Cerita dewasa: Teganya istriku selingkuh dengan ngentot pakde Jarwo

Author:

Keluarga yang utuh terdiri dari ibu dan anak beserta ayah yang selalu mendampingi setiap harinya, sudah jadi impianku selama ini. Namun anak tak kunjung datang juga entah apa yang salah dari hubunganku dengan istriku yang sudah berjalan hampir 3 tahun lamanya. Devina itulah namanya, wanita anggun dan seksi membuat banyak mata tertuju padanya, diusia yang kini menanjak 26 tahun kecantikannya tidak meluntur. Ditambah keseksian tubuhnya membuatku terus merasa bangga setiap harinya, dengan tinggi 165 cm pada berisi, kulit putih dan harum sepanjang wangi. Apalagi kedua bongkahan pantatnya besar dan kencang tidak bisa ia sembunyikan di balik gamis yang selalu ia kenakan di luar rumah. Payudara 36C membulat dengan punting berwarna pink kehitaman selalu menjadi santapanku ketika kita bercinta.

aku, Adi pria dengan pekerjaan sebagai operator di pabrik dengan umur diatas kepala tiga merasa beruntung sekali memiliki istri secantik dia. Kesibukanku di pabrik dengan sistem shift membuat hidupku berubahan 180 derajat. Dulu kami bertemu saat acara training sales hingga akhirnya memutuskan untuk menikah aku bisa hampir setiap hari menikmati dirinya, semua gaya aku ajarkan padanya karena memang dia aslinya wanita polos sampai 2 tahun berjalan kerjaan sales tidak menentu penghasilannya, alhasil aku kini bekerja di pabrik membuat gairahku tiap hari kian menurun. Bukan lagi aku yang meminta namun kini devinalah yang meminta untuk berhubungan badan namun aku tolak dengan alasan capek bekerja.

Sudah lebih dari 1 tahun kami semakin jarang melakukan hubungan seks, nampak ia hanya kecewa saat aku menolak berhubungan. Apalagi pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yang sekali-kali menjual produk lewat online membuat kehidupannya semakin jenuh. Tapi ia adalah istri yang rajin sering mengikuti kajian, arisan atau kegiatan komplek lainnya. Hingga pada suatu hari

Kami tinggal disebuah desa yang rukun walau jarak satu rumah ke yang lain lumayan jauh masih berisikan hamparan sawah, masyarakat disini sering berkumpul untuk

melakukan acara-acara ringan. Sore ini aku baru saja bangun dari tidurku sesuai shift 3 pulang pagi aku tertidur sedangkan istriku sudah tidak ada disampingku. Terdengar suara obrolan di ruang tamu, nampaknya istriku sedang mengobrol dengan seseorang disana akupun berusaha mengintip dari balik gorden.

Disana kudapatkan istriku bersama pakde jarwo, tetangga samping rumah kami sekitar 30 meter yang merupakan pensiunan PNS. Umurnya sudah sepuh sekitar 60an dengan kulit yang sudah keriput dimana-mana berwarna coklat gelap, rambutnya yang sudah memutih dengan botak di area depan ke tengah, ditambah lagi giginya yang sudah mulai ompong dengan warna kuning.

Sedangkan istriku yang cantik putih dan seksi terlihat jomplang pemandangan kedua insan yang kini sedang mengobrol tentang kehidupan nampaknya. Pakde baru saja beberapa bulan yang lalu ditinggal istrinya, rumahnya seakan sepi apalagi anak-anaknya kini tinggal di kota tapi ia menolak untuk ikut. Yang ia lakukan hanya datang ke rumah-rumah warga untuk mencari teman, tapi entah kenapa aku perhatikan hampir setiap hari beliau berkunjung ke rumahku hanya untuk sekeder ngopi atau istirahat.

