menahan nikmat yang luar biasa itu.
Dan ketika klimaks kedua itu sampai, aku menjerit histeris sambil mempererat pelukanku. Benar-benar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dengan lelaki muda dan tampan. Walau pun sudah tua tapi Om Lie masih mampu menaklukan gadis muda sepertiku.
Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi tubuhku menungging lalu mengarahkan kemaluannya diantara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Om Lie menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala penis tersebut membelah dan terjepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku.
“Oooooouh… ouuuhhgh!”
Untuk kesekian kalinya penis laki-laki tersebut menerobos masuk ke dalam liang vaginaku dan Om Lie terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang gendut itu menempel ketat pada pantat mulusku.
Selanjutnya dengan ganasnya Om Lie memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan penisnya terjepit dan tergesek-gesek di dalam lubang vaginaku yang masih rapat itu. Inilah pengalaman pertamaku dijamah oleh laki laki yang sudah sangat berpengalaman dalam bersetubuh.
Walaupun berusaha bertahan aku ahirnya kewalahan juga menghadapi Om Lie yang ganas dan kuat itu. Bandot tua itu benar-benar luar biasa tenaganya. Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima.
Tangannya terus bergerilya merambahi lekuk-lekuk tubuhku. Harus kuakui sungguh hebat lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali, mungkin karena sebelumnya dia sudah minum obat kuat Viagra, aah… entahlah.. aku tidak perduli hal itu, yang penting aku sudah melunasi perjanjianku dengan menyerahkan kegadisanku sebagai imbalan uang yang kubutuhkan.
Aku pasrah saja ketika tubuhku kembali di terlentangkan Om Lie diatas kasur dan digumulinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian tubuhku yang terlewatkan dari jamahannya.
Bangsat tua itu ternyata tidak mau rugi sama sekali, kesempatan menyetubuhiku itu dimanfaatkan sebaik mungkin, Tak henti hentinya Om Lie melahap kedua buah dadaku yang terguncang-guncang terkena hentakan batang kemaluannya.
Dengan rakus disedot-sedotnya puting susuku dengan kuatnya yang kiri dan kanan bergantian, mataku terpejam pejam dibuatnya, sungguh Om Lie menikmati puting susuku yang baru tumbuh itu dengan bernapsu.
Tidak lama setelah aku mencapai klimaks berikutnya, dia mulai melenguh panjang, sodokanya makin kencang dan kedua payudaraku diremasnya dengan brutal sampai aku terpekik. Setelah itu dia nenekan penisnya dalam dalam hingga batang kemaluannya terbenam seluruhnya sampai menyentuh rahimku.
Aku berteriak kesakitan dan berusaha meronta tetapi Om Lie membekap bibirku dengan mulutnya sambil tangannya memeluk rapat pinggangku sehingga aku tak mampu bergerak lagi. Sambil meleguh panjang Om Lie menembakkan air maninya kedalam rahimku dengan deras tanpa ada perlawanan lagi dariku.
Beberapa saat kemudian suasana jadi hening senyap hanya suara napas Om Lie terdengar naik turun diatas tubuhku yang masih menyatu dengan tubuhnya. Aku sudah kehabisan tenaga tak mampu bergerak lagi dan kurasakan maninya menyembur nyembur hangat memenuhi rahimku, semoga saja aku tidak hamil pikirku dalam hati,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Bersambung – Bagian 3