Belum lama ini aku bergabung dgn sebuah perusahaan eksportir fashion ternama di kotaku. Pemilik perusahaan itu mempunyai anak gadis yg cantik. Namanya Chika, umurnya 22 tahun, baru lulus sekolah dari Singapore, Waktu masih SMA Chika sempat berprofesi sebagai model lokal. Nah, Chika itu ditugaskan sebagai asisten GM, yaitu aku. Jadi tugasnya membantuku sambil belajar.
Novel Seks – Singkat cerita, Chika semakin dekat dgnku dan sering bercerita.
“Danang, cowok tuh maunya yg gimana sih. Ehm… kalo di ranjang maksud gue”
“Nang, kamu kalo lagi horny, sukanya ngapain?”
“Kamu suka terangsang enggak Nang, kalo liat cewek seksi?”
Yah seperti itulah pertanyaan Chika kepadaku. Terus terang percakapan-percakapan kami diselang waktu kerja semakin intim dan seringkali sensual.
“Kamu pernah gituan nggak Yu?, tanyaku.
“Ehm.., kok mau tau?”, tanyanya lagi.
“Iya”, kataku.
“Yah, sering sih, namanya juga kebutuhan biologis”, jawabnya sambil tersipu malu.
Kaget juga aku mendengar jawabannya seperti itu. Nih anak, kok berani terus terang begitu. Pernah ketika waktu makan siang, ia kelepasan ngomong.
“Cewek Bali itu lebih gampang diajakin tidur daripada makan siang”, katanya sambil matanya menatap nakal.
“Kamu seneng seks?”, tanyaku.
“Seneng, tapi aku enggak pandai melayani cowok”, katanya.
“Kenapa begitu?”, tanyaku lagi.
“Iya, sampe sekarang pacarku nggak pernah ngajak kimpoi. Padahal aku sdh kepengen banget.”
“Kepengen apa?”, tanyanku.
“kimpoi”, katanya sambil tertawa.
Suatu ketika ia ke kantor dgn pakaian yg dadanya rendah sekali. Aku mencoba menggodanya,
“Wah Chika kamu kok seksi sekali. Aku bisa lihat tuh bra kamu”.
Ia tersipu dan menjawab, “Suka enggak?”.
Aku tersenyum saja. Tapi sore harinya ketika ia masuk ruanganku, bajunya sdh dikancingkan dgn menggunakan bros. Rupanya dia malu juga. Aku tersenyum,
“Aku suka yg tadi.”
Suatu ketika, setelah makan siang Chika mengeluh.
“Kayaknya cowokku itu selingkuh.”
“Kenapa?”, tanyaku.
“Habis udah hampir sebulan enggak ketemu”, katanya.
“Terus enggak.., itu?”, tanyaku.
“Apa?”
“Itu.. seks”, kataku.
“Yah enggak lah”, katanya.
“Kamu pernah onani enggak?”, tanyaku.
Dia kaget ketika aku tanya begitu, namun menjawab.
“Ehm… kamu juga suka onani?”
“Suka”, jawabku.
“Kamu?”, tanyaku.
“Sekali-sekali, kalo lagi horny”, jawabnya jujur namun sedikit malu.
Pembicaraan itu menyebabkan aku terangsang, Chika juga terangsang kelihatannya. Soalnya pembicaraan selanjutnya semakin transparan.
“Chika, kamu mau gituan enggak.”
“Kapan?”
“Sekarang.”
Cerita Sex Pemuas Anak Bos | Dia tdk menjawab, namun menelan ludah. Aku berpendapat ini artinya dia juga mau. Well, setelah berbulan-bulan flirting, sepertinya kita bakalan just do it nih. Sore itu kami pun pergi berdua. Kubelokkan mobil ke arah motel yg memang dekat dgn kantorku.
“Nang, kamu beneran nih?”, tanyanya.
“Kamu mau enggak?”
“Aku belum pernah main sama cowok lain selain pacarku.”
“Terakhir main kapan?”
“Udah sebulan.”
“Trus enggak horny?”
“Ya onani.. lah”, jawabnya, semakin transparan.
Mukanya agak memerah, mungkin malu atau terangsang. Aku terus terang sdh terangsang. This is the point of no return. Aku sadar sih, ini bakalan complicated. But… nafsuin sih.
“Terus, kapan kamu terakhir dapet orgasme”
“Belum lama ini.”
“Gimana?”
“Ya sendirilah.. udah ah, jangan nanya yg gitu.”
“Berapa kali seminggu kamu onani?”, tanyaku mendesaknya.
