Komplek latihan calon tamtama itu berada diluar kota, sepi, jauh dari kesibukan masyarakat umum, dikejauhan terdengar suara orang yang sedang latihan khas dengan nyanyian para militer yang datar dan tegas mengikuti oleh gerak mereka. Aku mengantarkan titipan barang yang ditujukan kepada sersan Bimo, instruktur calon tamtama disana, melapor di gerbang masuk, periksa identitas, barang titipan di periksa juga, sekujur tubuhku diraba angkat tangan menghadap dinding kaki terbuka, sampai ke kontol dan biji pelerku dan lobang pantatku, aku sedikit menggeliat ketika sentuhan tangan jantan petugas menggerayangi daerah sensitif itu karena aku tak memakai CD, everything is clear, ijin masuk diberi dan kemudian diarahkan ke gedung admin, periksa lagi dipintu masuk, barang titipan diperiksa juga, demikian pula kontol biji peler dan lobang pantat diraba lagi dan kemudian ditunjukkan kesuatu ruangan, daftar lagi di resepsionis di ruangan tersebut, tanya lagi, periksa lagi, dan kesemuanya dilakukan dengan beku tanpa senyum dan sangat dingin… ya, suasana kompleks pelatihan militer, alangkah membosankannya hidup dialam seperti ini, rutukku dalam hati. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“Mohon maaf pak, surat ini harus saya sampaikanlangsung ke tangan sersan Bimo sesuai pesan dari pengirim” + a
“Sersan lagi melatih tak boleh diganggu, letakkan saja disitu barsama barang titipan” jawab orang yang berada dibelakang meja tanpa menoleh sedikitpun kepadaku, serem. + a
“Sekali lagi mohon maaf pak, bila tidak langsung ketangan penerima maka saya harus membawa kembali surat ini sesuai dengan permintaan pengirim” + a
“Segitu penting kah?” tanyanya datar + a
“Ya, begitulah pesan pengirim, saya hanya menjalankan tugas saja pak” kataku sesantun mungkin Dia berbicara di HT, krosak krosok ganti, krosak krosok ganti, krosak krosak krosok krosok ganti lagi, suara pembicaraan di HT yang tak dapat kuikuti karena jeleknya kwalitas suara dan mereka juga berbahasa sandi yang sabodo ah, pokoknya bila tidak dapat menjumpai sersan yangdimaksud maka aku akan kembalikan surat ini kepada pengirim begitulah aku sudah bersiap untuk pulang segera keluar dari kompleks militer yang serem dingin dan sangat formal. Akhirnya orang yang aku ajak berbicara tadi memandangku dan dia mengajakku keluar gedung dan menunjukkan lokasi sersan Bimo yang dimaksud. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You
“Anda pergi kesana, itu tempat orang yang sedangberlatih fisik” dia menunjukkan arah yang menurut pengamatanku lumayan jauh untuk berjalan kaki, tapi bagaimana lagi itulah risiko kurir. Di tengah hari yang panas terik melintasi padang ilalang menuju tempat sersan Bimo melatih calon tamtama, keringat mengalir membasahi tubuhku dan semakin dekat semakin jelas kulihat kelompok calon tamtama usia dibawah 20 tahun sekitar 20 orang, hanya memakai celana seragam loreng ketat ngepas dibadan dengan sepatu boot, bertelanjang dada otot menyal ketat berkilauan berkeringat ditimpa sinar matahari sedang berbaris berhadapan dan sersan Bimo memerintahkan hukuman kepada mereka yaitu saling tampar muka bergantian. + a
9 a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Busyet, kontol dan lobang pantatku segera saja berdenyut melihat pemandangan yang menggairahkan nafsuhomo jalangku, ingin rasanya aku berada ditengahmereka menjilat keringat yang bercucuran ditubuhmereka yang muda kekar berotot tersebut, mengisap kontol mereka sampai muncrat satu persatu akhh.. Sersan Bimo sendiri orangnya tinggi besar berdada bidang berotot dengan kumistebal dan pandangan mata yang sangat tajam bagaikan mata elang mencari mangsa, memakai celana seragam loreng dan baju kaos hijau ketat sehingga menampilkan setiap lekuk dan tonjolan otot dada dan otot perutnya yang rata, basah berkeringat. + a
Kehadiranku disana terlihat agak mengusiknya dan dia tampakkan dari bahasa tubuhnya ketika aku datang mendekat. + a
“Maaf pak, mengganggu, tapi ini titipan surat yangharus saya serahkan langsung ketangan bapak sesuai pesanan pengirim” aku menyerahkan surat dengan amplop coklat tebal langsung ketangannya. + a
+ a
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tangannya yang kekar berotot dan berbulu itu langsung mengambil surat tersebut dan menyobek amplop serta membacanya sebentar, terlihat raut wajahnya sedikit melunak, ada sedikitguratan senyum dibibir tipisnya yang terbalut bulukumis yang tebal dan lebat itu. Aku lebih banyak memperhatikan kelompok calon tamtama yang sedang saling tampar muka teman didepannya dengan sekuat tenaga, gila… kontolku semakin tak mau diajak kompromi. + a
“Kau tunggu sebentar disini” perintahnya pula padaku ketika aku hendak beranjak pulang karena merasa tugasku sudah selesai. Sersan Bimo pergi kebarisan calon tamtama yang sudah menyelesaikan perintahnya dan mulai dari ujung barisan dia meninju ulu hati calon tamtama satu persatu sampai keorang terakhir diujung lain barisan tersebut. Seorang tamtama agak bergeming terjengkang ketika mendapat tonjokan di ulu hatinya malah ditambah lagi dengan terjangan oleh sersan galak tersebut dengan sepatu larsnya, calon tamtama tersebut kini kembali keposisi siap tegak seorang prajurit. + a,,,,,,,,,,,