Istriku yang memang orangany humble pada siapapun memang sering menerima tamu tidak peduli siapapun dari kalangan apapun. Bahkan seringkali ia melayani tamu ketimbang aku yang pendiam ini bakal langsung pura-pura sibuk di kamar untuk menghindarinya. Namun saat dirumah kebiasaan istriku tidak pernah bisa dihilangkan, yaitu menggunakan pakaian-pakaian terbuka untuk menghilangkan kegerahan. Saat pertama kali menikah dengannya akupun terkejut akan kebiasaan ini, devina yang biasanya menggunakan pakaian tertutup justru saat dirumah sering kali memakai pakaian yang mengundang syahwat walau dirumah kami hanya hidup berdua tapi sering tamu berdatangan ia hanya cuek saja menggunakan pakaian seperti itu. Tapi atas berjalannya waktu akupun memahami dan terkesan cuek.

Sama seperti hari ini, ia hanya menggunakan daster berwarna putih dengan tali tipis di kedua bahunya, nampak tali bh berwarna biru keluar dari samping tali daster

tersebut. Daster mini tersebut begitu ketat membungkus tubuhnya, bahkan payudaranya begitu tercetak jelas pada daster tersebut. Selain itu daster tersebut tidak bisa menutupu kedua pahanya yang putih mulus tanpa bulu, ditambah bagian atasnya yang turun hingga dapat memperlihatkan belahan payudaranya yang dapat dilihat oleh siapapun termasuk pakde jarwo yang sedang berada di sofa panjang bersebelahan dengan istriku.

“Neng devina tiap hari makin cantik aja nih” puji pakde

“Ah pakde bisa aja orang aku makin gendut gini” jawab istriku

“Makin gendut berarti makin montok ya neng” balas pakde

“Ahh pakde bisa aja nih” disambung tawa mereka berdua

Pakde jarwo memang sering bercanda mesum-mesum seperti itu, aku sudah tak aneh lagi dengan omongannya. Mata pakde tidak habis-habisnya melihat tubuh istriku seakan ingin menerkamnya dari dekat. Apalgi kedua payudara istriku yang nampak ingin keluar dari pakainnya tak pernah luput dari pandangannya.

“Pakde mau tambah kopi engga?” Tawar istriku

“Tambah susu aja boleh engga neng” jawabnya sambil tersenyum mesum

“Disini gada susu pakde soalnya gada yang doyan” balas istriku pura-pura polos

“Yaudah susunya neng devina boleh, udah mau tumpah tuh” tunjukny di kedua payudara istriku

“Hahaha ini punyany mas adi pakde ga boleh untuk yang lain”

“Ngicip dikit aja neng masa ga boleh sih”

“Huuu pengennya pak de itu sih, awas burungnya berdiri tuh”

Merekapun tertawa bersama, entah kenapa diriku tidak merasa cemburu justru pemandangan ini makin membuat gairahku meningkat. Tanpa sadar kini justru tanganku sudah berada di dalam celana untuk mengocok kontolku sendiri sambil melihat mereka berdua.

“Udah berdiri dari tadi nih neng mau liat” ujar pakde sambil mengangkangkan kakinya, terlihat celana pendek santainy menggembung dibagian kelaminnya

“Ihh pak de mesum, aku bilangin mas adi nih”

“Bilangin aja nnti tinngal pakde bilang neng devina dluan yang godain, liat aja bajunya tuh tipis banget kaya engga pake

baju”

“Hehe iya nih soalnya devina sering gerah pak, jdinya ga nyaman gitu kalau pake tertutup”

“Yo gapapa pakde seneng justru dikasih pemandangan indah begini hehe”

“Yehh tapi liat aja ya pakde ga boleh pegang lohh” ujar istriku sambil tersenyum

Omongan mereka terus semakin mesum, mebahas masalah seks diikuti dengan godaan godaan membuat kontolku semakin mengeras. Aku semakin kencang mengocok sambil berharap mereka akan melakukan hal lebih.