“Udah ah… yah kalo horny, sesekali lah, enggak sering-sering amat. Lagian kan biasanya ada Ardi (cowoknya)”
“Kamu enggak ngajak Ardi?”
“Udah.”
“Dan..?”
“Dia bilangnya lagi sibuk, enggak sempet. Main sama cewek lain kali. Biasanya dia enggak pernah nolak.”
Siapa sih yg akan menolak, bersenggama sama anak ini. Gila yah, si Chika ini baru saja lulus kuliah, tapi soal seks sepertinya sdh terbiasa.
“Nang, enggak kebayg main sama orang lain.”
“Coba aja main sama aku, nanti kamu tau, kamu suka selingkuh atau enggak.”
“Caranya?”
“Kalo kamu enjoy dan bisa ngilangin perasaan bersalah, kamu udah OK buat main sama orang lain. Tapi kalo kamu enggak bisa ngilangin perasaan bersalah, maka udah jangan bikin lagi”, kataku.
“Kamu nanti enggak bakal pikir aku cewek nakal.”
“Enggaklah, seks itu normal kok. Makanya kita coba sekali ini. Rahasia kamu aman sama aku”, kataku setengah membujuk.
“Tapi aku enggak pintar lho, mainnya”,
katanya.
Cerita Sex Pemuas Anak Bos
Berarti sdh OK buat ngeseks nih anak. Mobilku sdh sampai di kamar motel. Aku keluar dan segera kututup pintu rolling door-nya. Kuajak dia masuk ke kamar. Tanpa ditanya, Chika ternyata sdh terangsang dgn pembicaraan kami di mobil tadi. Dia menggandengku dan segera mengajakku rebahan di atas ranjang.
“Kamu sering main dgn cewek lain, selain pacar kamu, Nang?”
“Yah sering, kalo ketemu yg cocok.”
“Ajarin aku yah!”
Tanganku mulai menyentuh dadanya yg membusung. Aku tdk tahu ukurannya, tapi cukup besar. Tanganku terus menyentuhnya. Ia mengerang kecil,
“Shh.. geli Nang.”
Kucium bibirnya dan ia pun membalasnya. Tangannya mulai berani memegang batang pEnis yg menegang di balik celanaku.
“Besar juga…”, katanya dgn mata setengah terpejam.
“Ayo, Nang aku horny nih.”
Kusingkap perlahan kaos dalamnya, sampai kusentuh buah dadanya, branya kulepas, kusentuh-sentuh putingnya di balik kaosnya. Uh.. sdh mengeras. Kusingkap ke atas kaosnya dan kuciumi puting susunya yg menegang keras sekali, kuhisap dan kugigit pelan-pelan,
“Aaahh… aahh… ahh, terus Nang… aduh geli… aahh… ah…”
Chika yg masih muda ternyata vokal di atas ranjang. Terus kurangsang puting susunya, dan ia hampir setengah berteriak,
“Uuh… Nang… uh…”
Aku sengaja tdk mau main langsung. Kuciumi terus sampai ke perutnya yg rata, dan pusarnya kuciumi. Hampir lupa, tubuhnya wangi parfum, mungkin Kenzo atau Issey Miyake. Pada saat itu, celanaku sdh terbuka, Aku sdh telanjang, dan batang pEnis kupegang dan kukocok-kocok sendiri secara perlahan-lahan. Ah.. nikmat. Bibirnya mencari dan menciumi puting susuku. Cerita Dewasa 2017
“Enak… enak Chika”, rangsangannya semakin meningkat.
“Aduuhh.. udah deh… enggak tahan nih”, ia menggelinjang dan membuka rok panjangnya sehingga tinggal celana dalamnya yg berwarna merah berenda.
Bibir dan lidahku semakin turun menjelajahi tubuhnya, sampai ke bagian liang vAginanya, bulu mEmek tdk terlalu lebat, dan bersih. Kusentuh perlahan, ternyata basah. Kuciumi liang vAginanya yg basah. Kujilati dan kusentuh dgn lidahku. liang kenikmatan Chika semakin basah dan ia mengerang-erang tdk karuan.
Tangannya terangkat ke atas memegang kepalanya. Kupindahkan tangannya, dan yg kanan kuletakkan di atas buah dadanya. Biar ia menyentuh dirinya sendiri. Ia pun merespon dgn memelintir puting susunya. Kuhentikan kegiatanku menciumi liang vAginanya. Aku tidur di sampingnya dan mengocok batang pEnis perlahan. Dia menengokku dan tersenyum,
“Nang.. kamu merangsang aku.”
