Beberapa saat kemudian Om Lie bangkit dan mencabut kemaluannya dari tubuhku, dengan senyum kepuasan karena telah berhasil menikmati kecantikanku luar dalam. Tanganku segera bergerak selimut untuk menutupi tubuhku yang polos itu.
“Tak perlu kau tutupi lagi tubuhmu itu, aku sudah tahu dan merasakan semuanya… he..he… “Om Lie masih sempat mengejek sambil meninggalkanku terbaring lemas di atas ranjang, aku diam saja tak perduli ejekannya mentalku masih mengalami shok berat akibat kehilangan keperawanan.
Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh. Bercak bercak darah perawanku mulai mengering disela sela pahaku yang putih bercampur dengan sperma Om Lie yang menetes keluar dari dalam kemaluanku.
“Benar benar bangsat… lelaki tua itu” kataku geram dalam hati.
Air mataku jatuh menetes membasahi pipiku, tapi apa yang harus disesalkan, semuanya telah terjadi sesuai dengan kesepakatan yang kubuat. Tubuhku kini telah ternoda.
Perlahan aku bangkit dari tempat tidur, dengan selimut yang melilit ditubuhku aku memunguti kembali pakaianku yang tercecer dilantai, segera aku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selintas kulihat Om Lie duduk menggenakan kimono disofa sambil menikmati sebatang cerutu dibibirnya.Om Lie tersenyum memandang tubuhku, Aku memalingkan muka dan mempercepat langkahku masuk kekamar mandi.
Aku mengenakan kembali baju dan rok miniku setelah lebih setengah jam membersihkan tubuhku . Dalam keadaan rapi Aku keluar dari kamar mandi, Kulihat Om Lie masih duduk di Sofa sambil memegang botol minuman.
“Aku ingin pulang Om… perjanjian kita sudah selesai..!” kataku sambil meraih tas kecil milikku diatas meja.
“Belum selesai Shanti… aku masih belum puas… !” kata Om Lie sambil berdiri menghampiriku.
“Tapi..bukankah Om Lie tadi sudah mendapatkan keperawananku..sesuai dengan kesepakatan kita..!” kataku sambil menepiskan tangan Om Lie yang berusaha menjamah dadaku.
“Memang benar..tapi aku merasa belum puas..!” kata Om Lie tersenyum kurang ajar.
“Aku tak mau lagi Om… aku mau pulang … !kataku sambil melangkah cepat menuju pintu keluar kamar.
“Shanti… aku akan menelpon ke Bank dan membatalkan cek yang kuberikan padamu bila kamu menolaknya..!” Ancam Om Lie sedikit keras.
Langkahku jadi terhenti karena ancamannya, pikiranku jadi kalut, bangsat ini benar benar licik.. Bila aku menolaknya dan Om Lie membatal cek itu dengan menelpon bank, maka akan sia sialah pengorbananku ini. Om Lie kembali mendekatiku dan meyentuh bahuku.
“Bagaimana, kau bersedia melayaniku lagi..? tanyanya sambil meraih pinggangku yang langsing.
Aah… benar benar sialan tua bangka ini, aku tak berdaya menolaknya .Kupikir pikir untuk apa lagi jual mahal, toh aku sudah tidak perawan lagi. Akhirnya dengan berat hati aku hanya dapat menganggukkan kepala .
“Sekali ini saja Om… “kataku singkat.
“Oke… no problem..”kata Om Lie senang sekali.
Tanpa basa basi lagi Om Lie langsung membuka kancing kancing bajuku dan melepaskannya kelantai sehingga nampaklah BHku yang berwarna merah jambu. photomemek.com Dengan kasar BH itu ditariknya lepas sehingga buah dadaku yang putih bersih kembali terbuka lebar menampakan kemulusan kulitku yang tersembunyi.
Aku memaki maki dalam hati tanpa mampu berbuat sesuatu untuk mencegahnya. Buah dadaku yang sudah terbuka lebar itu langsung diserang Om Lie dengan bernapsu, lumatan lumatannya makin menggila.Tubuhku menggelinjang gelinjang geli menahan birahi karena serangannya.
”Ooughh… aahhh..ooughh..”
Hisapan hisapan lidahnya pada puting susuku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku memejamkan mata pasrah berusaha menikmati perasaan itu, kubayangkan yang sedang mencumbui tubuhku ini adalah pria muda.
“Sshh.. aaahhh… eemhh..!”
Aku mulai meracau tidak karuan saat jari-jarinya menyusup kedalam celana dalamku dan menusuk kemaluanku sambil memainkan klistorisku, sementara itu mulutnya tidak henti-hentinya menciumi payudaraku, sadar atau tidak aku kembali terbawa nikmat oleh permainannya.
Perlahan lahan kurasakan tangan Om Lie mulai beraksi melepaskan resleting rok miniku dan melorotkannya kebawah, detak jantungku semakin keras, tak lama celana dalamkupun menyusul lepas sehingga dalam sekejap tubuhku sudah telanjang bulat.