“Yaudah liat sambil ngocok boleh engga neng” bisik pakde

“Ihh pakde ga boleh dong, di dalam ada mas adi nnti gimana kalau kesini”

“Aman kok neng bentar doang janji pakde engga lama, pakde udah engga bisa keluar lagi neng setelah istri meninggal baru kali ini pakde ngaceng ngeliat eneng” ujarnya sudah tidak takut lagi mengeluarkan kata-kata lebih mesum, diiringi isitriku yang terdiam nampak berpikir

“Tapi janji ya jangan lama-lama pakde”

“Iya pakde janji neng, jdi boleh ya?” Tanyanya kembali dibalas anggukan oleh istriku

Tanpa lama-lama ia langsung menurunkan celana pendeknya bersama celana dalamnya yang mampak kedodoran, nampak kontolnya tegak maksimal sangat besar lebih besar dari punyaku yang hanya 12 cm saja. Aku taksir lebih dari 17 cm, berwarna hitam gelap dilingkari urat-urat pada batangnya. Jembutnya yang rimbun nampak kusam dengan kantung peler yang membulat tegak seperti menampung sperma yang banyak. Istriku tertegun dengan kebesaran kontol pakde, ia hanya bisa melihat begitu tajam melotot pemandangan seperti itu. Tanpa banyak omong pakde langsung mengocok kontolnya sendiri menggunakan tangan kirinya sambil melihat tubuh istriku.

“Gede banget pakde penisnya, mas adi engga segede gini” ujar istriku

“Ini namanya kontol neng ahhkk, bukan penis” desahnya

“Iya kontol pakde gede banget” nampak jelas istriku menyebut kata kontol, membuat gairahku semakin tinggi dan ccroottt…croott..ccroottt sperma ku keluar begitu banyak menempel pada dinding ruang keluarga, sedangkan pakde jarwo kian semangat mengocok kontolnya

“Mantap banget

toket neng devina ahh, boleh pakde remes engga neng”

“Ga boleh pakde boleh cuman liat aja ya hihi”

“Ahh ukuran berapa itu neng”

“36 pakde”

“Enak banget itu kalau kontol pakde dijepit disitu”

“Huuu ga boleh ini punya mas adi”

“Liat dikit lah neng”

“Liat dari jauh aja ya nih” ujar istriku sambil menarik dasternya kebawah membuat bh birunya terlihat jelas

“Ahhkk putih banget neng”

“Iya pakde teruss kocokinny ahhkk ahhkk” istriiku mulai menggoda dengan desahannya

“Aduhh pakde gakuat neng, pak de mau ngewe sama neng devina”

“Emamg aku mau diapain aja pakde”

“Mau pakde jejelin kontol ke memek devina ahkk”

“Nanti kalau aku hamil gimana pakde”

“Pakde tanggung jawab pokokny”

“Yaudah pakde hamilin akuu, ayo kocok terus pakde ahhkk ahhkk ahhkkk”

“Pakde mau keluar neng”

“Ayoo pakde keluarinn ahhh ahhh hamilin devina pakde”

Ccroott crroott crrooott

Sperma kental pakde muncrat kemana-mana, mengenai meja tamu sampai sofa. Ia ngos-ngosan mengatur nafasnya yang kiat memberat. Devina tersenyum melihat pakde merasa puas seperti itu. Istriku langsung berdiri dan membersihkan cairan pakde

“Makasih ya neng udah dibantu”

“Iya pakde sama-sama, ayo bersih-bersih mas adi keburu bangun”

Merekapun kini membersihkan ruang tamu, pakde menggunakan kembali celananya nampak istriku melirik kontol pakde sebelum ia tutup kembali. Akupun kembali ke kasur dan berpura-pura tidur. Entah seperti apa selanjutnya dengan mereka yang aku tau setelah bangun daritidur aku sudah disiapkan oleh istriku makan malam sebelum bekerja kembali. Kejadian tersebut bagaikan mimpi yang terus menghantuiku, bukannya cemburu justru mimpi itu membuat libidoku naik.
Sesuai makan malam akupun hendak mandi, dibalik pintu tersebut nampak bh dan cd biru berenda milik istriku. Kemudian aku ambil, nampak cairan pada area cdnya. Apakah istriku menikmatinya?