“Enak.. Hmm…”
Matanya terpejam, tangannya masih memelintir putingnya yg merah mengeras dan tangan yg satunya dia letakkan di atas liang vAginanya yg basah. Ia menyentuh dirinya sendiri sambil melihatku menyentuh diriku sendiri. Kami saling bermasturbasi sambil tidur berdampingan.
“Heh.. heh.. heh.. aduh enak, enak”, racaunya.
“Gile, Nang, gue udah kepengin nih.”
“Biar gini aja”, kataku.
Tiba-tiba dia berbalik dan menelungkup. Kepalanya di selangkanganku yg tidur telentang. Batang pEnis dihisapnya, uh enak banget. Nih cewek sih bukan pemula lagi. Hisapannya cukup baik. Tangannya yg satu masih tetap bermain di liang vAginanya. Sekarang tangannya itu ditindihnya dan kelihatan ia sdh memasukkan jarinya.
“Uh… uh… Nang, aku mau keluar nih, kita main enggak?”
Kuhentikan kegiatannya menghisap batang pEnis. Aku pun hampir klimaks dibuatnya.
“Duduk di wajahku!”, kataku.
“Enggak mau ah.”
“Ayo!”
Ia pun kemudian duduk dan menempatkan liang vAginanya tepat di wajahku. Lidah dan mulutku kembali memberikan kenikmatan baginya. Responnya mengejutkan,
“Aughhh…” setengah berteriak dan kedua tangannya meremas buah dadanya.
Kuhisap dan kujilati terus, semakin basah liang vAginanya. Tiba-tiba Chika berteriak, keras sekali,
“Aahhh… ahhh…”, matanya terpejam dan pinggulnya bergerak-gerak di wajahku.
“Aku.. keluar”, katanya sambil terus menggoyangkan pinggulnya dan tubuhnya seperti tersentak-sentak.
Mungkin inilah orgasme wanita yg paling jelas kulihat. Dan tiba-tiba, keluar cairan membanjir dari liang vAginanya. Ini bisa kurasakan dgn jelas, karena mulutku masih menciumi dan menjilatinya.
“Aduh… Nang.. enak banget. Lemes deh”, ia terkulai menindihku.
“Enak?”, tanyaku.
“Enak banget, kamu pinter yah. Enggak pernah lho aku klimaks kayak tadi.”
Aku berbalik, membuka lebar kakinya dan memasukkan batang pEnis ke liang vAginanya yg basah. Chika tersenyum, manis dan malu-malu. Kumasukkan, dan tdk terlalu sulit karena sdh sangat basah. Kugenjot perlahan-lahan. Matanya terpejam, menikmati sisa orgasmenya.
“Kamu pernah main sama berapa cowok, Chika?”, tanyaku.
“Dua, sama kamu.”
“Kalo onani, sejak kapan?”
“Sejak di SMA.”
Pinggulnya sekarang mengikuti iramaku mengeluar-masukkan batang kemaluan di liang vAginanya.
“Nang, Chika mau lagi nih.”
Uh cepat sekali ia terangsang. Dan setelah kurang lebih 3 menit, dia mempercepat gerakannya dan,
“Uhh… Nang.. Chika keluar lagi…” Kembali dia tersentak-sentak, meski tdk sehebat tadi.
Cerita Sex Pemuas Anak Bos | Aku pun tak kuat lagi menahan rangsangan, kucabut batang pEnis dan kusodorkan ke mulutnya. Ia mengulumnya dan mengocoknya dgn cepat. Dan “Ahhh…” klimaksku memuncratkan air mani di wajah dan sebagian masuk mulutnya. Tanpa disangka, ia terus melumat batang pEnis dan menjilat air maniku. Crazy juga nih anak.
Setelah itu aku berbaring dan berkata, “Chika, kamu bercinta dgn baik sekali.”
“Kamu juga”, mulutnya tersenyum.
Kemudian ia berkata lagi, “Kamu enggak nganggap Chika nakal kan Nang?”
Aku tersenyum dan menjawab, “Kamu enjoy enggak atau merasa bersalah sekarang.”
Dia ragu sebentar, dan kemudian menjawab singkat, “Enak..”
“Nah kalau begitu kamu emang nakal”, kataku menggodanya.
“Ihh… kok gitu..” Aku merangkulnya dan kami tertidur.
Setelah terbangun, kami mandi dan berpakaian. Kemudian kembali ke kantor. Sampai sekarang kami kadang-kadang masih mampir ke motel. Aku sih santai saja, yg penting rahasia kami berdua tetap terjamin. – ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,