Sesaat mata Om Lie melotot memandangi tubuh polosku yang tampak putih bersih. Kemudian Om Lie yang bertubuh pendek meraih pinggangku yang ramping dan menuntunnya berjalan menuju kamar tidur utama.
Aku hanya menurut saja kembali dibawa Om Lie kedalam kamar tidur, aku sudah menduga bahwa Om Lie ingin kembali mengerjai dan menikmati tubuhku yang putih mulus diatas kasur yang lembut itu, … aaaah… bandot ini sangat beruntung sekali… mendapatkan tubuhku tanpa perlawanan.
Setelah membaringkanku diatas kasur, Om Lie segera membuka kimono yang dipakainya dengan tergesa gesa. Ternyata Om Lie tak menggenakan apa apa dibalik kimononya. Aku memalingkan mukaku ketika Om Lie mulai membuka kedua pahaku lebar lebar sehingga bibir vaginaku terbelah luas menantang.
Rupanya Om Lie sudah tak sabar ingin segera menyetubuhiku. Dengan pasti batang penisnya yang sudah tegang dari tadi mulai diarahkan kebibir kemaluanku yang sudah terbuka.
“Pelan pelan Om… masih sakit… !” kataku berbisik sambil menahan napas ketika kurasakan penis Om Lie mulai menembus bibir vaginaku yang masih sempit..
Sambil membuka lebar kedua pahaku Om Lie mulai mendorong penisnya keselangkanganku kuat kuat.
“auuww..aaahkhhh… !!
Aku memekik keras menahan nyeri saat batang kemaluan Om Lie yang keras itu dengan paksa memasuki lubang kemaluanku yang masih sempit.
Untuk kedua kalinya aku tak kuasa menolak Penis Om Lie yang tegang memasuki kemaluanku dalam dalam. Rasa nyeri masih terasa walaupun tidak sesakit ketika pertama kali Om Lie menembus perawanku..
“He..he..Jepitan Memekmu sungguh nikmat sekali Shanti, lebih nikmat dari pada gadis gadis lain yang sudah pernah aku perawani… he..he… payudaramu pun lebih kenyal dan berisi..”kata Om Lie sambil mulai menggoyangkan pinggulnya naik turun menggauliku.
Aku diam saja mendengar ejekannya, saat ini badanku mulai terguncang guncang seirama dengan goyangan tubuh Om Lie yang menindih tubuhku.
“Oohh..ooohhhh… oooohhhhhh… “suaraku tak dapat kutahan lagi ketika gerakan Om Lie semakin cepat memacu tubuhku hingga tersentak sentak dengan keras.
Birahiku jadi terangsang lagi, cairan vaginaku mulai banyak keluar sehingga Penis Om Lie kini sudah lancar keluar masuk vaginaku. Sambil tangannya mencengkram buah dadaku, goyangan Om Lie semakin menggila.
“Oooouuh… oooohhhhhhhh… Om Lie… “
Tubuhku semakin menggeliat geliat tak karuan ketika buah dadaku kembali dilumat lumat Om Lie dengan ganasnya.
Gesekan Batang penis Om Lie semakin terasa nikmat. Ahirnya aku tak dapat bertahan lebih lama lagi, tubuhku mengejang lagi, aku mengalami Orgasme lebih dulu.
“He..he… nikmat khan, bersetubuh denganku..?” kata Om Lie senang karena berhasil membuatku mencapai Orgasme.
Aku memejamkan mata menahan malu telah diperdayainya hingga mengalami orgasme. Bandot tua ini memang bukan tandinganku, Pengalamanya sangat jauh dibandingkan aku yang baru hari ini mengenal Sex, sehingga dengan mudah dia dapat menaklukanku.
“Sekarang giliranku untuk bersenang senang nona cantik… “kata Om Lie sambil merubah posisi tubuhku berbalik seperti orang merangkak.
Rupanya Om Lie ingin menembakku dari belakang. Aku hanya dapat pasrah mengikuti kemauan bandot ini. Tepat di hadapanku terdapat kaca rias yang besar didinding, sehingga aku dapat melihat tubuhku telanjang bulat serta dibelakangku terlihat Om Lie sedang mengagumi kemulusan tubuhku.
“Tak kusangka tubuhmu benar benar sempurna Shanti, kamu sungguh cantik sekali, beruntung sekali aku dapat memerawanimu… he..he… !” Om Lie tertawa sambil menyelipkan penisnya lagi di antara kedua kakiku lewat belakang. Dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.
“Oohhh.., oouugghh.., aaahhhhh.. Aakkhh..!” Suaraku kembali terdengar ketika penis Om Lie dengan paksa menembus tubuhku dari belakang.
Dengan bernapsu Om Lie kembali menggoyangku maju mundur sehingga buah dadaku yang menggantung ikut terguncang guncang berirama. Sambil terus menggoyangku tangan Om Lie yang bebas kembali meremas remas buah dadaku yang menggantung lepas.
Melalui cermin besar didepanku, terlihat Om Lie sedang menggauli tubuh telanjangku, selintas nampak seperti seorang bidadari sedang diperkosa habis habisan oleh iblis hidung belang. Karena sepertinya tidak berimbang sekali, yang satu gadis muda cantik dan satunya lagi bandot tua.
“aaahhh… aaahhh… oouugghh ”
Gerakan Om Lie Semakin cepat menyodok nyodok rahimku, rasanya aku sudah tak kuat lagi, tampaknya Bandot Tua itu juga sudah akan mencapai klimaxs.
Tiba tiba Om Lie membalikan posisi tubuhku sehingga aku kembali terlentang dihadapannya. Sambil menindihku Om Lie kembali menghujamkan penisnya kedalam kemaluanku dengan kuat.
“Ooouugghh… !!”
Om Lie nampak menikmati jeritanku ketika dia menghunjamkan lagi penisnya ke vaginaku yang telah basah oleh cairan licin. Sambil terus menggenjot tubuhku, bibir Om Lie kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang ku yang terkulai lemas tertengadah ke atas. Suara hisapannya bergema keras diruangan ini. Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras.
Aku hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah
“Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. ooohh..!” sementara tubuhku telah lemah dan semakin kepayahan.
Akhirnya badan Om Lie pun menegang sambil mendekapku kuat kuat .
“Aaahhhh… Sakit Ommm… !” kataku sambil berusaha melepaskan pelukannya yang kuat tapi Om Lie malah menekan kemaluannya dalam dalam tak perduli dengan jeritanku Dan
“Akkh… Crooot.., crooooott..!” Om Lie berejakulasi di rahimku, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari belahan Vaginaku.
Om Lie nampaknya menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati bibirku yang terbuka kepayahan . Om Lie mengerang kenikmatan di atas tubuhku yang sudah lemas, sementara rahimku terus menerima semburan sperma yang cukup banyak.
Badan Om Lie menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhiku habis habisan serta merengut keperawananku yang selama ini menjadi Primadona SPG di perusahaanya.
Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh ku yang tergolek tak berdaya di bawah pelukannya. Om Lie pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, tubuhnya tampak lemas diatas tubuhku.
Perlahan kudorong tubuh gemuknya kesamping agar tak membebani tubuhku. Ahirnya akupun tertidur kelelahan dipelukan Om Lie setelah beberapa ronde tadi melayani napsu birahinya yang tak putus putus.
Sore harinya kembali aku digarapnya di kamar mandi ketika dipaksa mandi bersama, sambil berdiri merapatkan punggungku ketembok Om Lie kembali menggoyangku, sebelah kakiku diangkatnya keatas sehingga penisnya leluasa keluar masuk vaginaku, aku merintih rintih kecil dibuatnya.
Sore itu aku terpaksa melayaninya sampai Bandot itu mendapatkan kepuasan dan dia semprotkan semua maninya dalam vaginaku. Setelah puas mengerjaiku barulah Om Lie mau melepaskanku dan mengantarkanku pulang.
Sepanjang Jalan, aku hanya diam membisu disamping Om Lie yang mengemudikan mobil, Aku masih sakit hati padanya yang telah berhasil memperdayaiku, Tubuhku habis habisan dikerjainya, Vaginaku masih terasa sakit akibat paksaannya bersetubuh, bagian tubuhku yang tersembunyipun penuh dengan warna merah bekas cupangannya terutama dibagian buahdada dan paha putihku.
Yang lebih menyakitkan lagi Om Lie mengambil celana dalamku tanpa dapat kutolak, katanya setiap gadis yang berhasil diperawaninya akan dikoleksi celana dalamnya bersama bercak-bercak darah perawan yang masih menempel.Sudah puluhan koleksi disimpannya. Terpaksa Saat itu aku pulang dengan menggunakan rok tanpa celana dalam.
“Bila kamu butuh uang lagi, kamu bisa hubungi aku lagi Shanti… tentunya kamu tak keberatan khan, memberikan kenikmatan tubuhmu itu… he..he… “kata Om Lie sebelum aku turun dari mobilnya.
Aku diam saja sambil berlalu darinya, sudah pukul 6 sore saat aku tiba didepan rumahku.
Ternyata hampir seharian aku dikerjai bandot tua itu. Suatu saat akan kubalaskan dendamku ini, akan kuhabiskan hartanya, tunggulah tak akan lama lagi waktu itu akan tiba, kau harus bayar mahal kenikmatan yang kau dapat dari kemulusan tubuhku.
Inilah pengalaman pertamaku yang kuceritakan secara vulgar buat pembaca, lain waktu aku akan ceritakan lagi kehidupan sexualku setelah kejadian ini dimana aku mulai terjerumus kedunia gadis panggilan High class, para pelangganku adalah pejabat dan pengusaha ternama di Jakarta.
Tak ada pelanggan yang kecewa dengan kecantikan dan kemulusan tubuhku plus layanan istimewa. Hanya lelaki berduit saja yang dapat menjamah keindahan tubuhku ini.,,,,,,,,,,,,,,,,
Tamat – Bagian 1